All Chapters of Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih : Chapter 21 - Chapter 30
61 Chapters
BAB 21. Bertarung Sampai Mati_2
Malam hari di hutan belantara, cahaya bulan mulai muncul walaupun baru separuhnya menerangi Lu Chen Feng yang terlihat terluka, terbaring tanpa daya di tanah, dengan kekuatannya yang hampir habis dan kesadarannya yang perlahan memudar di antara bayang-bayang pohon yang menjulang tinggi di sekitarnya. Sementara bayangan ketiga kakak beradik Lu Kang mengancamnya dengan keinginan untuk mengakhiri hidupnya.“Tolong jangan bunuh diriku. Aku hanya ingin memberikan gulungan roti gandum ini kepada murid kecilku yang sedang menunggu di rumah … ,” ucap lirih Lu Chen Feng dengan suara terbata-bata.Lu Kang Yuan yang penasaran karena suara yang sangat kecil dari Lu Chen Feng, bertanya.“Bicara apa dia? Apa maksudnya dengan gulungan roti gandum dan murid kecilnya? Apa yang hendak kamu sampaikan sebelum kematianmu yang tak terhindarkan, Petani rendahan?!”“Cepat bunuh dia adik-adikku!” sahut sang Kakak yang sudah tidak mau bermain-main lagi dengan Lu Chen Feng.Sesaat kemudian bulan mulai menampakk
Read more
BAB 22. Ketukan dari Bawah Lantai
Lu Chen Feng kemudian melihat ke arah roti gandum yang akan diberikan kepada Zhang Ji Long sebagai janjinya ketika pulang dari pasar akan membawanya. Namun, terlihat roti gandum itu telah kotor dan tercemar oleh noda darah, yang artinya roti gandum itu tidak bisa dibawa pulang ke rumah."Bagaimana ini, aku sudah berjanji akan membawakan Ji Long roti gandum, namun sepertinya gagal lagi."***Terlihat bayangan Lu Chen Feng dari pancaran sinar matahari pagi, yang sedang berjalan tertatih-tatih di ladang setelah malam kemarin bertarung melawan Lu Kang bersaudara, tubuhnya lemah dipenuhi dengan luka-luka dan pakaian yang koyak, mencerminkan kelelahan dan penderitaan yang dialaminya dalam pertempuran yang mematikan. Ia berjalan menuju rumahnya dan terkejut melihat Zhang Ji Long yang sedang tidur di kursi kayu panjang di depan rumahnya, tidurnya sangat pulas seperti anak kecil yang terlelap dalam pelukan hangat ibunya."Kenapa anak ini tidur di luar rumah? Apa dia menungguku pulang ke rumah
Read more
BAB 23. Kakek Ahli Alkemi
"Aku Ji Long Kakek. Aku murid dari Lu Chen Feng. "Lu Chen Wei pun bergumam, "Lu Chen Feng mempunyai murid? Sejak kapan ia menjadi Guru silat? … .""Sejak kapan kamu menjadi murid dari Lu Chen Feng?""Baru beberapa bulan ini Kakek," jawab Zhang Ji Long sembari membuka kantong-kantong yang dibawa oleh Kakek Lu Chen Wei dan dengan seksama ia memperhatikan apa yang ada di dalam kantong-kantong itu ."Bunga delima naga, daun harimau terbang, akar phoenix emas, rumput langit biru, biji seribu matahari, jamur seribu tangan."Dengan polosnya Zhang Ji Long menyebutkan nama-nama tumbuhan dan tanaman ajaib yang dibawa oleh Lu Chen Wei yang ia bawa dalam kantong-kantongnya.Melihat Zhang Ji Long yang dengan fasihnya menyebutkan nama-nama tumbuhan dan tanaman ajaib yang dibawa olehnya, Lu Chen Wei merasa takjub. Ia berpikir bagaimana bisa anak sekecil ini bisa tahu secara detail nama tumbuhan dan tanaman ajaib yang ia bawa tersebut. Wajahnya memancarkan kekaguman dan kebanggaan akan potensi Zhang
Read more
BAB 24. Ruang Alkemi
"Apa itu Mata Ketiga Alkemi Kakek Guru?"Lu Chen Wei menjelaskan. Energi spiritual yang kuat dapat dikaitkan dengan pusat energi di tengah dahi yang dikenal sebagai "Mata Ketiga Alkemi." Bagian ini adalah pintu gerbang antara dunia fisik dan spiritual. Ahli alkemi yang telah menguasai kekuatan ini dapat menggunakan "Mata Ketiga" mereka untuk melihat energi spiritual, memahami dimensi spiritual, dan memanipulasi energi dengan keahlian yang luar biasa.Setelah mendengar penjelasan dari Lu Chen Wei, Zhang Ji Long berpikir sejenak, kemudian berkata dalam hati."Sepertinya untuk menjadi ahli Alkemi, tidak memerlukan dantian yang kuat aku pasti bisa melewati semua tahapannya … ," Dengan api semangat yang berkobar di dalam dirinya, Zhang Ji Long siap untuk menjalani perjalanan menjadi seorang Alkemi tingkat ke-9. Sementara itu, ia akan dengan sabar dan penuh harap menantikan kemampuan Gurunya, Lu Chen Feng, untuk mengungkap rahasia dantian yang tersegel dalam dirinya agar bisa terbuka dan
Read more
BAB 25. Portal ke Negeri Nusantara
Tampak portal yang saat ini seperti hologram dengan warna-warna yang berkilauan dan menciptakan pola cahaya yang kompleks. Zhang Ji Long dan Kakek Gurunya Lu Chen Wei melangkahkan kakinya dengan perlahan untuk masuk ke dalam portal itu. Mata dari Zhang Ji Long terlihat terus berkeliling dengan takjub, sampai ke ujung hologram itu. Setelah sampai di ujung, akhirnya mereka muncul kembali di sebuah Gua, suasana gelap langsung menyeruak mengganti kilauan hologram yang semakin memudar dan pada akhirnya menghilang."Ini adalah gua persembunyian ku selama berada di Negeri Nusantara, Ji Long. "Melihat suasana Gua di Negeri Nusantara yang ditunjukkan oleh Lu Chen Wei ini, Zhang Ji Long jadi teringat dengan Gua Gunung Es, tempat ia menghabiskan tujuh tahun pertama dalam hidupnya, dimana ia selama empat tahun di latih oleh Kakeknya sendiri, Zhang Ji Ming. Wajah Zhang Ji Long tampak penuh nostalgia dan haru, matanya dipenuhi oleh campuran antara kerinduan akan masa lalu dan semangat yang menyala
Read more
BAB 26. Pergi ke Pasar
Peraturan pertama adalah Zhang Ji Long selama berada di pasar tidak boleh terlihat terlalu antusias dengan berlari kesana kemari dengan kekuatannya apalagi melompat-lompat di area pasar. Peraturan kedua adalah Zhang Ji Long harus menjaga rahasia kekuatannya dengan tidak menunjukkan kemampuan luar biasa seperti memindahkan benda-benda berat atau mengeluarkan jurus-jurus persilatan di hadapan orang-orang di pasar. Peraturan ketiga adalah Zhang Ji Long berbicara hanya kepada Lu Chen Feng, jangan terlalu banyak berbicara dan bertanya-tanya kepada orang lain. Intinya peraturan ini dibuat agar Zhang Ji Long tidak terlalu menonjol di antara orang-orang lainnya, demi keselamatan dan keamanannya karena apabila ada melihatnya dikhawatirkan akan ada pendekar dengan kekuatan besar memanfaatkannya. Sesampainya di sebuah pasar yang ramai di negeri Oriental dekat Desa Huashan. Zhang Ji Long seorang anak kecil yang baru berumur delapan tahunan yang selama tujuh tahun itu tinggal di dalam Gua di Gunu
Read more
BAB 27. Tamu tak di undang
"Seperti dugaanku, ternyata benar! Kalung yang dipakai anak itu adalah salah satu potongan … .""Giok Naga Hijau."Li Hua langsung bergegas pergi ke Taman Rahasia dekat dengan kompleks Paviliun Sekte Pedang Merah dengan melompat seperti terbang, meninggalkan jejak kecepatan dan keanggunan di udara dalam jubah abu-abunya khas Sekte Persik Abadi.***Pada masa yang lampau, Sekte Pedang Naga memelihara dengan hati-hati Giok Naga Hijau, sebuah warisan pusaka yang melambangkan kekuatan dan kebijaksanaan.Giok tersebut merupakan perwujudan spiritual dari seekor naga yang, ketika dipanggil oleh pemiliknya, mampu mengubah giok itu menjadi bentuk aslinya yang megah, menghembuskan api dan menguasai langit dengan kekuatan dahsyat, siap melindungi dan memimpin Sekte Pedang Naga dalam segala pertempuran. Namun, pecahnya Sekte Pedang Naga menjadi Sekte Pedang Merah dan Sekte Pedang Putih menyebabkan Giok Naga Hijau terpisah dan menjadi pusaka legendaris yang dimiliki oleh kedua sekte, dengan kedua
Read more
BAB 28. Tamu tak di undang_2
Mendengar teriakan tiba-tiba dari Zhai Ze Ling yang datang dari luar rumahnya, Lu Chen Feng terdiam sejenak, dan dalam keheningan itu, dia terhenyak mengenang suara mengerikan dari pembunuh kedua orang tuanya yang tidak akan pernah bisa ia lupakan sepanjang hidupnya. Ia melangkahkan kakinya perlahan untuk melihat orang yang berteriak dari balik jendela rumahnya."Ternyata benar itu Zhao Ze Ling. Pembunuh kedua orang tuaku … .""Apa yang dia inginkan dan yang bisa membawanya ke sini? Kenapa dia meminta aku untuk mengeluarkan anak kecil? Apa kekuatan Ji Long sudah ada yang melihat?"Lu Chen Feng kemudian menoleh ke belakang, mengarahkan pandangannya ke arah Zhang Ji Long, lalu berseru, "Ji Long, kamu tetap bersama Kakek dan Bai Tang Wei! Apapun yang terjadi jangan pernah keluar dari rumah ini. Aku akan menghadapi mereka sendiri."Zhang Ji Long dengan wajah penuh kekhawatiran menganggukkan kepalanya, "Baiklah Guru."Tak lama Zhang Ji Long mendengar suara pertempuran yang sangat hebat an
Read more
BAB 29. Maheswara
"Itulah kenapa aku langsung membuatmu pingsan dan membawamu ke Negeri Nusantara Long Er. Karena aku tahu, kalau kamu melihat keadaan Lu Chen Feng yang sedang terkulai lemah. Kamu akan segera keluar dan akan membuat kita semua tertangkap."Dengan berat hati, Lu Chen Wei harus meninggalkan cucunya yang sekarat, Lu Chen Feng, dalam pertempuran melawan musuh-musuhnya, dan bersama dengan Zhang Ji Long dan Bai Teng Wei, mereka memutuskan untuk melarikan diri ke Negeri Nusantara sebagai langkah terakhir untuk menyelamatkan diri dari kejaran musuh yang mengancam nyawa mereka. Hal ini bukan karena Lu Chen Wei merasa tidak peduli dengan Lu Chen Feng, itu karena karena ia harus menyelamatkan Zhang Ji Long yang memiliki berlian persik di dalam dantiannya dan warisan pusaka Sekte Pedang Putih di kalungnya yang berupa potongan Giok Naga Hijau, Agar tidak jatuh ke tangan musuh-musuhnya yang mengancam kelangsungan hidup mereka semua.Selain itu, Lu Chen Wei juga harus menyelamatkan tanaman-tanaman a
Read more
BAB 30. Bukit Sembilan Ratapan
"Bai Teng Wei, kamu sudah berpengalaman untuk melintasi Negeri ini. Tolong antar Zhang Ji Long untuk terus pergi ke selatan menuju Gunung Xilin, disana kalian akan bertemu seorang pertapa bernama Wu Sheng Hao.""Baik Kakek Guru.""Aku yakin hanya Wu Sheng Hao yang dapat mengetahui bagaimana cara untuk membuka segel dari dantian Zhang Ji Long."Akhirnya Zhang Ji Long dan Bai Teng Wei pun pergi meninggalkan Lu Chen Wei untuk menuju ke Gunung Xilin untuk menemui seorang pertapa bernama Wu Sheng Hao. Mereka pergi dari Desa Huashan di hilir Gunung Es yang berada di ujung utara Negeri Oriental untuk mencapai Gunung Xilin di ujung selatan Negeri Oriental, dengan harapan bisa menemukan jawaban atas segel misterius yang ada di dalam dantian Zhang Ji Long.Agar cepat sampai mereka tidak melalui jalur biasa sesuai arahan dari Lu Chen Wei, mereka memilih untuk melewati sembilan bukit tantangan yang disebut dengan "Bukit Sembilan Ratapan", yang terkenal karena keindahannya sekaligus keberadaannya
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status