All Chapters of Istri Pengganti Tuan Muda: Chapter 91 - Chapter 100
104 Chapters
Bab 91 : Kegilaan Erlin
"Siapa?" gumam Delisha bermonolog.Delisha segera turun dari tempat tidur, untuk melihat siapa yang bertamu pagi-pagi begini? Atau mungkin Anna? Tapi mana mungkin, pagi ini Anna pasti sedang kerja. Setelah beberapa bulan lamanya, akhirnya Delisha memutuskan untuk tidak bekerja lagi, selain dari tuntutan suami dan juga ibu mertuanya yang takut terjadi apa-apa kepadanya dan juga janinnya. Lalu pada akhirnya, Delisha pun mendengarkan mereka.Setelah berada di depan pintu, Delisha memutar handle pintu, betapa terkejutnya ia ketika melihat Erlin yang ada di depannya kini."Erlin."Mata Delisha membulat seketika ketika ia melihat wajah Erlin di balik pintu. Tubuhnya tiba-tiba menegang, dan detak jantungnya berdebar kencang. Erlin, mantan tunangan Rey, seorang wanita yang selalu membawa beban luka lama yang bangkit kembali dalam ingatannya."Erlin, mau ngapain kamu ke sini?" desis Delisha, suaranya penuh dengan kebingungan dan begitu sangat terkejut.Erlin memandang Delisha dengan tatapan ta
Read more
Bab 92 : Keadaan Delisha
"Erlin!" teriak Rey dengan suara tegas. "Apa yang kau lakukan di sini?"Erlin menoleh ke arah Rey dengan ekspresi yang tidak kalah marah. "Rey, kau akan membayar atas semua ini! Kalian semua akan menyesal!"Namun, sebelum Erlin bisa melanjutkan kata-katanya, Abbas dengan sigap mendekatinya dan mencoba untuk menahan Erlin. "Erlin, kau harus tenang! Ini bukan cara untuk menyelesaikan masalah."Erlin akhirnya melepaskan diri dari cengkraman Abbas dan dengan marah melangkah ke belakang. Dia menatap Delisha dengan tatapan penuh kebencian. "Kalian tidak akan pernah bahagia! Aku akan memastikan itu!"Tanpa kata lagi, Erlin berbalik badan dengan cepat meninggalkan ruangan. Namun, ketika Erlin akan meninggalkan ruangan. Ia merasakan detak jantungnya berdegup kencang begitu melihat barisan polisi yang menghadangnya. Matanya memandang ke sekeliling, mencari peluang untuk melarikan diri. Namun, ia tahu bahwa peluangnya sangat tipis. Dia telah melakukan terlalu banyak hal yang salah, dan kini akh
Read more
Bab 93 : Kehadiran Gilang
Rey menggigit bibirnya, tatapannya terpaku pada dokter. "Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanyanya yang sudah khawatirDokter menatap Rey dengan serius. "Kami telah mengevaluasi keadaan Delisha, dan saya harus memberitahu bahwa dalam situasi ini, kami merekomendasikan untuk melakukan operasi caesar segera. Hal ini untuk memastikan keselamatan dan kesehatan ibu dan bayi."Arumi menatap Rey dengan mata penuh ketakutan, mencari kepastian dari anaknya. Rey meraih tangan Arumi dengan erat, mencoba menerima semua keputusan dokter."Saya akan melakukan apa pun yang diperlukan, Dokter, asalkan mereka berdua baik-baik saja," ujar Rey dengan tegas.Dokter mengangguk mengerti. "Kami akan segera mempersiapkan segalanya untuk operasi. Silakan bersiap-siap, dan jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang ingin Anda tanyakan.""Baik, Dokter, terima kasih," ujar Arumi.Setelah dokter pergi, Arumi mencoba menguatkan putranya."Rey, Mama tahu ini adalah ujian berat bagi kalian berdua. Tapi Mama yak
Read more
Bab 94 : Ketidakpuasan Arumi
"Pa, bagaimana keadaan Delisha?" tanya Bella yang penasaran, setelah mendengar bila Delisha masuk ke rumah sakit, ia dan kekasihnya, Daffa, segera menuju ke rumah sakit untuk melihat keadaan Delisha.Bella ternyata sudah menerima Daffa kembali, wanita dengan rambut yang dikuncir satu itu pun akhirnya memberi kesempatan bagi Daffa untuk menjalin kasih kembali."Alhamdulillah, operasi berjalan dengan lancar. Baik Delisha maupun bayinya dalam keadaan baik-baik saja. Mereka membutuhkan istirahat dan pemulihan," ujar Jonathan."Kami boleh masuk, Pa?" Bella meminta izin untuk masuk ke dalam ruangan Delisha.Jonathan mengangguk. "Tentu boleh, Sayang."Bella dan Daffa pun masuk ke dalam ruangan Delisha. Mereka melihat Delisha yang terbaring tenang di tempat tidur rumah sakit. Wajahnya pucat, tetapi terlihat damai. Rey duduk di sisi tempat tidurnya, memegang tangan Delisha dengan lembut. Mereka berdua terlihat lelah, tetapi senyuman kebahagiaan terukir di wajah mereka.Bella dan Daffa menghamp
Read more
Bab 95 : Bayi Besar
Delisha duduk di pinggir ranjang rumah sakit, wajahnya berseri-seri penuh antusias. Dia memeluk erat bayinya yang baru lahir, Gilang, sambil tersenyum lebar. Rey duduk di sebelahnya, menatap istrinya dengan penuh kasih sayang."Sayang, kita akan segera pulang," ucap Rey dengan lembut. "Mobil jemputan kita sudah sampai di depan pintu. Kita akan segera bersama-sama ke Mansion Maduswara."Delisha mengangguk dengan gembira, matanya berbinar-binar. "Aku gak sabar, Rey. Aku dan Gilang sudah bosan berada di sini. Kami ingin segera pulang dan bertemu Mama sama Papa di Mansion."Rey tersenyum hangat. "Aku juga tak sabar, Sayang. Gilang pasti akan senang bisa berada di Mansion."Ketika mereka akan bersiap-siap untuk pulang. Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka perlahan, dan Anna serta Abbas muncul dengan senyuman cerah di wajah mereka. Anna memegang sebuah buket bunga segar yang cantik, sementara Abbas membawa tas kecil berisi berbagai perlengkapan bayi."Selamat pagi, kalian berdua!" sapa Anna den
Read more
Bab 96 : Permintaan Erlangga
Delisha duduk dengan penuh kasih sayang di sofa, bayinya yang bernama Gilang terus menangis di pangkuannya. Rey, suaminya yang sedang bersiap-siap untuk berangkat bekerja, merasa iba melihat istrinya yang sepertinya sudah sangat lelah mengurus Gilang."Sayang, apa yang terjadi? Apakah Gilang merasa tidak nyaman?" tanya Rey seraya menghampiri Delisha yang sedang duduk di sofa.Delisha mengernyitkan keningnya, mencoba mencari tahu penyebab dari tangis Gilang. "Aku tidak yakin, Rey. Aku sudah mencoba segalanya. Mungkin dia lapar atau mengantuk."Rey mencoba memberikan saran, "Mungkin dia butuh susu tambahan. Apa kamu ingin aku mengambilkan susu formula?"Delisha menggeleng cepat, lalu berkata, "Tidak, Rey. Aku ingin memberi ASI eksklusif kepada Gilang. Aku tahu itu penting untuk pertumbuhannya.""Tentu saja, Sayang. Aku mendukungmu sepenuhnya," kata Rey dengan penuh dukungan.Delisha mencoba menenangkan Gilang dengan mengayun-ayunkan tubuhnya perlahan-lahan. Dia bernyanyi pelan dan membe
Read more
Bab 97 : Keputusan Rey
Rey memandang Erlangga dengan pandangan yang tajam dan penuh tanda tanya saat mendengar penjelasan Erlangga tentang mengapa ia ingin melepaskan putrinya, Erlin, dari penjara."Bukti-bukti yang belum terungkap? Semua bukti sudah ada dan Erlin lah penyebabnya," ucap Rey dengan nada keras. "Saya ingin bertanya, mengapa Anda begitu menginginkan Erlin untuk keluar dari penjara setelah apa yang sudah dia perbuat? Bukannya dulu Anda sendiri yang mencampakkan Erlin?"Erlangga merasa tidak nyaman dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Rey itu. Ia merenung sejenak sebelum menjawab dengan jujur, "Rey, kamu memang benar. Dulu, aku memutuskan hubungan dengan Erlin dan meninggalkannya ke luar negeri. Aku tidak bangga dengan keputusan itu, dan aku merasa bersalah atas bagaimana aku telah memperlakukan dia. Tapi Erlin adalah anakku, dan aku tidak ingin dia menghabiskan hidupnya di dalam penjara. Aku masih menyayanginya, Rey. Aku datang ke sini untuk menebus kembali kesalahanku kepada Erlin."Rey mend
Read more
Bab 98 : Sosok Lelaki
Rey duduk di sofa sambil memperhatikan istrinya, Delisha, yang tampak kelelahan setelah seharian mengurus Gilang, putra kecil mereka yang menggemaskan. Wajah Delisha pucat, matanya sayu. Namun, tetap penuh kasih sayang saat ia memeluk Gilang yang tertidur pulas dalam gendongannya."Sayang," Rey mengelus lembut pundak Delisha, "aku merasa kasihan melihatmu. Mengurus Gilang seharian pasti melelahkan."Delisha tersenyum lemah. "Iya, tapi ini adalah tanggung jawab kita bersama, kan? Aku tidak keberatan."Rey memahami kesetiaan Delisha terhadap tanggung jawab sebagai ibu. Namun, ia juga tidak ingin melihat istrinya kelelahan terus-menerus. Ia pun mencoba untuk menemukan solusi."Mungkin kita bisa mempertimbangkan untuk menyewa baby sitter untuk membantu kita, Sayang. Itu akan meringankan bebanmu sedikit," usul Rey dengan nada lirihnya.Delisha terdiam sejenak, lalu menggeleng. "Aku menghargai tawaranmu, Rey, tapi aku ingin meluangkan waktu sebanyak mungkin dengan Gilang. Ini momen-momen be
Read more
Bab 99 : Peringatan Tegas
Malam telah berlanjut dengan langit yang menggelap, menciptakan latar belakang yang terasa bahagia. Rey dan Delisha yang sedang asyik makan malam, mengisi malam mereka dengan tawa dan cerita. Namun, tiba-tiba, mata Delisha tertuju kepada sosok seorang lelaki yang memiliki tubuh gempal. Sorot matanya memancarkan ketakutan yang mendalam.Rey, yang merasa curiga melihat ekspresi istrinya yang sudah berubah, segera bertanya dengan khawatir. "Sayang ada apa?" tanyanya dengan nada cemas.Delisha menelan ludah, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. "Rey, le-lelaki itu yang dulu telah menculikku," ujar Delisha bergumam begitu lirih.Rey merasa detak jantungnya berdegup kencang mendengar pengakuan itu. Dia langsung menoleh ke arah sosok lelaki yang ditunjuk oleh istrinya. Lelaki itu memiliki tubuh yang berisi dan kepala botak. Wajahnya terlihat kusam, dan tatapannya kosong.Delisha gemetar, ingatan akan masa lalunya yang traumatis mulai kembali menghantui dirinya. Dia merasa pusing dan ti
Read more
Bab 100 : Kepergian Delisha
Ruangan kerja Rey dipenuhi dengan suara dari klakson kendaraan dan hiruk pikuk kota yang sibuk. Rey duduk di meja kerjanya, mata terfokus pada tumpukan dokumen dan laporan yang tersebar di sekitarnya. Ia sibuk menyelesaikan tugas-tugasnya, tak menyadari waktu yang berlalu begitu cepat.Tiba-tiba, pintu ruangan itu terbuka dengan cepat. Abbas, sekretaris setia Rey, memasuki ruangan dengan napas terengah-engah. Wajahnya tampak pucat dan khawatir."Rey," panggil Abbas dengan suara terbata-bata.Rey mengangkat pandangannya dari dokumen-dokumen di meja. "Ada apa, Abbas?"Abbas menelan ludah, mencoba untuk menemukan kata-kata yang tepat. "Ini penting, Rey. Aku harus memberitahumu sesuatu yang tak bisa kau percayai."Rey menatap Abbas dengan penuh kekhawatiran, mencoba membaca ekspresi wajahnya. Sebuah desiran rasa cemas melintas di dalam dadanya. "Baik, apa yang terjadi? Tenanglah, Abbas. Katakan dengan tenang. Apa kejadian ini menyangkut orang yang sudah menculik Delisha?"Abbas mengambil
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status