Tous les chapitres de : Chapitre 61 - Chapitre 70
104
Bab 61 : Kepulangan Delisha
"Tapi mengapa, Delisha? Mengapa mereka melakukan ini?"Delisha mengusap air mata di pipinya, matanya memandang Rey dengan tatapan penuh penyesalan. "Mereka tidak suka bila melihat aku mendekatimu, Rey," lirih Delisha dengan suara lemah.Rey merasakan amarah mendidih dalam dirinya. "Kurang ajar! Aku tidak akan membuat hidup mereka tenang!" umpat Rey dengan emosi yang sudah menggebu-gebu. Ia merasa seperti dunianya runtuh karena tindakan yang kurang ajar dari Hana dan Tiara.Delisha mencoba untuk menenangkan Rey, meskipun hatinya sendiri penuh dengan kesal dan kecewa. "Rey, aku mohon jangan bersikap gegabah, kita harus menyelesaikan semua ini dengan bijak."Rey menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk meredakan amarahnya. Ia tahu bahwa tindakan impulsif tidak akan membantu dalam situasi ini. "Baik, Delisha. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja."Delisha meraih tangan Rey, ia menggenggamnya begitu erat. "Aku juga tidak menyangka mereka akan melakukan semua itu, Rey."Re
Read More
Bab 62 : Aroma Lavender
Setelah berpamitan, Anna melangkahkan kakinya untuk pergi dari hadapan Abbas. Namun, ketika Anna hendak melangkahkan kakinya, kakinya tidak sengaja tersandung karpet sehingga menyebabkan tubuhnya kehilangan keseimbangan.Dan Abbas yang melihat semua itu dengan refleks yang cepat segera meraih tubuh Anna, hingga netra coklat mereka saling beradu tatap, Anna merasa jantungnya berdetak begitu cepat di dalam sana ketika melihat wajah Abbas yang begitu dekat dengannya."Hati-hati, Anna!"Deg!Jantung Anna seperti memompa begitu cepat di dalam sana, ketika melihat wajah tampan dari lelaki yang ada di hadapannya kini.Anna bisa merasakan detak jantungnya yang berdebar begitu cepat, seolah-olah ingin melompat keluar dari dadanya. Matanya terpaku pada wajah Abbas yang begitu dekat dengannya. Keduanya saling memandang, seolah dunia di sekitar mereka berhenti berputar.'Ternyata wajahnya begitu tampan, dan matanya begitu indah.' Anna bergumam di dalam hatinya. "Apakah kau baik-baik saja, Anna?"
Read More
Bab 63 : Paket Misterius
"Rey, kamu di mana si?"Delisha memanggil Rey lagi, tapi tetap saja, tak ada sahutan dari Rey. Delisha turun untuk menuju ke lantai satu, setelah berada di lantai satu, ia mendengar ada suara dari arah dapur, tanpa berpikir panjang. Delisha pun segera menuju dapur, mungkin saja Rey sedang berada di dapur, pikirnya.Namun, ketika Delisa sudah sampai di dapur, bukannya Rey yang ia lihat. Akan tetapi, seorang wanita yang sedang mencuci piring di wastafel."Kamu siapa?" tanya Delisha yang begitu heran, ketika melihat ada wanita yang berada di dapur.Wanita tersebut menghentikan aktivitas mencucinya, lalu ia menoleh ke arah Delisha yang ada di belakangnya. "Nama saya Yanti, Nyonya. Saya asisten baru di sini," katanya seraya membungkukkan tubuhnya.Kening Delisa mengkerut, seketika matanya menyipit mendengar perkataan wanita tersebut yang ternyata adalah asisten rumah tangganya. Akan tetapi, mengapa Rey tidak memberitahunya bila ia sudah mendapatkan asisten rumah tangga."Sejak kapan kamu b
Read More
Bab 64 : Kedatangan Anna & Abbas
Delisha juga menatap paket dengan penasaran. "Siapa yang bisa mengirim sesuatu sebesar ini kepada kita, Rey?"Mereka pun duduk bersama, memutuskan untuk membuka paket tersebut. Rey menggelengkan kepalanya. "Entahlah, aku juga tidak tahu."Rey membuka paket tersebut. Di dalam paket terdapat kotak kecil berwarna merah tua dengan pita emas mengelilinginya. Delisha dan Rey saling pandang dengan tatapan penuh rasa heran dan penasaran, tentunya dengan siapa yang sudah mengirimi mereka paket. Dengan hati-hati, Rey membuka pita itu dan membuka kotaknya.Delisha dan Rey terperangah, ketika melihat sepasang jam tangan elegan berpasangan di dalamnya. Satu untuk pria dengan tali kulit coklat dan dial hitam, sedangkan satu lagi untuk wanita dengan tali kulit yang serupa. Namun dengan dial putih mutiara yang menawan.Delisha terpana melihat keindahan jam tangan tersebut. "Wow, ini bagus sekali, Rey. Sepasang jam tangan couple."Rey mengangguk, matanya terfokus pada jam tangan yang ada di tangannya s
Read More
Bab 65 : Kehadiran Daffa
"Oh iya, Sha. Tiara sama Hana sudah di pecat loh."Delisha terperangah mendengar perkataan dari Anna. "Hah, serius?"Anna tersenyum santai, "Iya, mereka sudah mendapatkan teguran dan sanksi yang sesuai. Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi mereka."Delisha masih terperangah oleh berita ini. "Aku tidak menyangka mereka akan melakukan hal seperti itu."Anna mengangguk setuju, "Ya, memang terkadang orang bisa menjadi jahat hanya karena merasa iri terhadap orang lain. Aku tidak bisa berpikir bagaimana jadinya bila mereka mengetahui bila kamu adalah istri dari tuan Rey. Mungkin, mereka bisa saja pingsan atau sikap mereka akan berubah baik terhadap kamu." Delisha mengangguk. "Benar juga. Semoga ke depannya semuanya tidak akan terjadi hal seperti itu lagi.""Tapi … kenapa kalian tidak mengungkapkan tentang status kalian berdua ke setiap orang? Mungkin saja dengan orang-orang yang sudah tahu tentang pernikahan kalian berdua, kamu tidak akan lagi di bully dan di sakiti oleh orang la
Read More
Bab 66 : Memberikan Kesempatan
"Masuk!" perintah Jonathan.Orang yang ada di depan pintu itu pun segera masuk ke ruangan Bella.Kriieett!Suara pintu terbuka sudah terdengar, Jonathan, Juwita, dan Bella terperangah ketika melihat Daffa yang ada di depan pintu tersebut."Daffa," gumam Bella.Jonathan langsung berdiri dari tempat duduknya ketika ia melihat Daffa. "Apa yang kamu lakukan di sini?" ujar Jonathan dengan suara tegasnya."Maafkan saya. Saya sangat khawatir dengan kondisi Bella, setelah mendengar bila Bella mengalami kecelakaan. Saya hanya ingin menemui dan melihat keadaan dia." Daffa berucap dengan suara lirihnya."Tapi kami tidak ingin melihatmu!" ucap Juwita dengan nada yang emosi."Saya mengerti perasaan kalian berdua. Tapi saya mencintai Bella dan ingin selalu ada di sampingnya. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa merawat dan menjaganya dengan baik.""Pa, Ma, tolong dengarkan Bella. Bella tahu kalian khawatir tentang hubungan kami. Tetapi, Bella tidak ingin kehilangan Daffa. Bisakah kalian memberiny
Read More
Bab 67 : Tanda Merah
Setelah pintu lift terbuka, Rey melihat Delisha yang sedang duduk di meja kerjanya. Senyumnya terukir indah, ketika ia melihat istrinya yang begitu cantik hari ini."Abbas," gumam Rey pelan."Kenapa?" tanya Abbas yang heran."Panggil Delisha untuk segera ke ruanganku."Abbas melebarkan kedua bola matanya, ia menunjuk kepada dirinya sendiri. "Aku?" katanya.Namun, Rey tak menjawabnya, ia malah memasukan tangannya ke dalam saku celana dan berjalan ke ruangan kerjanya."Hhh, dasar!" Abbas bergumam kesal, ia pun terpaksa menuju tempat Delisha."Ekhhmm …" Setelah Abbas berada di tempat Delisha, lelaki itu pun berdehem.Delisha yang sedang fokus dengan pekerjaannya, ia langsung menoleh ke arah Abbas dengan kening yang mengkerut. "Kenapa?" tanyanya."Hmm … Rey menyuruh kamu untuk segera ke ruangannya.""Oh, baiklah, tapi sebentar lagi, ya. Pekerjaan aku masih belum selesai," kata Delisha.Abbas hanya mengangguk patuh. "Baiklah, tapi Rey terlihat cukup serius. Mungkin lebih baik jika kamu pe
Read More
Bab 68 : Permintaan Maaf
Namun, ketika ia mendekatkan wajahnya ke cermin, ia begitu sangat terkejut ketika kedua pipinya dipenuhi oleh bekas kecupan dari Delisha."Astaga!"Rey langsung mengambil tisu dari atas meja, kemudian ia mengelap wajahnya dari bekas lipstik Delisha, beberapa saat kemudian wajahnya sudah bersih kembali."Aku lupa belum menyuruh Hana dan Tiara minta maaf kepada Delisha, ya, walau mereka berdua sudah mendapat sanksi atas perbuatan mereka, mereka harus perlu minta maaf kepada Delisha. Awas saja bila mereka berdua masih kurang ajar, aku tidak akan membiarkan mereka hidup!" umpat Rey kesal.Meskipun Tiara dan Hana sudah mendapat sanksi atas kesalahan mereka yang sudah membuat Delisha masuk ke rumah sakit. Akan tetapi, mereka perlu meminta maaf, meskipun mereka bilang bila mereka telah berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Rey harus waspada terhadap dua wanita ular itu. Ia tidak akan membiarkan mereka berdua menyakiti Delisha kembali, apalagi sampai Delisha masuk ke rumah sakit seperti sed
Read More
Bab 69 : Mengirim Mata-mata
Rey menatap tajam Hana dan Tiara, matanya penuh dengan pertanyaan yang memerlukan jawaban. "Sekarang katakan kepadaku, siapa yang menyuruh kalian untuk menyakiti Delisha?" tanya Rey dengan suara tegas, memaksa mereka untuk memberikan jawaban yang jujur.Deg!Detak jantung Hana dan Tiara berpacu begitu sangat cepat, mereka merasakan beban yang semakin berat di dadanya. Mereka tahu bahwa mereka tidak bisa menyembunyikan kebenaran lebih lama lagi. Wajah mereka pucat, dan mata mereka saling bertatapan dalam kepanikan.Akhirnya, dengan suara serak, Hana mengangkat kepalanya dan menjawab, "Tidak ada yang menyuruh kami, Tuan Rey. Kami bertindak atas keputusan kami sendiri, tanpa pengaruh dari pihak manapun."Tiara mengangguk tegas setuju dengan penjelasan Hana. "Kami sungguh-sungguh minta maaf, Tuan Rey. Kami sepenuhnya bertanggung jawab atas tindakan kami."Rey mengamat-amati kedua wanita itu, mencermati ekspresi wajah dan nada suara mereka. Dia bisa merasakan ada hal yang ganjal dari penje
Read More
Bab 70 : Mengunjungi Mansion Maduswara
Rey dan Delisha sedang berada di perjalanan untuk menuju Mansion Maduswara, sedari tadi Delisha begitu gugup, jantungnya berdebar begitu cepat di dalam sana, ini kali pertamanya ia akan bertemu dengan mertuanya di Mansion Maduswara, setelah apa yang terjadi sebelumnya. Mobil yang ditumpangi Rey dan Delisha melaju perlahan di sepanjang jalan menuju Mansion Maduswara. Delisha bisa merasakan getaran jantungnya yang cepat, kegugupan melanda dirinya sejak mereka meninggalkan kantor.Sesekali, matanya memandang keluar jendela, mencoba menenangkan diri dengan pemandangan sekitar. Namun pikirannya tetap melayang-layang membayangkan pertemuan mendebarkan dengan mertuanya nanti, yang tak terelakkan setelah apa yang terjadi sebelumnya.Delisha bertanya-tanya dalam hatinya mengapa mertuanya, akhirnya menerima dirinya sebagai menantu di Mansion Maduswara. Apakah hal ini terjadi karena anak yang dikandungnya? Rasa penasaran dan kekhawatiran merayapi pikirannya.Rey melihat ke arah Delisha yang ada
Read More
Dernier
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status