All Chapters of Misi Menggoda Hati: Chapter 41 - Chapter 50
79 Chapters
Bukan Salahku
“Ave!!” Seru Laura saat melihat Aveline ada di depan apartemennya larut malam begini. Dia merasa terkejut karena kabarnya Aveline tengah diculik. Lalu bagaimana bisa sahabatnya ini berdiri di depannya dengan wajah pucat? “Gue nginap disini, yah?” Ujar Aveline dengan lemah. Laura mengangguk dan membantu Aveline untuk masuk. “Lo sama siapa kesini?” Tanya Laura saat mereka sudah duduk di atas tempat tidur kamar tamu apartemen Laura. “Gue dianterin Nicho.” “What?” Laura tidak bisa menahan rasa terkejutnya. “Dia yang nyulik lo dan segampang itu balikin lo?” “Dia cuma mau ngobrol sama gue, Lau.” “Dasar psiko, pengen ngobrol sama lo pake acara penyerangan dan culik lo segala.” Geram Laura. Aveline tersenyum tipis. Dia enggan membahas tentang Nicholas saat ini. “Lau, gue pengen tanya sama sesuatu sama lo.” “Apa?” Aveline menarik napas untuk menenangkan dirinya. “Kecelakaan dua tahun lalu, apa benar gue yang bawa mobil waktu itu bukannya Rama?” Laura terkesiap mendengar pertanyaan itu
Read more
Mengambil Risiko
Aveline sangat lelah, tapi dia tidak bisa tidur. Pikirannya terlalu berisik.Banyak hal yang tengah dipikirkannya. Terutama tentang kemungkinan pembalasan dendam Cassian padanya.Entah kenapa ucapan Nicholas mempengaruhinya. Tapi Aveline tidak bisa mengambil kesimpulan begitu saja. Cassian sedikit demi sedikit menaruh perhatian padanya. Aveline harus mempertimbangkan itu juga. Oleh karenanya, dia butuh evaluasi. Misi terakhirnya.Bell apartemen Laura berbunyi, Aveline bisa mendengar dengan jelas. Suara langkah kaki Laura dan gerutuannya juga bisa di dengar oleh Aveline. Sang tamu dan Laura sempat berbincang sedikit, Aveline tidak tau apa yang mereka bicarakan.Tak lama kemudian, pintu kamar yang ditempatinya terbuka. Aveline tetap pada posisinya. Dia terlalu lelah hanya dengan membuka matanya untuk mengintip siapa yang masuk.Namun aroma musk yang sangat dikenalinya, membuatnya menebak siapa orang yang datang.Cassian, suaminya.
Read more
Tolong
Cassian membuka pintu dengan kasar, sehingga mengagetkan dua orang yang ada di salah satu kamar rawat di klinik private milik Fortress. Setelahnya, dia menghempaskan tubuhnya ke sofa empuk yang ada disana.“Kusut amat muka lo? Bukannya istri lo udah balik, ya?” Celetuk Samuel yang sedari tadi sibuk bermain handphone disebelah Cassian. Dia bosan di kantor, jadinya menemani Max yang dirawat akibat luka yang tadi malam didapatkannya.Cassian tidak menjawab. Dia sibuk memijat pelipisnya yang berdenyut.Samuel menatap Max bertanya yang dijawab gedikan bahu tanda tak tau. “Baju lo juga gak ganti. Lo kenapa sih?”“Tiger..” Panggil Cassian mengacuhkan pertanyaan Samuel, membuatnya berdecak.“Yes, sir.” Ucap Max.“Kumpulkan bukti-bukti lebih untuk penjarakan Nicholas. Kalau perlu, buat bukti kecelakaan dua tahun lalu mengarah ke dia.” Ujar Cassian dengan sorot mata dingin.Ma
Read more
Menyerah
Mobil yang dikendarai Cassian melaju sangat kencang. Tadi setelah mendengar permintaan tolong Aveline, tanpa pikir panjang dia meraih kunci mobil yang entah milik siapa di atas coffee table. Dia khawatir setengah mati pada Aveline. Takut kejadian tadi malam kembali terulang, atau justru lebih parah.Samuel yang tadi spontan mengikuti Cassian dan masuk ke dalam mobil itu, segera mengangkat telfon yang berasal dari Max.“Ya, Max?”… “Oke..”Samuel menoleh pada Cassian yang wajahnya terlihat tegang. “Langsung ke rumah sakit, Cass. Istri lo dibawa Alberd kesana.” Alberd, salah satu warrior yang ditugaskan sementara untuk menggantikan Max.Kening Cassian mengerut dalam, dia merasa semakin khawatir saja dengan Aveline. “Dia kenapa?” Ucapnya dengan tangan memutar kemudi mobil ke arah rumah sakit.“Pendarahan..” Cicit Samuel sambil menunggu reaksi Cassian.Cassian bungkam, ta
Read more
Bukan Kita, tapi Aku
“Gue nyerah aja kali ya, Lau?”Daniel dan Laura menatap Aveline dengan ekspresi berbeda. Daniel yang tercengang, sedang Laura dengan pandangan menelisik, menduga-duga apa Aveline tengah menjalankan rencananya atau sedang serius.Aveline menunduk dengan ekspresi muram. “Gue hampir kehilangan calon baby gue karena nurutin perasaan bodoh gue, Lau. Perasaan menggebu-gebu gue buat ngeliat kak Ian malam itu, yang bahkan gue langsung ketampar kenyataan menyakitkan kalau gue gak bakal jadi prioritas dia.. gue.. hiks.. gue.. gak mau lagi dikecewain sama harapan gue sendiri. Lebih baik gue ngakhirin ini dan hidup berdua aja sama baby gue. Gue pengen cerai…”Laura gelagapan saat Aveline mulai menangis tersedu. Dia tau jelas kalau Aveline tidak seserius itu ingin bercerai dengan Cassian. “Ave, Lo..”Brakk“Ngomong apa kamu?”Belum sempat Laura menyelesaikan ucapannya, Cass
Read more
Gagal Pura-Pura
“bukan kita, tapi aku yang bakal numpang di apart Laura.”Aveline tidak tau bagaimana ekspresi dari Cassian karena dia menolak untuk menatap suaminya itu. Tapi melihat Laura yang meringis, melirik Cassian beberapa kali dan menatapnya seolah mengatakan “Lo serius?”, Aveline bisa menebak kalau Cassian tengah menahan amarahnya.“Kamu menguji kesabaranku, Sera..” Geram Cassian, lalu keluar dari ruangan dan membanting pintu.BlammLaura mengusap dadanya karena terkejut. “Lo bener-bener cari masalah, Ave..” Celetuknya.Aveline menghela nafas lelah. “Mau gimana lagi. Seperti yang gue bilang tadi, gue capek sama perasaan sepihak gue.” Ujarnya dengan lesu.Sejenak, Laura terdiam. Entah apa yang tengah dipikirkannya. Setelahnya dia mengangguk paham. “Oke.” Ujarnya. “Lo jadi pulang bareng gue ke apart?”Aveline yang masih tetap pada posisi duduknya di at
Read more
Aku Mau Pisah
“Aveline..” Seru Daniel.Tubuh Cassian membeku setelah berbalik dan menemukan Aveline berdiri di dekat pintu. Sekian detik, mata mereka sempat terpaku. Cassian seperti bisa merasakan luka yang tergambar dari netra coklat istrinya itu.Aveline yang lebih dulu memutuskan kontak matanya dengan Cassian. Dia mencoba tersenyum seolah-olah tidak ada yang terjadi, meskipun senyum itu terlihat menyedihkan dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya.“Maaf, gue tiba-tiba pusing. Gue pinjam kamar tamu lo, Lau” Ucapnya dengan suara yang mencoba agar terdengar wajar. Tanpa menunggu jawaban dari Laura, Aveline berlalu masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya dengan perlahan.Terdengar helaan nafas panjang dari Laura yang mengakhiri keheningan diantara mereka setelah Aveline masuk ke kamar. “Bang.. jujur gue gak tega liat sahabat gue digituin.” Ucapnya dengan sedih, tapi tatapan tajamnya menghunus Cassian yang tetap pada posisiny
Read more
Salah Hormon
Tok tok“Sera, kita perlu bicara. Buka pintunya. Jangan kayak anak kecil begini.” Ucap Cassian menahan geram sambil mengetuk pintu kamar yang ditempati oleh Aveline. Sejak tadi dia berusaha membujuk Aveline untuk membuka pintu kamar yang ditempatinya di apartemen Laura, namun istrinya itu sangat keras kepala dan tidak sedikitpun mengindahkan Cassian.“Gak mau. Aku gak mau ngomong sama kamu.” Suara Aveline terdengar dari dalam kamar, membuat Cassian lagi-lagi berdecak kesal.“Kita lagi di rumah orang, Sera. Ayo nurut dan pulang sama aku.”Cassian terus mengetuk pintu, berharap Aveline akan membuka dan mau berbicara dengannya. Namun, pintu tetap terkunci rapat, dan Aveline justru menjawab dengan ketus.“Pulang aja sendiri.”Cassian spontan menendang pintu di depannya untuk melampiaskan kekesalannya. Beruntungnya dia karena saat ini semua orang yang mendengarkan ceritanya, termasuk Laura
Read more
Bumil Labil
“Laporkan!!” Perintah Cassian pada Max setibanya di markas Fortress.Max mengangguk dan berjalan tergesa memutari kursi yang diduduki Cassian. Dia kemudian mulai menyalakan monitor besar dihadapan mereka.“Nyonya tadinya bilang mau ke supermarket di depan apart nona Laura. Tapi dia gak mau ditemani masuk ke dalam. Alasannya karena dia merasa terganggu diikuti banyak orang saat berbelanja. Jadinya kita disuruh menunggu di luar.” Ucap Max menjelaskan.“Kenapa kamu gak kamu aja yang temani dia belanja?”Max mendelik mendengar pertanyaan Cassian. “Maaf, sir. Tapi nyonya bilang, tugas saya hanya untuk menjaga. Yang harusnya menemani dia belanja adalah suaminya.” Sindirnya.Cassian merasa tersindir, namun dia mengabaikan itu. Fokusnya saat ini adalah mencari tau kemana Aveline pergi. “Apa ada tanda-tanda kalau Nicho menculik dia?”Max memberi kode pada seorang operator yang mengendalikan
Read more
Tamu Tak Diundang
Cassian merasa beban berat menekan dadanya, seperti sebuah batu besar diletakkan di atasnya. Pencarian yang tak kunjung menemui titik terang dan ketidakpastian mengenai keberadaan Aveline membuat stresnya semakin meningkat.Sudah hampir dua puluh jam sejak Cassian menunggu di markas Fortress, dan belum ada kabar tentang Aveline. Setiap detik terasa seperti jam, dan ketidakpastian itu semakin membuatnya gelisah.Cassian mulai memikirkan alasan sebenarnya kenapa Aveline pergi. Sebenarnya apa alasan Aveline pergi darinya? Apakah sebesar itu keinginannya untuk bercerai? Tapi mengingat petuah dari para orang tua, Aveline bersikap seperti itu karena dipengaruhi oleh hormon kehamilannya.Ah sudahlah.. Cassian juga tidak mengerti kenapa Aveline bersikap demikian. Intinya adalah dia tidak akan semudah itu menyetujui permintaan cerai dari Aveline. Meskipun di awal pernikahan mereka, dia yang justru menginginkannya.Sekarang, Cassian tidak rela berpisah dengan istri
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status