All Chapters of Misi Menggoda Hati: Chapter 51 - Chapter 60
79 Chapters
Tamu Tak Diundang (2)
Rafael memandang Nicholas dengan tajam, ekspresi wajahnya penuh dengan kewaspadaan. Aveline yang berada di belakang Rafael terlihat gemetar, mencoba menyembunyikan ketakutannya di balik punggung sahabatnya."Ngapain lo ke sini, Nicho?"Nicholas hanya tersenyum sinis, tanpa memberikan jawaban apapun. Dia menikmati kegelisahan dari dua orang dihadapannya kini."Mau apa lo?" desak Rafael lagi, mencoba menahan amarahnya.Nicholas menyeringai sebelum akhirnya berbicara, "gue cuma nagih janji Ave, kok.”“Janji apaan?” Rafael menolehkan wajahnya untuk melirik Aveline di belakangnya.Nicholas tersenyum licik. "Janji buat cerai sama suaminya.”Aveline menelan ludah, mencoba meredam ketakutannya. Dia menyesal kabur-kaburan dari Cassian dan Bodyguard-nya. Tau begini, dia hanya akan mendiamkan Cassian dan mengurung diri di kamar atau di apartemen Laura. Nicholas sudah sakit jiwa. Obsesinya pada Aveline harus seger
Read more
Suami Maniak
“Kak Ian..” Seru Aveline dengan semangat saat menangkap sosok suaminya yang muncul bersama dengan beberapa orang. Tanpa mengingat penyebab dirinya pergi sejauh ini, dia berlari ke dalam pelukan Cassian.Untung saja Cassian sigap menangkap tubuh istrinya. Kalau tidak, mereka akan terjungkal ke belakang saking kerasnya tubuh Aveline menubruk tubuh Cassian.Aveline mendusel wajahnya pada dada bidang Cassian sambil menghirup rakus aromanya. Berusaha untuk mengisi kembali energinya yang sempat habis karena menangis semalaman, ditambah kedatangan Nicholas yang tiba-tiba.Cassian membalas pelukan Aveline sama eratnya, melampiaskan kerinduannya sejak kemarin. Dia menghela nafas lega, tak menyangka kalau Aveline langsung memeluknya sedetik istrinya itu melihatnya. Dia membiarkan Aveline meresapi kehangatan pelukan itu sambil mencium lembut rambutnya.“Kangen..” Suara lirih Aveline terdengar oleh Cassian. Pria itu melongarkan pelukannya seje
Read more
Emang Lagi LDR?
Aveline merasa kesal dan frustasi melihat Cassian tertidur dengan tenang, sementara dia sendiri masih sibuk menenangkan hatinya yang panas. Meskipun wajah damai Cassian saat tidur biasanya bisa menenangkan hatinya, kali ini hal itu tidak berlaku.Pria yang sedang memeluknya dengan erat ini telah merenggut kebebasannya beberapa hari ini. Setelah tangan dan kakinya diikat di villa Rafael waktu itu, dia dibawa pulang dengan paksa oleh Cassian. Lalu dirinya dikurung dalam kamar hingga saat ini.Aveline tidak dibiarkan keluar bahkan untuk makan di meja makan. Semua kebutuhannya akan disiapkan oleh Bi Mina dan para bodyguard yang berjaga di depan kamarnya atas perintah dari tuan boss mereka. Siapa lagi kalau bukan Cassian.Kondisi Aveline yang terkurung di dalam kamar dan dibatasi dalam segala hal membuat Ibu Diana, hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sikap posesif putranya. Dia tidak bisa berbuat banyak, terlebih untuk menolong Aveline. Karena pasalnya,
Read more
Mereka Benci
Cassian mengulum bibirnya, berusaha untuk tidak mengumpat sekarang ini. Sungguh Aveline benar-benar menguji kesabarannya akhir-akhir ini. Memancing emosinya hingga ke titik puncak kekesalannya.Cassian menduga kalau sebenarnya, Aveline hanya menjadikan hormon kehamilannya sebagai alasan. Atau, istrinya ini tengah balas dendam padanya atas sikapnya di masa lalu. Mungkin juga karena istrinya ini serius ingin berpisah.Gak.. gak..Cassian menggeleng beberapa kali untuk mengusir pikiran negatifnya. Kalau memang itu tujuan Aveline, dia tidak akan membiarkannya terjadi.Aveline menatap Cassian dengan aneh. Sejak dia mengucapkan kalimat—yah memang agak menyebalkan yang diakuinya sendiri, pada Cassian, tidak ada lagi balasan dari pria itu.Cukup lama dia menunggu, bukannya menyalakan mesin mobil dan mengemudi untuk pulang ke rumah, Cassian justru menggenggam erat kemudi mobil dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Aveline mengira Cassian diam k
Read more
Feel Crazy
“Punya muka juga lo dateng kesini..” Ucap seseorang yang menghadang langkah Cassian dan Aveline.Mereka berdua menoleh dan mendapati Eliana—sepupu Cassian, beserta sepupunya yang lain sedang memandang mereka dengan sinis.Cassian hanya mengangkat alis sebagai respons, sedang Aveline menatap mereka dengan penasaran.Eliana melanjutkan, "sepertinya ada yang lupa kalau dia bukan bagian dari keluarga ini."Cassian menatap mereka dengan datar, tak terpengaruh sedikitpun pada Eliana yang mulai memancing ketenangannya. Akan tetapi, Aveline yang mulai paham situasi yang justru mulai tersulut emosi.“Siapa juga yang nganggep kalian keluarga?” Ujar Aveline tak kalah sinis.Wajah Eliana langsung memerah mendengar jawaban tajam Aveline. Dia tampak terkejut oleh balasan tersebut, namun segera mencoba menyembunyikan rasa malunya di balik senyum meremehkan.“Oh jadi ini perempuan yang lo nikahin, Cass? Yang katany
Read more
Pembunuh
"I'm going to feel crazy when I realize how much I love you."ArgghhhAveline berteriak heboh sambil memegang kedua pipinya yang memerah. Kakinya menendang-nendang selimut hingga tak berbentuk. Dia tidak bisa berhenti salah tingkah, ketika terus-menerus terbayang malam itu.Bukan Cassian yang menggila, tetapi Aveline. Dia sudah seperti anak remaja yang kasmaran.Bagaimana tidak? Penantian panjangnya terbayar sudah. Tiga kata keramat dari Cassian yang selalu dinantikannya, akhirnya bisa didengarnya. Cassian menyatakan cinta padanya.Aveline merebahkan tubuhnya di atas ranjang, kedua tangannya direntangkan, pandangannya ke langit-langit kamar, dan bibirnya tidak berhenti tersenyum. Hatinya terasa penuh dengan kebahagiaan.“Jadi kangen, deh.”Aveline mengambil ponselnya, bersiap untuk menghubungi Cassian. Suaminya itu berangkat pagi-pagi sekali ke kantor. Katanya ada rapat rutin tahunan yang akan dihadiri ol
Read more
Apa Benar Aku?
Awalnya, Aveline ingin memprotes tuduhan yang diberikan oleh Valen tentang merebut kekasih orang. Nyatanya, dia sama sekali tidak pernah merasa seperti itu.Namun, kata-kata Valen selanjutnya membuat Aveline semakin terkejut dan kehilangan kata-kata. Tuduhan bahwa dia adalah seorang pembunuh begitu terdengar tidak masuk akal.“Ma.. maksud lo apa?” Tanya Aveline. Pikirannya berkelana di malam Nicholas menculiknya. Apa mungkin yang Valen maksud adalah mantan kekasih Cassian?Malam itu mungkin Laura berhasil membuat Aveline tenang dan tidak berpikiran macam-macam tentang kecelakaan itu. Lagipula, Cassian juga tidak pernah menyinggung sedikitpun tentang itu. Sehingga Aveline sedikitpun tidak pernah memikirkannya.“Lo yang udah nabrak kembaran gue, SIALAN..” Teriak Valen dengan wajah memerah marah.Aveline terkejut. Wajahnya berubah pias. Jadi benar kalau yang dimaksud Valen adalah Vivian. Lalu, apa katanya tadi? Kembaran?
Read more
Welcome Mrs. Cassian
"Lo yang nyetir waktu itu, Ave."Tubuh Aveline menegang. Jadi benar dia yang menabrak saudara kembar Valen? Dia seorang pembunuh? Dia juga yang sudah membuat Rama mengalami koma selama hampir dua tahun?Rama yang melihat wajah Aveline yang memucat, merasa kasihan. Dia jadi tidak tega melanjutkan kejahilannya yang sedikit memberikan bumbu penyedap dalam ceritanya.“Tapi kecelakaan itu bukan salah lo, kok.” Ucap Rama akhirnya.“Be.. beneran?”Rama mengangguk meyakinkan. “Kecelakaan itu kayak emang udah ada yang rencanain. Bukan cuma hard brake dari mobil gue, orang yang ngalangin kita tiba-tiba, sampe ada mobil yang nabrak kita dari belakang.“Kecelakaan beruntun?”Rama menggeleng. “Seperti yang gue bilang tadi, ada yang sengaja.”Rama mengenang kecelakaan dua tahun yang lalu itu. “Menurut lo, kalau cuma kecelakaan beruntun gak bakal orang itu meninggal, Ave. Gu
Read more
Makasih
Aveline tercengang di tempatnya berdiri. Perasaan, dia tidak melakukan apa pun. Dia hanya menuruti kode Max, yang menyuruhnya untuk berjalan di depan. Dia mengira kalau Max menyuruhnya untuk masuk sendiri. Ternyata agar wajahnya dapat dikenali oleh face recognition sensor yang ada di pintu ruangan CEO.Langkahnya terhenti sejenak saat pintu yang tadinya terlihat seperti pintu biasa kini terbuka secara otomatis. Aveline tak bisa menyembunyikan keterkejutannya terhadap teknologi keamanan yang begitu canggih di gedung ini. Namun, yang membuatnya agak tersipu adalah system yang mengenalnya sebagai "Mrs. Cassian"? Dia tidak salah dengar, kan?“Silahkan, Nyonya..”Aveline mengangguk dan membuntuti Max yang juga ikut masuk ke dalam ruangan ini. Bodyguard-nya yang lain memilih untuk tetap berada di luar. Max mengarahkannya untuk duduk di sofa sebelum langsung meninggalkan ruangan.“Loh, Max?” panggil Aveline, tetapi Max tidak memb
Read more
Sumpah Aveline
Cassian memeluk Aveline erat, merasa begitu bersyukur memiliki wanita yang kuat dan penuh pengertian di sisinya. “Kamu istri hebat, sayang. Aku merasa malu sebagai kepala keluarga. Harusnya aku yang berjuang untuk pernikahan kita.” Aveline mengangkat wajahnya dari dada Cassian dan menatap suaminya dengan tulus. "Ini bukan tentang siapa yang harus berjuang lebih keras. Ini tentang kita berdua, sebagai pasangan yang saling mendukung.” Aveline tersenyum dan mengelus pipi Cassian dengan lembut. “Yang penting sekarang adalah kita berdua belajar dari pengalaman ini dan saling memperkuat hubungan kita ke depannya. Aku yakin, kita bisa hadepin semua drama pernikahan sama-sama." Cassian terkekeh dan mengambil telapak tangan Aveline di pipinya. Dibawanya tangan itu untuk dikecupnya. “Itu kamu yang kebanyakan bikin drama.” Aveline memiringkan kepalanya dengan ekspresi lucu. “Kalau gak pake drama, kamu gak bakal tau perasaan kamu ke aku.” Setelah memutar
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status