All Chapters of Melahirkan Anak untuk Bos Arogan: Chapter 31 - Chapter 40
46 Chapters
Memohon
🏵️🏵️🏵️ Pak Dimas merasa bersalah karena menganggap dirinya telah menghancurkan masa depan Sarah. Dia pun akhirnya menitikkan air mata sambil memeluk sang istri. Laki-laki itu membayangkan seperti apa penderitaan Sarah yang harus berkorban demi dirinya. Ternyata Pak Wildan, Bu Siska, dan Jessy yang duduknya tidak jauh dari orang tua Sarah sangat terkejut mendengar penuturan Wisnu. Selama ini mereka tidak tahu kalau laki-laki tampan itu telah menyembunyikan rahasia yang sangat menyakitkan. Pak Wildan tampak kesal dan kecewa mendengar pengakuan sang anak, dia pun menghampiri laki-laki itu lalu menarik kemejanya dan meminta untuk berdiri. Pak Wildan dengan wajah berang menatap Wisnu, kemudian mendaratkan tamparan di pipinya. “Ternyata kamu itu nggak lebih dari seorang pengecut! Membantu sesama dengan mengharapkan imbalan yang nggak masuk akal!” Pak Wildan menaikkan suaranya. Sementara Bu Siska segera menghampiri dan menghentikan suaminya dan mengingatkan laki-laki paruh baya itu aga
Read more
Buah Hati
🏵️🏵️🏵️ Dada Bu Ratna terasa sesak jika mengingat semua perbuatan baik dan pengorbanan Sarah terhadap keluarga. Putri sulungnya tersebut bahkan tidak dapat mewujudkan harapan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi demi orang tuanya. Wanita paruh baya itu sangat tahu kalau Sarah masih ingin menuntut ilmu di bangku kuliah. Namun, harapan itu tidak dapat terwujud karena putrinya lebih memilih mengorbankan cita-cita demi menyelamatkan nyawa Pak Dimas. Bagi Sarah, hidup sang ayah jauh lebih berharga daripada sekadar impiannya. “Maafin Ibu, Sayang, karena keinginan kamu untuk kuliah telah kandas demi keselamatan ayahmu.” Bu Ratna menyampaikan apa yang dia rasakan kala itu kepada Sarah sebelum resmi menjadi istri Wisnu. “Sarah nggak apa-apa, Buk. Sarah ikhlas melakukan ini demi Ayah. Keselamatan Ayah jauh lebih berharga.” Bu Ratna tidak kuasa menahan air matanya agar tidak kembali jatuh mengingat pengorbanan putrinya tersebut. Bu Ratna merasa tidak sanggup membayangk
Read more
Masih Koma
🏵️🏵️🏵️ “Saraaah! Ampuni aku, Sayang. Aku nggak mau kehilanganmu. Aku ingin kita sama-sama menjaga dan membesarkan anak kita.” Wisnu menggenggam tangan Sarah lalu menciumnya. “Andaikan waktu dapat diputar kembali, aku nggak akan pernah mengabaikanmu. Bangunlah, Bidadariku. Mari kita memulainya dari awal.” Air mata Wisnu kini menganak sungai dan sulit untuk dibendung. “Kamu harus bangun! Aku tahu kalau kamu sangat kuat. Kamu harus mendengarkan pengakuan cintaku padamu, Sayang.” “Siapa yang memberikanmu hak untuk tidak membalas ucapanku? Bangun, Sayang. Aku mohon.” Wisnu menggoyang-goyang lengan sang istri. “Kalau kamu nggak bangun, aku akan marah!” Dia bersikap seolah-olah sedang memarahi Sarah. “Aku akan membentakmu dan mengatakan kalau kamu telah berhasil memasuki relung hatiku.” “Lihatlah, Bidadariku. Ada namamu terpatri di hati ini sekarang. Kamu bukan lagi pelarian semata untukku, tapi kamu adalah hidupku.” Wisnu memukul-mukul dadanya. “Kamu hebat karena telah berhasil me
Read more
Menyesal
🏵️🏵️🏵️ “Stop! Jangan memuji anak ingusan itu di depanku. Aku nggak akan pernah berpaling dari Sandra.” Wisnu tampak kesal kepada sahabatnya tersebut. “Masih aja ngelak. Aku tahu seperti apa sikapmu kalau karyawan di kantor ini dekatin Sarah. Tapi, ya, udah. Terserah! Aku mau ke ruangan sekarang. Malas ngadepin teman sepertimu. Sok jaim.” Kevin beranjak dari ruangan Wisnu menuju ruangannya. Sebelum Kevin tiba di ruangannya, laki-laki itu berpapasan dengan Sarah. Dia pun tiba-tiba memikirkan cara untuk membuat Wisnu kesal. Tanpa menunggu lama, Kevin menghentikan langkah wanita cantik yang ada di dekatnya. “Tunggu, Rah.” Kevin sudah siap dengan rencananya. “Iya, Pak.” Sarah pun menghentikan langkahnya. “Kamu diminta Pak Wisnu ke ruangannya.” Kevin merasa puas melontarkan kalimat itu. “Baik, Pak.” Sarah pun segera menuju ruangan Wisnu. Namun, apa yang terjadi? Wisnu sangat marah ketika Sarah memasuki ruangannya. Dia kesal terhadap Kevin setelah mengetahui kenapa Sarah ada di had
Read more
Kenyataan
🏵️🏵️🏵️ Jessy kembali mengingat kesalahan yang pernah dia lakukan hingga membuat keluarganya malu. Saat itu, dirinya menjalin hubungan dengan Anjas, laki-laki yang telah memiliki istri dan anak. Jessy terpana dengan perhatian yang Anjas berikan. Jessy tidak peduli walaupun dia mengetahui status Anjas yang sebenarnya. Rasa kagum yang berubah menjadi cinta membuatnya buta hati. Dia tidak menyadari apa akibat dari cinta terlarang yang terjalin antara dirinya dan Anjas. Jessy merasakan kenyamanan bersama Anjas. Pertemuan mereka yang hampir setiap hari makin menguatkan rasa yang telah tumbuh. Kedua insan itu lupa kalau sebenarnya kedekatan mereka tidak pantas dilanjutkan ke tahap yang lebih serius. “Saya memiliki perasaan yang berbeda untukmu, Jes.” Kalimat itu terlontar dari bibir Anjas kala itu. “Tapi Bapak udah punya keluarga, walaupun kenyataannya saya juga memiliki perasaan yang sama seperti Bapak.” Jessy tetap mengakui rasa cinta yang dia miliki terhadap Anjas. “Jadi, kamu jug
Read more
Terpendam
🏵️🏵️🏵️ Wisnu pun langsung memberikan pukulan di pipi kiri Reno. Dia sangat marah mendengar pengakuan adik sepupunya tersebut. “Dasar adik nggak tahu diri.” Hati Wisnu sangat sakit karena adik sepupunya sendiri berani mengungkapkan perasaan cinta untuk istri yang kini dia dambakan. Laki-laki itu tidak terima dengan pengakuan yang keluar dari mulut Reno. “Cukup, Wisnu!” Pak Wildan pun menaikkan suara. “Usir anak ini dari sini, Pih. Saya membencinya!” Wisnu menunjuk Reno. Sementara Reno merasa puas setelah menyatakan apa yang dia rasakan terhadap Sarah dalam beberapa bulan terakhir ini. Akan tetapi, laki-laki itu sangat sedih dan kesal melihat wanita yang dia pikirkan harus mengalami penderitaan seperti yang dia saksikan saat ini. Reno kembali mengingat pembicaraannya dengan Sarah dua bulan setelah pernikahan wanita itu dengan Wisnu. Saat itu, dia telah memiliki perasaan yang berbeda terhadap istri kakak sepupunya tersebut. Reno terpesona melihat kecantikan Sarah. “Apa kamu menc
Read more
Cinta yang Tak Disadari
🏵️🏵️🏵️ “Ogah, ih. Amit-amit.” Sarah meruncingkan bibirnya sambil mengangkat bahu. “Iya, deh. Kan, udah ada Rey, ya.” Tasya menyebut nama pemuda yang telah lama memiliki rasa lebih untuk Sarah. “Apaan, sih? Aku belum mikir untuk jatuh cinta sekarang.” “Tapi dianya cinta. Nggak mungkin kamu melarangnya.” “Udah, ah, lupain. Aku mau fokus ujian supaya dapat nilai terbaik. Kamu tahu, kan, apa keinginanku selama ini?” “Tahu banget malah.” Tasya sahabat terbaik Sarah sejak mereka duduk di bangku SMP. Dia sangat tahu apa yang Sarah inginkan selama ini. “Rey menuju ke sini, tuh.” Tasya tiba-tiba menepuk bahu sahabatnya tersebut sembari menunjuk ke arah Rey. “Aku ke toilet, ya. Malas ketemu dia.” Sarah memberikan alasan. “Kamu kenapa, sih, Rah? Orang cakep, kok, dianggurin? Sayang banget.” “Kalau mau, ambil aja.” “Iyeee! Dia cintanya ke kamu.” “Au, ah ... gelap.” Sarah pun segera beranjak meninggalkan Tasya menuju toilet. Dia tetap bersikeras menghindari Rey. Tasya sangat tahu ken
Read more
Sadar
🏵️🏵️🏵️ Sarah dengan polosnya tetap tidak mengerti maksud dari ucapan Wisnu. Dia justru yakin bahwa sang suami yang telah dia cintai hanya memikirkan Sandra. Pikiran seperti itulah yang telah menyebabkan dirinya tertekan hingga mengalami koma setelah melahirkan buah hati tercinta. Sarah tidak tahu bahwa saat hari dia ingin melarikan diri dari rumah Wisnu, sang suami sudah yakin akan segera mengakui perasaan cinta untuknya. Namun, kadang kenyataan tidak seindah harapan. Sebelum Wisnu mengungkapkan cinta kepada Sarah, wanita itu justru mengalami musibah hingga tidak sadarkan diri. Wisnu merasa menyesal karena tidak mengakui apa yang dia rasakan dari awal terhadap Sarah. Sekarang, laki-laki itu tetap berharap agar dirinya dan sang istri beserta sang buah hati kembali bersatu menjadi keluarga utuh yang sangat bahagia. Lamunan Wisnu buyar seketika setelah mendengar nada panggilan masuk dari ponselnya. Dia pun meraih benda pipih itu dari saku kemejanya. Ternyata telepon daru dokter yan
Read more
Canggung
🏵️🏵️🏵️ Ketakutan makin menghantui pikiran Sarah. Dia bahkan berharap tidak ingin bertemu Wisnu lagi, asalkan dirinya tetap bersama dengan sang buah hati. Bagi Sarah, anak yang kini berada di dekatnya adalah pengobat hati. Sarah tidak berharap agar Wisnu menerima dirinya sebagai istri yang diinginkan karena dalam pikiran wanita itu, sang suami hanya mencintai Sandra. Sarah merasa tidak mampu merebut hati suami tercinta dari Sandra. Hanya satu hal yang Sarah harapkan saat ini, tidak dipisahkan dengan anak yang telah dia lahirkan. Sarah tidak peduli jika dirinya harus diusir dari rumah Wisnu, yang penting tetap berada di dekat sang buah hati. “Saya mohon, Mas. Jangan pisahkan saya dengan anak saya. Mas bisa mendapatkan keturunan dari wanita yang Mas cintai.” Sarah makin takut setelah Wisnu duduk di sampingnya. Dia membelakangi laki-laki itu. “Kenapa kamu mikirnya seperti itu? Siapa yang berniat misahin kamu dan anak kita?” Wisnu memegang pundak istrinya. “Mas pernah mengucapkan k
Read more
Pemberian Nama
🏵️🏵️🏵️ “Terima kasih, Mas,” ucap Sarah kepada Wisnu. Wanita itu berusaha memalingkan wajah karena canggung. “Terima kasih untuk apa, Sayang?” Sarah terbuai mendengar kelembutan yang keluar dari mulut sang suami. Sarah akhirnya memberanikan diri untuk menyampaikan apa yang tersimpan dalam hatinya kepada Wisnu. “Terima kasih atas perhatian Mas.” “Sudah sepantasnya aku melakukan ini sejak dulu. Aku beruntung memiliki istri seperti dirimu yang sangat sabar menghadapi sikapku. Maaf karena aku baru menyadarinya setelah kehamilan kamu berjalan beberapa bulan. Kamu hebat, Sayang. Kamu sukses membuka hatiku untuk mencintaimu.” Wisnu mengusap pipi Sarah. Sarah tidak sanggup memandang wajah Wisnu. Wanita itu kembali menunduk karena merasa malu setelah kembali mendengar kalimat cinta dari mulut sang suami. Sarah masih belum percaya sepenuhnya dengan apa yang dia saksikan saat ini. Laki-laki yang dulu sangat kasar dan pernah Sarah benci ketika masih menjalankan pratik kerja lapangan, kini
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status