Semua Bab Membawa Benih Sang Mantan : Bab 181 - Bab 190
316 Bab
Part 181
Sean masih sibuk dengan dokumen dokumen yang ada ditangannya, dia benar benar kecolongan selama ini. Uang yang diambil Allen dari perusahaannya mencapai triliunan setelah semuanya di cek, kemarin dia menduga jika hanya miliaran yang masuk kantong Allen melalui Yunita. Tapi saat dia melihat dokumen ini, Sean mendadak punya penyakit jantung. “ Ini sama saja Allen yang yang jadi bosnya, jika seperti ini. Balasan apa yang cocok untuk manusia sampah seperti Allen ini” ucap Sean begitu geram, bisa bisanya bodoh dia tidak mengetahuinya. Sean menepuk nepuk dadanya yang terasa sesak.“ Jika dilihat dari semua data ini, dia melakukan pembajakan keuangan sejak enam tahun terakhir. Itu artinya semenjak El sudah tidak ikut campur dengan urusan perusahaan lagi. Hum, pantas saja! Itu artinya Allen juga ikut terlibat dalam masalah aku dengan El saat itu. Bukankah Xaquil mengatakan jika Allen menyukai ibunya. Allen mengira setelah aku menceraikan El dia bisa mengambilnya. Cih! Orang seperti dia tidak
Baca selengkapnya
Part 182
Daren menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di basement Hill Corporation, hari ini ia akan menemui Sean namun dia tidak bisa datang secara terang terangan melalui lobby utama Perusahaan. Karena Daren sangat yakin, pasti ada beberapa anak buah Allen yang berada di kantor ini. Untuk itu dia langsung menuju basement dan nanti dia akan mengunakan lift khusus presdir yang langsung menuju lantai paling atas. Tentu saja Daren masih memiliki akses untuk masuk kedalam lift itu, ia yakin Sean tidak akan menganti aksesnya. Daren keluar dengan mengunakan masker dan tidak lupa membawa dokumen yang akan dia berikan pada Sean, dan dengan langkah tegap Daren berjalan masuk ke dalam lift, dan benar saja dia bisa masuk hingga ke lantai paling atas. Dalam hitungan detik dia sudah sampai di tempat Sean berada. Lantai paling luas dan juga paling sepi, karena hanya Sean dan Joe yang bisa masuk kedalamnya. Daren langsung membuka pintu ruangan Sean tanpa mengetuknya terlebih dahulu, namun dia terkejut
Baca selengkapnya
Part 183
Allen mengepalkan kedua tangannya karena hari ini dia sudah bodoh dengan memberitahukan pada Sean mengenai Yunita. Harusnya dia tidak perlu buru buru menelpon Sean. Saat ini Allen masih berada di depan kantor polisi, Max masih di dalam sedang bersama Mamanya. “ Bodoh banget aku, harusnya aku tidak membicarakan hal itu, kenapa aku tidak memancingnya dulu. Kalau sudah begini aku tidak bisa berbuat apa apa” ucap Allen merutuki dirinya sendiri. “ Ini semua gara gara masalah yang menimpa Mama, lagi pula siapa yang berani membuat laporan palsu pada Mama. Apakah ini dokter lain yang ingin menjatuhkan Mama. Secara Mama sangat terkenal” ucap Allen yang masih tidak mengerti apa yang terjadi pada Mamanya. Bahkan dia tidak menyadari sedikitpun jika yang melakukan ini adalah Sean Hill.Sebenarnya jika Allen pintar dia akan tahu tanpa harus mengerahkan semua anak buahnya, Mamanya tidak pernah melakukan tindak kriminal, kecuali pada satu orang. Entah Allen yang terlalu bod*h atau dia merasa jika r
Baca selengkapnya
Part 184
Waktu terus bejalan dengan begitu cepat, suasana yang tadi Terik sekali kini matahari sudah bergeser ke barat, membuat suasana sedikit sejuk dengan hembusan angin. Jalanan terlihat masih belum begitu padat, karena belum saatnya jam pulang kantor. “ Joe, aku akan pulang sekarang kamu bantu aku menyelesaikan semua pekerjaan ini ya, hari ini kamu adili Yunita dan teman temannya, aku tidak mau lagi berurusan dengannya” ucap Sean dia menghampiri Joe di ruangan asistennya. Joe, mengangkat wajahnya dan melihat Sean yang sudah bersiap siap untuk pulang samhil membawa tas kecil. Jasnya sudah di lepas. Setelah melihat apa yang diberikan oleh Daren tadi, kini Joe tahu dan yakin jika Hill Corporation adalah milih Sean seutuhnya, Joe hanya bisa bernapas dengan lega dan juga akan berusaha untuk melindungi Hill Corporation seperti janjinya dulu.“ Baiklah bos, aku akan mengerjakan semuanya, ingat bos! Jangan membuat El sedih ataupun kecewa padamu, apapun yang dia katakan mau itu melukai hatimu, te
Baca selengkapnya
part 185
Sean hampir meledak tawanya saat melihat mantan istrinya sangat kesal, pasti seharian ini dia sedang stress. Saat menghadapi anaknya yang rewel, terlihat dari wajahnya yang sangat kusut. Namun Sean tidak berani tertawa sedikitpun.“ Kenapa tidak mau” ucap El ketus saat melihat mantan suaminya diam membeku. “ Mau kok, di atas sana kan kamarnya” ucap Sean kemudian dia buru buru menaiki tangga sambil tersenyum lebar. “ Sifat tidak bagus di turunkan, Huh” gumam El masih di dengarkan oleh Sean, namun dia hanya terkekeh. Dulu saat El masih menjadi istrinya, El juga akan ngamuk ngamuk saat dirinya sakit dan tidak mau minum obat. Sean dulu saat sakit dia hanya istirahat atau infus. Cuma kalau obat tidak deh! Sean sudah sampai di atas, tapi kini dia bingung mau masuk kamar yang mana? Tapi dengan keyakinan akhirnya Sean membuka kamar yang di ujung. Ceklek! Sean pelan pelan membuka kamar itu dan tanpa disadari oleh orang di dalamnya, dia bisa melihat anak sulungnya sedang mengelap tubuh Xav
Baca selengkapnya
Part 186
Setelah Xhaqella tidur Sean langsung berjalan menuju kamar anak keduanya, di dalam ada El yang sedang membereskan bekas makan milik Xavier. Dan begitu melihat Sean masuk kedalam kamar anaknya, El merasakan kecanggungan yang dia rasakan saat berada di dalam satu ruangan, meskipun ada Xavier. “ Kamu belum makan? Makan malam sebentar lagi akan di siapkan, kamu mandi dulu saja, dan jikamau ganti saya ambilin baju milik Daren” ucap El, ia tahu mantan suaminya belum makan. “ Baiklah, terima kasih” ucap Sean kemudian mendekati ananya yang sedang berbaring sementara ditangannya ada rubik pyraminx, Sean melihat tangan anaknya terlihat lincah saat memainkan rubik itu. “ Hai, Xavier! Bagaimana kondisi kamu apakan sudah sangat baik” sapa Sean sambil memegang dahi anaknya, panasnya sudah normal tidak seperti adiknya, mungkin karena Xavier selalu mau makan dan minum obat secara teratur. Makanya dia lekas sembuh. “ Sudah lebih baik,Kakak merawatku dengan baik” ucap Xavier sambil meletakan rubik d
Baca selengkapnya
Part 187
Sejak sore tadi Daren sedang berada di tempat yang jauh dari kota, tepatnya dipinggiran kota, jauh dari hiruk pikuk kota yang menyesakan. Tetap rapi dan bersih, Tidak sesak penuh dengan barang barang rongsokan yang bertebaran di sana sini, seperti pinggiran kota lainnya. Daren memindahi matanya untuk melihat ke sekitarnya. Daren harus mencari bukti apa hubungan Marco dengan keluaga Hill? Apakah mungkin masih kerabat atau mungkin saudara kandung dari Shaun Hill. Atau ada sesuatu yang ditutupi oleh Marco! ‘ Dari data yang aku dapat, Marco pernah tinggal di tempat ini? Meskipun tempatnya tidak jelek tapi ini jauh dari perkotaan, tidak menyangka jika Marco pernah tinggal di tempat ini’ batin Daren. bingung sekaligus penasaran. “ Tuan, sebaiknya kita turun sekaligus mencari makan malam, Tuan sejak tadi belum makan sama sekali. Sekaligus kita bertanya tanya pada orang di sekitar sini” ajak Emran sang asisten pribadi Daren. Asisten yang biasa dia bawa kalau urusan luar Perusahaan. “ Bai
Baca selengkapnya
part 188
Hoam! Tubuh kecil Xaquil bergerak dari balik selimut tebalnya, tak lama kemudian kedua tangan kecil yang berdaging terentang dengan lebar. Tubuhnya mengeliat dan menyibak selimutnya. Kakinya turun dari ranjang dan langsung menyentuh lantai dingin. “ Syukurlah panas Xavier sudah normal” gumamnya setelah meletakan tangannya di dahi milik adiknya. Setelah memastikan adiknya sudah lebih baik dia masuk ke dalam kamar mandi, untuk mencuci wajahnya. “ Kakak apakah mau olahraga” ucap Xavier dengan suara serak, saat Xaquil keluar dari dalam kamar mandi. “ Hum, apakah kamu masih pusing” ucap Xaquil, dia berjalan menuju jendela dan menarik tirai dan membuka sedikit, supaya sirkulasi udaranya berjalan dengan baik. “ Sudah tidak terlalu, tapi masih sedikit lemas” ucap Xavier. “ Kamu iatirahat dulu, nanti ketika matahari sudah menyilangkan cahayanya, kakak akan minta orang untuk membawamu keluar, supaya badan kamu terkena sinar matahari” ucap Xaquil. Dia sibuk mengambilkan air hangat untuk
Baca selengkapnya
Part 189
Hari ini Sean tidak berangkat ke kantor, dan dia meminta Joe untuk menghandel pekerjaan yang ada di kantor. Sean akan menemani El untuk menjaga anak anaknya. Xhaqella belum sembuh seratus persen, makannya masih sangat susah untuk makan dan sedikit cerewet. Selain itu Sean juga kasihan dengan anak sulungnya yang kelelahan. Semalam saja dia tertidur saat makan malam. “ El apa yang bisa aku bantu untuk meringankan pekerjaan kamu, hari ini aku tidak ke kantor. Joe mengatakan untuk jangan ke kantor dulu karena dia masih tidak habis pikir dengan keadaan mobil aku yang tiba tiba remnya rusak. Padahal baru beberapa bulan lalu servis berkala” ucap Sean. “ Paling jagain anak anak saja, terutama Xhaqella. Kamu menaruh mobil kamu disebelah mana? Apakah tidak ada CCTV yang bisa di cek” ucap El sambil membereskan semua barang barang yang menumpuk di ruang tengah. “ Aku parkir di tempat biasa dan harusnya ada CCTV nya aku tidak pernah copot dan juga tidak pernah cek apakah masih bisa berfungs
Baca selengkapnya
Part 190
El terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh anaknya, dulu El mengira jika yang mengirimkan uang diam diam ke rekening miliknya adalah Daren ataupun kedua orang tua angkatnya, tapi sekarang dia tahu itu ulah anaknya, padahal saat itu Xaquil baru berumur empat tahun. Dalam umur segitu anaknya sudah bisa membobol dana milik ayahnya. “ Xaquil ibu tidak pernah mengajarkan untuk mengambil milik orang lain, kenapa kamu tidak mengatakan pada ibu, minimal berdiskusi dengan ibu terlebih dahulu” ucap El. “ Maaf Ibu, habisnya aku melihat ibu malam itu, sedang menghitung uang dan menangis karena tidak cukup untuk membayar dokter. Dan juga aku mengambilnya bukan milik orang lain, itu tanggung jawab seorang ayah yang harus membiayai anak anaknya. Dan kalau aku mengatakan pada ibu waktu dulu pasti ibu akan marah, tapi aku sudah mengatakan sekarang" ucap Xaquil sambil tersenyum lebar. Jika anak sulungnya sudah mengeluarkan senyuman lebar seperti ini, El bisa apa selain luluh. Tidak jadi marah, da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
32
DMCA.com Protection Status