All Chapters of Membawa Benih Sang Mantan : Chapter 281 - Chapter 290
310 Chapters
part 280
Sean sudah mendapatkan donor darah, kini tinggal menunggu reaksi dari tubuh Sean, semua orang hanya bisa berharap jika Sean dan Joe segera sembuh seperti sedia kala, apalagi Sean punya kejutan. Ibu dan kakeknya masih hidup." Nyonya Gaina dan Tuan Gandhi sebaiknya pulang ke rumah kami untuk istirahat, dan jika kondisi Sean ada perubahan, saya akan beritahukan Nyonya dan Tuan. Apalagi Nyonya harus banyak istirahat dan makan teratur" ucap Daren saat Gaina selesai melakukan transfusi darah untuk Sean." Bisakah saya menunggu di sini, saya ingin memeluk Sean dan menemaninya hingga dia tersadar. Mungkin dia akan terbangun saat mengetahui ada saya" ucapnya lemah." Percuma kalau mau tetap disini, karena Sean masih belum bisa dijenguk, kecuali seperti ini, hanya melihatnya dari luar. Besuk Anda bisa kembali lagi ke sini. Selain itu demi keamanan dan keselamatan Anda, saat ini masih banyak anak buah Marco dan Allen yang berkeliaran di luar. Anda juga harus sehat, hari ini darah Anda baru saja
Read more
part 281
Rombongan Albert sudah sampai di rumah milik El yang tidak terlalu mencolok, rumah yang tidak terlalu besar namun sangat luas. Ada paviliun di belakang untuk para pelayan. Begitulah yang dilihat oleh Gaina. Karena Gaina sangat menyukai rumah dengan banyak tanaman, karena itu akan membuat udara menjadi bersih. Apalagi ada pohon yang rindang yang bisa mengurangi polusi udara. " Rumah kalian sangat nyaman, banyak sekali tanaman dan juga pohon yang tumbuh di halaman" ucap Nyonya Gaina. " Itu karena sebelumnya kita tidak tinggal di sini, kita tinggal di kota yang banyak pohonnya, jadi saat kita pindah ke sini rasanya sangat pengap dan ibu menanam tanaman ini semua. Supaya kami tetap mendapatkan udara bersih di tengah-tengah kota yang padat dengan polusi yang buruk. Apalagi banyaknya kendaraan bermotor" ucap Xavier menjawab dengan semangat, sebelum di dahului oleh kakaknya yang sangat pintar itu. " Oh sebelumnya kalian tidak tinggal di sini" ucap Nyonya Gaina sedikit paham. Bi As
Read more
part 282
Di sebuat tempat, seorang pria sedang duduk sambil memijat keningnya yang terasa pening. Ruangan yang penuh dengan berkas dan ada beberapa senjata yang saat ini ada di mejanya. Sepertinya ini sebuah ruangan yang ada di kantor polisi. " Marco sudah ditangkap, bagaimana bisa dia bodoh seperti itu? Beraninya dia mengangkat senjata di ruang rapat yang mana banyak orang di dalamnya. Terlebih lagi ada Daren dan adik angkatnya" ucapnya bermonolog. " Apalagi sekarang ini semua orang meminta untuk menyelidiki kasus yang dulu sekali, jangan sampai aku ikutan terseret dalam kasus ini. Untuk itu aku harus mencari kambing hitam untuk disalahkan dalam kasus masa lalu" ucapnya sambil tersenyum smirk. Kemudian dia langsung mengambil ponselnya dan terlihat menghubungi seseorang. Dan tak lama kemudian....Tok!Tok!Tok!" Masuk!" Serunya saat terdengar ketukan pada pintu ruang kerjanya. " Maaf Tuan Ben mencari saya? Apakah ada yang bisa saya lakukan" ucapnya sambil menunduk, pada orang yang bernama
Read more
part 283
Baik Daren maupun Albert kini sudah ada di ruangan kerja milik El, mereka berdua langsung pulang begitu El ingin berdiskusi penting. Bahkan El menuliskan tidak bisa ditunda lagi dalam pesan singkatnya. " Apa yang ingin kamu diskusikan Nak? Apakah kamu menemukan sesuatu yang baru?" Tanya Albert penasaran pada anak angkatnya itu. " Pastinya, karena tidak mungkin El menyuruh kita pulang jika tidak ada sesuatu yang baru dan urgent" ucap Daren yang sangat memahami adik angkatnya. " Hum, aku akan menjelaskan semuanya apa yang aku temukan dan duga, siapa tahu ini membantu" ucap El kemudian dia menarik papan tulis, yang biasa dia gunakan. Kemudian El mengambil sebuah spidol dan menuliskan keluarga Hill kemudian dia melingkarinya. " Dalam kasus keluarga Hill, harusnya yang ada tanggung jawab dari pihak kepolisian. Harusnya kepolisian menyelidiki semua orang terdekat, apalagi saat itu ditemukan mobil milik Tuan Shaun remnya blong. Itu artinya Bryan Albani sengaja menutupinya. Dan satu ta
Read more
part 284
Mobil yang dikendarai oleh Allen dan anak buah Marco langsung ditabrak dari belakang oleh sebuah truk yang melaju dengan sangat kencang, hingga membuat mobil Allen terbalik beberapa kali. Tidak sampai disitu, supir truk menabrak kembali mobil Allen hingga ringsek. Sudah bisa dipastikan bagaimana kondisi Allen dan anak buah Marco saat ini, apalagi melihat mobilnya yang sudah hancur parah. Brakkk!..... Entah sebuah kesengajaan atau hanya kebetulan, dari arah depan ada sebuah mobil yang menabrak mobil truk, tidak hanya ada satu mobil. Ada beberapa yang berdatangan dan mengepung truk dan mobil Allen. " Bos, Apakah Allen sudah mati" ucap salah satu orang pada orang di sampingnya yang sepertinya Bosnya. " Semoga tidak, enak saja dia sudah melakukan kejahatan dan tiba tiba mati tanpa harus merasakan hukuman" ucapnya kemudian dia langsung turun dan cek kondisi Allen dan juga Sopirnya.Dooor! Duar!" Kalian segera hubungi ambulans dan pihak kepolisian, saya akan mengurus ini sopir" ucap
Read more
part 285
Waktu terus berlalu, begitupula masalah yang membelit manusia, perlahan-lahan sudah mulai bisa diselesaikan. Sebersit cahaya terang juga mulai terlihat dalam kasus keluarga Hill. Dengan ditemukan bukti kejahatan Marco, kini Daren sudah mulai bisa bernapas dengan lega. Kini dia memberikan bukti itu pada Darius Faaz, pengacara baru Sean. Namun sebelum memberikan bukti itu, Daren sudah menduplikasi. Jadi sewaktu waktu ada hal yang tidak diinginkan, maka dia masih punya duplikatnya. Daren memang orang yang sangat detail, selain itu dia paling tidak suka jika pekerjaannya hancur sia sia. Untuk itulah dia selalu membuat duplikat apa yang dia kerjakan. Tok! Tok! Daren mendengar ketukan halus pada pintu ruang kerjanya di perusahaan. " Masuk" teriak Daren, dia yakin jika itu adalah asistennya atau sekretarisnya. Ceklek! Seorang wanita masuk kedalam ruangan Daren, dia menunduk hormat sebelum menyampaikan sesuatu pada Daren. " Katakan apa yang ingin kamu sampaikan" ucap Daren yang sebena
Read more
Part 286
Di rumah keluarga Matteo, istrinya sedang bersiap-siap, dia memasukan beberapa keperluannya ke dalam koper. " Nak apakah kalian sudah selesai semuanya" ucap Rebecca pada anak yang paling besar. " Sudah Ibu, saya sudah siap, tinggal membantu adik untuk mengemas barang barangnya" ucap Gryceline anak sulung Matteo dan juga Rebbeca. " Bawa seperlunya saja Nak! Kita tidak punya banyak waktu. Nanti kita bisa beli saat sampai di tempat Nenek" Ucap Rebecca pada anak bungsunya. " Baik Ibu, kita sudah hampir selesai" ucap Arsean anak bungsunya. Ting....tong..... Rebecca terkejut ketika mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Rebecca hanya takut jika yang datang adalah orang yang salah. " Siapa yang datang? Apakah ini orang yang dikirim suamiku? Atau yang lain. Bukankah dia mengatakan jika dia meminta bantuan pada Tuan Daren" ucap Rebbeca bermonolog. Kemudian dia berjalan ke sisi rumah dan melihat melalui monitor dan dia melihat orang yang berbadan tinggi besar ada di depan pagar rum
Read more
Part 287
Dunia kriminal tidak ada henti-hentinya, kali ini dunia maya dikejutkan dengan berita yang menyeret nama pejabat negara. Dan itu membuat semua orang langsung mengecamnya. Kemarahan semua orang sudah tidak bisa dibendung lagi, saat semua media, memberitakan pengeroyokan yang berujung kematin pada salah satu anak remaja. Dan saat ini banyak beredar bukti jika dalang dari kejadian itu adalah anak dari Benyamin Albani. Tentu saja hal itu membuat semua orang langsung murka, bagaimana bisa pengayom masyarakat membuat kecurangan, apalagi tidak ada hukuman untuk anaknya. Dari kasus ini masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan Ben. Ha....ha....ha...ha...Daren tertawa puas setelah melihat respon dari masyarakat mengenai video dan beberapa bukti yang dia sebar. " Tenyata sangat menyenangkan, rasa-rasanya aku ingin melihat wajah Ben saat ini. Beberapa hari ini pasti dia sedang menyusun rencana untuk membebaskan Marco dan ingin mengunakan Matteo sebagai kambing hitam. Tapi hari ini, dia akan
Read more
part 288
Di kediaman Ben Albani malam itu sedang dalam kekacauan, berita yang beredar telah membuatnya hancur. Bahkan bisa dipastikan, dia tidak akan bisa mengelak lagi. Braaak! Prang! Suara benda benda yang dilempar terdengar nyaring. Tidak ada satupun orang yang berani mendekati Ben, bahkan istrinya juga tidak berani. Saat ini dia lebih memilih untuk menemani putranya yang sedang ketakutan didalam kamarnya. Aaaarrrrrggghhh!" Sialan! Siapa yang berani mengacaukan aku, dan dari mana mereka mendapatkan semua bukti itu, aku telah menghapusnya" ucap Ben dengan sangat kesal. Sedangkan di sampingnya ada anak buahnya sedang menunduk. " Apakah kalian tidak mengetahui masalah ini, siapa yang telah menjatuhkan aku? Apakah ini ada hubungannya dengan Matteo" ucap Ben, entah kenapa dia tidak pernah percaya dengan Matteo, apalagi dia sering kali protes ini dan itu. Dan saat kasus itu sedang ramai, Matteo lah yang bersikeras untuk menyelidiki. Tapi saat itu Ben bisa mengendalikan Matteo, dan kasus ana
Read more
Part 299
Pagi ini Daren dan El mengiring ke tiga kembar menuju ruang VVIP Healthy Care. Sebelum berangkat kerja dan sekolah, mereka menemui Sen dan Joe yang masih betah untuk tidur. " Kira kira hari ini Ayah dan paman Joe sudah bangun apa belum ya" ucap Xhaqella yang saat ini berada digendongan Daren. Sementara kedua kakaknya berjalan di depan Daren. Mereka berdua sudah seperti pasukan cilik saja. " Semoga, Ayah kamu bisa cepat bangun, dan dia bisa membayar hutang hutangnya pada Paman" ucap Daren sambil mengulum senyumnya. " Apakah Ayah punya utang sama Paman? Apa tidak bisa diikhlaskan saja, kan kasihan dia baru sembuh sudah harus ditagih hutang" ucap Xhaqella dengan serius. Sedangkan dua kembar hanya bisa terkikik mendengar ucapan adiknya. " Jadi ponakan paman yang cantik ini sudah tidak mendukung paman lagi, setelah punya Ayah, Hum" ucap Daren sambil mencium pipi Xhaqella. " Paman sudah ada Kak Xaquil yang akan mendukung paman, sedang kan Kak Xavier akan mendukung ibu. Kasihan kalau A
Read more
PREV
1
...
262728293031
DMCA.com Protection Status