All Chapters of Terjebak Pesona Papi Gula: Chapter 11 - Chapter 20
90 Chapters
Dari Om Jadi Daddy
Setelah selesai dengan Mr. Pixys, Lizzie berjalan menuju ke arah parkiran. Dia tidak mengira bahwa Mina dan Armant menunggunya. Bukankah mereka beberapa saat yang lalu pergi karena ada janji?“Kenapa kalian masih ada disini?”“Oh ayolah, ada apa dengan senyuman itu? kau punya sesuatu yang harus kau bagi dengan kami kan?” sahut Armant tiba-tiba yang tentu saja memancing Lizzie untuk tersenyum lebar.“Kalian merencanakan sesuatu dibelakangku?”“Tentu tidak, secara kebetulan aku dan Armant memang punya janji. Tapi setelahnya entah kenapa kami memilih untuk kembali. Kami memikirkanmu Lizzie, rasanya jahat sekali saat kami menghabiskan waktu dengan oranglain saat malam ini adalah malammu,” ungkap Mina.“Masuk ke mobil, kita bicara di dalam,” timpal Armant lagi yang entah sejak kapan sudah masuk ke dalam mobilnya.“Aku bawa motor.”“Tinggalkan saja disana, nanti biar aku yang ambil motormu sebagai kompensasi.”Lizzie mengubah ekspresi wajahnya menjadi lebih sumringah, mengambil kursi belaka
Read more
Kontradiktif
Lizzie menghabiskan waktu menunggu kelas berikutnya dengan memilih menyandarkan diri di sebuah pohon dekat kampus. Mengeluarkan sebuah buku sketsa untuk menyelesaikan salah satu tugasnya. Dia membolak-balik buku sketsa tersebut, sedikit terhenyak karena kebanyakan isinya malah diisi oleh sketsa singkat sosok Daxon. Ini lucu, hanya karena kebersamaan singkat mereka Lizzie jadi lebih banyak mengingat pria itu secara tidak sadar.Sibuk dengan coretan baru, Lizzie sadar betul bahwa ada sepasang mata yang menatapnya dari jauh. Gadis itu mendongak tepat waktu sebab dia mendapati seorang pemuda melemparkan tas ranselnya ke bawah diikuti tubuhnya sendiri yang dia jatuhkan tepat di sebelah Lizzie.“Tidak ada kelas lagi, bung?” tanya Lizzie tanpa mesti mengalihkan perhatiannya dari buku sketsa.“Basically,” balas pemuda itu seraya menghela napas lelah. “Apa-apaan dengan sebutan ‘bung’ itu? tidakkah kau merindukan memanggil namaku dengan cara yang seksi seperti biasanya ‘Levin~’ seperti itu,” sa
Read more
Dinner Bareng Om
Selesai kelas dan bekerja sambilan, tadinya Lizzie pulang ke apartment-nya hanya untuk sekadar mandi. Mina saat itu sedang lembur di rumah sakit tempat dia magang, sementara Armant tampaknya punya janji sendiri untuk berkencan dengan Annie. Sesuatu yang Lizzie takutkan dapat dia lewati dengan baik dan sempurna sesuai harapannya. Dia tidak harus mengkhawatirkan banyak pertanyaan dari mereka berdua. Jadi, Lizzie bisa memanfaatkan waktunya dengan sangat baik untuk bersiap dan tampil sedikit lebih rapi. Dia berharap bisa sedikit modis seperti sepupunya Mina yang punya koleksi gaun malam di lemarinya. Tapi bila dia terlalu antusias dia takut Daxon malah menganggapnya gampangan. Karena itulah, dia memilih celana jeans gelap dan kemeja berwarna hitam. Rambutnya yang terurai acak, dia sisir rapi dan ikat ekor kuda dibelakang. Setelah bergumul di depan cermin agak lama, gadis itu hanya bisa mengumpat sebelum menyambar ponselnya yang kebetulan sekali mendapati pesan dari Daxon.DaddyHereLizzi
Read more
Dinner Bareng Om (2)
Lizzie tidak langsung menjawabnya, malah dia memilih untuk menatap Daxon, baru kepada pelayan yang melayani mereka. Marie. Itu adalah Marie. Kekasih Levin. Gadis yang dia temui sebelum akhirnya mereka bertemu kembali dengan situasi yang tidak terduga seperti ini. Namun yang lebih menganggu adalah mereka sama-sama berdusta sebelum bertemu kembali di tempat ini. Lizzie memaksakan wajahnya untuk berekspresi setenang mungkin, kemudian memberikan senyuman yang kikuk kepada gadis itu. “Hai.” “Sepertinya takdir mempertemukan kita kembali, ya?” Marie tertawa tapi Lizzie sama sekali tidak memahami dimana letak kelucuan dari kata-katanya. Meski begitu Lizzie tetap menganggukan kepala. “Ya.” “Namun lebih pada takdir yang lucu,” sahut Daxon tiba-tiba mengikuti arah pembicaraan kedua gadis di hadapannya sambil meletakan menu miliknya diatas meja sehingga menarik perhatian Marie. “Ah, maafkan saya. Apa yang inginkan sebagai pembuka?” “Aku ingin pesan segelas cabernet,” jawab Daxon santai. “Dan
Read more
Kisah Masa Lalu Daxon
Pria itu mengubah ekspresi wajahnya sesaat, menghela napas sebelum kemudian memberikan Lizzie sebuah senyuman penuh arti. “Itu bukan kisah yang bagus, sebenarnya. Aku tidak ingin mengubah suasananya.”“Aku tidak secengeng itu untuk langsung menangis hanya karena mendengar kisah sedih, Pak tua.”Daxon tiba-tiba mengambil garpu milik Lizzie, menusuk sepotong daging lalu menyuapi. Lizzie tidak keberatan atas aksi itu dan malah menikmati perhatian kecil darinya. “Kau dan mulut besarmu kadang perlu didisiplinkan sesekali,” sahut Daxon terkekeh.Lalu kemudian cerita meluncur dari mulut si pria. Kisahnya tentang Armant dan bagaimana hubungan mereka. Situasinya kurang lebih sama seperti yang Armant sempat ceritakan. Tapi kemudian ketika Daxon menyebutkan satu nama, kisah itu jadi sedikit lebih berat dari pada yang Lizzie sangka.“Pria itu adalah pria paling buruk untuk menjadi seorang wali bagi seorang anak,” ungkap Daxon sambil menyesap wine miliknya. Tatapan mata pria itu agak berkelana se
Read more
Mantan, Om?
Lizzie dapat merasakan tubuh Daxon mendadak kaku saat perempuan itu menyebut namanya.“Petra, senang melihatmu. Kau juga Aleandro.”Sunyi senyap. Hanya ada suara gema dari pengunjung restoran di latar belakang. Suara perbincangan, tawa, denting alat makan, bercampur baur dengan suara biola yang sedang dimainkan oleh sang musisi di dalam sana. Memang masih ada kebisingan, tapi suasana diantara mereka berempat jelas sangat aneh dan terlalu sunyi untuk dihadapi.“Yah, senang melihat kalian berdua. Kuharap kalian menikmati makanannya malam ini,” ujar Daxon sekali lagi meski terkesan agak sedikit tajam. Perempuan itu menganggukan kepala, matanya tertunduk tanpa berani menatap Daxon.“Terima kasih, dan kuharap kau juga menikmati ….” Kata-kata yang terujar memang makin memudar dan lebih terdengar sebagai gumaman alih-alih jawaban tegas. Apalagi Lizzie bersumpah perempuan itu melirik padanya, sebelum melanjutkan perkataannya. “Malammu,” tutup perempuan itu pada akhirnya setelah puas menatap L
Read more
You Gives Me Butterfly
Kenapa dia malah reflek menyebut nama Levin dan membuat alasan yang menyedihkan seperti itu?Lizzie tahu bahwa Armant bisa melihat ke dalam dirinya, tapi dia akan terus mencoba untuk mempertahankan argumentasi sebaik mungkin. “Itu bukan urusanmu.” Hanya itu yang bisa Lizzie katakan, dia tidak siap untuk jujur bahwa dia bersama dengan seorang pria yang kurang lebih seperti paman bagi Armant dan terlibat hubungan ranjang dengannya. Tentu saja itu hanya akan menyebabkan sebuah pertengkaran yang tidak diinginkan. Gadis itu menggigit bibirnya, Lizzie jelas sadar bahwa dalam situasi ini dia sudah berada dalam perangkap.“Ayolah Armant, ini tidak seperti kita masih dibawah umur. Aku sudah dewasa bukankah waktu itu kau bilang begitu? Aku hanya bersama seorang teman, Armant. Itu saja.”“Lizzie, kenapa kau enggan tidak mau memberitahuku dengan siapa kau pergi tadi?” tekan Armant lagi.“Aku bersama dengan temanku, oke? Kami bertemu di kelas seni dan mulai dekat karena dia pernah mentraktirku mak
Read more
Nemenin Om 🔞
Lizzie mengetuk rumah Daxon, dan menunggu dengan sabar sampai si pemilik rumah mempersilahkan dia masuk. Hari itu pertengah minggu, Lizzie berada diantara kesibukan bekerja dan kelas. Normalnya demikian. Namun kali ini, Daxon tiba-tiba memintanya untuk menanggalkan shift kerjanya, dan dia bahkan memberikan embel-embel dua kali lipat pembayaran kepada Lizzie bila dia mau datang padanya saat itu juga. Untungnya Annie tidak keberatan menukar jam-nya, karena Lizzie pernah mengisi shift-nya pula saat dia punya kencan dengan Armant di beberapa kesempatan dulu. Maka hari itu menjadi sebuah transaksi yang nyaman dan cepat tanpa perlu tawar menawar lebih dulu. Pintu terbuka dan Daxon berdiri menyambutnya diambang pintu. Ekspresi kompleks yang menggambarkan antara kelelahan dan gairah bersatu padu pada air mukanya. Dia segera mendekati Lizzie, membawanya masuk ke dalam rumah dengan cara yang tidak biasa. Dia menggendong Lizzie dengan gaya bridal style, Lizzie sempat terkejut tapi selebihnya di
Read more
Om Daxon Penenangku
Daxon merasa bahwa dia baru saja ditampar dengan sesuatu yang tak kasat mata. Lizzie menggigit bibir bawahnya sambil menggelengkan kepala, mengindahkan air mata yang jatuh ke pipi. Daxon menghela napas dan mengulurkan tangan, mencoba menyentuh bahu Lizzie yang gemetaran dengan jarinya.Terjadi lagi, tiap kali Daxon mencoba meraihnya Lizzie menjauh dan menjaga jarak seolah menegaskan bahwa dia enggan disentuh oleh Daxon. Bahkan kali ini dia memaki pada udara kosong tentang seberapa besar rasa marah yang dia miliki yang bersatu padu dengan kesedihan murni. Bahkan Lizzie lepas kendali dengan merusak salah satu vas yang tidak jauh dari posisinya. Menyebabkan suara gema pecahan kaca yang membuat suasana makin tidak enak diantara mereka.Lizzie tersentak atas apa yang baru saja dia perbuat, ini bukan studio seninya. Ini rumah oranglain dan Lizzie baru saja melampiaskan kemarahannya pada benda milik oranglain. Dia melirik ke arah Daxon yang menutup kedua matanya sambil menghela napas lelah.
Read more
Timbal Balik 🔞
Lizzie tidak begitu menyadari sejak kapan tepatnya dia tertidur. Namun yang pasti kepalanya sekarang berada dalam posisi nyaman dipangkuan Daxon. Sebagian besar dari teh yang berada di cangkir pria itu dibiarkan tak tersentuh di atas meja. Jadi tatkala kedua mata Lizzie terbuka, dia merasa lega begitu merasakan tangan Daxon yang berstagnasi dirambutnya. Diatasnya, Daxon menurunan kertas yang sedang dibacanya. Bunyi gemersik alami tersebut membuat Lizzie mendongak padanya dengan penuh rasa penasaran dan kemudian dia mendapati senyum dari si pria. “Sudah merasa lebih baik, gadis nakal?” Lizzie mengangguk. “Hmm.” Erangan kecilnya mendapatkan sambutan kecil berupa usapan di kepala dari si pria. Lizzie langsung berguling dan mendorong wajahnya sehingga terantuk pada perut pria itu. Daxon sepertinya baru selesai mandi, sebab Lizzie bisa mencium adanya aroma sabun yang tertinggal di bajunya juga dia bisa merasakan beberapa bagian yang masih lembab dan belum dikeringkan sepenuhnya. Ruang
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status