Semua Bab Terjebak Pesona Papi Gula: Bab 21 - Bab 30
90 Bab
Pulang
Lizzie merasa gugup. Dia tidak terlalu suka gagasan soal Armant dan Mina yang diundang untuk datang makan malam bersama orangtuanya. Tapi Lizzie tidak kuasa menolak lantaran ibunya merengek lewat telepon dan Mina juga mendapatkan terror yang sama darinya. Bahkan setelah menerima telepon darinya saja ibunya masih pula membombardir banyak pesan ke ponsel Lizzie.IbuAku tidak bisa mempercayai kata ‘iya’ darimu Lizzie. Aku tahu kau pasti akan memberitahu Mina dan Armant soal undanganku. Jadi Aku sudah menelepon Mina juga untuk memastikan kalian bertiga datang malam ini. Datanglah dengan mobilnya Mina atau Armant. Aku tidak mau kau membawa motormu.Begitulah isi pesan wanita itu, memang sangat berlebihan tapi bagaimana pun juga Lizzie hanya bisa menghela napas lelah dan mengelus dada. Terkadang sikap ibunya bisa jadi sangat menganggu di waktu tertentu. Dia benci datang bersama mereka untuk makan malam selama ayahnya ada disana.Dan beginilah sekarang, mereka datang dengan mobil Mina, sesu
Baca selengkapnya
Dr. Dion
Lizzie melirik ke arah pria itu dari balik sofa yang dia tempati. Rasanya seperti menjadi tak kasat mata dan tidak anggap padahal mereka berdua saling berpandangan meski beberapa detik. Perutnya terasa menegang dan banyak ketakutan yang tiba-tiba saja merangsek masuk tanpa diundang.“Ada acara kumpul kecil-kecilan rupanya,” komentar Dion dengan tenang mendekati Elliza dan mencium keningnya sebagai salam, Elliza tersenyum.“Hanya anak-anak. Aku pikir kau akan lembur seperti kemarin, karena tidak mau sendirian aku mengundang mereka semua kemari,” kata Elliza menyahuti perkataan suaminya. “Aku sudah menyiapkan makan malam untukmu. Mau aku panaskan?”Dion menggelengkan kepala. “Tidak, aku akan makan malam nanti. Aku tidak ingin merusak moment-mu bersama anak-anak. Selamat bersenang-senang.”Pria itu bahkan tidak menyapa putrinya, sama seperti kedatangannya yang tidak terdeteksi pria itu kini telah pergi tanpa merasa perlu mengatakan apa-apa lagi. Lizzie merasakan tenggorokannya tercekat,
Baca selengkapnya
Bareng Om Lagi
Mina tidak masalah bila dia harus tetap tutup mulut, tapi tidak dengan Armant. Pemuda itu penasaran soal Lizzie yang kerap menyelinap keluar tiap kali dia punya kesempatan. Mina dan Armant tentu mengetahui soal pendanaan yang tidak lagi diberikan oleh ayahnya Lizzie, tapi mengingat disemester ini gadis itu tampak tenang dan tidak pontang panting soal uang membuat keduanya lega tapi juga khawatir disaat yang bersamaan. Darimana Lizzie mendapatkan uang untuk biaya kuliahnya? Apa yang gadis itu lakukan? “Aku keluar,” kata Lizzie sambil mengemasi barang-barangnya. “Lagi? kau kan baru saja pulang kerja.” Armant melipat tangannya seraya menaikan sebelah alis. “Ini masih pagi.” “Ya memang.” “Lizzie.” “Hm?” “Apa kau melakukan sesuatu yang … illegal?” Armant memicingkan matanya ke arah Lizzie, melihat ekspresi gadis itu berubah drastis dari terkejut menjadi tersinggung. “What the fuck? Kau serius berpikir aku sebodoh itu?” “Kadang-kadang.” Lizzie memutar kedua matanya tapi Armant yang
Baca selengkapnya
Kepergok🔞
Setelah menyingkirkan pakaiannya kini Lizzie hanya mengenakan sport bra dan celana pendek, Daxon sendiri sudah duduk di luar. Porsche kesayanganya telah dia parkirkan di bawah sinar matahari. Semua perlengkapan kebersihan tertumpuk rapi tepat disebelah ember. Daxon menikmati pemandangan di hadapannya dengan santai. Duduk di kursi panjang dengan setumpuk dokumen di tangan. Untungnya rumah Daxon tipikal rumah yang tertutup, jadi dia merasa lega karena tidak akan ada yang bisa melihat Lizzie saat dia berpakaian menggoda seperti itu. Lizzie terlihat menikmati kegiatannya, tidak dia hiraukan tubuhnya yang terkena semprotan air. Membuat kulitnya yang putih berkilauan oleh bulir air yang terkena cahaya matahari. Daxon menurunkan kertasnya untuk sekadar menatap gadis kesayangannya yang lucu membungkuk mengambil selang air yang ada di bawah. Tidak ada yang menggoda dari gerakan gadis itu, tetapi karena kepolosannya itu membuat Daxon justru tergiring untuk memikirkan pikirkan kotor. Gadis it
Baca selengkapnya
Reuni
Suara lembut tersebut tidak hanya mengubah reaksi Daxon, tapi juga reaksi Lizzie. Dia merasa tegang, dan rasa mual langsung datang tanpa dapat dicegah. Gadis itu menutup mulutnya dengan tangan. Rasa takut dan malu bercambur baur menjadi satu, mendengar suara seorang wanita dibelakang sana. Daxon menarik tangannya dan menjauhkan diri dari Lizzie untuk menghadapi wanita yang memanggil namanya.Lizzie sendiri agak takut untuk berbalik, tapi setelah dia memberanikan diri kedua matanya langsung melebar.Itu adalah wanita yang sama, wanita yang mereka temui sepulang dari restoran setelah makan malam bersama. Lizzie dapat menyimpulkan bahwa dia masih memiliki ikatan dengan Daxon melalui pekerjaannya. Dilihat dari bagaimana cara wanita itu berpenampilan. Setelan rok span dan sepatu hak tinggi serta rambut pirangnya yang diikat kebelakang menunjukan profesionalisme-nya sebagai seorang wanita karir.Pipi Lizzie memerah karena malu, dia bergumam sendiri dengan suara yang hanya bisa di dengar Dax
Baca selengkapnya
Fakta Tak Terduga
Adalah keputusan yang bagus bagi Lizzie untuk menemani Daxon berjalan-jalan dengan mobil mewahnya. Perjalanan bersama terbukti memang sesuatu yang mereka berdua butuhkan.Hanya butuh beberapa menit saja setelah mengemudi dengan posisi top down di Porsche mewahnya, seluruh sikap dan pembawaan Daxon sedikit mulai berubah. Alisnya yang semula bertaut mulai melembut, dia juga tidak lagi mengatupkan bibirnya dengan lengkungan kebawah. Lebih tepatnya sekarang dia sudah sedikit lebih rileks dengan posisi rest. Pria itu sudah lebih santai di kursi kemudi, mengendarai mobil hanya dengan sebelah lengan sementara satu lengannya yang bebas dia gunakan untuk menyandarkan kepalanya ke jendela mobil dengan malas.Lizzie mulanya berusaha untuk tidak memperhatikan setiap detail itu, dan lebih memilih menyibukan diri dengan memandangi lautan luas yang mereka lalui, menikmati udara yang berembus dari jendela yang sengaja Lizzie buka dan debur ombak yang membuat gadis itu mau tidak mau tersenyum simpul.
Baca selengkapnya
N*****x & Chill
Kata-kata itu tiba-tiba saja keluar dari mulut Lizzie sendiri sebelum dia memikirkan terlebih dahulu akibatnya. Tapi meski begitu, Lizzie tidak merasa menyesal karena dia merasa perlu untuk memastikan sendiri jawabannya. Dia tidak bisa terus menggantungkan harap pada seorang pria yang benci untuk memulai hubungan dengan seseorang. Dia juga tidak ingin menambah rasa ketidakpercayaan kepada pria itu. Pria yang terluka oleh masa lalunya.Tidak dia duga, Daxon hanya mengangkat bahu. “I guess.”Lizzie berbalik dan menatap Daxon lekat-lekat. “Aku tidak bermaksud apa-apa. Hanya saja, kau tahu, ini tidak seperti aku bersama seseorang sebelum kita terlibat dalam hubungan friends with benefit ini. Jadi tiba-tiba aku ingin memastikan sendiri dan aku juga tidak ingin menyakitimu.”Daxon tidak menjawab. Dia malah memilih mematikan rokok yang sedang dia hisap dan meletakan tangannya pada pintu mobil. Menyandarkan kepala untuk sekadar menyipitkan mata menatap kearah lautan yang luas dengan debur omb
Baca selengkapnya
Ketahuan Levin
Mungkin keputusan Lizzie untuk menginap di kediaman Daxon di weekday bukanlah hal yang bijaksana. Namun semua sudah terlanjur berlalu dan yang tersisa hanyalah rasa sesal. Lizzie mungkin memang bahagia dan menikmati kebersamaannya, walau keesokan paginya leher dia pegal. Bukan karena eksploitasi seksual di malam hari, tapi lebih pada dia ketiduran di bahu Daxon yang saat itu memeluknya. Posisi mereka memang terbilang romantis, tapi rupanya posisi itu pula yang menyebabkan mereka pegal-pegal di keesokan harinya.Ini bisa dibilang adalah kali pertama dalam waktu yang terbilang sudah lama berlalu tatkala Lizzie terbangun dalam pelukan seorang pria tanpa hubungan seks sebelumnya. Sensasi yang dia dapatkan sangatlah asing tapi tidak seburuk yang dia bayangkan.Pagi ini, Lizzie juga diantar pulang langsung oleh Daxon mengingat dia ad akelas pagi. Mobil yang dia gunakan adalah Maserati. Tentu saja jenis yang lagi-lagi mencolok.“Aku bersenang-senang semalam,” ungkap Lizzie terus terang. Seny
Baca selengkapnya
Kepo Akut
Cat abu-abu dan biru tercecer diatas kanvas. Kali ini Lizzie sedang mencoba menciptakan pemandangan di bawah laut. Itu memang sedikit tidak biasanya, tapi entah kenapa Lizzie jatuh hati pada sebuah film documenter yang sempat dia tonton tentang kehidupan laut saat dia berada di kediaman Daxon. Dari semua mahluk, dia menganggap ubur-ubur adalah yang paling menarik.Untuk sekarang Lizzie telah berhasil membuat background di kanvasnya, sedikit banyak sesuai dengan ingatannya dan beberapa ornament sesuai imajinasi dan mulai sedikit demi sedikit membuat sketsa ubur-ubur yang akan dia timpa dengan warna lagi. Saat itulah Mina memperhatikan dari sofa, buku-bukunya terlempar ke samping dan catatannya berserakan di lantai. Hujan rintik sedang terjadi, makanya Lizzie berada dirumahnya alih-alih melukis di luar dan merasakan hembusan angin dan terik matahari.Ketika bentuk ubur-ubur telah mulai terbentuk. Gadis itu bersandar, dan menilai bahwa semuanya sudah cukup baik. Dia memberikan jeda wakt
Baca selengkapnya
Everyone Knows
Levin sudah berada dibelakang, bergegas untuk mengisi ruang kosong di sebelahnya. Lizzie hanya bisa memutar mata, berjalan menuju ke salah satu permainan tembak menembak yang kebetulan paling dekat dengan posisinya. Dia mengeluarkan kartu dan menggesekan benda itu pada mesin. Levin juga melakukan hal yang sama, sehingga kini mereka berdua berdiri sejajar disana.“Jangan jadi brengsek, dan tahu dirilah,” kata Lizzie sementara Levin hanya terkekeh. Permainan dimulai dan mereka berdua sama-sama melewatkan adegan pembuka dan langsung masuk ke misi. Keduanya mulai membidik dan bekerja. “Aku menyelamatkan hidupmu bangsat, kau hanya menghalangi permainan.”Levin mengerang saat dia mengisi ulang dan terus menembak tak tentu pada setiap zombie yang muncul di monitor. “Terserahlah, tapi serius. Bisa kau beritahu aku siapa yang mengantarmu waktu itu?”“Bukan urusanmu. Dia temanku, oh shit—fuck you zombie!” ujar Lizzie ketika zombie yang harus dia hadapi makin banyak.“Friends with benefit?” Levi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status