All Chapters of Terjebak Pesona Papi Gula: Chapter 61 - Chapter 70
90 Chapters
Pendekatan Ala Om Smith
Mina terbangun karena sakit kepala dan jantungnya berdebar tak karuan. Bau samar manis seperti bau pancake, wangi berbeda dari ranjangnya juga bantal yang asing di bawah kepalanya menambah kepanikan di dalam diri Mina. Seekor Labrador besar berwarna coklat duduk di sampingnya dengan patuh seolah dia berada disana karena ditugaskan untuk mengawasi. Hidungnya menempel di tepi kasur dengan mata terpaku kepada Mina.Dan kemudian bermunculanlah rasa bersalah, panik, jijik, dan ngeri luar biasa.Dia kemudian beringsut dan membawa tubuhnya dalam posisi duduk sambil melemparkan selimut. Mengecek tubuhnya barangkali ada sesuatu yang berbeda. Tetapi anggapannya salah, dia masih berpakaian lengkap kecuali sepatunya. Dress yang dia kenakan masih dress yang sama dengan kemarin, bahkan stockingnya masih utuh di kaki.Mina kembali menjatuhkan dirinya di ranjang, menatap balik anjing yang sejak tadi menatapnya. Telinga anjing itu terangkat seolah dia menyadari telah menjadi pusat atensi dari Mina. Se
Read more
Rahasia yang Terbongkar
Mereka mungkin sudah berciuman, lebih dari satu kali malah. Tetapi Mina tahu bahwa dia belum siap untuk menjajal bagian yang lebih dari pada itu. Oleh karena itu Smith dengan bijaksana mengatakan padanya bahwa Mina tidak berkewajiban untuk memaksakan dirinya, tidak perlu terburu-buru. Meski begitu, kebijaksanaan dan kebaikan yang Smith miliki justru malah memecut Mina untuk keluar dari bayang-bayang buruknya di masa lalu dan belajar mempercayainya. Dia bahkan menginap di kediaman pria itu untuk satu atau dua hari selama masa liburan. Sebab cuma disini Mina mendapatkan kenyamanan maksimal. Tempat tidur yang empak dan nyaman, serta Smith yang selalu siap kapan pun untuk dijadikan tempat cuddle bagi Mina untuk mengisi energi sebelum bergelut dengan buku tebal seharian. Di tambah lagi anjing Labrador pria itu yang belakangan dia ketahui bernama Becky selalu menghiburnya dan berprilaku baik kepada Mina.Memang hal ini terbilang baru bagi Mina, tetapi dengan mencoba menerima Smith ke dalam
Read more
Badai Besar
“Apa? Apa yang dia lakukan Elliza?” tuntut Dion seraya menyerbu ke dekat istrinya. Dia mencoba mengambil kamera yang dipegang oleh Elliza. Tetapi wanita itu terlalu cepat, dan langsung menggoyangkan benda itu sambil memberikan pandangan menuntut kepada Lizzie. Kini gadis itu sudah terpojok, dia sedang dihakimi oleh kedua orangtuanya.Lizzie melompat berdiri, mencoba mengambil kamera tersebut dari ibunya. “Bu, bukan. Aku bersumpah ini tidak seperti yang ibu bayangkan aku—”“Kau bohong padaku! aku bersumpah jika kau melakukan perdagangan seks illegal—”“Tidak! Bu, tolong berikan kameraku!”Sebelum perdebatan semakin sengit, Dion berhasil mengambil kamera milik Lizzie dari tangan istrinya. Lizzie tahu bahwa kini dia benar-benar berada dalam badai yang sangat besar dan dari sorot mata ibunya, wanita itu juga tahu bahwa segalanya akan jadi jauh lebih buruk sekarang.“Kau pergi ke luar negeri bersama seorang pria yang usianya tidak jauh dari orangtuamu?” Dion bertanya seraya melempar kamera
Read more
Terungkapnya sang Pacar Rahasia
Lizzie menelan ludahnya. “Awalnya memang seperti itu, tetapi Bu, aku bersumpah bahwa sekarang keadaanya sudah sangat berbeda. Dia adalah pria yang sempurna. Dia bisa mengimbangi aku, melengkapi aku, dan memberikanku banyak limpahan kasih sayang membuatku terkadang merasa insecure karena aku tidak bisa membalasnya dengan sepadan. Aku seperti orang bodoh yang tidak bisa apa-apa.”Elliza mengamatinya dengan cermat, bagaimana saat putrinya menjelaskan seorang pria. Ekspresinya betul-betul menarik, ditambah lagi dengan telinganya yang memerah kemudian berganti menjadi muram dan sebagai seorang ibu, Elliza hanya bisa menghela napas. “Kau bukan orang bodoh yang tidak bisa apa-apa.”“Tapi Bu, aku masih belum cukup baik untuknya,” sahut Lizzie. “Tetapi diluar daripada kekuranganku aku sangat mencintainya. Dia membuat hatiku berdebar dan aku selalu saja melakukan hal-hal yang bodoh disekitarnya. Dan … bu, kau tersenyum? Apa kau betulan sedang tersenyum sekarang?”“Lizzie,” katanya sambil mengul
Read more
Sedikit Perubahan
Seperti biasa, untuk urusan perkumpulan Connie akan menjadi yang paling pertama memberikan ide untuk pergi ke bar hanya untuk sekadar minum-minum. Pemuda itu dengan semangat berkata bahwa mereka layak mendapatkan waktu bersantai setelah memasuki babak baru di awal semester yang baru saja dimulai. Meski terkesan bodoh, tapi semua orang tampaknya cukup setuju dengan hal itu dan berkumpul di satu titik. Kebetulan pula diantara mereka tidak ada yang masuk kelas weekend jadi semuanya bisa minum sepuas hati. Tapi tidak semua bisa sebebas itu, adalah Mina yang memilih meminum air mineral biasa setelah Connie memberinya coconut rum shot yang langsung diambil Lizzie, tapi dihentikan oleh Armant.“Hei!” Lizzie berteriak ketika pria itu mengambil alih shot pertama dan Armant menenggaknya tanpa sisa.“Aku tidak bisa membiarkan kalian berdua pulang dalam keadaan mabuk, tugasku disini adalah untuk memastikan hal itu,” kata pemuda itu tajam sambil meringis menyadari bahwa shot yang dibuat oleh Conni
Read more
Lampu Hijau dari Armant
Perjalanan pulang di mobil tidaklah sepi. Mina dan Lizzie asyik mengobrol ria, sedangkan Armant selaku pengemudi hanya diam tanpa sekali pun ikut bicara. Namun, ada ketegangan yang terselip disana dan Lizzie tidak yakin apakah Mina ikut menyadari hal tersebut atau tidak. Kalau pun dia tahu, sepertinya Mina akan berpura-pura bersikap seolah dia tidak sadar. Karena begitulah cara kerja mereka berdua kepada Lizzie.Ketika tiba di pelataran parkir apartment, Lizzie berjalan di belakang Armant, mengawasi gerak-gerik pemuda itu. Dia terus menerus melirik ke arah ponselnya sendiri, Lizzie berasumsi dia sedang terlibat sesuatu dengan Annie, atau setidaknya itulah harapannya dan bukan yang lain. Tetapi alih-alih mengkonfirmasi seperti biasa, dia justru memilih untuk tidak ikut campur sama sekali sebab dia sendiri takut bila penyebab mengapa Armant menjadi pendiam adalah justru karena dirinya.Karena ada kemungkinan seperti itu, bisa saja pemuda itu sedang menunggu pesan dari Daxon, misalnya?M
Read more
Mantan Uring-uringan
Cuaca tidak mengubah segalanya menjadi baik, sebab faktanya suasana justru jadi tampak muram dengan langit berwarna abu-abu dan udara dingin yang membuat segalanya jadi lebih buruk. Es yang menutupi tanah dan tidak pernah berubah menjadi salju, hanya sekadar lumpur kotor yang mengotori sepatu. Namun, setidaknya Lizzie berada di tempat yang hangat, nyaman, dan tenang untuk belajar sambil menikmati latte hangat kesayangan.Lizzie menyeruput minumannya ditemani buku yang berjudul photography appreciation. Dia memilih café sebagai tempat belajar karena di tempat ini tidak banyak orang yang dia kenal datang kemari sebab semua anak kampus menyembutnya sebagai café nerd lantaran diisi oleh para kutu buku kampus. Dan hari ini Lizzie memutuskan untuk menjadi salah satu dari mereka. Dia tidak tergoda untuk melirik kesana kemari atau melakukan hal tak berguna seperti biasanya dan tidak ada orang yang dia kenal datang ke café ini,Segalanya sempurna sampai Lizzie mendengar bunyi gedebuk di mejany
Read more
Ngobrol Bareng Mantan
Lizzie berkendara ke rumah Levin dan Marie, sedikit merutuk dengan kondisi jalanan yang agak licin dan udara yang dingin. Jika saja bukan karena kecerobohan dan ujian di esok hari, Lizzie akan memastikan dia tidak akan mau keluar di situasi macam ini. Bila dia tidak berusaha paling tidak berpura-pura untuk belajar, kemungkinan besar dia akan gagal dan Lizzie sangat malas untuk mengulang.Tiba di tempat yang dia tuju, gadis itu memarkirkan motor kesayangannya dan melihat kesekeliling. Segalanya masih tampak sama, dan Lizzie merasa seperti agak bernostalgia. Mobil Levin ada di depan tetapi dia tidak melihat ada tanda-tanda keberadaan Marie. Sepertinya dia sedang sibuk di suatu tempat, tapi ada atau tidaknya dia itu bukan hal yang perlu Lizzie gelisahkan. Lizzie memasukan tangannya ke dalam saku mantel yang dia kenakan, mulai meniti ke arah anak tangga dan berjalan menuju pintu kayu. Mengetuk benda itu beberapa kali, sampai jarinya terasa sakit karena anehnya dia tidak mendengar jawaban
Read more
Salah Paham
Marie manarik napas dalam-dalam, bibirnya mengerucut dan alisnya terangkat menunjukan rasa jijik yang jelas. Ekspresi yang baru kali ini Lizzie lihat sebagai sahabatnya. “Jangan pikirkan aku, aku kemari hanya mau mengambil beberapa barang yang ketinggalan. Aku tidak akan menyela kalian berdua.”“Marie, tidak! ini tidak seperti yang kau pikirkan!” ungkap Levin yang langsung melompat mendekat padanya dari sofa untuk mengejar gadis itu. “Aku bersumpah atas nama Tuhan, sayang, ini tidak—”“Aku tidak mau mendengar apa pun dari mulutmu, Levin! Setidaknya apa yang aku lihat dari situasi ini adalah soal kau yang tidak sabar memasukan milikmu lagi ke dalam lubang gadis itu. Jangan pedulikan aku dan bersumpah atas nama Tuhan di depan mukaku!”Lizzie bangkit dari posisinya, mencoba untuk menganalisa situasi. Terus terang dia sangat gugup sekarang. Dia tidak tahu harus bagaimana menanggapi ini. Mestinya dia mendekat pada mereka atau keluar dari rumah ini, tapi nyatanya kedua kakinya membeku dan d
Read more
Baikan
Tepat setelah kelas berakhir, hal pertama yang Lizzie lakukan adalah mengemas barang-barangnya untuk dia bawa berakhir pekan. Ketiganya sudah sepakat kemana mereka akan menghabiskan waktu. Lizzie akan tinggal di rumah Daxon, Mina akan berada di rumah Smith, dan Armant tentu saja akan menjadi penjaga apartment. Ini adalah sebuah solusi yang adil dan masuk akal untuk kebutuhan privasi mereka bertiga.Mina sudah menjadi orang pertama yang pergi, bisa dilihat dari kekosongan yang ada di kamarnya. Lizzie sendiri masih sibuk memilah apa saja yang perlu dia bawa pergi ke dalam tasnya. Terutama pakaian baru, sebab akhir-akhir ini dia punya kebiasaan buruk meninggalkan barangnya di kediaman pria itu secara sembarangan dan Daxon juga kerap mengeluhkan kecerobohannya.Dia mengambil barang terakhir, sebelum kemudian Lizzie mendengar pintu kamarnya di buka. Ada Armant disana masuk sambil melipat kedua tangan di depan dada.“Oh, sepertinya aku menangkapmu sebelum kau pergi,” katanya, yang tak lama
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status