All Chapters of RACUN BERUPA MADU: Chapter 101 - Chapter 110
119 Chapters
Bab 101 : Kebersamaan
Gita, Rani dan Azim menoleh ke arah sumber suara. Seketika Rani terperangah melihat lelaki ganteng yang sangat mirip dengan Azim, bersama gadis remaja yang berwajah mirip dengan anak remaja laki-laki disebelahnya."Git, Kak Azim kembar?""Iya.""Terus mereka itu siapa?" tunjuknya pada Zahra dan Zani."Mereka Zahra dan Zani, adik kembar kami.""Jadi yang tak kembar cuma kamu?""Iya. Atok aku kenalin sama kak Azzam dan adek-adek."Gita menarik pelan tangan Rani, untuk diajak kenalan sama Azzam, Zahra dan Zani. Sementara Rani menatap takjub kepada empat orang kembar di depannya. Ini benar-benar luar biasa, bisa memiliki anak kembar terus dalam dua kali kehamilan."Kak Gita." teriak Zahra seraya memeluk Gita, di ikuti oleh Zani di belakangnya.Gita pun memeluk kedua adik kembarnya itu, biarpun cuma adik angkat, tetapi Gita sangat menyayangi mereka, sebaliknya Zani dan Zahra juga sangat menyayangi Gita seperti kakak sendiri."Adek pasti belum makan kan?" tanya Gita, kepada Zahra dan Zani,
Read more
Bab 102 : Terbawa Ombak
Gita dan Azim berteriak, saat melihat Jetski yang di tumpangi oleh Azzam dan Rani terbalik. Seketika rasa cemas menghinggapi hati keduanya. Azim segera memacu Jetski nya, menuju ke tempat Azzam dan Rani terjatuh, tapi belum sampai ke tempat kejadian, Azim melihat ada dua orang yang sedang berenang menjauhi Jetski, dan menuju ke arahnya."Dek, kalian bertahanlah! Aku mencari bantuan dulu, dan akan segera kembali!" teriak Azim, lalu memutar balik Jetski-nya menuju ke pantai. Gita yang melihat Jetski Azzam dan Rani terbalik, kini hanya bisa memeluk pinggang Azim dengan gemetaran. Gadis itu hanya terdiam, dengan mata berkaca-kaca, karena takut dengan keselamatan Azzam dan Rani. Beruntung mereka belum terlalu jauh ke tengah, sehingga Azim bisa sampai kembali ke darat hanya dalam waktu lima menit. "Dek, kamu duduk di sana dulu bareng Zahra dan Zani ya, aku harus cepat menolong Azzam dan Rani."Gita hanya mengangguk, lalu turun dari Jetski dan berjalan menuju ke Zahra dan Zani. Sementara
Read more
Bab 103 : Mencintai Dalam Diam
"Zani, kamu di sini juga rupanya."Seorang gadis cantik, dengan wajah oval dan senyum yang manis, tiba-tiba datang menyapa Zani. Tetapi Zani hanya menjawab dengan singkat dan dingin, "Ya.""Bisa tolong minggir gak? Jangan halangi jalan kami!" ucap Zani lagi, ketika gadis itu tak juga beranjak pergi dari hadapannya."Iya Zan, maaf." Gadis itu pun menggeser tubuhnya, memberikan jalan untuk trio ganteng yang super dingin itu. Saat Azzam yang berada di belakang Zani, melewati gadis itu, tiba-tiba menepuk pundaknya sambil tersenyum dia berbisik, "Sabar ya, adikku memang super dingin seperti beruang kutub."Gadis itu terbelalak mendengar ucapan Azzam, tapi setelah memahami ucapannya akhirnya diapun tertawa sendiri. "Zani, si beruang kutub? Wah, bagus juga julukannya."Sementara Azim , Azzam dan Zani dengan cepat melangkah menuju ke Gita dan Rani. Seketika meja penuh dengan makanan, dan mereka pun segera menikmati dengan penuh canda tawa. Azzam diam-diam sering mencuri pandang ke arah Rani
Read more
Bab 104 : Rencana Perjodohan.
Azim berdiri di balkon rumahnya, pandangan matanya tidak lepas dari seorang gadis manis, yang sedang duduk di ayunan sambil membaca buku. Senyum tipis tersungging di bibirnya, saat melihat buku gadis itu terjatuh, karena sang pemilik ketiduran di ayunan.Dengan langkah cepat, lelaki itu menuruni tangga dan langsung menuju ke halaman samping, tempat dimana Gita berada. Sudah menjadi kebiasaan Gita sejak tinggal di rumah itu, setiap sore pasti akan duduk di ayunan sambil membaca buku."Dasar gadis nakal, sudah tau ngantuk masih saja dipaksakan untuk baca buku di sini." gumam Azim, seraya mengambil buku Gita, lalu mengangkat tubuh gadis itu untuk dipindahkan ke kamar.Azim segera merebahkan gadis itu dengan sangat pelan, karena takut membangun kannya. Dia menyelimuti tubuh gadis itu dengan selimut, dan berbalik badan ingin meninggalkan gadis itu, sebelum mendengar ucapan Gita dari alam bawah sadarnya, "Kak Azim, aku takut."Azim kembali mendekat, lalu berjongkok di sisi ranjang gadis it
Read more
Bab 105 : Ayah Tiri Gita.
Hari ini Adelia mengajak Zahra dan Gita ke Mall, dia ingin membelikan Gita pakaian, dan juga ke salon. Wanita itu ingin Gita melakukan perawatan, sebelum acara lamaran yang akan mereka lakukan, untuk memberikan kejutan pada gadis itu, karena Adelia yakin kalau Gita juga diam-diam menyukai Azim, anak sulungnya.Dua jam mereka melakukan perawatan di salon, Adelia mengajak kedua anak itu pergi ke mall. “Mi, aku mau ke toilet dulu ya,” pamit Gita. “Baiklah, nanti langsung ke butik ini ya. Mama tunggu di dalam.” “Baik Mi.” Gita berlalu dari hadapan Adelia dan Zahra untuk pergi ke toilet, tanpa dia ketahui jika ada seseorang yang sedang mengikutinya sejak dia masuk mall tadi. Gita masuk ke toilet khusus perempuan, sedangkan orang yang mengikuti menunggu dari luar. Saat gadis itu keluar dari toilet, tiba-tiba ada seseorang dari arah belakang yang menodongkan pisau ke pinggang Gita. “Jangan berteriak, atau pisau ini menembus pinggangmu!” Seketika tubuh Gita menegang, wajahnya pucat karena
Read more
Bab 106 : Cemburu
Pagi ini, seperti biasa Azim akan mengantarkan Gita dan adik-adiknya ke sekolah, sebelum dia sendiri berangkat ke kampus. Mobil Pajero hitam itu berhenti di depan gerbang sekolah. Zani dan Zahra segera turun dan berpamitan kepada Azim dan Gita, dikarenakan mereka hari ini mendapat tugas piket."Aku sekolah dulu ya kak, terima kasih sudah diantarkan." ucap Gita, saat dia mau turun dari mobil, setelah Zani dan Zahra pergi."Iya, hati-hati di sekolah, belajar yang rajin ya."Gita mengulas senyum manisnya, sebelum akhirnya meraih tangan Azim, dan mencium punggung tangan itu dengan takzim. Dan dibalas dengan elusan lembut di pucuk kepala gadis itu.Gita segera turun dari mobil, tetapi dia tidak tau kalau di depan gerbang, telah menunggu seorang pemuda yang sedari tadi menantinya."Pagi Git." ucap lelaki itu, sambil tersenyum manis padanya."Pagi." jawab Gita datar, sambil terus berjalan melewati lelaki itu. Gita merasa kesal, karena lelaki itu selalu saja mengganggunya, dengan berbagai al
Read more
Bab 107 : Mengungkapkan Perasaan
Azim keluar dari mobilnya, tapi Gita tidak juga menoleh ke arahnya sehingga lelaki itu akhirnya mendekat ke arah gadis itu. "Dek, kita pulang sekarang?"Gita yang sedang berdebat dengan Irfan pun akhirnya menoleh, dan langsung melangkah ke arah Azim. Di raihnya tangan lelaki itu, dan menciumnya takzim. "Iya kak, ayok kita pulang. Tapi mampir ke toko dulu sebentar bisa?""Anything for you dear."Mendengar jawaban Azim, pipi Gita pun langsung merona merah, karena malu. Sedang jantungnya langsung meronta ingin lari maraton. "Terima kasih Kak."Azim mengangguk sambil tersenyum, lalu tangannya segera membukakan pintu mobil sebelah kemudi untuk Gita, setelahnya Azim langsung memutari mobil dan duduk di belakang kemudi."Dek, ini masih terlalu cepat kalau kita langsung pulang. Gimana kalau kita jalan dulu ke pantai, atau taman gitu?" ucap Azim, setelah beberapa saat mobil meninggalkan sekolah."Ke pantai saja Kak, pingin duduk-duduk di pasir pantai.""Ya sudah, berarti kita ke pantai ya.""I
Read more
Bab 108 : Tunangan Atau Menikah
"Azim!" teriak seseorang, dari arah belakang mereka.Azim menoleh, lalu mengernyit melihat seseorang yang sekarang berada di hadapannya."Ada apa?" tanyanya datar tanpa ekspresi."Aku ingin ngomong sesuatu sama kamu.""Maaf, aku gak bisa. Kami harus segera pulang, karena masih banyak tugas yang harus secepatnya kami selesaikan!""Tapi Zim.""Baiklah, silahkan bicara, karena kami tidak punya banyak waktu.""Aku ingin berdua saja denganmu." sungut wanita itu.Gita ingin melepaskan genggaman tangan Azim, agar bisa memberikan ruang untuk kedua orang itu bicara, akan tetapi lelaki itu menahannya, dan memintanya untuk tetap di tempat bersamanya."Kalau ada yang mau disampaikan, silahkan katakan sekarang, atau tidak sama sekali!" tegas Azim, dengan sikap dinginnya."Tapi Zim, aku cuma ingin ngomong berdua sama kamu." rengek wanita yang dipanggil Rena itu."Tidak bisa, karena ada hati yang harus aku jaga!" Azim menoleh ke Gita, sambil tersenyum manis. "Kita pulang sekarang."Gita hanya mengan
Read more
Bab 109 : Lamaran
"Kak Azim awas!" teriak Gita, dengan paniknya. Saat sedang bertatapan dengan Azim, tiba-tiba sudut matanya melihat ada seseorang yang sengaja memotong laju mobil yang dikendarai oleh Azim, sehingga reflek Gita teriak.Seketika bunyi ban mobil beradu dengan jalanan aspal, terasa sangat keras dan memekakkan telinga yang mendengarnya."Astaghfirullah." Azim dan Gita sama-sama beristighfar, karena sangat terkejut dengan kejadian barusan Azim kemudian memeluk Gita yang sedang ketakutan. Dielusnya lembut punggung gadis itu. "Maafkan Kakak Dek, hampir saja kita celaka karena kelalaian kakak."Gita melerai pelukan Azim, ditatapnya wajah tampan tanpa cela di depannya. Senyum manis terkembang di bibir tipis gadis itu, "Bukan cuma Kakak yang salah, jadi gak perlu minta maaf. Kita sama-sama salah Kak. Kalau saja aku gak ganggu fokus Kakak nyetir, pasti semua tidak akan terjadi."Gita kembali mengarahkan pandangannya ke depan, "dan Kakak juga salah, karena tidak fokus menyetir. Ayok jalan lagi Ka
Read more
Bab 110 : Langsung Menikahkan
"Semua sudah Azim kabarin Pi, katanya Mama dan Papa akan langsung ke rumah Gita, bareng Mommy dan Pipi, Ayah sama Bunda juga sudah menuju ke sana." terang Azim."Syukurlah, jadi semuanya bisa kumpul, untuk menyaksikan putra sulung mereka menikah." ucap Syafiq.Kini rombongan mulai jalan, Azim berada di mobil paling depan, belakangnya Azzam, dan tiga mobil yang berisi seserahan, Syafiq suruh duluan, supaya Gita tidak curiga."Kak, sebenarnya kita mau kemana?" tanya Rani pada Azzam, di mobil belakang."Calon istri penasaran saja atau penasaran banget?" tanya balik Azzam."Kok calon Istri? Pacar saja bukan kok." sungut Rani."Tidak usah didengerin omongan Kak Azzam, kak." ucap Zahra."Iya Dek, kayaknya kakakmu ini seneng banget php in cewek ya dek?""Tidak ada, kan cuma calon kakak ipar yang kak Azzam kejar-kejar sampai nyungsep-nyungsep gak jelas gitu." Zahra terkekeh dengan ucapannya sendiri, sementara Azzam sudah tertawa saja dari tadi."Kamu itu Dek, kalau ngomong suka bener." sela
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status