All Chapters of KISAH GLORY : Panglima Perang: Chapter 61 - Chapter 70
79 Chapters
Bab 61
Kepala Desa Ferro dan Tabib Saxon? Bagaimana bisa Brockley membawa dua orang tersebut ke sini? Beberapa hari yang lalu saat rencana kudeta disampaikan oleh Mundric, saat itu juga Brockley langsung mengutus lima orang pasukan untuk segera menjemput Kepala Desa Ferro dan Tabib Saxon. Alasan kenapa Tabib Saxon mau pergi ke istana Gloriston adalah karena dia yakin bahwa Brockley merupakan orang baik, dan dia sangat tidak menyangka kalau dalam waktu yang sangat cepat pemuda yang pernah berkunjung ke tempat pengobatannya tersebut bisa langsung menjadi seorang komandan. Selain itu, jika Tabib Saxon menolak kemauan tersebut untuk dijadikan sebagai saksi, maka bisa saja nantinya dia malah dijadikan salah satu tersangka. Sebelumnya, Tabib Saxon meminta jaminan dari Raja Grock dan Komandan Fricker agar dia tetap aman dan selamat dari hukum. Sedangkan Kepala Desa Ferro, mendapatkan ancaman keras bahwa pihak kerajaan telah mengetahui semua kebobrokannya selama ini, seperti menyulitkan masyara
Read more
Bab 62
Namun, Mundric, Hopkin, para perwira, dan orang-orang terdekat mereka telah berbohong. Sekitar empat ribu pasukan menyesali perbuatan mereka, lalu menghadap Brockley dan menyampaikan sumpah setia terhadap kerajaan dan rakyat. *** Keesokan harinya, segelintir orang yang biasa berada di istana kerajaan dan gedung militer, tiba-tiba menghilang. Dari sini Brockley pada nantinya akan tahu siapa saja yang merupakan pengkhianat kerajaan. Setelah dilakukan pencarian yang cukup lama di semua tempat, termasuk kediaman dinas, Mundric dan komplotannya tidak juga diketemukan. Fix, mereka telah melarikan diri, keluar dari Gloriston menuju ke negeri yang cukup jauh. Bahkan, Mundric telah membawa istri dan sebagian hartanya. Kepergian Mundric dan Hopkin telah menambah keyakinan semua orang bahwa Brockley berada di pihak yang benar. Brockley segera mengutus pasukan untuk segera memulangkan Raja Grock dan lainnya, termasuk istrinya. Setelah mereka semua telah berkumpul, Herbert menyesali keputu
Read more
Bab 63
“Apa berita besarnya?” Mundric pun menjawab, “Putrimu bernama Lucilla Augustina ternyata bernama samaran Riley Royse. Dia dibawa oleh seorang lelaki bernama Fricker dan telah menikah baru-baru ini. Yang Mulia, Fricker telah menghancurkan semua impian besar kami. Jadi, kami memohon bantuan dari Kekaisaran Omra.” Mundric meminta kepada Kaisar Aurelix untuk memerangi Brockley beserta pasukannya. Berharap Brockley mati dan pasukannya kalah, begitu pula Raja Grock, diharapkan mati, lalu dia yang bakal berkuasa, meskipun nantinya menjadi pemerintahan boneka di bawah Kekaisaran Omra yang sebenarnya juga mau runtuh. Ironis...... Kaisar Aurelix bingung mengekspresikan seperti apa. Dia bahagia, terharu, cemas, tapi juga marah. Kenapa ada orang yang berani menyimpan putri yang telah dia cari selama dua puluh lima tahun lebih lamanya? “Baiklah! Aku akan memerangi Fricker dan Kerajaan Glora! Kirimkan lima puluh ribu pasukan menuju Gloriston sekarang juga!” *** Raja Grock mengumumkan kepada
Read more
Bab 64
Riley tidak lagi bekerja sebagai pelayan istana sesuai dari perintah suaminya. Maka dia lebih sering berada di dalam rumah, menyibukkan diri dengan membaca, menjahit, memasak, dan berbuat sebagaimana seorang istri di rumah. Ketika sedang santai, siang itu dia kedatangan tamu. Terdengar suara ketukan pintu. Segera Riley membukakan pintu. Seorang gadis berumuran belasan tahun tampak memasang wajah memelas, mengharapkan kasih. Dia tampak bersedih dan kebingungan. Melihat gadis kumal itu, Riley terenyuh, dan teringat dirinya sendiri. “Aku kehilangan orang tuaku. Tadi kami pergi berbelanja di pasar.” Riley memperhatikan sekujur tubuh gadis tersebut. Dia pikir, sangat jarang ada seorang anak kecil tampak kumal di Gloriston. Sebab, Raja tidak akan membiarkan ada pengemis, gembel dan semacamnya berkeliaran. “Kau berasal dari luar?” tanya Riley lalu menyuruh gadis bernama Tina itu masuk ke dalam. Tina malah bergeming dan menunduk. “Aku mau bertemu Ayah dan Ibu.” Riley menawarkannya makan
Read more
Bab 65
Beberapa minggu yang lalu saat rombongan Mundric menempuh perjalanan menuju daerah Kekaisaran Omra, sejumlah kaum bar-bar yang merupakan orang nomaden, secara tak sengaja mendengar percakapan Mundric dan lainnya yang terkait keberadaan putri Kaisar Aurelix. Para kaum bar-bar tersebut memang sudah sangat lama mencari keberadaan Lucilla Augustina. Sebelum orang-orang Kekaisaran Omra menggerebek Gloriston dan mengambil paksa putri sang Kaisar, maka para kaum bar-bar tersebut mencuri start duluan. Upaya mereka hampir berhasil, sebab Lucilla Augustina sudah berada di tangan mereka, tinggal menunggu puluhan hari perjalanan saja untuk sampai ke wilayah Omra. “Tiga ratus keping emas! HAHAHA!” *** Jika ingin melihat seperti apa rupa dan karakter dari seorang oportunis sejati, maka lihatlah seorang prajurit senior bernama Harlino. Dia tidak termasuk bagian dari komplotan Mundric yang saat ini masih berada di wilayah Omra. Pasca gagalnya kudeta yang dilakukan oleh Mundric cs, maka Harlino be
Read more
Bab 66
Di gedung militer. Brockley tidak bisa menahan kerisauannya. Semakin lama, dia semakin tidak bisa berkonsentrasi dengan baik selama bertugas. Tiga puluh hari lamanya dia mesti galau memikirkan keberadaan istrinya. Sementara empat dari lima utusan telah pulang ke Gloriston, membawa kabar yang tidak baik, Riley tetap tidak diketemukan. Selama berhari-hari Brockley berusaha mencurigai sebagian pihak yang kemungkinan besar telah menculik istrinya, namun dia tidak punya bukti kuat. Sebuah kepastian adalah rahasia bahwa istrinya merupakan permaisuri Kekaisaran Omra telah bocor, lalu sekumpulan orang telah merencanakan penculikan tersebut guna mendapatkan imbalan besar yang telah disiapkan oleh Kaisar Aurelix. ‘Jika istriku diculik oleh Mundric dan Hopkin, seharusnya istriku sudah hilang dan pergi bersama mereka. Tapi buktinya tidak.’ *** Di arah tenggara setelah menyeberangi laut, hampir mendekati wilayah terujung Kekaisaran Omra arah barat laut, Harlino memastikan bahwa perempuan yang
Read more
Bab 67
Meski sempat mendapat ancaman dan penyerangan dari para penjahat yang mengincar Riley selama perjalanan pulang, namun Harlino dan sepuluh pasukannya mampu memulangkan Riley kembali sampai ke Gloriston dengan keadaan selamat. Perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan langsung terobati tatkala melihat kebahagiaan yang tercurah di wajah Brockley. Orang yang paling merasakan kebahagiaan mereka tentu saja Harlino. Harlino tersenyum bahagia. Sepanjang karir militernya, misi pemulangan Riley adalah misi terbesar dan paling membanggakan. Di depan pintu masuk istana kerajaan yang sangat megah, Panglima Fricker sedang memeluk erat istri tercinta, setelah menunggu berhari-hari lamanya, akhirnya semua keresahan dan kerinduannya lenyap pada hari ini. Dia menumpahkan segala kebahagiaan yang ada di hatinya. Setelah ini, dia tidak akan membiarkan istrinya jauh, tidak akan membiarkan istrinya pergi, meski hanya sekejap saja. Riley langsung beristirahat di salah satu kamar istana kerajaan, dijaga
Read more
Bab 68
Pertemuan tertutup dan serius pun segera diadakan. Raja Grock, Panglima Perang Fricker, Herbert, Hudde, dan ... Harlino. Brockley menatap Marcius dan Lucius secara bergilir, “Kalian merupakan mantan prajurit Kekaisaran Omra. Kalian lebih banyak tahu tentang kondisi dan situasi di dalam militer dari pada kami. Oleh karena itu, kami butuh banyak informasi dari kalian, baik untuk sekarang, maupun nanti pas pertempuran berlangsung.” Dalam pertemuan kali ini akan dibahas mengenai rencana apa yang bakal ditempuh dalam menghadapi serangan Kekaisaran Omra yang tidak akan lama lagi. Selain itu, juga akan ditentukan siapa saja yang bakal terlibat di dalam pertempuran. Raja Grock telah menunjuk Herbert dan Hudde sebagai dua Jenderal yang akan memimpin pertempuran di bawah komando Brockley. Meskipun Brockley merupakan pimpinan tertinggi, ide dan strategi dari Herbert dan Hudde tetap harus Brockley pertimbangkan. “Paman Herbert dan Paman Hudde, kami sangat butuh masukan dari kalian.” Raja Gro
Read more
Bab 69
“Hudde, bagaimana menurut mu?” tanya Herbert. “Masyarakat Desa Vallix semuanya nelayan. Aku ragu jika mereka mau membantu kita berperang. Jika mereka tahu bahwa desa tempat tinggal mereka akan dijadikan arena pertempuran, aku pikir mereka akan menaruh semua harta dan keluarga mereka di kapal, lalu mereka pergi dari sana.” Hudde paham situasi di daerah sekitar pesisir dan Desa Vallix. Alasan kenapa Brockley mau memilih arena pertempuran tak jauh dari laut adalah biasanya pasukan yang baru saja tiba setelah penyeberangan melalui kapal lebih memilih untuk beristirahat sejenak, saat itulah kesiapan mereka tidak begitu tertata dengan cukup baik. Santai, menikmati makanan, dan segala hal yang tidak membebani mereka terkait pertempuran. Lagi pula, mereka pikir jarak ke Gloriston masih sangat jauh dan tidak mungkin pula pasukan Glora menunggu di pinggir laut. Brockley menyampaikan sarannya tersebut. Herbert pada akhirnya menyetujui saran tersebut, bahkan memberikan pujian. “Jadikanlah mas
Read more
Bab 70
Di gerbang benteng Gloriston di pagi hari yang sangat cerah. Istri dan anak-anak menangis, tak tahan dan tak rela melihat suami, ayah, dan saudara mereka berangkat meninggalkan kota. Kepergian mereka bukan untuk berpesta fora atau menghabiskan uang, melainkan demi tujuan mulia, mengobarkan nyawa demi segalanya, demi darah, demi keluarga, demi bangsa, demi rakyat, dan demi kerajaan. Hangatnya pelukan dan tangis menjadi penghias pagi hari ini. Kecemasan, keresahan, semua terbalut jelas di setiap wajah mereka. Berharap, orang yang pergi saat ini akan kembali pulang dengan selamat dan membawa kemenangan. Meski berat, namun perang merupakan jalan terbaik. Sebagaimana dulu Raja Avraam telah menumbuhkan rasa cinta dan semangat pengorbanan, maka pada hari ini Raja Grock dan Panglima Fricker bersorak di hadapan semua masyarakat Gloriston, bahwa yakinlah, “Kita akan pasti berjaya!” Riley Royse menangis tersedu. Semenjak dua hari ini dia terus memaksa Brockley agar dirinya saja yang pulang
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status