Semua Bab Not A Perfect Marriage: Bab 61 - Bab 70
77 Bab
Penyesalan Race
Race turun dari kereta kuda yang membawanya ke istana dengan susah payah. Race yang masih dalam kondisi sakit pergi mencari Ivy ke istana, karena dia meyakini sang istri ada di tempat yang selalu membuat Race merasa tercekik ini. Race masuk dengan susah payah, dia terus memegangi dadanya yang sakit dan sedang bergemuruh karena khawatir. Sesampainya di depan istana, beberapa pengawal akan membantu Race berdiri."Lepas! Aku, tidak butuh dibantu!"Race menepis dengan kasar tangan pengawal yang akan membantunya itu. Race tidak memikirkan kondisinya sendiri yang sedang sakit."Dimana Ivy? Dia pasti ada disini, 'kan?" tanya Race kemudian pada pengawal itu.Beberapa pengawal yang menjaga pintu masuk istana itu saling memandang satu sama lain. Mereka tidak melihat ivy sejak pagi mereka berjaga disini."Jawab! Kenapa kalian hanya diam saja?" bentak Race yang masih terus emosi."Maaf, Tuan muda Race kami tidak melihat Nyonya muda Ivy sehari ini. Jika memang Nyonya muda Ivy kesini, kami sudah pa
Baca selengkapnya
Perintah Raja Michel
Suasana kamar Race dan Ivy cukup ramai sekarang. Beberapa petinggi kerajaan hari ini datang mengunjungi Race. Mereka mendengar tentang kabar sakitnya Race kemarin saat di istana. Ivy sedang berdiri di dekat pintu dan terus memandangi Race yang mengobrol dengan para petinggi kerajaan itu. Tiba-tiba saja Ivy kembali mengingat ucapan Race kemarin. Ivy menghela napas dalam lalu kemudian mengusap wajahnya pelan. Ivy memilih pergi meninggalkan kamar dan membiarkan suaminya untuk mengobrol dengan orang yang datang menjenguknya.Ivy sekarang duduk di kursi taman belakang. Ivy memandang lurus ke arah hutan dan kembali menghela napas dalam."Jadi dia menyesal menikah denganku?" tutur Ivy lirih."Sejak awal pernikahan ini memang sesuatu yang tidak Race harapkan. Lalu bagaimana sekarang? Bagaimana bisa aku melepas Race, sekarang aku bahkan begitu mencintainya," ucap Ivy lagi.Ivy sepertinya salah mengartikan ucapan Race. Karena rasa khawatir dan bersalahnya, Race jadi menyesali pilihannya menikah
Baca selengkapnya
Bagaimana Hidup Tanpanya?
Ivy sedang memasangkan baju Race. Hari ini Race sudah mulai kembali bertugas di istana. Setelah selesai dan merasa baju Race sudah rapi, Ivy melihat ke arah Race lalu tersenyum tipis."Kau, semakin tampan saja, Race," ucap Ivy."Jangan menghiburku, Iv. Seberapapun kau menghiburku, aku tetap tidak rela kau pergi," ujar Race yang masih tidak setuju dengan titah Raja Michel."Race, kita sudah membicarakan ini bukan? Aku, akan baik-baik saja. Bukankah aku ini peramal? Ramalanku tidak pernah salah, Race," ucap Ivy kemudian.Race tidak segera menanggapi dan justru menatap Ivy sekarang. Race menghela napas dalam lalu kemudian memeluk sang istri."Aku, takut kau kenapa-kenapa, Iv.""Race, percaya padaku. Aku, akan baik-baik saja untukmu."Race menghela napas dalam dan berat, Race semakin mengeratkan pelukannya pada Ivy. Dia benar-benar tidak mau berpisah dengan sang istri.Pada akhirnya Ivy tetap melakukan perintah dari Raja Michel. Dia pergi memimpin perang dengan para prajurit yang tidak se
Baca selengkapnya
Benar-benar Butuh
Beberapa hari berlalu, Ivy belum kembali. Hanya kabarnya saja yang sampai ke wilayah timur. Race terus menunggu sang istri pulang dengan selamat, sembari sibuk mengurus beberapa hal yang terjadi karena wabah penyakit itu. Bahkan beberapa petinggi kerajaan juga terkena wabah penyakit itu. Raja Michel sendiri sudah ingin memanggil Ivy pulang, tapi Tuan Milano terus saja melarang dan meyakinkan kalau Ivy lebih dibutuhkan di perang itu.Winter dan Race baru saja pulang ke paviliun Winter. Keduanya lalu menjatuhkan dirinya ke kursi bersamaan. Mereka sama-sama menghela napas lelah setelah turut serta mendistribusikan bahan pokok makanan untuk masyarakat yang terdampak wabah penyakit itu. Race melihat ke arah Winter yang terlihat begitu lelah."Winter, kau lelah? Ada yang harus kau minum atau semacamnya supaya tidak sakit?" tanya Race khawatir.Winter membuka matanya dan melihat ke arah Race. Winter lalu tersenyum tipis lalu menggeleng pelan."Aku, tidak butuh apa-apa, Race. Ini cukup melela
Baca selengkapnya
Pengalihan Target
Raja Michel terlihat sedang berpikir. Setelah berhasil melewati masa kritis kerajaan yang terkena wabah, Raja Michel semakin yakin kalau Ivy benar-benar dibutuhkan di wilayah timur. Raja Michel yang mulanya ingin melenyapkan Ivy dengan menyuruhnya memimpin perang, justru merasa ingin menarik Ivy untuk kembali sekarang. Namun begitu Raja Michel tidak bisa serta merta melakukan itu. Dia juga harus memastikan kalau Ivy sudah bisa menguasai daerah utara.Raja Michel yang sibuk berpikir tidak menyadari kedatangan ratu Nami. Dengan perlahan Ratu Nami lalu mendekat pada sang suami dan memegang pundak Raja Michel."Apa yang kau pikirkan, sayang? Kenapa wajahmu terlihat begitu serius?" tanya Ratu Nami.Raja Michel sedikit terkejut lalu melihat ke arah Ratu Nami. Dia kemudian tersenyum tipis dan menggeleng pelan."Aku, tidak sedang memikirkan apapun," jawabnya berbohong."Yang mulia Rajaku, jangan berbohong! Bukankah aku ini istrimu, aku sangat paham padamu, sayang," ujar Ratu Nami lagi.Sejena
Baca selengkapnya
Kemarahan Race
Ivy terus mencoba membangunkan Race yang tidak sadarkan diri. Ivy mencoba untuk tetap fokus dan mengumpulkan semua energinya untuk menyadarkan Race. Melihat Ivy yang terlihat memaksakan diri, Winter lalu menahan tangan Ivy yang sedang melakukan sihir penyembuhan pada Race."Iv, jangan memaksakan diri!" ujar Winter.Ivy membuka matanya dan melihat ke arah Winter, mata gadis itu sudah berkaca-kaca. Winter tahu kalau Ivy pasti sangat sedih dan khawatir sekarang."Kenapa kau melarangku mengobati Race? Dia butuh aku, Winter," ucap Ivy dengan suara bergetar.Winter menghela napas dalam lalu kemudian meraih tangan Ivy pelan. Winter lalu melihat ke arah Race yang tidak sadar."Kita pulang! Kita obati Race di paviliunmu saja, kau sendiri butuh istirahat. Sudah banyak energimu yang terkuras, Iv," ucap Winter kemudian.Ivy menggeleng cepat."Tidak, aku harus melakukannya sekarang dan harus disini."Ivy tidak mengindahkan permintaan Winter, Ivy kembali melakukan sihir penyembuh pada Race. Padahal
Baca selengkapnya
Tuduhan Untuk Ivy
Race duduk di kursi dekat ranjang Ivy. Istrinya itu masih enggan untuk membuka matanya. Race menghela napas dalam dan meraih tangan Ivy dengan perlahan."Iv, apakah kau tidak mau bangun?" tanya Race dengan pelan.Race terus mengusap pelan tangan Ivy dan sejurus kemudian menatap wajah sang istri."Apa ini caramu mengumpulkan energimu? Apa aku harus terus memelukmu supaya energi manamu segera penuh?" tanya Race yang sama sekali tidak tahu harus melakukan apa sekarang.Race lalu menarik napas dalam dan melihat ke luar jendela."Cuaca 2 hari ini sangat bagus, matahari bersinar dengan cerah. Bunga anggrek hitam yang kau sukai juga sudah mekar, Iv. Bukankah kau sangat suka melihat bunga di cuaca cerah seperti sekarang?" tanya Race tanpa melihat ke arah Ivy."Winter juga baik-baik saja, aku juga tidak terluka. Lalu, kenapa kau sendiri yang justru tidak sadarkan diri?" tanya Race sembari melihat ke arah Ivy."Apa kau tidak mau melihat pesta yang diadakan Raja Michel karena kemenangan mu melaw
Baca selengkapnya
Cara Melindungi Ivy
Suasana ruang pertemuan pribadi Raja Michel terasa begitu mencekam. Raja Michel sedang membaca buku kecil yang berisi banyak hal tentang sihir. Walaupun tidak memahami semua isinya, tapi Raja Michel memang bisa mengetahui efek samping dari penguncian jiwa adalah kematian mendadak karena sihir yang terlalu kuat. Raja Michel meremas buku itu lalu kemudian melemparnya tepat di hadapan Ivy. Hampir saja buku itu mendarat ke wajah Ivy.Race terkejut dengan apa yang pamannya lakukan. Race lalu memperhatikan wajah Ivy."Kau tidak apa-apa?" tanya Race sambil memastikan sang istri tidak apa-apa.Ivy tersenyum lalu mengangguk pelan."Aku, tidak apa-apa, Race," sahutnya."Ayah! Apa yang kau lakukan? Semua yang ada di buku itu tidak semuanya benar."Winter yang justru marah dan meninggikan suaranya sekarang. Race dan Ivy sama-sama melihat ke arah Winter sekarang."Tahu apa kau tentang sihir, Winter? Inilah kenapa orang-orang wilayah timur sangat tidak menyukai penyihir. Mereka benar-benar manipula
Baca selengkapnya
Hukuman Untuk Ivy
Sejak kejadian di pesta hari itu, rumor tidak sedap mulai menyebar. Orang-orang diluaran sana mulai menggunjingkan Race. Mereka berpikiran kalau Race memang ingin menguasai kerajaan dengan menggunakan Ivy. Terlebih lagi setelah semua investigasi dilakukan pada Tuan Marionet. Semuanya terbongkar, monster-monster yang selama ini menghantui wilayah timur terutama Winter itu akibat kiriman dari Tuan Marques Marionet, termasuk juga wabah penyakit yang terakhir kali menyebar di wilayah timur terungkap, terlebih lagi monster yang menjarah batu ruby itu juga kiriman dari Tuan Marionet.Kecurigaan semua orang sekarang semakin tertuju pada Ivy. Mereka semua menganggap Ivy adalah kaki tangan dari Tuan Marionet. Ivy semakin disudutkan dengan itu semua, termasuk dengan rumor Race yang ingin menjadi putra mahkota.Tuan Milano dan Raja Michel sedang minum teh bersama di taman belakang istana. Sedari tadi keduanya sama-sama diam dan saling memandang ke langit yang sudah gelap. Sesekali Raja Michel me
Baca selengkapnya
Rencana Penyelamatan Ivy
Setelah semua perintah Raja Michel diturunkan, Ivy lalu dibawa paksa ke penjara kerajaan. Race dengan keras menentang semuanya, Race bahkan berani menghajar semua pengawal yang menangkap Ivy. Namun apa yang Race lakukan itu percuma, Ivy tetap di bawa ke penjara kerajaan. Ivy sekarang sedang duduk di sudut ruangan yang lembab dan dingin. Dia tidak melawan ataupun meratapi nasipnya sekarang. Ivy sudah tahu dengan semua yang akan terjadi ini. Ivy justru bersyukur ternyata suaminya bukanlah orang yang akan mengeksekusinya nanti.Ivy yang sedang duduk di lantai yang dingin terkejut dengan suara pintu yang dipukul dari luar. Pintu besi itu menimbulkan suara yang sangat keras sehingga membuat Ivy setengah terjingkat."Makananmu sudah siap, Nyonya muda Ivy," ucap penjaga tahanan itu.Ivy berdiri dan berjalan menghampiri pintu besi itu. Penjaga itu lalu membuka pintu itu dari luar, tidak lama Miranda masuk dengan membawa nampan yang berisi makanan untuk Ivy. Miranda meletakkannya dengan kasar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status