Semua Bab Not A Perfect Marriage: Bab 41 - Bab 50
77 Bab
Diracuni
"Siapa yang memberikan minuman itu untuk Ivy? Cepat bicara!"Race terus membentak semua pelayan di paviliun Ivy, tidak terkecuali Miranda yang juga ada disitu. Race lalu melihat ke arah Gareta."Siapa yang terakhir kali ada di kamarku dan Ivy?" tanya Race."Sa,,,saya, tapi saya hanya membantu Nyonya muda Ivy untuk bersiap. Nyonya muda Ivy juga bilang kalau akan sarapan di istana, jadi kami sengaja tidak menyiapkan apapun," terang Gareta yang sama sekali tidak berbohong.Race menatap tajam Gareta, dia tahu betul pelayan kesayangan istrinya ini tidak sedang berbohong. Sejurus kemudian Race mengerang frustasi lalu kemudian menjatuhkan apapun yang ada di meja dekat lorong kamar Ivy dan dirinya."Siapa yang berani meracuni istriku bahkan di paviliunnya sendiri," tukas Race yang marah besar.Miranda yang sejak tadi diam saja mengangkat kepalanya lalu berjalan mendekat ke arah Race."Tuan muda Race, jangan marah-marah seperti ini. Mau semarah apapun Nyonya muda Ivy tidak akan hidup kembali,"
Baca selengkapnya
Kecemasan Winter
Ivy menceritakan semua ramalan yang dia lihat sebelum meminum anggur itu. Ivy tidak bisa membiarkan racun yang ditujukan padanya itu justru Race minum. Ivy juga mendapat ramalan jika semua racun itu Miranda yang memberikannya. Setiap kejadian yang sudah Miranda lakukan terlihat jelas di ramalan Ivy, mungkin itu semua memang terlambat karena tidak sedikit racun yang masuk ke tubuh Ivy sejak hari kembalinya Miranda ke paviliun. Beruntungnya Ivy adalah seorang penyihir hingga energi yang ada di tubuh Ivy menangkal racun itu secara berkala juga.Race terdiam mendengar semua cerita Ivy. Race hanya bisa menatap sang istri dengan mata sedih. Ivy sendiri lalu memegang pipi Race dengan lembut lalu tersenyum."Sudahlah bukankah sekarang aku baik-baik saja?" ujar Ivy."Kalau kau sampai mati lalu aku bagaimana? Aku, harus minta pertanggung jawaban pada siapa?" tanya Race lagi dengan suara datar dan tatapan tajam pada Ivy.Race masih saja kesal jika melihat sang istri yang selalu mengorbankan diri
Baca selengkapnya
Berpura-pura
Raja Michel berjalan mendekati Tuan Milano dan Nyonya Maria. Kedua orang tua Race lalu membungkukkan badannya menyapa Raja Michel."Dimana Race dan Ivy?" tanya Raja Michel to the point."Saya pun tidak tahu, mereka tidak ada kabar sama sekali," jawab Tuan Milano.Nyonya Maria lalu memegang lengan sang suami pelan."Apakah ada yang terjadi pada mereka? Kenapa tiba-tiba saja mereka seperti menghilang seperti ini?" ucap Nyonya Maria dengan nada panik.Tuan Milano melihat ke arah sang istri begitu juga dengan Raja Michel."Apa maksudmu, Kak? Apa yang terjadi pada mereka?" tanya Raja Michel."Akupun tidak tahu, tapi aku seperti memiliki firasat buruk. Tidak biasanya Race menghilang seperti ini bukan?" tukas Nyonya Maria lagi.Raja Michel mulai panik, dia khawatir acara pembukaan festival tahunan hari ini akan berantakan. Dia sangat yakin kalau monster hutan akan datang, mengingat ini adalah event tahunan kerajaan dan setiap tahunnya Race selalu bisa melawan monster-monster itu."Gagal suda
Baca selengkapnya
Jujur
"Bagaimana bisa Ivy masih hidup?"Tuan Milano melempar mantel yang baru saja dia lepas dengan kasar."Aku juga merasa heran," ujar Nyonya Maria menimpali.Tuan Milano lalu melihat ke arah Nyonya Maria dan wajahnya terlihat sangat marah."Kita sudah salah percaya pada Tuan Marionet dan Nyonya Liana, bagaimana kau menyelesaikan ini semua? Mereka sudah mengambil banyak keuntungan dari kita, sedangkan apa yang kita harapkan justru tidak terlaksana.""Maafkan aku, tapi aku juga tidak tahu menahu tentang ini semua. Aku, pikir Miranda akan melaksanakan tugasnya tanpa diketahui siapapun."Tuan Milano berdecak kesal lalu kemudian berjalan pergi."Urus ini semua! Aku, tidak mau putraku satu-satunya membenciku karena hal ini."Tuan Milano benar-benar marah, dia berjalan meninggalkan Nyonya Maria yang sekarang juga sedang berpikir bagaimana cara melenyapkan Ivy. Dia juga tidak mau Race membenci dirinya hanya karena Ivy."Kenapa aku harus menikahkan Race dengan Ivy? Kalau saja aku menikahkannya de
Baca selengkapnya
Pacu Kuda
Ruang istirahat Raja Michel terlihat lenggang, disana hanya ada Raja Michel dan Tuan Milano ayah Race. Keduanya sedang menikmati teh herbal di temani kicauan burung di teras ruang istirahat Raja Michel."Teh ini sangat enak," ucap Tuan Milano yang baru saja meletakkan cangkir tehnya."Em,,,ini racikan terbaru koki disini. Hanya kau yang boleh minum ini bersamaku," ujar Raja Michel.Tuan Milano tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya pelan."Terima kasih.""Sama-sama," ujar Raja Michel lagi.Keduanya lalu tertawa bersama, sesekali mereka memang sering menghabiskan waktu berdua. Sejenak keduanya sama-sama diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing, sampai Raja Michel berdehem membuat Tuan Milano melihat ke arah sang adik."Ada apa?" tanya Tuan Milano seakan tahu kalau ada yang ingin Raja Michel katakan."Bisa aku bertanya sesuatu?" ucap Raja Michel."Sejak kapan aku melarangmu untuk menanyakan banyak hal padaku? Tanyakan saja, Raja Michel!" ujar Tuan Milano lagi.Raja Michel terse
Baca selengkapnya
Berbahaya
Ivy sedikit gelisah duduk disamping Winter. Sejak tadi Ivy terus saja berdoa supaya Race baik-baik saja. Setelah sedikit lebih lama menunggu, akhirnya terdengar derap langkah kuda yang sepertinya sangat ramai. Ivy reflek berdiri untuk melihat apakah suaminya itu baik-baik saja, atau tidak. Melihat itu Winter ikut berdiri dan kembali membuat Ivy untuk duduk tenang di sampingnya."Tenanglah! Berdiri pun tidak akan membuatmu melihat Race. Gunakan teropong ini!"Winter menyodorkan teropong yang sejak tadi di pegang Winter pada Ivy. Tangan Ivy tidak serta merta menerima benda itu, Ivy justru menatap Winter dengan wajah bingung."Jangan terus memandangku seperti itu! Gunakan cepat!" titah Winter.Ivy akhirnya mengambil teropong itu dan menggunakannya. Winter tersenyum tipis melihat Ivy yang sedikit kesusahan menggunakan teropong itu. Winter lalu membantu Ivy untuk menggunakan teropong itu."Seperti ini, lalu arahkan seperti ini," ujar Winter.Mata Ivy melebar saat bisa melihat Race yang men
Baca selengkapnya
Race Terluka
Sesampainya di istana, Ivy lalu membungkukkan badan menyapa Raja Michel dan Ratu Nami begitu pula dengan Winter."Kalian sudah kembali? Bagaimana dengan perlombaannya?" tanya Raja Michel."Semuanya lancar, Ayah. Lalu, bagaimana persiapan untuk pesta malam nanti?" tanya Winter."Semuanya sudah 100% selesai, ngomong-ngomong dimana Race?" tanya Raja Michel yang tidak melihat keponakannya kembali bersama Winter dan Ivy."Race, harus menyelesaikan acara disana, Raja Michel dan karena semua persiapan disini sudah selesai. Ijinkan saya untuk kembali ke arena perlombaan," ujar Ivy menjawab pertanyaan Raja Michel.Raja Michel lalu melihat ke arah Ivy dan Winter bergantian. Wajahnya terlihat mencurigai sesuatu."Apakah ada yang terjadi tanpa sepengetahuanku?" tanya Raja Michel kemudian.Winter melihat ke arah Ivy lalu kemudian menggenggam tangan Ivy cepat. Hal itu membuat Ivy reflek melihat ke arah Winter."Tidak ada, Ayah. Ivy hanya ingin menemani Race menyelesaikan semuanya, bukankah ayah bil
Baca selengkapnya
Mengutarakan Perasaannya
Winter minum air putih yang baru saja Ivy tuangkan untuknya, begitu juga dengan Race. Setelah acara puncak festival tahunan selesai, mereka memilih pergi ke paviliun Race bersama. Race masih mengenakan perban di tangan dan juga dahinya. Lukanya cukup dalam hingga harus ditutup supaya tidak kena air ataupun kotoran."Beruntung kau tidak apa-apa, Race," ujar Winter setelah minum air putihnya.Race yang masih minum hanya menganggukkan kepalanya saja. Ivy sendiri memilih duduk di antara mereka dan menghela napas dalam."Tidak apa-apa bagaimana? Dahi dan tangannya terluka, Winter," protes Ivy kemudian."Iya, aku tahu, tapi itu sudah biasa terjadi padanya," tukas Winter."Em, Winter benar. Hanya saja kali ini aku lebih beruntung lagi, Winter," timpal Race sambil meletakkan gelas kosong miliknya di meja.Winter dan Ivy sama-sama melihat ke arah Race sekarang."Apa?" tanya mereka bersamaan.Race melihat kedua orang dihadapannya bergantian. Race lalu tertawa kecil dan meraih tangan Ivy yang ad
Baca selengkapnya
Wanita Yang Harus Dijaga
Race baru saja mengganti bajunya dengan baju tidur. Sejak kemarin Race seperti sedang menghindari Ivy, padahal Ivy sendiri tidak tahu kenapa suaminya bersikap seperti itu. Ivy mendekat pada Race yang sedang merapikan piyamanya."Race," panggil Ivy pelan sambil memegang lengan Race pelan.Tanpa sadar Race justru menepis tangan Ivy sedikit kasar. Ivy tertegun dengan sikap Race, Ivy menatap Race dengan wajah tidak percaya. Sedangkan Race sendiri menghela napas dalam dan merutuki dirinya sendiri yang bersikap kasar pada Ivy."Maaf, aku hanya terkejut, Iv," ucap Race memberikan alasan tanpa Ivy minta."Ah,,,begitu rupanya. Maaf, aku tidak bermaksud mengejutkanmu," ujar Ivy yang kemudian menurunkan tangannya dan mundur selangkah.Ivy tersenyum getir lalu kemudian kembali melihat ke arah Race."Mau aku bersihkan lukamu? Sepertinya perbannya harus diganti," ucap Ivy.Race merasa bersalah melihat ekspresi wajah Ivy sekarang, tapi mengingat apa yang dia dengar malam itu justru membuat Race mera
Baca selengkapnya
Tentang Penyakit Winter
Ivy berdiri di belakang Race yang sedang melihat keluar jendela. Hujan masih deras mengguyur sejak kemarin malam. Hari ini bahkan Ivy dan Race tidak bisa pergi kemanapun karena hujan tidak kunjung berhenti. Ivy berjalan mendekat pada Race lalu kemudian memegang ujung baju Race pelan."Race," panggil Ivy.Race terkejut dan reflek menepis tangan Ivy. Race melihat ke arah Ivy yang lagi-lagi terkejut dengan sikap Race padanya."Ada apa? Kenapa tiba-tiba mengejutkanku seperti itu?" tanya Race yang terlihat merasa bersalah.Ivy menatap Race dengan mata bergetar, Ivy sedang memaksakan dirinya untuk tidak menangis. Ivy tidak mau Race semakin marah padanya jika melihat Ivy menangis."Race, apakah kita bisa berdiskusi sedikit?" tanya Ivy dengan suara bergetar."Tentang apa?" tanya Race dengan kening mengkerut bingung. Tidak biasanya Ivy bertanya seperti ini sebelum bicara."Ini semua tentang Winter," ucap Ivy dengan suara semakin pelan karena takut Race marah lagi jika membahas Winter."Winter?
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status