Semua Bab Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak): Bab 71 - Bab 80
100 Bab
BAB 71 || Lupakan Aku, Rish!
Airish baru saja memasukkan ponsel ke dalam tas—setelah menghubungi Lea via telepon untuk menanyakan wanita itu berada di meja nomor berapa.Iya, mereka sudah membuat janji untuk bertemu di salah satu kafe di Jakarta.Walaupun Airish sudah berkali-kali menolak dan menghindari pertemuan dengan Lea, tetapi Lea bersikeras ingin mengajaknya bertemu. Wanita itu juga mengatakan bahwa ada sesuatu yang sangat penting untuk diberitahukan kepadanya. Jadi, Airish akhirnya menyerah atas penolakan yang tak kunjung menggoyahkan usaha Lea."Maaf lama," ucap Airish saat dirinya baru saja duduk di kursi yang berhadapan dengan Lea."Nggak masalah," balas Lea seraya menyelipkan senyuman tipis. "Kamu mau pesen apa?""Bebas."Lea pun memanggil waitress, menyebutkan makanan dan minuman yang ingin dia pesan, lalu waitress itu segera berlalu usai mencatat pesanan Lea.Airish meletakkan tas di sisi meja, sedangkan Lea tampak menggigit bibir bawahnya, mencoba bersikap tenang di hadapan Airish."Kamu mau ngomong
Baca selengkapnya
BAB 72 || Akan Terus Berjuang
Sambil menggenggam map berisi surat cerai yang siap ditandatangani, Airish datang ke kafe yang telah dipilih oleh Juna. Ya, mereka sudah membuat janji untuk bertemu. Bukan karena ingin mengenang kisah lalu, melainkan untuk mengakhiri hubungan dan berhenti saling menyakiti.Airish tahu, hari ini akan tiba. Hari di mana dia harus melepas Juna sebagai suaminya.Dengan satu tarikan napas panjang yang kemudian dia hembuskan secara perlahan, Airish meyakini perasaannya kepada Juna sudah benar-benar mati."Maaf telat."Suara khas seorang pria yang sejak tadi dia tunggu-tunggu, membuat Airish mendongak dan mengalihkan perhatian dari layar ponsel yang menampilkan video reels Instagram.Akhirnya Juna tiba, setelah hampir setengah jam Airish menunggu. Bahkan dia sudah mulai bosan. Namun, mengingat ini akan menjadi hari terakhir baginya menjalani biduk rumah tangga dengan Juna, maka segala keterlambatan Juna akan dia maafkan.Airish menghela napas. Mencoba memperlihatkan senyum di sudut bibirnya—
Baca selengkapnya
BAB 73 || Wanita Tua di Ujung Jalan
Juna berada di kedai yang dulu pernah dia kunjungi bersama Airish. Sebuah kedai nasi goreng di tepi jalan. Meski tempatnya terlihat sederhana, tetapi rasanya sangat layak untuk direkomendasikan.Setiap sendok nasi goreng tersebut mengantarkan Juna kepada kenangan tentang Airish. Masih teringat jelas dalam memorinya, bagaimana cara Airish tertawa, bercerita, lalu mengunyah makanan dengan penuh syukur.Juna menoleh ke seberang jalan. Kehadiran wanita tua yang sedang duduk di depan rumah minimalis—sambil melihat buku di tangannya—sukses menarik perhatian Juna.Juna ingat, dulu ... Airish pernah mengatakan bahwa dia merasa penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh wanita tua tersebut.Mengenai hal-hal yang terkadang membuat wanita tua itu tersenyum, atau bahkan tampak mengusap sudut-sudut matanya seperti tengah menangis. Airish ingin bertanya bagaimana kabar wanita tua itu, juga mengenai segala kesulitan yang mungkin ... hanya bisa ditanggung seorang diri olehnya.Usai menghabiskan
Baca selengkapnya
BAB 74 || Rasa yang Masih Sama
Malam ini, Airish mendatangi rumah yang dulu pernah menjadi saksi bisu atas segala manis dan pahitnya kenangan selama lebih dari dua tahun dia menikah dengan Juna.Bukan tanpa alasan dia menginjakkan kaki ke rumah ini. Bukan juga karena ingin bertemu dengan Juna, melainkan ... untuk mengemas pakaian yang masih tertinggal di sana.Airish mengeluarkan gantungan kunci lucu berbentuk keroppi. Hadiah kecil yang pernah diberikan oleh Juna kepadanya, sebelum Juna membanting kepercayaannya hingga hancur tak bersisa.Dengan sedikit ragu-ragu, Airish memasukkan kunci pada lubang pintu, memutarnya perlahan, lalu menarik handle ke bawah setelah kuncinya berhasil terbuka.Kalau dia masuk tanpa izin terlebih dahulu kepada Juna, tidak apa-apa, 'kan? Toh, mereka juga belum resmi bercerai. Jadi, tidak masalah jika Airish keluar-masuk rumah ini kapan saja.Sambil menyeret koper kosong di tangannya, wanita cantik itu melangkah ke dalam rumah.Airish baru saja masuk ke kamar yang tidak dikunci. Bola matan
Baca selengkapnya
BAB 75 || Rencana Juna
Kejadian di malam itu—tepatnya sekitar nyaris satu bulan yang lalu—membawa Airish pada pilihan yang akhirnya membatalkan niat untuk menceraikan Juna. Karena, ia tak bisa menepis perasaan di hatinya bahwa ia masih mencintai Juna dengan amat sangat.Mereka memilih membuang ego masing-masing untuk saling mempertahankan tali pernikahan.Keputusan Airish jelas membuat Juna sangat senang. Begitu pun dengan Diana dan Aisyah, yang mana kedua perempuan itu memang sangat menyukai Airish sejak kali pertama pertemuan mereka beberapa tahun lalu.Airish juga memberitahu Kiran dan Demian. Tidak lupa Elena juga, tentunya. Sebab ketiga orang itu adalah orangtua Airish. Bahkan Kiran yang notabene hanya ibu sambung Airish saja, tetap mencintai Airish seperti anak kandungnya sendiri.Demian dan Kiran menghargai pilihan Airish untuk melanjutkan hubungan dengan Juna. Namun, tidak dengan Elena yang awalnya menentang keras keputusan Airish.Airish tidak menyerah. Bersama Juna di sampingnya, mereka berjuang be
Baca selengkapnya
BAB 76 || Hari Tak Terduga
"Sayang, aku hamil!" Di dalam kamar, saat mereka hanya berdua setelah acara makan malam itu selesai, Airish menunjukkan tespek yang memperlihatkan hasil dua garis merah kepada Juna.Setelah penantian selama bertahun-tahun, akhirnya Tuhan mempercayakan mereka untuk menjadi seorang ibu dan ayah.Mata Juna membulat sempurna. Tertegun. Ia mengambil alih tespek dengan tangan gemetar. Berulang kali ia mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah yang dititipkan-Nya di rahim sang istri."Akhirnya setelah sekian lama menunggu, sekarang kamu hamil juga." Juna mengangkat tubuh Airish, menggendongnya dan berputar dengan gerakan hati-hati.Melihat Juna bahagia, Airish tentu ikut bahagia. Sekarang tak ada lagi perasaan yang membuat dirinya merasa menjadi istri yang tak berguna, karena tidak bisa memberikan anak untuk Juna.Juna duduk di tepi kasur, membawa Airish ke atas pangkuan. Satu tangannya melingkar di pinggang wanita cantik itu. "Sekarang kamu nggak boleh capek-capek. Pokoknya semua pekerjaan
Baca selengkapnya
BAB 77 || Menghilang Tanpa Kabar
"Kamu yakin, tadi Airish pergi bilangnya cuma mau beli susu?" Sambil menggendong Shandy, Juna memandang serius pada wajah Kinan."Yakin, Mas." Wanita itu mengangguk pasti. "Soalnya tadi Shandy nangis terus. Kata Mbak Airish, asinya nggak keluar, makanya dia pergi beli susu formula."Dengan tubuh gemetar, Juna berusaha menopang bobotnya agar tetap seimbang. "Tapi udah berjam-jam, Nan. Kenapa dia belum pulang juga?" Raut panik mendominasi wajahnya. "Tadi pas aku ke minimarket buat beli susu, aku juga nggak ketemu sama Airish. Sebenernya dia ke mana, sih?"Kinan menggigit bibir bawah. Memainkan kuku-kukunya dengan perasaan cemas. "Aku juga nggak tau, Mas. Semoga aja Mbak Airish cepat pulang," ucapnya penuh harap.Juna menghela napas panjang. Ia meminta tolong sejenak pada Kinan untuk memegang Shandy, sementara dirinya akan membuatkan susu formula.“Ssstt .... Ssstt .... Ini susunya, Sayang.” Juna menyumpal mulut Shandy dengan botol susu. Kemudian, ia menatap Kinan. "Aku mau nyari Airish
Baca selengkapnya
BAB 78 || Ke Mana Perginya Airish?
Juna terhanyut memainkan gitar seraya menyanyikan lagu ciptaannya yang tak pernah bosan-bosan ia dendangkan untuk para pengunjung kedai.Setiap kali menyanyikan lagu ini, maka akan terlintas di kepalanya sosok cantik wanita yang telah menghilang bertahun-tahun dari hidupnya. Benar-benar menghilang tanpa kabar.Entah ke mana Juna harus mencarinya. Ia sendiri tidak tahu apakah wanita itu masih hidup atau mungkin sudah meninggal. Mereka tak pernah bertemu lagi hingga Shandy sudah masuk sekolah TK di usianya yang keenam tahun.Jangan tanyakan apakah Juna sudah melapor kepada pihak berwajib atau belum. Sebab, Juna tentu saja sudah berkali-kali melakukannya. Namun, percuma saja ia melapor pada polisi, karena pihak kepolisian tidak menemukan keberadaan Airish—bahkan sampai saat ini.Juna, keluarganya, dan juga orangtua Airish sudah hampir putus asa mencari wanita itu, sehingga mereka berusaha mengikhlaskan Airish yang entah bagaimana kabarnya.Hanya saja ... jika memang Airish telah tiada, s
Baca selengkapnya
BAB 79 || Menemukan Kembali Airish
Juna mengelus pelan rambut Shandy yang sekarang tengah terbaring di atas kasur. Sedikit tersenyum melihat bagaimana gadis kecilnya itu memejamkan mata dengan raut tak berdosa.Sekilas ia mencium pelipis Shandy, lalu dengan hati-hati mulai melangkah ke suatu arah. Juna berdiri di depan lemari, membuka pintunya, mengambil dompet di dalam kotak lemari untuk kemudian menyimpan gantungan kunci di sana.“Hh.” Juna mengembuskan napas panjang. Kenangan yang lalu selalu berhasil melempar isi kepalanya untuk kembali mengingat wanita yang sangat dicintainya itu.***“Jun, pernah nonton sinetron ‘Cinta dalam Do'a’ nggak?”Juna melirik ke arah laki-laki yang sedang sibuk membuatkan roti bakar pesanan pelanggan. Tapi di tengah kesibukannya itu, kenapa dia masih bisa mengajak Juna bicara?“Kenapa semua orang demam sinetron?” dengkus Juna, lalu menarik gitar yang tergeletak di dekat meja ke pangkuannya. Jari-jemarinya mulai memetik senar satu per satu, mencari notasi yang pas. Tak perlu menunggu lama
Baca selengkapnya
BAB 80 || Airish Menghubungi Shandy
“Ayahku sedang tidak ada di rumah. Ada perlu apa? Aku bisa menyampaikannya saat Ayah pulang nanti.”Airish menarik senyuman kecil. “Jadi kau adalah putrinya, ya?” ucapnya. “Ayahmu telah meninggalkan dompetnya di taksi. Tolong sampaikan hal ini padanya.” Dan sepertinya gadis manis yang ia hubungi itu cukup pintar untuk menyampaikan pesan kepada pria itu.“Baik, aku akan menyampaikannya. Tolong Tante jagain dulu dompet ayahku, ya?”“Okay,” jawab Airish. Lalu Shandy kembali membuka suara, “Terima kasih.”Panggilan berakhir.Airish kembali memasukkan kartu nama ke dalam dompet. Namun, ia menemukan sesuatu yang tak kalah mengundang rasa penasarannya.Sebuah gantungan kunci berbentuk keroppi, juga selembar foto di dalam dompet yang baru saja Airish temukan. Dan sekarang wanita itu mengeluarkan fotonya.Melihat seorang laki-laki sedang meletakkan tangan di kedua bahu gadis manis yang tengah berdiri di depannya. Mereka berdua tersenyum menatap kamera. Airish meyakini kalau kedua orang di dala
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status