All Chapters of Jerat Pesona Ayah Anakku: Chapter 51 - Chapter 60
119 Chapters
Pilihan
"Arka!"Kara berteriak kencang dan langsung berlari panik ke arah sang anak yang tiba-tiba terlihat terjatuh dari kejauhan.Dengan napas yang tak karuan, ia segera membopong tubuh mungil tersebut ke tempat yang tak begitu ramai. Sampai akhirnya dirinya segera merebahkan anak lelakinya itu secara pelan, dan menatap wajah pucatnya.Oh, astaga. Sebenarnya apa yang telah terjadi? Bukankah sedari tadi Arka nampak sehat-sehat saja? Bahkan setelah mengantre cokelat fountain, anak lelakinya itu masih bisa bercengkrama dengan para pemusik yang tengah menghibur tamu-tamu Keluarga Piterson "Bunda! Arka enggak kuat! Sakit!" lirih anak kecil itu seraya meremas kuat perutnya.Tangis Arka pecah, tetapi tak bersuara. Wajah pucatnya semakin terlihat, seiiring dengan dinginnya genggam tangan mungil yang Kara rasakan.Sungguh, Kara benar-benar kalut. Ia bingung harus melakukan apa, sampai-sampai beberapa orang mulai berdatangan mengerubungi dirinya dan juga sang anak."Kara, Arka kenapa?"Suara itu sek
Read more
Dia Bahagia Bersamaku!
"Aku pasti tidak akan membuatnya menyesal, Jack! Dia bahagia bersamaku!"Deghh!Degup jantung Kara sampai berhenti mendengar suara yang tak asing itu. Dengan segera ia menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka, dan kembali menatap ke arah lagi untuk memastikan bahwa anaknya tersebut tak terbangun."Barra, lebih baik—""Ssttt! Aku belum selesai berbicara, Sayang. Aku harus memastikan sahabat kecilku ini, kalau kau akan tetap baik-baik saja bersamaku!" ucap Barra seraya mengecup dahi Kara sekilas.Diam-diam salah satu tangan Jack pun terkepal melihat pemandangan itu. Ia merasa cemburu sekaligus kesal, terlebih tatapan Barra padanya terlihat seolah sedang mengejek dirinya."Apa ada lagi hal yang kau khawatirkan, Jack? Silakan ucapakan saja sekarang, agar aku bisa mengklarifikasinya langsung!" lanjut Barra lagi dengan nada yang terkesan santai, tetapi cukup menyeramkan juga.Meski tersenyum, tetapi tetap saja tatapan amar
Read more
Gagal!
"Barra .... A–aku —""Kara, tolong jangan seperti ini!"Barra mengusap wajahnya cepat, seraya berkali-kali terlihat menunduk. Pria itu sungguh tidak tahu harus melakukan apa, agar wanita yang ada di hadapannya ini bisa berkata jujur padanya."Barra ...."Lagi-lagi ucapan Kara terputus, karena setelahnya pria yang telah dipanggilnya tersebut tiba-tiba saja telah menarik dirinya masuk ke dalam dekapan erat. Tak ada lagi cecaran tanya dari mulut Barra. Pria itu hanya diam memeluk dirinya, hingga ia langsung balas mendekapnya."Barra, are you okay?"Tidak menjawab, pria tersebut hanya menggeleng. Barra masih juga belum melepaskan pelukannya pada Kara, sehingga alhasil kini wanita tersebut merasa semakin bersalah karena telah menutupi pertemuannya dengan Avaline di salah satu pusat perbelanjaan beberapa waktu yang lalu.Sebenarnya Kara ingin jujur, tetapi ia tak tahu harus memulainya dari mana. Kara terlalu takut membuat hubungan Avaline dan Barra hancur, walau kenyataannya hubungan antar
Read more
Mengusut Tuntas
"Apa? Bagaimana bisa? Bukankah semalam dia baik-baik saja?"Avaline nampak sangat terkejut, yang mana hal itu seketika cukup membuat Jack merasa bingung.Baik, sepertinya ibu kandung sahabat kecilnya tersebut sama sekali tidak tahu-menahu tentang kejadian semalam. Ya, untuk sementara Jack berkesimpulan seperti itu."Jack? Kenapa diam saja? Arka sakit apa? Kenapa dia bisa dilarikan ke rumah sakit? Apa dia memiliki sakit yang cukup serius?" Avaline kembali melimpahkan beberapa pertanyaan untuk Jack yang berhasil membuat rasa ingin tahunya membuncah.Sementara Clarissa, diam-diam wanita itu telah mengeluarkan keringat dingin. Ia tak menyangka akan terlibat dalam pembahasan masalah ini, sehingga sekarang dirinya sedang berusaha mati-matian untuk bersikap normal agar tak mengundang suatu kecurigaan apa pun dari Jack."Arka sakit karena keracunan salah satu makanan, Tante. Dokter bilang, sepertinya makanan itu dari salah satu makanan yang terakhir kali Arka makan semalam," tutur Jack dengan
Read more
Merasa Tersentuh
"Bunda? Om Baik? Kenapa diam? Nanti Bunda sama Om Baik enggak seperti itu 'kan?"Arka kembali bertanya, seraya menatap dua orang dewasa yang tengah memeluknya. Di dalam dua netra kecokelatan itu, terlihat sedikit tatapan kecewa.Ya, Arka kecewa. Arka kecewa karena apa yang diharapkannya tak bisa langsung dipastikan oleh dua orang tersayangnya.Arka tentu tak mau mengalami kejadian seperti mimpi buruknya semalam, tetapi sayang jawaban yang didapatkannya saat ini malah seolah menjelaskan semuanya."Ya sudah, kalau begitu lebih baik Arka pergi aja! Arka enggak mau Bunda sama Om Baik pis—""Arka, Sayang. Tidak boleh berbicara seperti itu. Nanti Bunda Kara bisa sedih, Nak," cegah Barra lebih dulu sebelum melihat Kara semakin terdiam.Anak kecil itu sedikit memajukan bibirnya. Arka nampaknya belum begitu puas dengan tanggapan dua orang yang sangat disayanginya ini, akan tetapi sedetik kemudian dirinya menyadari tatapan sang bunda yang nampak sedikit berkaca-kaca ke arahnya."Maaf, Bunda. Ar
Read more
Melerai Keributan
"Barra! Cukup! Mommy tidak seperti itu!"Suara hentakan keras, seketika membuat Kara melirik ke arah pintu. Entah kenapa ia merasa seperti mendengar suara Avaline. Namun sayang saat ini dirinya tak bisa memastikan keluar, karena sang anak yang baru saja tertidur di dalam dekapannya."Semoga tidak terjadi sesuatu di sana. Semoga Barra bisa mengendalikan emosinya, karena biar bagaimanapun Ibu Avaline adalah ibu kandungnya sendiri," gumam Kara seraya sesekali mengusap pundak Arka yang semakin tertidur pulas.Entah sejak kapan Avaline tahu keberadaan Barra di sini, Kara tak tahu. Namun satu hal yang jelas tengah dikhawatirkannya sekarang adalah tentang kemarahan wanita itu. Kara takut kalau Avaline nanti akan semakin meradang padanya, karena Barra lebih memilih bersamanya dengan Arka di tempat ini.Apalagi semalam Barra pergi begitu saja dari acara ulang tahun perusahaannya 'kan? Pasti Avaline akan sangat berang dengan hal tersebut, dan akan menuduhnya sebagai penyebab dari semua kekacaua
Read more
Perubahan Sikap Avaline
Kara dan Barra saling pandang, tepat sesaat setelah Avaline menyodorkan sebuah amplop yang cukup tebal dari tangannya. Mereka berdua nampak terkejut, sekaligus tak mengerti dengan sikap Avaline yang tiba-tiba seperti ini."Bu, saya rasa—""Boleh saya bertemu dengan Arka? Saya ingin melihat keadaannya langsung," potong Avaline tak mau berbasa-basi.Lagi-lagi pernyataan itu membuat Kara dan Barra saling melempar pandangannya. Mereka berdua terus digempur dengan perubahan sikap Avaline yang sangat jauh dari dugaannya, sampai akhirnya Barra kembali bergerak selangkah lebih maju."Maaf, Mom. Sepertinya Mommy tidak perlu repot-repot memberikan amplop ini ke Kara, semua biaya perawatan Arka telah aku tanggung. Dan untuk bertemu Arka secara langsung, sepertinya tidak bisa. Dia baru saja tertidur, setelah tadi sempat tidak mau makan dan muntah," tutur Barra cepat seraya mengembalikan sebuah amplop yang tadinya telah berada di tangan Kara pada sang ibunda.Barra nampaknya sengaja mengatakan kon
Read more
Ketakutan Clarissa
"Tante, apa Tante tidak bisa mencegah semuanya? Aku mohon Tante, apa kata orang tuaku nanti jika aku sampai masuk penjara?"Clarissa memohon-mohon tepat di samping Avaline, tanpa peduli lagi dengan harga dirinya yang jatuh. Ia benar-benar tak ingin ulahnya sampai diketahui pihak kepolisian, karena itu sungguh dapat merusak namanya dan juga merusak nama baik keluarganya."Tante, aku mohon. Tolong aku untuk kali ini saja, aku benar-benar tidak ingin masalah kemarin semakin runyam," pinta Clarissa lagi dengan semakin lirih.Entah sudah berapa kali punggung tangan Avaline ia kecup. Clarissa benar-benar melakukan segala upaya agar sahabat orang tuanya itu mau membantu dirinya, agar jejak kejahatannya kemarin tak sampai diketahui orang lain."Sudahlah, Clarissa. Sekarang Tante belum bisa memikirkan rencana yang matang. Untuk sementara ini, kita pantau dulu saja apa yang dilakukan Jack dan Barra untuk Kara," sahut Avaline singkat seraya menarik tangannya dan menyuruh Clarissa agar segera men
Read more
Tidak Becus!
"Kenapa?"Satu pertanyaan itu terlontar ketika Jack menyadari tatapan berbeda dari wanita di sampingnya. Entah kenapa ia menangkap sinyal lain, hingga kini dua alisnya tertekuk sempurna."Ah, tidak apa-apa. Aku hanya ... Hanya sedang mengagumi ketampananmu saja," sahut Clarissa yang kian membuat Jack mengerenyit."Kau mau mencoba menggodaku, agar tindakan busukmu tidak terbongkar? Cih! Jangan pernah berharap seperti itu, Clarissa! Aku tidak akan terpengaruh!" balas Jack akhirnya seraya menyesap kopi hangat pesanannya.Mendengar hal itu, Clarissa pun tertawa kecil. Ia menggeleng karena maksudnya memang sama sekali tak seperti itu, akan tetapi dirinya juga menikmati sikap Jack yang terlalu percaya diri di hadapannya."Jangan salah paham, Jack. Aku hanya sedang berandai menjadi Kara. Aku benar-benar tak habis pikir dengannya, karena bisa-bisanya dia mengabaikan pria tampan dan mapan sepertimu," lanjut Clarissa seraya menatap penuh ke arah pria yang baru saja menghampirinya.Clarissa sedi
Read more
Sebuah Tamparan Keras
"Kau memintaku untuk menjabarkan semuanya?"Jack tersenyum miring, dengan menatap remeh ke arah Barra. Rasa sakit akibat pukulan di wajahnya benar-benar membuatnya tak tahan, sehingga kini dirinya tak lagi mau menahan semuanya demi menjaga perasaan sahabat kecilnya tersebut."Baiklah, kalau begitu aku akan jabarkan semua ketidakbecusanmu!" lanjut pria itu seraya kembali berdiri dengan tegak dan membenarkan sedikit kerah kemejanya.Barra masih menetap di posisi yang sedikit menjauh. Ia tak mau lagi kehilangan kendali, apalagi nanti Kara dan Arka bisa kapan saja menyaksikan perkelahiannya dengan Jack."Pertama sekali kau sudah lalai menjaga Kara, Barra! Bisa-bisanya kau tidak tahu apa saja yang telah dilakukan oleh ibumu ke Kara, padahal pada saat kejadiannya kau berada di sekitar mereka!"Barra terdiam, mengakui dalam hati kecerobohan yang paling bodoh yang pernah dilakukannya tersebut. Andai saja Jack tak memberi tahunya waktu itu, mungkin sampai saat ini Kara masih memendam segalanya
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status