Semua Bab Suamiku Anak Mommy: Bab 11 - Bab 20
43 Bab
Penasaran dengan Viona
Setelah mengurus ibu mertuanya, Viona siang ini mendapat panggilan dari boutique-nya. Yah, Viona memang mendirikan sebuah boutique kecil yang baru hadir 1 tahun ini. Bisnis kecilnya itu memang selalu stabil tapi, semenjak ia menikah Viona jadi tak punya waktu mengurus pekerjaannya.Rencananya Viona mau minta izin pada Melvin untuk pergi ke Vio Boutique Fashion miliknya tapi, Melvin terlihat sibuk membicarakan soal bisnis dengan tuan Harrison yang terlihat berbincang di ruang kerja mereka."Melvin! Untuk sementara waktu kau pergilah dulu ke perusahaan. Aku ingin kau menyelesaikan beberapa masalah di sana menjelang kau menerima jabatan barumu!""Dad! Aku setuju. Lagi pula aku harus membiasakan diri dengan urusan bisnis kita," Jawab Melvin melihat beberapa berkas yang di ajukan tuan Harrison padanya."Yah, adikmu masih ada di luar negeri! Mungkin dia akan pulang beberapa bulan lagi."Melvin hanya diam. Hubungan Melvin dan adiknya meman
Baca selengkapnya
Club!
Viona sudah ada di boutique miliknya. Ia tengah berbincang dengan Lily asisten pribadinya yang mengontrol tempat ini ketika ia tak ada.Sejauh ini semuanya berjalan lancar. Hanya saja, ada beberapa pelanggan yang meminta gaun pernikahan di desain langsung oleh Viona dan mereka ingin berjumpa secara empat mata sekaligus."Nona! Gaun pernikahan Flower yang kau buat memang sangat di nantikan. Nyonya Melinda yang selalu menantikan desain barumu itu ingin sekali memesannya langsung padamu!" Jelas Lily duduk berhadapan di meja kerja Viona yang tengah melihat bagaimana penjualan minggu ini."Hasilnya lumayan. Kapan nyonya Melinda ingin bertemu denganku?" Tanya Viona menutup pembukuan yang tadi ia baca.Gadis berambut kecoklatan dengan mata agak sipit itu membuka buku catatan jadwal di tangannya."Dua hari lagi jam 10. Dia menunggu nona di restoran Cina tak jauh dari area boutique.""Baiklah. Aku setuju! Beberapa desain yang tadi a
Baca selengkapnya
Ketakutan Viona
Viona yang di kelilingi banyak orang yang tak di kenal itu semakin bertambah takut. Ia berdiri di tengah-tengah lantai club dimana banyak wanita berpakaian terbuka yang tengah melancarkan aksinya.Justin berdiri di dekat meja yang ada beberapa pria seumuran dengannya. Terlihat jelas jika Justin sudah sering datang kesini sampai mereka tak asing lagi dengan sosok itu."Sepertinya gadis yang kau bawa itu tak asing.""Yah, aku seperti pernah melihatnya di suatu tempat."Desas-desus mereka membicarakan Viona. Bahkan, ada yang dengan terang-terangan mendekati Viona yang tengah mengukuhkan pertahanan diri."Nona manis! Kenapa kau tampak sangat takut?" Tanya pria itu mendekat dan membawa segelas wine.Justin hanya melihat dari sudut. Ia ingin tahu, sampai-mana Viona akan bertahan untuk tetap diam disana dengan tatapan waspadanya."Nona! Minumlah!"Pria tadi menyodorkan gelas yang ia peggang ke wajah Viona yang seg
Baca selengkapnya
Dia tak akan datang
Jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Viona yang tadi pingsan masih terbaring di ranjang rumah sakit. Ia masih belum sadar hingga Niko yang memang seorang dokter terus memantau keadaanya.Tadi ia sudah menelpon Melvin agar datang ke rumah sakit tapi, sepertinya pria itu ada kendala hingga belum juga muncul."Dok! Tubuhnya menderita syok berat. Saat sadar nanti dia mungkin akan ketakutan," Prihatin suster Imay yang berdiri di samping Niko yang tengah memeriksa Viona.Pria dengan alis tebal dan wajah tampan yang hangat itu tampak berulang kali menggenggam tangan Viona yang tak juga merespon."Kau pergilah!""Baik, dok!"Suster Imay pergi dari ruangan rawat Viona. Niko beralih melihat jam di pergelangan tangannya dengan perasaan kelut karna Melvin belum juga datang."Istrinya sudah seperti ini dan dia belum juga datang," Gumam Niko mulai tak suka dengan sikap Melvin.Ia duduk di kursi di samping ranjang seraya bermai
Baca selengkapnya
Bujukan Melvin
Pagi ini Niko tampak sibuk di dapur utama rumah sakit. Ia membuat sub untuk Viona yang tadi masih tidur. Suster Imay yang selalu mendampingi pria itu di dapur ini terlihat kagum dengan keahlian memasak Niko. "Dokter! Kau luar biasa. Nona Viona pasti suka." "Aku harap begitu," Jawab Niko memasukan sub di panci ke dalam mangkuk lalu ia juga sudah tata nasi dan beberapa buah di atasnya. Setelah semuanya selesai, Niko melepas apron di tubuhnya lalu membawa nampan itu keluar dari dapur dengan suster Imay yang mengikutinya. "Dia sudah bangun?" "Tampaknya sudah, dok!" Jawab suster Imay dan Niko-pun bergegas menuju ruang rawat Viona. Ia tampak lebih semangat menjawab sapaan dari beberapa team medis yang berpapasan dengannya sampai ke pintu ruang rawat Viona. Niko membukanya bersiap untuk bicara tapi ia mematung saat melihat Melvin yang sudah datang tengah memeluk Viona yang tampak diam memandang ke arahnya. "Kau
Baca selengkapnya
Masa lalu Melvin
Ternyata Melvin benar-benar menyuruh dokter Niko untuk menjaga Viona selagi ia masih di perusahaan. Niko yang tak keberatan sama sekali menerima permintaan Melvin dengan senang hati. Seperti sekarang, mereka dalam perjalanan menuju boutique Viona. Dokter Niko mengemudi dengan wajah yang berseri. "Kau terlihat sangat senang," Tegur Viona halus membuat dokter Niko tersenyum. "Bagaimana aku tak senang?! Melvin menyuruhku menjagamu dan kali ini aku tak akan kecolongan," Jawabnya penuh semangat. "Maaf. Sekali lagi aku merepotkan-mu." "Ayolah. Kenapa kau selalu minta maaf dan berterimakasih?! Jangan membuatku canggung," Decah dokter Niko tak suka. Pembawaan Niko yang konyol dan terbuka membuat Viona nyaman. Sangat berbeda saat bersama Justin hari itu. "Sebenarnya teman Melvin ada berapa?" "3 termasuk aku. Yang bersamamu kemaren itu Justin, dia memang pemain wanita dan cukup susah di atur," Jawab Niko penuh rasa bersalah. "Yang satu lagi?" "Barbara! Dia yang paling dewasa diantara k
Baca selengkapnya
Mencoba tetap tenang
Setelah melakukan perjalanan yang menyenangkan akhirnya mereka sampai ke Vio Boutique Fashion milik Viona yang tampak ramai. "Ini?" "Iya. Kecil memang, tapi cukup strategis," Jawab Viona dengan senang hati menunjukan tempat itu. dokter Niko memasukan mobil ke dalam gerbang di depan sana lalu berhenti untuk memarkir mobil. Ia melihat kiri kanan parkiran yang penuh. Senyumnya terulas senang dan kagum melihat ramai pengunjung disini. "Tempatmu luar biasa bisa seramai ini." "Bisa saja. Kau ingin masuk?" Tanya Viona seraya melepas seatbelt di tubuhnya. "Kalau boleh?" "Jelas boleh. Ayo!" Ajak Viona turun dari mobil. Dokter Niko tersenyum senang juga ikut turun lalu mendekati Viona yang terlihat selalu ceria. "Ini di bangun 1 tahun yang lalu. Setelah-ku selesai kuliah aku baru merintis boutique ini." "Kau kuliah desain?" Tanya dokter Niko seraya berjalan di samping Viona dan melihat ke sekeliling. "Iya. Kebetulan papaku punya pabrik kain yang kecil jadi, aku ingin membuat dua tempa
Baca selengkapnya
Apa masih ada wanita seperti itu?
Menghabiskan waktu berjam-jam ada di ruangannya untuk mendesain tentu saja di lakukan Viona. Ia mengalihkan emosi yang tadi mengacaukan pikirannya pada goresan pensil di kertas. Tak terasa sudah pukul 7 malam. Tak ada yang menelpon Viona yang juga tak ingat lagi akan waktu pulang. "Nona!" Lily mengetuk pintu ruangan Viona. Tapi, sosok gadis berpita dengan wajah mungil cantik itu terlalu fokus tak begitu dengar. "Nona!" Dua ketukan terakhir menyadarkan Viona. Ia menghela nafas segera melirik jam di pergelangan tangannya. "Astaga!" Syok terperanjat. "Nona! Kau kenapa?" Suara Lily cemas dari luar. Viona bergegas membereskan meja dan beberapa kertas yang ia coret tadi. Tong sampah di dekat kursi sudah penuh menunjukan betapa keras ia berpikir. "Nona!" "Sebentar!" Jawab Viona segera mendekati pintu. Ia membuka pelan hingga tampaklah gadis muda yang tak begitu jauh darinya. "Nona!
Baca selengkapnya
Mommy akan marah
Malam ini Melvin membawa Viona pergi jalan-jalan di sekitar kota. Keduanya terlihat menikmati momen dimana ada festival di lapangan luas yang sudah di terangi banyak lampion cantik berbagai macam bentuk siap di terbangkan.Bisa di katakan malam ini kencan pertama mereka. Biasanya baik Viona atau Melvin hanya bertemu ketika di suasana kerja atau beberapa waktu mendesak. "Nyalakan lampionmu!" Pinta Viona berdiri di samping Melvin yang sudah memeggang lampion emas berbentuk love begitu juga yang di peggang Viona. Sudah banyak pasangan kekasih yang ada di sekitarnya. Penyedia lampion tak jauh dari tempat mereka berdiri tengah melayani pengunjung yang datang. "KITA TERBANGKAN BERSAMA! SEBELUM ITU, BISA BUAT PERMINTAAN DULU!" Suara penyiar yang ada di tengah-tengah mereka. Semua orang memeggang lampion dengan bentuk kesukaan masing-masing. Viona memeggang lampionnya yang sudah menyala begitu juga Melvin dan yang lain. Mereka mulai
Baca selengkapnya
Lagi dan lagi
Kepulangan Melvin langsung mendapat masalah besar. Nyonya Amber tiba-tiba saja kembali kambuh hingga pria itu bergegas ke kamar mommynya. Kambuhnya penyakit nyonya Amber tentu karena terlalu memikirkan soal pesta peresmian jabatan Melvin yang gagal. Dokter Farhat sampai datang langsung memeriksa wanita itu. "Mommy!" Paniknya mendekat ke arah ranjang dimana nyonya Amber di baringkan. "Melvin!" "Mom! Apa yang terjadi? Kenapa sampai begini?" Tanya Melvin duduk di tepi ranjang menatap dokter Farhat. Wajahnya cemas menyimpan kekhawatiran. Apalagi, nyonya Amber terlihat pucat dan begitu lemah di infus. "Tuan muda. Nyonya mengalami tekanan berat alhasil, berpengaruh pada organ dalamnya. Apalagi, nyonya punya penyakit jantung kronis jadi hal yang membuatnya syok dan tertekan akan sangat berdampak buruk.""Mom! Maafkan aku," Gumam Melvin menggenggam tangan nyonya Amber yang menatapnya sayu. "Melvin! Kau baru pulan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status