All Chapters of Suamiku Anak Mommy: Chapter 31 - Chapter 40
43 Chapters
Hellen?
Setelah mengajak Viona berjalan di bibir pantai dan berkeliling di sekitar resort akhirnya Melvin memboyong Viona kembali ke penginapan. Apalagi, ini sudah siang dan tiba waktunya untuk makan. "Apa kau lelah?" Tanya Melvin masih menggenggam tangan Viona kala sudah masuk ke dalam penginapan mewah ini. Viona menggeleng. Senyum bahagianya tak pernah lepas dari sejak tadi bahkan, ia terlihat sangat senang. "Semuanya begitu menyenangkan. Aku suka!" "Simpan tenagamu untuk nanti, hm?" Goda Melvin segera mendapat pukulan manja dari Viona di bahunya. Saat tiba di dekat tangga menuju kamar di lantai atas mereka di hampiri seorang pelayan wanita. "Tuan Melvin?" "Yah, ada apa?" Tanya Melvin dan Viona hanya diam berhenti berjalan. "Ini barang milikmu!" Menyodorkan satu kotak salep. Melvin mengernyit menerima benda itu. Ia saling pandang dengan Viona yang bingung. "Itu apa?" "Ntahlah, siapa yang memberikannya?" Tanya Melvin pada pelayan wanita itu tapi, dia malah menggeleng tak tahu dan
Read more
Ada yang tidak beres!
Malam ini mereka turun ke atap untuk makan malam. Suasana pantai dan langit meriah di taburi bintang yang indah membuat suasana menjadi sangat romantis. Lampu-lampu yang di pasang di sekitar pagar atap resort dan hembusan angin halus dari arah pantai membuat mereka jadi tenang dan lebih dekat. "Dimana yang lainnya?" Tanya Viona duduk berhadapan dengan Melvin di satu meja makan bundar. Keduanya memakai mantel hangat dengan hidangan sub serta wine yang tersaji rapi. "Mereka berpesta di bawah." "Apa mereka sudah malam malam?" Tanya Viona membuat Melvin menghela nafas. "Sayang! Kita kesini untuk honeymoon. Jadi, jangan pedulikan mereka, hm?" "Emm." Viona mengangguk tersenyum manis. Melvin menyodorkan gelas wine ke tangan Viona yang menggeleng. "Aku tak minum.""Tak akan mabuk. Ini rendah alkohol, cobalah!" Ucap Melvin dan dengan ragu Viona mengambil gelas itu. Melvin juga memeggang gelasnya hingga keduanya kembali saling pandang. "Kau tak pernah minum?" "Tidak pernah. Aroma m
Read more
Peneror misterius
Dokter Niko mencari pelayan wanita yang tadi ia lihat. Menyusuri bagian luar resort sampai terlihat dari atas atap oleh Viona dan Melvin yang heran. "Kenapa Niko seperti mencari seseorang?" Gumam Melvin masih duduk di tempatnya. "Mungkin, ada masalah," Gumam Viona berdiri merapat ke pagar atap. "Nikooo!!!" Melvin mendengus saat Viona memanggil dokter Niko. Pria tampan berkacamata yang ada di bawah sana menoleh dengan wajah seketika melembut. "Ada apaaa??" "Mencari jam tanganku!" Jawab Niko menunjukan pergelangan tangan kirinya yang kosong. "Hilang?" "Yah. Jatuh di sekitar sini," Jawab dokter Niko tapi, ekspresi wajahnya berubah datar saat Melvin tiba-tiba berdiri di belakang Viona dan memeluk mesra wanita itu. "Jangan menganggu! Pergilah!" "Hust! Jangan bicara begitu," Tegur Viona menepuk lengan Melvin yang membelit perutnya. "Kenapa? Lagi pula, dia memang pengganggu," Gumam Melvin jengah. "Tapi, biasanya Niko tak pernah begitu mempedulikan soal barangnya. Pasti jam itu sa
Read more
Menuduh mommyku
Setelah memastikan Viona tidur dengan lelap barulah Melvin dan Barbara naik ke atap menemui dokter Niko yang berdiri di tepi pagar dengan pandangan menyorot jauh ke depan. "Dia sudah tidur," Ucap Melvin berdiri di samping dokter Niko dan Barbara duduk di kursi belakang mereka. Meja makan itu sudah di bersihkan oleh pelayan beberapa menit yang lalu. "Ada seseorang yang sedang memata-matai kau dan Viona!" "Dari mana kau tahu?" Tanya Melvin menatap wajah serius dokter Niko. "Tadi, saat kau makan dengan Viona ada seorang pelawan wanita berkacamata yang mengintip. Saat aku tegur, dia turun dan menghilang," Jelas Barbara mengambil alih. "Menghilang? Maksudmu, dia bukan bagian dari pekerja disini?" "Mungkin," Jawab Barbara masih belum pasti. Melvin kembali pada dokter Niko yang lebih serius dari yang pernah mereka lihat sebelumnya. "Melvin! Aku mencurigai seseorang." "Siapa?" Tanya Melvin kala dokter Niko beralih memandangnya serius. "Ibumu!" Sontak Melvin menautkan alisnya bingu
Read more
Viona dalam bahaya
Pagi ini Melvin mengajak Viona untuk bermain Jetski di pantai. Mentari hangat yang tak begitu panas juga mendukung kegiatan mereka seakan melupakan kejadian buruk tadi malam. Melvin sudah terlihat tampan dan gagah dengan celana pendek tanpa atasan memamerkan bentuk tubuh atletisnya berdiri di dekat Jetski. Sementara dokter Niko masih dengan kesantaian yang tak bisa di ganggu. Ia berbaring di atas kursi pantai dengan tampilan tak kalah mempesona walau berkacamata. Celana pendek selutut dengan atasan kemeja pantai lengan pendek. Dua kancing di atas terbuka memperlihatkan tonjolan otot dada bidang seksi tanpa bulunya. Di lihat dari segi tampilan, Melvin dan dokter Niko sudah jelas berbeda. Meski keduanya tampak begitu tampan penuh pesona hanya saja, dokter Niko tak begitu suka memamerkan bentuk tubuh. "Heeey!!! Kalian tak menunggukuu??" Suara Barbara datang dari arah resort berlari hanya menggunakan boxer membuat Melvin dan dokter Niko membelo jengah. "Istriku akan kesini! Pakailah
Read more
Keterkejutan Viona
Gelombang air laut pantai ini perlahan lebih kuat kala sudah menjauh dari bibir pantai. Jet sky milik Viona masih melaju dengan stabil bahkan, tampaknya wanita itu menikmati suguhan pemandangan dan riak air yang dingin."Vionaa!!" Panggil dokter Niko setengah berteriak membuat Viona di depan sana menoleh. "Niko?" Gumam Viona bingung kala dokter Niko tampak mengejarnya dengan Jet Sky berkecepatan penuh. Raut wajah pria itu juga terlihat panik dan melambaikan tangan agar ia berhenti. "Vionaa!! Berhentii!!" "Ada apaa?" Tanya Viona ingin memelankan laju kendaraanya tapi, tiba-tiba benda ini sama sekali tak bisa berhenti. "Kenapa ini?!" Bingung Viona berusaha memelankan kecepatan benda itu tapi nihil. Jet sky yang Viona kendarai semakin melaju pesat melalang buana di lautan lepas. Bahkan, dokter Niko yang tadi ada di belakang seketika berusaha mengejar Viona yang sudah sangat menjahui wilayah aman di pantai. "Vionaa!!!" "Nikoo!! Ini..ini tak bisa berhenti!" Panik Viona mulai tak
Read more
KAMI DISINI
Wajah Viona masih mematung kosong seakan tak menyangka jika nyonya Amber tega melakukan itu. Ia kira selama ini ketidaksukaan mertuanya hanya sekedar belum menerima pernikahan mereka tapi, ternyata wanita itu mencoba melenyapkan dirinya dengan cara yang begitu kejam. Dokter Niko melihat keterkejutan Viona sampai wanita itu tak dapat berkata-kata. Kedua mata menyorot kosong dan seakan ini pukulan berat untuknya. "Maafkan aku. Jika tak memberitahumu aku hanya takut jika kedepannya akan ada lagi rencana pembunuh untukmu. Mungkin, saat itu aku tak bisa menghentikannya lagi." Viona hanya diam. Kenyataan ini terlalu berat baginya sampai kedua mata indah itu di genangi air bening siap tumpah kapan saja. Ibu mertuaku sendiri mencoba membunuhku. Apa aku seburuk itu sampai dia tak pernah sudi menerimaku jadi istri putranya?! Memikirkan itu Viona semakin tak bisa membendung air mata. Kepala tertunduk dengan tangan mengusap bulir bening yang jatuh tanpa di pinta. "A..apa aku seburuk itu?"
Read more
Aku harus pergi
Langit sudah mau berubah gelap. Bayang-bayang mentari akan terbenam di ufuk barat terlihat sangat indah di pandang. Nuansa jingga pekat yang sebentar lagi akan menghitam membentang di seluruh langit pulau. Sudah lama Viona dan Niko menunggu dengan duduk di tengah-tengah tulisan yang mereka buat tadi. Wajah keduanya terlihat lelah bahkan Viona bersandar ke bahu dokter Niko yang dengan senang hati membiarkan hal itu. "Ini sudah lama. Kenapa tak ada satu-pun orang mencari kita?" Gumam Viona memandangi mentari terbenam yang mengobati rasa bosannya. "Mungkin pulau ini memang terpencil. Mereka kesusahan mencari kita." Grrr.. Suara perut Viona berbunyi hingga membuat wajah cantiknya bersemu malu. Dokter Niko tersenyum gemas kala Viona menunduk seraya memeggangi perutnya yang sudah membuat kegaduhan. "Lapar?" "I..iya," Gumam Viona mengangguk malu-malu. Dokter Niko mengusap lembut kepala Viona lalu mengedarkan pandangan ke area laut dan pesisir pulau. "Tunggu disini. Aku akan coba men
Read more
Sangat menyiksa
Langit sudah berubah gelap tak berujung. Taburan bintang dan rembulan abu di atas sana bersinar dan cukup memberi penerangan bagi sepasang manusia yang sedang menikmati santapan seafood di panggang di atas bara api unggun. Sampai sekarang belum ada tanda-tanda kedatangan team penyelamat sampai keduanya pasrah dan fokus mengisi perut. "Hati-hati. Masih panas," Ucap dokter Niko meniup-niup udang yang di tusuk dengan ranting kecil sudah matang lalu memberikannya pada Viona. "Kau juga makan. Jangan asik meniupkan makananku saja!" "Iya," Jawab dokter Niko mengambil kerang yang sudah matang dengan dedaunan basah sebagai alasnya. Dokter Niko makan tapi matanya menatap dalam dan hangat Viona yang sedang menikmati udang bakarnya. Vions makan dengan lahap walau bisa di katakan semua rasa yang ada memang begitu alami dan segar. "Kau seperti orang yang tak makan satu bulan," Kelakar dokter Niko seraya mengunyah daging kerangnya. Viona malu tapi ia tak bisa menghentikan mulutnya untuk mengu
Read more
Membunuhnya
Cahaya mentari di atas sana dengan lantang mengusik sepasang manusia yang masih asik berpelukan. Viona membuka matanya perlahan terbuka dan mengernyit karena tubuhnya terasa lumayan pegal.Namun, Viona terkejut saat dada bidang dokter Niko langsung terpampang jelas di wajahnya. Benar-benar seksi dan kekar sampai wajah Viona memerah namun ia dengan cepat sadar menarik diri dari dekapan dokter Niko yang terusik akan pergerakan Viona. "Kau sudah bangun?" Serak khas bangun tidur dokter Niko mengusap wajahnya. Viona sedikit menjauh. Tampilan dokter Niko terlihat lebih tampan dengan rambut acak-acakan dan kacamata masih bertengger rapi. "Maaf. Semalam kau demam dan kedinginan. Aku tak bermaksud untuk.." "Aku tahu. Terimakasih," Sela Viona percaya pada dokter Niko karena sekarang ia memakai kemeja pantai pria itu jadi tak ada yang terbuka atau berantakan. Dokter Niko duduk. Ia lega Viona tak berburuk sangka padanya. "Jik
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status