All Chapters of Suamiku Anak Mommy: Chapter 21 - Chapter 30
43 Chapters
Apa kau masih mencintainya?
Awan gelap yang tadi menggumpal di atas sana sudah tak lagi menahan lama. Tepat saat mereka sudah masuk ke mobil, hujan tiba-tiba turun dengan deras. Dokter Niko menyalakan penghangat di dalam mobil karena udaranya cukup dingin.  "Untung saja kita cepat. Jika tidak pasti sudah basah," Gumam Viona memasang seatbelt dengan rapi. "Kalau kau menunggu di sana lebih dari 1 jam. Kau pasti akan jadi bebek beku." "Tapi, untungnya kau datang," Ujar Viona tersenyum tulus. Dokter Niko juga membalas senyum itu tak kalah hangat. Ia menghidupkan mesin mobil dan melaju stabil melewati jalanan yang tak begitu ramai. Viona memeluk dirinya sendiri seraya bersandar ke kursi. Ia melihat kaca jendela  mobil yang di aliri butiran air yang memanjang dengan kosong. Untuk sesaat suasana jadi sunyi. Viona larut dalam pikiran sendiri sedangkan dokter Niko juga fokus berkendara. Saat merasa tak nyaman, dokter Niko melirik Viona dari ekor mata
Read more
Apa kau masih mencintainya?
Pagi ini Melvin merasa ada yang berbeda dari Viona. Setelah pulang semalam, Viona tiba-tiba jadi sangat pendiam. Ia mandi dan langsung tidur tanpa mengatakan apapun pada Melvin yang saat itu juga tak bertanya. Seperti sekarang, Viona mengisi paginya dengan sibuk di meja balkon. Ia membuat beberapa desain sedari subuh lalu sampai jam 8 pagi tetap fokus ke sana. "Apa dia marah padaku?!" Gumam Melvin yang sudah rapi dengan stelan jas formal miliknya berdiri di belakang kaca balkon yang terbuka setengah. Pakaian itu di sediakan oleh Viona yang tak lupa akan kewajibannya. Hanya saja, sedari tadi gadis itu tak pernah bicara sama sekali. Karena tak nyaman di kondisi seperti ini, Melvin berjalan mendekati meja balkon. "Ini hari pertamaku masuk perusahaan sebagai presdir. Kau tak ingin memberi semangat?" Ucap Melvin terus menatap wajah cantik Viona yang pagi ini memakai bathrobe santai. "Semangat!" Singkat tanpa mengalihkan pandangan dari lembaran-lembaran kertas yang ia susun rapi. "K
Read more
Calon menantu?
Setelah berusaha tak memikirkan soal masalah pagi ini, akhirnya Viona dengan tenang bertemu nyonya Melinda. Tepat di restoran China tak jauh dari boutique miliknya, Viona menyapa sosok wanita paruh baya yang memakai hijab yang anggun. Senyuman wanita paruh baya itu terkesan hangat dengan kedua mata tenggelam karena pipinya terangkat. Ada ketulusan yang tak bisa Viona jabarkan. "Akhirnya aku bisa bertemu denganmu, Nona!" "Jangan terlalu formal, nyonya! Kita sudah sering bertemu, panggil nama saja," Segan Viona menolak halus. Hal itu membuat nyonya Melinda tersenyum geli tapi ia memang sudah dekat dengan Viona. "Aku sudah lama tak menemui mu karena memang sibuk di negara asal suamiku akhir-akhir ini. Tampaknya kau juga sibuk, nak!" "Begitulah, mengurus boutique memang cukup melelahkan," Jawab Viona sambil tersenyum. Sepertinya nyonya Melinda belum tahu kabar pernikahan Viona yang juga tak mau memberitahukannya. "Bagaimana kabarmu? Nak!" "Baik, nyonya! Dan ini beberapa desain ga
Read more
Bagianku selesai!
Melvin tengah sibuk di ruang kerjanya. Ia fokus pada tumpukan berkas itu mengabaikan Barbara yang sudah lama duduk di sofa menegguk vodka ke tiga. Lama kelamaan melihat Melvin yang terlalu sibuk, ia jadi bosan. "Kalian mulai tak asik. Justin sibuk dengan dunia liarnya dan kau sekarang sudah jadi pak tua di meja perusahaan. Siapa yang akan menemaniku minum?!" Rutuknya menaikan kaki ke atas meja sofa. Tanpa mengalihkan mata dari kertas di tangannya, Melvin menyahut. "Dimana Niko?" "Dia tadi ada di rumah sakit. Mungkin ada operasi besar pagi tadi, biasalah!" Jawab Barbara mendengus. Melvin hanya tersenyum kecut. Ia melonggarkan dasinya lalu mengambil ponsel yang sedari tadi berbunyi notif pesan hanya saja Melvin tak begitu fokus. "Pergilah bermain ke club.""Kalian ini sama saja. Apa setelah menikah kau jadi di kekang istri kecilmu?! Kuat sekali dia," Jengah Barbara tapi segera diam kala Melvin tampak serius menatap ponsel. "Ada yang mencuri sahammu?" "Niko menemui istirku?" Gumam
Read more
Jika tak bisa menjaganya maka, aku akan merebutnya
Melvin membawa Viona masuk ke mobil. Wajahnya di penuhi kemalut amarah sampai membanting pintu mobil keras mengejutkan Viona. "Kau kenapa?" Tanya Viona kala Melvin sudah duduk di kursi kemudi. Bukannya menjelaskan, Melvin justru membentaknya sampai Viona terperanjat. "APA KAU BEGITU SENANG BERADA BERSAMANYA?!!" "A..aku.." "Kau berani pamit padaku untuk berjalan bersama lelaki lain. Apa maksudmu dengan ini semua?" Geram Melvin terbawa emosi. Viona diam dan jujur ia takut dengan bentakan dan amarah Melvin. Tapi, ia tak merasa jika ini salah. "Ini di depan umum, Viona! Mereka tahu kau istriku dan kau dengan lantang bersenang-senang dengan pria lain, apa pandangan mereka terhadap keluargaku nanti?" Degg.. Hati Viona berdenyut sakit. Melvin marah hanya karena takut nama keluarganya tercoreng dan bahkan, tega membentaknya tanpa berbicara lembut di sedikitpun. "Mommy-ku tengah sakit. Dia sangat peduli pada nama baik keluarga kami dan bagaimana jika kau membuat ini semakin rumit. Wa
Read more
Mencintai dalam diam
Viona membawa Melvin kembali ke mobil. Barbara tadi menyusul dokter Niko yang pergi dalam keadaan marah membuat Viona tak enak hati. Walau ia tak tahu bagaimana harus bersikap, yang jelas Viona tak mau meninggalkan Melvin dalam keadaan bonyok seperti ini di jalanan. "Lukamu cukup parah. Ayo ke rumah sakit!" Ucap Viona mendudukan Melvin di kursi dekat kemudi. "Aku masih bisa mengemudi." "Aku saja," Jawab Viona seadanya. Viona masuk ke mobil lalu duduk di kursi kemudi dengan tas di atas pahanya. Melvin diam menatap wajah tenang Viona dengan rumit. Ia masih merasa bersalah soal pertengkaran tadi karena kelepasan mengatakan hal yang pasti sangat menyakiti Viona. "Maafkan aku." Viona tak menjawab. Ia fokus menyetir seakan tak mendengar perkataan Melvin barusan. Jika mengulik soal perdebatan tadi, hatinya hanya akan semakin sakit.Kebungkaman Viona tentu saja membuat Melvin gelisah, ia mengusap darah di hidungnya seraya ingin mengajak Viona bicara. "Maafkan aku. Soal tadi..aku..aku
Read more
Membujuknya
Saat tiba di kamar, Melvin menurunkan Viona yang tadi memberontak di atas ranjang king size secara pelan. "Kau apa-apaan, ha??" Kesal Viona terduduk di tepi ranjang dengan Melvin berdiri di hadapannya. "Selesaikan dulu urusan kita." "Urusan apa?" Tanya Viona dengan ekspresi wajah datar. Melvin berjongkok di hadapan Viona. Kedua tangannya terulur menggenggam jari lentik Viona yang menghindar. "Kau ingin apa?" "Maafkan aku. Jangan marah lagi," Pinta Melvin dengan wajah melemah penuh penyesalan. Viona diam. Ia tak marah tapi kecewa, sulit baginya untuk mengambil sikap. "Tadi aku sangat emosi saat melihatmu sebahagia itu dengan pria lain. Sampai-sampai aku membentak mu dan.." "Kau masih menyukai Hellen?" Hanya itu tanggapan Viona atas penjelasan Melvin. "Tidak. Aku tak menyukainya." Senyum remeh Viona muncul. Ia mengambil tasnya yang tadi jatuh ke lantai lalu berdiri di ikuti Melvin. "Viona!" "Jangan membual lagi. Jika kau memang masih ada rasa dengannya maka selesaikan ini.
Read more
Sangat memabukkan
Malam ini Melvin tiba-tiba jadi begitu santai. Tak ada panggilan dari perusahaan bahkan, ia lebih banyak memperhatikan Viona yang justru menyibukkan diri. Melvin berbaring di atas ranjang dan ia mendesain di sofa. Walau Melvin kerap kali meminta maaf soal pertengkaran di mobil tadi, Viona masih merasa engan bahkan terkesan menghindar. "Sayang!" Panggil Melvin karena jenuh menunggu Viona selesai bekerja. Viona hanya menatap kilas lalu fokus lagi ke kertas dan ponselnya. Hal itu membuat Melvin turun dari ranjang lalu berjalan mendekati Viona. "Ini sudah malam, ayo tidur!""Kau duluan saja," Gumam Viona terkesan tak peduli tapi jujur, Viona sangat ingin momen lengang seperti ini bertahan lama. "Ayo, tidur!" "Aku masih banyak pekerjaan." "Akan-ku temani." Viona tersentak saat Melvin duduk di sampingnya bahkan lengan pria itu melingkar di pinggang Viona. "Kauu.." "Besok pagi, apa kau mau menemaniku melakukan perjalanan?" Tanya Melvin pada Viona terdiam. "Kemana?" "Ikut saja. Bi
Read more
Susah berjalan
Pagi ini Melvin sudah bersiap lebih awal dari Viona yang masih berendam di dalam bathub. Gadis berambut panjang sepunggung dengan tubuh mungil tapi tak bisa di remehkan itu sudah berganti menjadi wanita bersuami seutuhnya. Perasaan malu tapi juga bahagia memenuhi dada Viona dan Melvin. Penyatuan mereka tadi malam benar-benar membuat hubungan keduanya membaik. "Sayang! Sudah selesai?" Melvin muncul dari depan pintu kamar dan sudah rapi dengan stelan santai tapi kasual. "Sudah, bisa tolong ambilkan handukku?" Melvin masuk segera mengambil handuk di lemari kaca kamar mandi lalu mendekati Viona. Senyum puas Melvin tertuai melihat area leher dan dada Viona di penuhi bekas kissmark darinya. Merasa di pandangi seperti itu, Viona sontak menutup area dada dan bawahannya. "Kenapa memandangku seperti itu?" Malu bukan main. "Cih, kita menikah sudah lumayan lama tapi kau masih saja pemalu," Decah Melvin gemas mengecup kilas bibir Viona lalu membantu Viona keluar dari bathub. Agak kesusahan
Read more
Penguntit misterius
Perjalanan yang mereka lakukan cukup memakan waktu lumayan lama. Dari bandara internasional USA mereka kembali masuk ke mobil menuju resort yang sudah di konfirmasi oleh Melvin untuk di booking selama 1 minggu. Di sepanjang perjalanan ke resort, Viona tidur. Melvin menjadikan bahunya sandaran kepala wanita itu seraya menikmati pemandangan menuju resort. "Tuan! 10 menit lagi kita akan sampai!" Ucap supir yang di angguki Melvin. Setelah beberapa lama akhirnya mereka sampai ke resort mewah yang sangat dekat dengan pantai terindah pertama di negara ini. "Sayang!" Melvin menepuk pipi Viona halus hingga kedua kelopak mata Viona mengkerut. "Sayang, bangun! Kita sudah sampai." "Emm...sudah?" Tanya Viona meneggakan kepalanya dan melihat ke luar jendela mobil. Saat pemandangan laut biru dan suasana pantai yang asri ini tampak, Viona langsung mengucek kedua matanya. "Inii.." "Ini pantai dan kita akan menginap di resort. Kau suka?" Tanya Melvin memeluk bahu Viona yang menatapnya dengan
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status