All Chapters of Ketika Istri Sudah Mati Rasa: Chapter 21 - Chapter 30
33 Chapters
Bab 21
"Besok jangan sampai telat datang ke persidangan tepat waktu. Om tunggu kamu disana," ucap Om Wijaya dari sambungan telepon yang masih menempel di telingaku."Iya, Om. Insyaallah aku sudah siap.""Yakin kondisimu sudah prima. Apa perlu Om minta undur jadwal persidangan?" "Sudah Om. Cukuplah hari ini aku istirahat. Untuk sidangnya jangan di undur. Aku pastikan aku fit esok hari. Lagipula si Razka itu seperti mengawasi ku untuk minum obat! Seperti ada CCTV saja di dekatku. Tiap sebentar dia memastikan ku makan yang banyak dan meminum obat serta vitamin tepat waktu. Dia pikir dirinya siapa," omel ku yang tak seharusnya pria di telepon itu tahu."Baguslah! Setidaknya ia wakil yang merangkap asisten pribadimu. Tak ada salahnya bukan? Berarti dia laki-laki yang bisa diandalkan," jawab Om Wijaya seolah mendukung laki-lai bernama Razka itu."Kenapa Om malah mendukung perbuatannya. Menyebalkan!" Ucapku kesal.Ku dengar tawa dari balik ponsel pintar ku. Tak biasanya Om Wijaya seperti itu. Apa
Read more
Bab 22
Kepalaku berdenyut, memejamkan mata dan menghempaskan tubuhku disofa.Kejadian barusan sempat menguras emosiku sesaat.Ya, tadi pagi om Wijaya memang sempat mengabarkan kalau sudah dipastikan surat pengadilan agama sudah diterima Ryan. Dan lelaki kepercayaan orang tuaku itu tadi juga mengatakan kalau aku harus bersiap-siap menerima kedatangan lelaki yang akan mengusik ketenangan ku. Ternyata prakiraan dia benar.Lelaki itu berhasil merusak moodku hari ini. "Saya buatkan teh hangat, Bu," ucap Yana yang melihatku menenangkan diri."Ya, boleh. Terima kasih."Yana beranjak dari tempatnya menuju dapur, tak lama secangkir teh disuguhkan bersama cemilan."Perlu saya pijat, Bu. Muka Anda terlihat pucat," tuturnya yang masih berdiri di hadapanku."Tidak. Terima kasih. Kamu boleh kebelakang," pintaku. Ya, saat ini aku sedang ingin sendiri. Menormalkan hati dan pikiran sesaat. Suara tangis Anggia yang mendekat kearahku menyadarkan lamunanku. Pusing yang tadi melanda ku abaikan sesaat. Menyambu
Read more
Bab 23
Aku, Nia, Yana dan Siti bersama-sama membersihkan kaca yang berserakan di lantai.Sementara di luar rumah, Ketua Perumahan yang biasa di panggil Pak Haji Toyib, mengintrogasi petugas keamanan, yang ternyata tertidur di pos jaga. Keterangan yang di dapat, mereka di beri minuman dan makanan gratis oleh pengendara ojek online, yang katanya minuman dan makanan tersebut dari salah satu warga penghuni salah satu rumah disini. Ya, biasanya memang ada penghuni rumah disini yang berkirim makanan untuk penjaga pos, sekedar ucapan terima kasih karena kerja keras mereka begadang hingga malam dan pagi tiba. Tak di sangka rupanya itu menjadi titik lemah mereka, yang kurang teliti siapa yang memberi mereka cemilan.Suara deru mesin mobil berhenti di depan rumah. Aku pastikan itu adalah orang yang dikirim Om Wijaya. Aku meminta Nia dan Yana menyelesaikan pekerjaan. Sementara Siti membuatkan air minum untuk tamuku.Rupanya kedatangan tamuku sudah di sambut oleh Ketua Perumahan. Memastikan aku ada yan
Read more
Bab 24
Bab 24POV AuthorRyan yang menerima surat dari kurir, mengepalkan tangannya kuat. Nggak menyangka kalau Alexa benar-benar menggugatnya. Ryan yang awalnya merasa sangat percaya diri kalau dirinya masih sangat dicintai oleh Alexa, kini merasa teramat kesal. Surat dari Pengadilan Agama yang berada di tangannya ia remas kuat. Dadanya kembang kempis menahan amarah."Kurang ajar! Kau pikir semudah itu meminta cerai dariku. Aku nggak akan pernah menjatuhkan talak padamu, Alexa," geramnya lalu pergi keluar rumah mencari ojek menuju kerumah Alexa.Dengan hati yang penuh emosi, Ryan menggedor pintu besar rumah yang dulu ia huni. Bukannya mendapatkan sambutan hangat dari sang istri, malah pintu terbuka oleh asisten rumah tangga.Perdebatan kecil sempat terjadi karena asisten tersebut menghalanginya masuk.Ryan terus menerobos tubuh wanita itu tanpa memperdulikan tatapan sengit yang ia terima. Begitu sombongnya sang istri menyambut kehadirannya. Dengan geram Ryan lempar ke wajah Alexa kertas
Read more
Bab 25
Ku lihat Ryan seperti orang hilang kewarasan. Ia memaki dan menghujamkan kata-kata kasar. Setelah berhasil membuat suasana ruang sidang riuh, kini laki-laki itu di lempar keluar oleh pihak keamanan.Ku akui ada rasa takut saat mata merahnya menatap kedua netraku, saat dirinya di seret keluar ruangan."Tenang Alexa, Om jamin kamu akan aman," ucap Om Wijaya yang melihat kegusaran di wajahku.Sidang kembali dilanjutkan, tanpa Ryan. Razka baru masuk kedalam ruang sidang. Kedua netra ku beradu pandang dengannya. Ku pikir laki-laki itu sudah kembali kekantor, rupanya ia masih disini, mengawasi jalannya persidangan hingga selesai."Kau baik-baik saja?" Tanyanya padaku."Kau tidak lihat keadaanku sekarang. Sudah pasti aku baik-baik saja, aku nggak selemah yang kau pikirkan," ucapku meyakinkannya."Baguslah. Kau tidak boleh terlihat lemah di depan orang-orang itu. Atau kau akan diintimidasi oleh mereka," ucap Razka mengekori ku.Ryan menghadang jalanku, saat akan kembali ke parkiran."Kau su
Read more
Bab 26
Bab 26Perutku yang memang sudah merasa lapar menyambar roti dan kue pemberian Razka. Setidaknya dapat mengganjal perut sebelum bertemu dengan klien yang pasti dilanjutkan dengan makan siang bersama.Sebuah Resto ternama menjadi tempat aku dan klien bertemu, tentu di dampingi Razka yang merupakan asistenku itu."Selamat siang, Pak Santoso. Perkenalkan, ini Bu Alexa yang saat ini menjadi pemimpin perusahaan," Razka memperkenalkanku dengan lelaki yang katanya merupakan klien perusahaan tetap kami. Sebelum tiba disini, Razka juga sempat menerangkan kalau Pak Santoso itu juga type lelaki mata keranjang. Jujur aku terkejut saat Razka mengucapkan itu. "Pak Santoso ini suka pada wanita cantik. Inilah salah satu hal yang membuat para pengusaha perempuan tak suka bekerjasama dengannya. Tapi ia tak segan menggelontorkan dana bila mendapatkan ya g ia mau. Makanya tak jarang pula para pebisnis yang ingin meraup untung besar memberinya hadiah berupa perempuan yang bisa di pakai," ucap Razka panj
Read more
Bab 27
"Selamat siang Jeng Rosana, masih ingat denganku bukan?" Ucapku setelah sambungan telepon tersambung.Aku baru tahu beberapa menit lalu, kalau Jeng Rosana yang merupakan salah satu anggota arisanku itu rupanya istri dari lelaki gila selangkangan di hadapanku ini. Rupanya selama ini Santoso hanya mesin penggerak dari harta yang Rosana miliki. tak jauh beda dengan suami mokondoku dulu. Aku merasa ingin muntah melihat matanya yang liar terus menatap tubuhku."Tentu Alexa, mana mungkin aku lupa pada wanita yang pernah menolongku. Apa kabar? Tumben kamu menghubungiku, ada cerita apa?" tanya wanita dibalik ponsel yang suaranya terdengar jelas di telinga kami bertiga, karena sengaja aku menyalakan speakernya.Klien yang kini kuhadapi ini agak berbeda dari yang lain, pikirannya hanya wanita untuk bisa melepas candu. Santoso yang hampir meninggalkan meja tempat kami berdiskusi tadi membalikkan tubuhnya melihat ke arahku, setelah mendengar nama dan suara yang kini berada dibalik ponsel pintarku
Read more
Bab 28
POV AuthorSintya yang masih menemani sang suami hanya bisa menahan rasa kesal. Setelah selesai di introgasi dan menukar pakaiannya dengan baju tahanan, Ryan diizinkan bertemu dengan Sintya."Kenapa kamu bisa seceroboh ini sih, Mas!" Umpat Sintya kesal pada sang suami."Aku nggak tahu Sintya, aku nggak nyangka Rena bagian keuangan itu akan buka mulut. Padahal aku sudah mengancamnya habis-habisan agar membuat laporan asli dan palsu untukku satu dan untuk Alexa satu. Ya, walaupun dia tak pernah mau ku bayar. Karena katanya itu adalah tugasnya," jawab Ryan apa adanya."Kesal aku sama kamu, Mas. Tapi aku nggak akan diam saja. Aku akan berusaha membebaskan mu secepatnya," ucap Sintya meyakinkan sang suami."Iya, aku juga nggak mau lama-lama disini sayang. Aku nggak suka. Di koper ada ATM yang ku selipkan di balik lipatan baju. Disana ada tabunganku yang Alexa nggak tahu, gunakan untuk biaya membebaskan aku dari sini, PINnya tanggal jadian kita," ucap Ryan sedikit berbisik. Tak ingin ada y
Read more
Bab 29
POV AUTHOR"Apa yang harus kita lakukan untuk menghancurkan perusahaan Alexa, aku ingin ia bangkrut," ucap Santosoa memainkan pena ditangannya."Bagaimana kalau proyek kerjasamamu dengannya kita buat kacau?" Jawab Sintya."Jangan! Alexa kenal dekat dengan istriku, aku tidak mau ia curiga dan memberi tahu Rosana tentang diriku," cegah Santoso."Apa! Rupanya buaya darat satu ini ternyata berada dibawah ketiak istri!" Ejek Sintya.Santoso menatap nyalang pada wanita berpakaian seksi dihadapannya itu. Kalau bukan karena sama-sama ingin menghancurkan orang yang sama, mungkin Santoso sudah menerkam Sintya, seperti saat masih menjadi selimut tidur sebagai pelancar negosiasi dalam setiap proyek kerjasama mereka dahulu."Tutup mulutmu! Jangan lancang! Bagaimanapun aku yang membayarmu. Aku nggak mau ambil resiko besar. Bisa bahaya kalau istriku tau," jawab Santoso sedikit gusar."Aku ingin kau mengambil berkas-berkas penting perusahaannya, aku yakin kau tahu dimana letaknya bukan? Secara kau
Read more
Bab 30
Razka dan Aku kembali ke kantor dengan wajah ketat. Keduanya berperang dengan pikiran masing-masing. Hingga pintu lift terbuka dan langkah kaki terdengar di koridor, melewati kubikel-kubikel, dimana para karyawan sibuk dengan pekerjaan masing-masing.Aku yang biasanya menyapa beberapa dari mereka, kini milih menatap ke depan tanpa menoleh. Jujur, pikiran kalut dan ruwet saat ini. Ayunan kaki kupercepat, agar segera sampai di ruanganku. Razka asistenku pun tak pernah jauh, ia selalu setia mengiringi langkahku di belakang.Pintu kaca kudorong, segera menuju sofa dan menghempaskan tubuhku di sofa kulit berlapis bisa empuk itu. Melepas penat dan letih, yang tak cuma mendera tubuh namun juga pikiran.Tak ada ukiran senyum diwajah ku dan lelaki itu, kami yang baru pulang dari tempat pertemuan, dimana proyek kerjasama diajukan dan pengumuman perusahaan mana saja yang mendapatkan proyek untuk kerjasama dengan perusahaan mereka.Untuk yang kedua kalinya mengalami kegagalan mendapat proyek be
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status