All Chapters of Merajut Kasih Yang Hampir Sirna : Chapter 11 - Chapter 20
80 Chapters
sharing
Aku berlengah ke kamar, terlebih dahulu membersihkan diri di kamar mandi, kemudian menunaikan salat wajib empat rakaat untuk memulai mimpi indahku.Aku bersujud memohon ampun dan perlindungan kepada sang Maha Pencipta.Tidak lupa pula aku memohon kebaikan untuk rumah tangga kami, semoga Allah memberikan cahayanya dalam keluarga kami.Aku menggunakan lingerie seksi, menggunakan make up tipis, lipstik dengan warna bibir, untuk membuat diriku semakin menarik. Ya. Aku harus bisa menaklukkan Mas Alfi supaya ia melupakan sang pelakor. Aku harus mengikuti ajaran adik iparku yang sedikit sebleng. Karena ajarannya memang sesuai dengan yang aku perlukan saat ini.Tidak ada salahnya bukan menggoda suami sendiri. Bahkan bisa memberikan pahala untukku yang sukarela menggoda suamiku sendiri.Meskipun Aku harus menggadai harga diriku saat ini. Cinta harus mengalahkan egoku di saat yang kubutuhkan. Itulah yang ada di benakku.Sakit hati dan kekecewaan telah ku tepikan dari hatiku. Kini hanya semangat
Read more
Trik dari Adik ipar.
Bab 12“Jangan pernah memberitahukan keadaan kakak sama mama. Kakak nggak mau mama kepikiran. Mama kalu banyak pikiran darah tingginya bisa kambuh,” ucapku memperingati Nadia. “Meskipun Kakak nggak menceritakannya sama Mama, Mama pasti bisa merasakan apa yang kakak rasakam,” balas adik iparku. “Iya, kamu benar. Ketika Kakak lagi ribut-ribut parah sama Mas Alfi,p Mama sering menghubungi kakak. Bahkan sekarang pun Mama sering menghubungi Kakak untuk menanyakan Mas Alfi. Kakak selalu memberikan alasan sedang kerja. Kakak juga pakai uang mama kemarin untuk beli skin care,” beberku pada Nadia. Aku memang selalu merasa nyaman dengan adik iparku itu. “Kalau kakak mau, aku akan bantu Kakak untuk biaya ke salon. Kakak harus mempercantik diri Kakak melebihi sang pelakor,” uca adik iparku menggebu. “Kecantikan rupa akan pudar seiring berjalannya waktu,” sahutku yang langsung dipotong oleh Nadia. “Kecantikan akhlak akan abadi selamanya. Ingat kak, akhlak itu baru terlihat di saat orang itu te
Read more
Terpesona
Bab 13 Aku membuka mataku perlahan dan beberapa kali mengucek ulang mataku yang baru terbuka. Aku tidak menyangka jika yang ada di dalam cermin itu adalah pantulan diriku. Rambutku yang lurus kini disulap menjadi ikal bergelombang layaknya sosis yang dijual di pinggir jalan. Beberapa kali aku menarik rambutku yang seperti per itu. Alisku dicabut, membentuk menjadi sebuah ukiran. Lipstik yang berwarna senada dengan bibirku dengan tambahan tinta berwarna pink membuat penampilanku begitu memukau. Bulu mataku memang telah lentik dari produknya. “Bagaimana tuan Putri? Apakah anda sudah bangun dari tidur panjang anda?” bisik Adek iparku dibalik daun telingaku. “Apa ini wajah kakak, dik?” tanyaku kepada Nadia untuk meyakinkan diriku sendiri. “Bukan, Itu jelmaan kakak yang telah lama tertidur.” Ceplos adik ipar sebleng-ku itu. “Masa jelmaan Kakak lebih cantik dari kakak?” Sombong ku. “Wow amazing,” gumam ku mengagumi pantulan diriku sendiri di cermin. Ternyata benar apa kata orang-oran
Read more
pisah
bab 14Sekarang mereka dimana?” Tanya Mas Alfi dengan mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan rumah kami untuk mencari kedua buah hatiku. “Mereka di sekolah,” jawabku singkat. “Bukannya ini udah jam pulang? Hari ini kan Jumat, biasanya mereka balik lebih awal,” ujar Mas Alfi sambil terus menetap ke arah. “Mereka bersama Nadia. Katanya Mereka ingin menginap di tempat pamannya.”aku masih tetap bersikap acuh tak acuh kepada Mas Alfi. “Aku sudah memberitahu Nadia, jika aku akan pulang siang ini.” Gumam Mas Alfi. Namun, aku sangat malas untuk menimpali. “Kamu habis dari mana?” tanya Mas Alfi kemudian. “Enggak dari mana-mana. Memangnya kenapa? Kok Mas tanya seperti itu?” jawabku penuh selidik. Tumben tumbenan iya perhatian sama aku. Selama Mas Alfi berselingkuh dengan Mutia, Dia seolah menganggapku tiada. Setiap detik yang terlewatkan hanya ada Mutia di dalam angan Mas Alfi. “Enggak. Kamu terlihat cantik.” Puji Mas Alfi yang berpindah duduk ke sampingku. Aku hanya melirik ke arah
Read more
Trik menghadapi pelakor
Bab 15. Main cantik menghadapi pelakor.Lama aku melihat Mas Alfi duduk termenung di ruang keluarga.“Put, aku akan pergi lagi. Kamu hati hati di rumah.” Ujar Mas Alfi di balik pintu kamar kami.“Terima kasih telah menjadi istri yang baik untukku, ibu yang bijaksana untuk anak-anakku. Maafkan Mas yang selalu menyakitimu, Putri.” Setelah berkata demikian Mas Alfi berlalu dari rumah kami.Deru mobil yang terekam di Indra pendengaranku menjadi bukti jika Mas Alfi sudah benar-benar pergi bersamaan dengan suara mesin mobil yang semakin menjauh.Aku merasa tangan tak kasat mata sedang meremas hati dan jantungku. Kini aku sadar siapa yang dicintai oleh Mas Alfi. Selama ini aku terlalu menutup mataku sehingga aku tidak menyadari jika diriku ini hanya dijadikan sebagai tempat cadangan. Jika Mas Alfi telah bosan berada di luar, di saat itulah dia akan pulang ke rumah menghampiriku. Padahal aku ini adalah istri sahnya.Sesak di dada menjadi teman baikku saat ini. Cairan bening yang keluar da
Read more
kekecewaan Mas Alfi
bab 16. Kekecewaan Mas Alfi Setelah puas memanasi Mutia dengan memeluk Mas Alfi posesif aku menerbitkan seringai tipis di wajahku tanpa ada yang menyadari bahkan Mutiara yang sedang menatapku saja tidak bisa melihat seringai itu. Aku menarik diri dari pelukan Mas Alfi, lalu menatap suamiku dengan sendu. “Aku akan mundur Mas, jika itu bisa membuat kamu bahagia. Bukankah cinta tidak mesti memiliki. Aku tidak bisa memaksa kamu untuk terus berada di sisiku sementara hatimu berada kepada wanita lain,” ucapku lirih. Entah dari mananya berasal, tiba-tiba mataku terasa mengembun. “Aku siap kapanpun kamu menceraikan aku,” imbuhku dengan wajah tertunduk. Tes Begitu aku mengedipkan mata cairan bening pun mengalir indah di pipi mulusku “Aku juga tidak akan menuntut apapun dari kamu. Semoga kamu bisa bahagia bersama dirinya Mas,” aku kembali mengangkat wajah untuk menatap as Alfi dengan senyuman yang aku paksakan dan air mata yang terus mengalir di pipi mulusku. Aku pun melepaskan pelukanku
Read more
Menata Hati
BAB 17. Menata HatiAku melihat Mas Alfi menggempalkan tangannya mana kalah mendengar jawaban dari Mutia. Aku mengukir senyuman tipis yang bahkan tidak ada yang tahu.“Aku tidak munafik seperti Putri. Aku sesuai realita, apa-apa sekarang itu butuh duit Mas bukan butuh cinta. Jika tanpa uang cinta pun tidak mampu bekerja. Ingat itu Mas,” cicit Mutia.“Jadi kamu tidak mau berjuang dari nol bersamaku?” Tanya Mas Alfi sekali lagi untuk memastikan. Aku melihat rahang Mas Alfi yang mengaras tanda ia sedang menahan emosi, terlebih matanya yang memerah membuat tampilannya begitu angker.“Maaf Mas Aku tidak mampu. Hidupku selama ini sudah susah. Aku menikahimu supaya bisa merubah kehidupanku untuk lebih baik bukan malah memperburuk suasana,” ucap Mutia jujur.“Kamu yakin sama keputusanmu itu?” kembali Mas Alfi melontarkan pertanyaan.Aku hanya bisa mencibir dalam hati. Sudah jelas wanita itu tidak tulus mencintainya, tapi seolah Mas Alfi buta dan begitu mengharap wanita itu untuk berada di
Read more
BAB 18. Lebih baik
Detik yang terus bergerak membentang jarak, jam pun terlewatkan tanpa disadari.Aku mencoba melewati hari-hariku dengan senyuman yang terus menghiasi bibirku meskipun hati ini sedang menjerit kesedihan.Sudah sebulan setelah Mas Alfi keluar dari rumah kami setelah perdebatan antara aku, Mutia dan juga dirinya.Mas Alfi juga tidak pernah memberikan nafkah untukku dan juga anak-anak. Karena kehilangan arah, Aku memutuskan untuk menggadaikan BPKB mobil Mas Alfi yang sudah berpindah nama ke atas namaku di pegadaian terdekat. Aku tidak mungkin kembali berutang kepada tetanggaku atau keluargaku mengingat begitu banyak hutang ku saat ini yang sudah berserakan. Setelah melunasi sebagian hutangku, Aku menggunakan uang sisa dari hasil Pegadaian BPKB mobil Mas Arfi sebagai modal untuk aku membuka usaha kecil-kecilan. Aku harus terus menunjangan hidupku dan juga anak-anakku dalam mengisi lambung negara.Aku membeli sebuah gerobak dorong untukku berjualan nasi uduk dengan lauk ayam geprek. M
Read more
Alvi pov
Bab 19. Alvi POV Alfi POV Putri adalah wanita yang sudah menemaniku kurang lebih selama 15 tahun. Jujur aku begitu mencintai Putri. Aku jatuh cinta kepada istriku pada pandangan pertama belasan tahun yang silam.Putri yang memiliki tubuh semampai dengan body bak gitar Spanyol ditambah surai hitam legam yang ikal bergelombang menjadikan dia ciptaan Tuhan yang sempurna. Bola mata hitam pekat dan bulu mata yang lentik membuat ia terlihat begitu cantik meskipun tanpa polesan make up.Namun, aku hanyalah manusia biasa yang tidak pernah mengenal yang namanya puas dan cukup.Putri wanita yang sabar dan juga tegar. Yang merupakan sosok wanita idaman karena selalu berperilaku lembut. Putri juga merupakan wanita yang penurut dan tidak banyak menuntut. Aku begitu beruntung karena menjadi laki-laki yang bisa menaklukkan hatinya.Putri selalu mengutamakan aku dan juga anak-anakku ketimbang dirinya sendiri. Karena terlalu sibuk mengurusi aku dan anak-anakku hingga membuat Ia lupa mengurusi dirin
Read more
saran Mutia
Aku nggak ada ngelakuin apa-apa. Memangnya dia ngadu apa sama kamu?” tanya Putri masih dengan santainya. Aku tidak melihat ada sedikit pun kegetaran pada diri istri sahku itu. Aku sudah begitu murka dan penuh emosi, tapi Putri begitu santai seolah tidak terjadi apapun. Kelakuan Putri yang seolah tak bersalah dan tidak terjadi apapun itu semakin membuat aku berang. “kamu akan menyesal karena sudah mengusik Mutia,” tegasku kemudian langsung berlalu meninggalkan istri sahku itu dengan emosi yang membuncah di dalam diri. Tujuan ku saat ini hanya satu, yaitu menemui Mutia sang pujaan Hati yang sudah membawa separuh nafasku. Aku melajukan mobilku dengan kecepatan penuh berharap segera sampai di kediaman Mutia. Aku memarkirkan mobil dengan asal karena terburu-buru menyusul Mutia yang langsung memasuki rumahnya ketika melihat kedatanganku. “sayang buka pintunya. Aku minta maaf atas kelalaianku tadi. Aku mohon kamu jangan kayak gini dong. Aku nggak bisa bernafas dengan teratur Jika kamu
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status