Semua Bab Gairah Panas Tuan Arion: Bab 71 - Bab 80
256 Bab
Bab 71 | Mencekam
Helikopter itu terus melaju di udara, menuju pulau terpencil yang menjadi tujuan Arion. Hingga setelah lebih 10 menit akhirnya mereka tiba di sebuah pulau terpencil, mereka melihat satu-satunya rumah besar di pulau tersebut. Helikopter mulai mendarat perlahan, namun belum helikopter mendarat dengan benar, tiba-tiba terdengar suara tembakan dari bawah sana. Para pengawal Raul yang berjaga sudah melakukan genjatan senjata.Dor! Dor! Ting! Ting!Suara tembakan terus terdengar, “Arion! Hati-hati!” seru Reynard yang berada di sisi samping Arion.Begitu pun Felix yang langsung mengeluarkan senjatanya. Diikuti oleh Reynard, mereka melakukans erangan balasan.Arion pun tidak berdiam diri, ia mengeluarkan senapan yang di berikan oleh Pak Norris. Sedangkan Pak Norris dan para bawahannya pun terlihat sudah melakukan serangan balasan dengan senjata laras panjang mereka.Dalam hitungan menit, Pak Norris dan para bawahannya yang terlatih berhasil menghabiskan seluruh pengawal yang berjaga di bawah
Baca selengkapnya
Bab 72 | Eksekusi
“Emily… Emily sudah mati. Aku sudah membunuhnya!”Deg!Arion merasa dunianya baru saja runtuh mendengar apa yang dikatakan oleh Raul, “Tidak mungkin!” teriaknya dengan mengarahkan pistol kepada Raul.“Berengsek! Kamu ! Kamu gila! Jangan main-main denganku Raul!” geram Arion dengan mata merah yang memanas.“Aku tidak tahan melihat dia bersamamu. Aku cemburu. Aku mencintai dia lebih dari kamu, Arion!” kata Raul dengan suara terengah-engah.“Fuck! Kamu… kamu gila! Kamu pembunuh! Kamu tidak pantas hidup!” Arion menghajar Raul dengan tinjunya.Ia tidak peduli wajah Raul yang sudah dilumuri darah, ia terus memukul wajah Raul membabi buta, “Sialan! Berengsek kau!”“Tuan muda.” Pak Norris memegang bahu Arion, karena saat ini Arion sudah melukai tangannya sendiri.Arion menggelengkan kepalanya, “Tidak! Aku tidak akan berhenti! Dia telah membunuh Emily! Dia telah… Arghhh!!” Ia berteriak frustasi.Raul tertawa lemah. Dia melihat Arion dengan tatapan penuh kebencian. “Meskipun aku mati saat ini,
Baca selengkapnya
Bab 73 | Copenhagen
Beberapa jam sebelumnya, setelah Raul berhasil mempengaruhi Emily, ia memberikan sebuah kertas kepada wanita cantik itu. Ia dengan sengaja menggunakan kertas karena tidak ingin meninggalkan jejak apapun. “Pakai waktumu untuk tulis surat kepada kedua orang tuamu sayang, dan jangan lupa untuk meminta restu merek.” Ucap Raul tak tahu malu sambil berlalu keluar kamar sambil memakai handuk kimononya.Emily hanya diam, tak memberikan sahutan apapun. Tenaganya sudah terkuras habis oleh perbuatan biadap yang di lakukan oleh Raul.Dengan sisa tenaganya, ia menulis beberapa kata di secarik kertas itu, air matanya yang berusaha ia tahan, tak dapat ia bendung, “Apa ini terakhir kali aku menyapa Papa dan Mama? Yon, maafkan aku…” lirih dalam hati dengan air mata yang membasahi pipinya.Begitu Raul berada di ruang tamu, ia memerintahkan semua bawahannya untuk menghapus jejak mereka.“Tuan… tuan…” tangan kanan Raul masuk dengan terburu-buru.Raul mengernyitkan keningnya, seharusnya tangan kanannya
Baca selengkapnya
Bab 74 | Kabar Mengejutkan
Tiga jam waktu berlalu begitu lambat. Sejak satu jam yang lalu, Austin, Bella, Ethan, Della, Kenan, Siska, dan Eleanor tiba di Copenhagen.Sedangkan Max dan Finley melanjutkan eksekusi mereka kepada perusahaan milik Raul dan orang tua Tasha. Di mana Hana dan Rose, istri mereka di minta untuk menjaga anak-anak yang lain.Lampu merah yang ada di ruang operasi masih saja menyala, menandakan Arion masih mendapatkan penanganan. Sedangkan di ruang ICU, di balik kaca, mereka hanya dapat melihat Emily yang masih terbaring di atas bangsal tak sadarkan diri dengan selang yang tertancap di tubuhnya.Ethan berusaha terlihat tegar untuk sang istri. Di mana Della terus menangis melihat putrinya itu di balik kaca.Reynard sendiri belum sadarkan diri dari obat biusnya, “Boleh kamu yang temani, Reynard di sini nak?” ucap Siska lembut kepada Eleanor yang terus duduk di sisi ranjang bangsal milik Reynard.“Iya aunty, aku akan memanggil aunty jika Rey sudah sadar.” Jawabnya dengan suara terisak.“Hmm, au
Baca selengkapnya
Bab 75 | Keputusan Sulit Emily
“Oh my… Emily…” gumam Della dengan mata berkaca-kaca. Ia memegang erat suaminya.Ethan tersenyum hangat kepada Dokter, “Terima kasih, Dok. Ini adalah kabar membahagiakan.” Ucapnya tulus.Dokter mengangguk, “Sama-sama. Kita doakan agar Emily bisa segera siuman.”“Iya dok.”Dokter pun berpamitan kepada Ethan dan Della. Tepat setelah dokter menjauh dari mereka. Della segera memeluk lalu menatap wajah sang suami.“Sayang, Emily…” Gumam Della, kabar yang tiba-tiba ini sangat mengejutkan dirinya. Ia tak tahu bagaimana harus bereaksi, Senang? Marah? Kecewa? Sedih? Bersyukur?Ethan mengusap lembut wajah sang istri, “Bukankah itu kabar yang membahagiakan? Kita berdua akan segera memiliki cucu…?”“Iyah, dan menurut kamu sayang? Apa Emily tahu jika ia sedang hamil saat ini?”“Kalau mengenai hal itu, biar nanti kita tanyakan langsung ketika Emily siuman, hmm?”“Iyah… Oh my! Emily ku sayang…. Apa yang sudah ia lewati hari ini. Aku harap dia tidak mengalami trauma.” Lirih Della masuk ke dalam peluk
Baca selengkapnya
Bab 76 | Selamat Tinggal, Yon!
Mendapatkan persetujuan dari Dokter, Emily akhirnya bisa duduk di atas kursi roda. Ethan mendorong kursi roda dengan hati-hati. Membawa putrinya itu ke ruangan Arion. “Emily…?” Elenor yang mendengar kabar Emily siuman segera berlari keluar dari ruangan Reynard. Emily tersenyum simpul, sedangkan Eleanor segera berlutut di depan Emily dan memeluk sahabt layaknya saudara perempuannya sendiri. “Maaf… maaf em… Seharusnya aku… mencegah kamu bertemu dengan wanita gila itu… hiks…hiks…” lirihnya terisak, rasa bersalah menggerogoti dirinya. Tangan Eleanor naik menyentuh wajah Emily yang penuh luka lebam. Emily menggelengkan kepalanya pelan, “Tidak Lea, kamu tidak salah apa-apa. Di sini aku yang salah,” Emily berhenti, dan kembali melanjutkan apa yang ia sadari, “jika saja… jika saja, aku mendengar nasihat Arion, mereka tidak akan terluka seperti ini.” Emily menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ia menangis sendu. Eleanor memeluk sahabatnya itu. Tak ada yang terucap antara mere
Baca selengkapnya
Bab 77 | Keputusan Akhir
Begitu berpamitan dan saling berpelukan dengan Bella dan Austin, Emily izin pamit dan mengucapkan maaf, dengan suara sendu, tidak dapat menahan air matanya kembali. “Jadi, bagaimana sayang? Kamu sudah bicara sama Arion?” tanya Della dengan lembut kepada Emily saat mereka memasuki lift. Emily mengangguk lemah, “Tapi dia tidak mendengarnya mam, dan itu membuat aku bersyukur.” Ucapnya lirih. “Kamu tidak perlu khawatir lagi, selama di sana, Papa dan Mama yang akan menemani kamu.” Imbuh Ethan dengan suara beratnya. “Terima kasih pa, maaf aku lagi-lagi menyusahkan kalian…” “Sudah sayang, jangan berkata seperti itu lagi.” Della mengusap lengan putrinya, sedangkan Ethan menjaga botol infus yang tertahan di penyangga kursi roda. “Lebih baik kita jenguk Reynard, di sana Reynard, Felix dan Lea sedang menunggu kamu.” POV ARION Di saat Bella baru saja terlelap lima belas menit, Arion tiba-tiba bergumam dan mneggerakkan jemarinya. Austin yang melihatnya segera membangunkan sang ist
Baca selengkapnya
Bab 78 | Kepergian Emily
Keesokan harinya, Emily melihat kedua orang tuanya tengah mengatur beberapa barang, namun pikirannya melayang kemana-mana. Ia merasa begitu gelisah. “Ma, pa. Apa Arion belum sadar sampai sekarang? Kenapa seperti itu? Dia baik-baik saja ‘kan?” cecarnya sambil memainkan ibu jarinya saat ia merasa gugup seperti ini.“Papa belum mendengar kabar terbaru dari kamar atas, sayang.” Sahut Ethan dengan tenang, lalu menoleh ke arah istrinya.“Apa kamu pergi lihat sendiri keadaan Arion?” tawar Della kepada sang putri.Emily terdiam, memainkan bibirnya. Sungguh dia merasa sangat cemas dengan keadaan Arion saat ini, tapi semalm ia sudah membuat keputusan.“Atau kamu mau tunda keberangkatan kita sampai Arion pulih?” Della memberikan ide.“Iya Em, bagaimana kalau tunggu kamu tunggu Arion pulih, dan bicarakan baik-baik, hmm? Setidaknya kamu bisa mendengar apa keputusannya, nak.” Sambung Ethan yang hampir saja membuat Emily goyah.“Itu tidak mungkin, kalau aku melihat senyuman dan sorot matanya, aku pa
Baca selengkapnya
Bab 79 | Planning
Beberapa jam setelah penerbangan, Emily dan orangtuanya tiba di pinggiran kota Freidburg, Jerman."Pa, ma… Ini indah sekali," gumam Emily, matanya memandangi pemandangan hijau di sekeliling mereka saat keluar dari bandara.Ethan dan Della tersenyum mendengar penuturan Emily, "Kami senang kamu menyukainya, sayang," jawab Ethan sambil merangkul pundak putrinya itu. "Kami hanya ingin kamu bahagia." tambahnya lalu mendorong kursi roda Emily."Terima kasih, Pa, ma."Mereka masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu, dan ketika pemandangan di luar berubah dari bandara ke pinggiran kota, Emily menyadari bahwa rumah-rumah di sana lebih besar dan lebih luas daripada di kota. Pemandangannya sangat indah, dengan perbukitan dan tanaman hijau subur di mana-mana."Jadi sayang, kamu suka di sini?" Della bertanya sambil menatap putrinya dengan senyuman hangat.Emily mengangguk pelan, "Aku sangat menyukainya, Ma. Di sini sangat indah dan damai," jawab Emily sambil memandang ke luar jendela dan melihat p
Baca selengkapnya
Bab 80 | One Thousand Roses
Dua hari berlalu, kondisi Emily kian membaik, selang infus yang ada di tangannya juga sudah di lepaskan. Meskipun tubuhnya membaik, tapi hatinya terasa kosong. Bahkan sampai saat ini dia tidak mendapat kabar apapun dari Arion, bahkan jika kekasihnya itu mencari nya pun tidak pernah tersampaikan. Bahkan saat ia berbicara dengan Eleanor, sahabatnya itu tidak mengatakan apapun tentang Arion, seperti saat ini. “Huft… Aku baru tahu kalau Reynard adalah pria yang sangat manja! Padahal luka Arion kan lebih parah ya? Tapi dia lebih manja dari Arion!” seru Eleanor dengan semangat. “Felix saja sampai muak mendengar rengekan Rey!” tambah Eleanor. Mendengar nama Arion di sebut seperti itu membuat jantung Emily berdegup tak menentu, “Tapi yang pentig dia sudah sehat. Kamu juga pasti senang melihat dia sudah kembali bawel kan?” Eleanor tertawa, “Hahah, benar Emily. Aku bersyukur Rey sudah pulih kembali.” “Lalu… bagaimana kabar…” “Kabar siapa?” tanya Eleanor. “Arion?” “Oh, dia sudah semakin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
26
DMCA.com Protection Status