Semua Bab Suami Muda Nyonya Ines : Bab 21 - Bab 30
88 Bab
Kalung Masa Kecil
Damian menggandeng tangan istrinya begitu berhasil mengejar, dan menyejajarkan langkah. “Kita pergi berkencan?” tanyanya, memiringkan kepala dan sengaja mendekatkan pada pipi sang istri.Ines mengerutkan hidung, menggelengkan kepala. “Aku sudah berjanji untuk mampir ke rumah nenek yang tadi, jadi kita berkencan besok saja.”“Benarkah?!” semringah Damian, dijawab anggukan wanita di sampingnya. “Oke! Kita pergi ke rumah nenek tadi, setelah itu kita akan menghabiskan waktu bersama,” sambungnya lalu melangkah lebar, mengayun-ayunkan tangan saling menggandeng.Ines melihat dan tersenyum, membiarkan saja suaminya bertingkah seperti anak kecil yang tengah kegirangan karena pinta disetujui. Apa pernah dijanjikan, tak akan mungkin diingkari oleh wanita yang selalu memegang teguh ucapan terlontar.Pernikahan, kebersamaan, dan segala hal yang menyangkut dengan hubungan. Semua itu telah disetujui dengan syarat mengunjungi seseorang lebih dulu, yakni sang ibu.Keduanya menapaki jalanan dengan meny
Baca selengkapnya
Kelembutan Hati Damian
Baru saja Damian ingin merebahkan tubuh lelahnya, dering ponsel sudah memaki untuk segera diangkat. Damian menghela napas panjang, tatkala melihat nama Leon menghiasi layar, dan malas-malasan menggulir lambang hijau bergoyang-goyang."Apa?" lesu Damian setelah panggilan tersambung."Keluarlah, aku sudah di depan." Si penelepon langsung mengejutkan lelaki yang sekali lagi mengurungkan niat duduk."Ka—kau gila?! Tidak ada yang memintamu datang!" kesal Damian, menekan suara sembari menatap gusar pintu kamar tertutup. "Aduh, dasar sial! Aku sedang berbicara, kenapa dia mematikannya begitu saja?!" umpatnya, ketika tidak mendengar jawaban dan menatap layar sudah tak ada lagi detik panggilan berjalan.Damian melangkah kebingungan, ke kamar atau ke pintu utama. Sampai sesuatu muncul dalam pikiran, lalu menyeringai. "Sayang, aku keluar sebentar. Aku sudah berpamitan, jadi jangan marah nanti," ucap lelaki dengan suara sangat lirih tersebut seraya menatap ke pintu kamar, kemudian menaikkan kedua
Baca selengkapnya
Butuh Kesiapan
"Lakukan saja, jangan banyak bertanya. Tapi, buat sumber air lebih dulu!" jawab Damian.“Aku sudah melakukannya. Kau tidak melihat anak buahmu berkeliaran mencari sumber air di sini?” jawab Leon.“Benarkah? Kenapa kau tidak memberitahuku?” Damian menoleh tegas.“Haruskah?” santai Leon, lalu menyeringai lebar.Damian tertawa kecil, memasuki mobil bersamaan dengan kawannya. Leon memang telah menjatuhkan perintah pada anak buah Damian untuk mencari sumber air, karena mustahil bagi warga menggunakan sungai setelah pencemaran yang pasti akan merusak kesehatan mereka.Cukup banyak jumlah anak buah yang dikerahkan oleh Leon, dan masing-masing telah melaksanakan bagiannya dengan sangat baik. Leon berencana memantau langsung, setelah mengantarkan Damian ke rumah. Rencananya juga, tangan kanan Damian itu akan tinggal sementara dan memastikan keberhasilan titah dilayangkan.“Istriku!” seru Damian, melihat seorang wanita berdiri melipat tangan di depan rumah kayu ditinggalkan tadi. “Ah, sial! Bag
Baca selengkapnya
Milikku Seutuhnya
Ines hanya ingin menggoda, namun justru Damian berubah menggila, hingga membuatnya kewalahan. Ines mendorong suaminya dalam napas terengah, membingungkan lelaki yang sudah berada di puncak gairah. Wanita sudah hampir kehabisan napas itu, hanya mampu menatap sang suami sembari terengah-engah juga menelan saliva, membasahi tenggorokan kekeringan."Jangan memintaku untuk menghentikannya," ucap Damian menatap lekat paras cantik menggoda istrinya. "Aku tidak akan berhenti malam ini." Kedua tangan dipergunakan untuk menahan tubuh Ines, menggendongnya di depan dan berjalan menuju kamar. "Damian …." Wanita yang belum mampu menukar oksigen dan karbondioksida teratur tersebut, hendak menyuarakan pinta agar diturunkan, karena sungguh tak nyaman melingkarkan kaki pada pinggang layaknya anak kecil. Akan tetapi, Damian tidak memedulikan dan terus saja memasuki kamar, membaringkan perlahan tubuh sudah teramat ingin dinikmati malam ini. Kaus dibebaskan dari tubuh kekarnya, dan sekali lagi mampu men
Baca selengkapnya
Mendukung atau Menghalangi
Keesokan hari, mentari menyapu pori-pori wajah Damian, menarik lelaki dari balik selimut itu untuk terbangun. Kedua tangan mengusap wajah, lalu meraih ponsel demi mengetahui waktu. Analog dalam benda pipih menunjukkan pukul setengah sembilan, Damian mengitari sekeliling ruangan dengan perhatian perlahan, namun tak ditemukan sang istri yang sudah membuatnya hampir gila semalam.Damian menarik tubuh dari selimut, duduk di tepi ranjang menurunkan kedua kaki. Otot-otot pada tubuh diregangkan olehnya, lalu berjalan mendekati pintu terbuka sedikit. Damian mengusap rambut ke arah belakang, terdengar suara berisik dan lekas ia menghampiri. Senyum diulas tampan, memeluk wanita yang tengah mempersiapkan makanan di dapur.“Aku mencarimu,” parau Damian manja, mencium sisi leher istrinya.“Tidurmu sangat nyenyak, aku tidak tega membangunkan. Segarkan dirimu lebih dulu, setelah itu kita makan.” Ines mengusap sisi wajah suaminya lembut, kemudian berbalik mengurai senyum. “Di depan ada paman, aku aka
Baca selengkapnya
Nasihat dan Ancaman Arthur
Ines dan Arthur mengisi perut bersama, dengan pujian diberikan oleh sang paman yang menganggap bahwa olahan tangan Ines sangat mirip dengan cita rasa dari ibunya dulu. Keakraban terjalin dari keduanya, hingga melupakan adanya seseorang yang duduk dalam gelisah di antara mereka.Siapa lagi jika bukan Damian, lelaki yang tak sanggup menelan apa pun dan sibuk memutar keras otak, demi menggagalkan niat sang istri, mengingat adanya Leon di lokasi sama. Akan tetapi, sedikit saja alasan tak menyapa dalam kepala, Damian gelisah tak karuan.Semua makin menjadi, kala sepasang paman dan keponakan itu telah mengakhiri santap pagi, dan melegakan sejenak perut. Ines membereskan semua alat makan, mengusung ke dalam rumah. Damian mengamati seraya terus menggali kata dalam kepala, diiringi senyum maksud Arthur di dekatnya."Membangun hubungan berdasarkan kebohongan, tidak akan pernah menempatkanmu pada kebahagiaan sesungguhnya. Semua pasti menimbulkan ketakutan, akan kehancuran yang jelas tergambar di
Baca selengkapnya
Pertemuan tak Terduga
Atas kenekatan gila dilakukan hari itu, Damian mampu menghalau Ines untuk mengintip rahasia yang masih belum dibiarkan terbuka. Bahkan, sampai hari berganti Minggu serta bulan, lelaki itu tetap berupaya mengunci rapat apa yang memang masih ragu untuk diutarakan, seperti saran dari Arthur.Terus saja Damian berpikir dan menimbang, sampai saat di mana ia mendengar sang istri menghubungi Leon dan menjatuhkan titah, agar tangan kanannya itu mencari tahu perihal orang-orang yang dianggapnya sudah banyak membantu tanah kelahirannya.Tentu saja, Damian kelimpungan tak karuan. Keputusan kilat pun dibuat, mendatangi rumah Alex seorang diri dan menawarkan kesepakatan. Alex menyetujui, karena bagaimanapun juga Damian menyimpan fakta kehidupannya. Mereka menyepakati untuk saling menutup rapat, dari wanita yang sesungguhnya telah menaruh kecurigaan hebat.Ya, Ines memang curiga karena Alex selalu berkelit akan tugas diberikan. Terlebih, sang suami jauh lebih sering pulang larut, menyegarkan diri d
Baca selengkapnya
Apa Aku Singa?
27Ines tidak terlalu menggubris lelaki di dekatnya, malah menaikkan tangan kanan menghadang taksi yang dilihatnya dari kejauhan. Tanpa kata atau ekspresi bermakna ditinggalkan, wanita itu memasuki kendaraan berwarna kuning yang berhenti tepat di hadapannya.Adrian tentu saja berusaha mencegah, karena masih sangat ingin berbicara. Akan tetapi, taksi sudah lebih dulu pergi sebelum Adrian berhasil meminta waktu lebih lama. Pria bersepatu pantofel hitam mengilat itu bertolak pinggang, memperhatikan kendaraan yang secepat kilat lenyap dari penglihatan.“Kamu benar-benar wanita yang menarik, dan aku tidak akan menyerah untuk kali ini Ines. Acuhkan saja, aku akan semakin mendekat padamu.” Adrian berkata yakin seorang diri.Adrian kembali ke mobilnya, duduk menyandarkan punggung dan tengkuk. Senyum terukir darinya, mengingat kembali masa di mana ia mengenal Ines untuk kali pertama dan langsung tertarik akan kepribadian dimiliki.Ya, meski tak pernah mendapatkan respons baik dari wanita yang
Baca selengkapnya
Kekanakan Membuat Bahagia
"Sayang?" memelas Damian. "Kamu bukan singa, tapi kamu kombinasi singa, serigala, harimau, dan semua yang buas.""Ya?!" Ines tersentak."Lihatlah, kamu bahkan membuatku terkejut seperti ini. Bagaimana bisa aku meminta padamu, sementara aku sendiri tidak tahu apakah kamu mencintaiku atau tidak. Kamu tidak pernah mengatakannya padaku selama ini," tutur Damian."Damian?" Ines tak mampu berkata-kata."Kita memang melakukan seperti suami istri, tapi aku tidak tahu apakah kamu menggunakan perasaan atau murni untuk menyembuhkan diri. Itu yang membuatku takut untuk memulai," terang lelaki di balik pintu tersebut. "Tidak bisakah kamu jujur atas perasaanmu padaku? Apa kamu tidak pernah bisa mencintaiku sampai sekarang?"Ines menghela napas panjang dan terpejam. "Sudahlah, kita kembali saja.""Sampai kapan kamu akan menggantungku seperti ini? Aku juga membutuhkan kepastian, bukan hanya berharap tanpa kejelasan. Tidak masalah kalau kamu memang tidak bisa mencintaiku, setidaknya aku mengetahui dan
Baca selengkapnya
Tindakan Nekat
"Jangan matikan telfonnya, aku butuh mengetahui keadaan istriku!" tekan Damian. "Ada yang mengikuti di belakang, aku akan berusaha menghalangi sebisa mungkin, sampai anak buahku berhasil menyalip!" sambungnya, melirik arah spion.Leon melirik pula pada spion luar, selepas telinga mendengar suara klakson panjang berulang. Ada lampu-lampu kendaraan berkedip, menyempurnakan kekesalan dari pengemudi di balik mobil Damian—lelaki yang sengaja mengambil jalan zig-zag memenuhi aspal dengan kecepatan rendah.Ines merasa ada yang tak beres, ia menemukan mobil sport suaminya tepat di belakang. Mata indahnya pun menangkap kendaraan lain saling berdekatan, bahkan nampak pula ada seseorang di balik kendaraan suaminya mengeluarkan kepala dan memaki. Ines berpaling ke arah Alex, perasaan curiga pun menguat dari wanita pemilik insting tajam tersebut."Ada yang tidak beres dengan mobil ini, dan orang-orang di belakang. Apa mereka mengikuti kita?" ucap Ines seperti apa ada dalam kepalanya.Alex menoleh,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status