All Chapters of Terbongkarnya perselingkuhan suamiku: Chapter 101 - Chapter 110
119 Chapters
Menjenguk Lydora
Rebecca dan Dion duduk di salah satu cafe terdekat dari rumah sakit. Keduanya memasang wajah serius. Saat ini Demian sedang menjaga Lydora dan ini adalah kesempatan yang tepat bagi mereka membicarakan masalah.Wanita yang memakai blazer hitam itu meminum segelas teh hangat hanya dengan satu kali tegukan. Masalah ini membuatnya menjadi depresi.Dion tak kalah pusing, otaknya berpikir keras bagaimana caranya dia bisa mendorong darah tanpa sepengetahuan Demian."Kau sudah cek darah?" tanya Dion cemas."Belum lah, aku bilang kalau aku sedang sakit. Hanya Demian yang cek," ucap Rebecca memainkan gelas yang ada di genggamannya."Syukurlah." Dion menarik napas lega."Baik, sekarang pikirkan caranya. Bagaimana kita menukar Sempel darahku dengan darahmu? aku tidak punya kenalan orang dalam sama sekali," ucap Rebecca sambil meremas kepalanya."Kita bisa nyewa OB mungkin," sahut Dion meneguk kopi."Astaga, ini bukan sinetron ataupun novel Dion. Siapa yang mau kehilangan pekerjaannya di zaman sul
Read more
Revan merajuk
Di rumah sakit Demian sedang duduk di tepi ranjang. Pandangannya tertuju pada bayi mungil yang saat ini tertidur lelap.Banyak alat medis yang terpasang di tubuhnya, melihatnya saja tidak tega. Bila biasanya anak itu selalu menangis dan rewel, tapi lain saat ini. Bibir mungilnya mengatup rapat.Ingin sekalian Demian mendengar tangisan yang riuh itu kembali. Dirinya menyesal terkadang sering mengeluh saat bayinya rewel."Makan dulu Mas," ucap Rebecca yang baru saja datang dan membawa kantong plastik.Demian melempar pandangan ke arah pintu dan tersenyum teduh. Setidaknya dia lega karena sang istri tidak merasakan kepedihan lagi."Iya, kamu sudah makan belum?" tanya Demian bangkit dari ranjang dan melangkah menuju sofa. "Belum, ini kita makan sama-sama. Aku nggak bisa makan di luar," ucap Rebecca sambil menatap Lydora."Yaudah, sini kita makan barengan," ucap Demian yang segera membuka kantong plastik dan mengeluarkan dia bungkus nasi.Meskipun tidak sehancur tadi pagi, masih terlihat
Read more
pendonor misterius
Revan menghempaskan tubuhnya di kasur. Disaat bersamaan ponselnya berdering. Dengan melawan rasa malas dia merogoh benda pilih yang berada di saku celananya itu."Halo Maa, ada apa?" tanya Revan malas."Bisa ke perusahaan Mama sekarang?" ucap Risa menekan suaranya."Untuk?" tanya Revan singkat."Mama sudah memberi kelonggaran untukmu menikahi janda itu bukan, jadi sekarang kau harus kembali ke perusahaan ini lagi bukan," ucap Risa datar.Revan menghela napas panjang. Suasana hatinya sedang buruk, kenapa Mamanya selalu datang tidak tepat waktu?"Mama, lalu yang ngurus perusahaan Flora siapa dong? Revan masih banyak kerjaan di sini," jawab Revan."Apa yang kau andalkan di perusahaan kecil seperti itu. Lagian furniture cuma membutuhkan tukang dan kayu kan, tidak ada urusan yang penting," sahut Risa tidak mau kalah."Aku masih mau ngurus surat ekspor-impor Maa," jawab Revan.Risa mencengkram genggamannya. Terdengar suara tarikan napas panjang. Wanita paruh baya itu tidak menyangka akan me
Read more
Pertarungan di atas ranjang
Dion terdiam membatu, lidahnya kaku seketika saat mendengar pertanyaan Demian. Melihat pria di hadapannya kebingungan membuat Demian mencaci topik lain."Tidak perlu di jawab, Lydora sudah memiliki pendonor. Sepertinya Tuban sangat baik padanya, sehingga dia mendapatkan pendonor begitu capat," ucap Demian tersenyum bahagia.Dion memalingkan wajahnya. Pria yang duduk di sampingnya memasang wajah bahagia dan haru. Hatinya begitu pedih saat ini. Di sisi lain dia ingin sekali memeluk anaknya tanpa harus memikirkan status, tapi di sisi lain, Pria ini. Dia bahkan sudah menganggap anak itu seperti anaknya sendiri.Dia merasa bersalah, tapi tidak ada cara lain. Rebecca lebih memilih hidup dengan pria tersebut. Mau atau tidak, Dion harus pergi dari keluarga bahagia ini."Antar aku pulang, sudah ada Rebecca di dalam. Aku harus ke rumah produksi sebentar dan kembali ke rumah sakit lagi," ucap Demian menepuk pundak Dion dan melangkah pergi.Punggung lebar itu perlahan menjauh. Dengan langkah bera
Read more
Pesan terakhir
Di rumah sakit, Rebecca duduk di samping ranjang. Kepalanya bersandar di ranjang tersebut. Mata sayu itu menatap bayi mungil yang masih menutup matanya.Jemari Rebecca memainkan jemari mungil yang di beri sepotong kayu untuk menjaganya agar selang infus tidak ditarik."Sayang, sampai kapan kamu bobok, ayo dong buka mata. Kamu nggak kangen sama Bunda?" tanya Rebecca pedih.Terdengar suara ponsel berbunyi. Rebecca segera meraih benda pipih yang berada tidak jauh darinya.Matanya terbelalak ketika melihat nama yang tertera di sana. Tanpa buang waktu, Rebecca segera membuka chat yang masuk.Ada banyak chat dari nomor yang sama. Jemari dan mata Rebecca membaca dan menggeser layar secara teliti lalu membacanya perlahan."Aku tidak bermaksud menghancurkan hidupmu, kalau aku tau kedatanganku hanya akan menjadi kutukan. Aku tidak akan pernah datang mencari kalian,""Sungguh, aku sangat mencintai kalian. Tapi aku tau semua telah terlambat. Kau dan Lydora telah memilih pria lain menjadi penggant
Read more
Izin dari Revan
Demian masih menatap sang istri dengan tajam. Bibir Rebecca masih menutup rapat, hanya matanya yang berkata seolah ada beban begitu berat di dalam."Rebecca, kau baik-baik saja? Percayalah semuanya akan baik-baik saja." Demian memeluk Rebecca kembali.Mungkin karena musibah ini sang istri begitu stres jadi tidak bisa berpikir dengan baik. Baby blues yang dia alami belum sembuh total masih dan harus melihat bayinya terkapar tak berdaya."Kamu istirahat di rumah, aku akan menjaga Lydora. Apa kamu mau aku bawain kasur lipat?" ucap Demian menatap dalam Rebecca.'Mas, andai kau tau kalau Lydora itu bukan anakmu, melainkan anak Dion. Apa yang akan kau perbuat?' batin Rebecca terus mengulang perkataan yang sama, tapi begitu sulit untuk di ucapkan.Demian masih memeluk Rebecca. Memberi waktu untuk Wanita itu meluapkan rasa capeknya. Dia tidak peduli dengan apa yang akan di ucapkannya. Demian yakin kalau itu hanyalah kalimat yang tidak penting....Di meja makan semua penghuni rumah sudah b
Read more
Ayah kandung Lydora
Demian dan Rebecca duduk di samping ranjang, keduanya menatap kantong darah yang menetes perlahan. Wanita itu menatap nanar ke arah bayi mungil yang masih menutup mata."Mas, aku ingin mengatakan sesuatu padamu," ucap Rebecca dengan tatapan kosong."Sudahlah, jangan banyak pikiran. Aku tau kau sangat lelah. Aku yakin kalau Lydora akan segera pulang," ucap Demian melempar senyum.Rebecca menarik napas panjang, dia melempar pandangan ke arah Demian yang memberi banyak kebahagiaan untuknya.Apapun yang terjadi, dia akan menerima konsekuensinya. Dod alam hatinya masih ada perasaan bersalah pada Ayah kandung Lydora."Dengarkan aku Mas! Aku sangat berterima kasih padamu, kau telah memberiku kesempatan untuk merubah hidupku," ucap Rebecca lembut."Aku sadar aku memang tidak sebanding dengan Flora, aku harap kau memaafkan perbuatanku karena telah memisahkan kau dengan anak-anak." Rebecca menarik napas panjang.Demian bergeser dan mendekati Rebecca, dia meraih tangan Wanita itu dan menatapnya
Read more
Kehancuran Demian
Demian melangkah di trotoar, entah kemana kakinya akan membawa dia melangkah. Saat ini hatinya masih sangat kacau.Ujung pandangannya melihat seorang anak kecil yang sedang bermain bola dengan sanga Ayah di tepi jalan. Sepasang anak dan Ayah itu saling tertawa bahagia.Demian melewati mereka dan tersenyum kecut. Ingatannya kembali saat dirinya dan Rey sering bermain bersama. Hampir tiap weekend mereka bermain di pantai.Lalu Key, gadis cantik yang terus menganggapnya sebagai pahlawan dalam hidupnya, tapi tanpa dia sadari, dia pula yang menghancurkan hidup sang putri.Demian tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, dia terlalu bodoh. Selama ini dia menuangkan semua kasih sayang pada anak yang bukan darah dagingnya sendiri.Kaki Demian terasa lemas. Bahkan pagi ini dia belum melahap sebutir nasi, semua kenyataan yang di ungkapk Rebecca membuatnya tidak nafsu makan."Key, Rey, Apakah kalian akan memaafkan Dady?" ksak Demian.Karena sudah tidak sanggup melanjutkan langkahnya, Demian duduk di
Read more
Kontrak pernikahan
Demian terbaring di kasur, matanya masih mengatup rapat. Terlihat jelas kalau kalung matanya sebab. Entah apa yang terjadi padanya, yang jelas ini pertama kalinya dia melihat Demian sehancur ini.Tidak mau terjadi kesalahpahaman, Flora segera melangkah pergi. Tapi tangannya di genggam oleh orang yang terbaring tersebut."Flo, maafkan aku," ucap Demian lirih.Flora membatu, perlahan dia memutar tubuhnya dan menatap pria yang sudah membuka matanya. Wanita itu melangkah mendekat."Demian, apa yang terjadi padamu?" tanya Flora menatap lekat wajah tampan yang tampak kusam itu."Katakan kalau kau telah memaafkan ku," ucap Demian.Flora melepaskan tangannya dari genggaman pria tersebut. Kisah mereka sudah berakhir saat dia lebih memilih pergi bersama wanita lain dan meninggalkannya."Aku sudah memaafkanmu, bukankah kau sudah mengetahuinya," ucap Flora melangkah mundur satu langkah, memberi jarak antar keduanya."Aku tidak tau apa yang terjadi padamu. Tapi aku tegaskan sekali lagi, kita sudah
Read more
Amarah bergelora
Revan melempar berkas ke lantai. Pria itu beranjak dari kursinya dan melangkah pergi. Sayangnya dia tidak dapat lolos begitu saja."Aku tidak akan pernah melepaskan apa yang aku inginkan," ucap Risa menghentikan langkah putranya.Revan berbalik dan duduk dengan kasar di kursi. Dia memasang wajah suram. Jemarinya berulang kali mengusap kasar wajah dengan kasar."Bagus sekali," ucap Risa penuh kemenangan."Mama, aku dan Flora sudah menikah secara resmi. Kami hanya menunggu surat, kenapa Mama mempersulit semuanya!?" ucap Revan dengan suara lantang.Risa melempar pada ke empat orang yang masih berdiri di belakang Revan. Lirikan mata Risa memberi kode agar mereka keluar dari ruangan tersebut.Tidak menunggu lama, empat orang itu melangkah pergi. Hanya tinggal Ibu dan Anak di ruangan tersebut."Kamu tau alasannya Revan, Mama yakin kau hanya ingin bermain-main dengannya. Bukankah dia adalah kisah cintamu dulu yang belum selesai?" ucap Risa menerka-nerka."Mama salah, Flora lebih dari yang Ma
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status