Semua Bab Pembalasan Dendam Istri Baik Hati: Bab 31 - Bab 40
70 Bab
BAB 31 Bagaimana Will Mengingatnya?
Olivia tiba di rumah saat malam hari, terlihat mobil William sudah terparkir rapi di halaman rumah, menandakan bahwa pria itu sudah pulang.Begitu Olivia masuk ke dalam rumah semerbak harum masakan langsung menyerang indra penciumannya hingga membuat perut Olivia yang belum terisi asupan makanan sejak kemarin berbunyi.“Siapa yang masak?” gumam Olivia.Olivia berjalan menuju dapur dan di atas meja makan sudah tersaji sup kacang merah kesukaannya lengkap dengan kerupuk udang yang harum dan gurih. Tiba-tiba kenangan masa lalu terbersit dalam benak Olivia.Kenangan bersamanya dengan William ketika pria itu susah payah belajar membuat sup kacang merah sesuai dengan yang Olivia sukai. Tidak mudah William sering kali gagal bahkan walaupun pernah berhasil saat memasak kembali untuj yang berikutnya rasanya kembali berbeda.Namun bukan William kalau mudah menyerah, pria itu terus mencobanya sampai berhasil sepemuhnya dan rasanya tetap sama.Olivia pun mengambil sendok dan mencoba menyeruput ku
Baca selengkapnya
BAB 32 Dominasi
“Ah... Will...” Tangan William terus menjalar ke bagian lain tubuh Olivia dan membuat wanita itu menggeliat. Olivia merasa udara disekitarnya memanas, dengan cepat pikirannya kini hanya terpusat pada setiap sentuhan yang William berikan di area tubuhnya. Dan yang Olivia sadari entah mengapa sentuhan William terasa berbeda dari sebelumnya. Sentuhannya terasa lebih sensual dari yang biasa William lakukan padanya. Apa mungkin karena efek amnesianya hingga membuat William melepas beberapa kebiasaannya? Entahlah Olivia tidak tahu lagi, yang pasti untuk saat ini Olivia tidak mau berada di posisi ini. Ia harus menjadi pihak yang mendominasi dalam kegiatan ini. Olivia pun bangkit lalu ia tanggalkan pakaian William seraya melumat bibir pria itu. Embusan napas William semakin memburu dan menghangat. “Kau sangat bersemangat hari ini,” ujar William. “Anggap saja sebagai permintaan maafku karena bersikap dingin padamu.” Olivia sentuh dada bidang William dengan lembut, tangannya bermain di a
Baca selengkapnya
BAB 33 Tidak Stabil
“Apa yang kamu maksud itu Daniel atau ayahku?”Olivia mendengus puas dalam hatinya, seperti biasa William memang cepat tanggap. Olivia pun mengangguk untuk memberikan jawaban, “Aku tidak ingin menuduh mereka tapi dengar dari ceritamu tentang bagaimana ayahmu memperlakukan ibumu dan bagaimana Daniel semua itu mungkin saja terjadi.”“Ayahku sudah meninggal, jadi semoga saja tuhan menghakiminya dengan lebih keji. Tapi kalau itu Daniel aku akan menghajarnya terlebih dahulu sebelum menjebloskannya ke penjara,” jelas William dengan tenang walaupun jelas sekali kesedihan dan kemarahan terpancar dark bola matanya.Untuk hal kesabaran Olivia sering menemukan bahwa batas kesabaran William sangatlah tinggi. Ia juga selalu berusaha tenang dalam memghadapi sesuatu. Dilihat dari segi apa pun William adalah sosok yang sempurna. Ia tampan, kaya raya, cerdas, penyayang dan bahkan penyabar. Terlihat seperti pria yang baik dan tidak mungkin bisa melenyapkan nyawa seseorang.Hal ini yang membuat Olivia k
Baca selengkapnya
BAB 34 Kejadian Sebenarnya
Daniel bangkit dari kursinya lalu mendekati Aldo. Tanpa belas kasih Daniel mencekik leher pria itu dan memojokkannya hingga ke dinding ruangan.“Kau lupa apa yang Olivia lakukan pada misi penculikan dan penyerangan terhadap William satu bulan lalu? Jika bukan karena kebodohan kalian misi itu sudah berhasil, dendam kalian tuntas dan aku sudah memegang perusahaan sepenuhnya!” pekik Daniel.Aldo meronta-ronta berusaha melepaskan cekikkan pria gila itu. Alhirnya Daniel pun melepaskannya tetapi berujung dengan menendang perutnya.“Tidak bisakah kalian hanya fokus pada misi kalian? Supaya rencana ini berjalan cepat dan lancar?! Dengar ya kalau kau melakukan kesalahan yang sama atau mempertanyakan perintahku, aku tidak akan segan-segan untuk melaporkanmu atas penyerangan pada William di gedung biru itu.”“Jadi kau berencana untuk menjebak Olivia?” tanya Aldo terbata-bata karena rasa sakit diperutnya.“Semua itu tergantung pada Olivia, kalau dia berencana mengkhianatiku, aku akan menjebaknya
Baca selengkapnya
BAB 35 Sisa Rasa
Aldo memukuli tubuh Olivia menggunakan bongkahan kayu yang di temukan pria itu di dekatnya. Olivia mengerang, tubuhnya menggeliat merasakan rasa sakit yang mulai menusuk-nusuk seluruh tubuhnya.Matanya berair menitikkan air mata, tetapi mau tidak mau Olivia harus menahannya. Sekali lagi Aldo memukulkan sebongkah kayu itu pada kaki Olivia yang ternyata tepat pada tulang keringnya.Bukan main rasanya seperti kaki Olivia patah padahal kakinya masih baik-baik saja hanya lebam menimbulkan lebam.Melihat kondisi Olivia, Aldo pun jadi merasa cemas. “Liv apa kau....”“Aku baik-baik saja, terus lakukan setelah itu segera hubungi William.”Aldo menurut dan terus memukuli tubuh Olivia walaupun ia tidak mengingikannya. Setelah terdapat cukup banyak lebam di tubuh Olivia. Aldo pun segera menghubungi William.Setelah William datang pertarungan di antara Aldo dan William pun pecah, Willuam juga bahkan terkelabui dengan akting Olivia serta Aldo dan berpikir bahwa Aldo adalah Daniel. Aldo juga berhasi
Baca selengkapnya
BAB 36 Dalam Pelukan Wanita Lain
“Ada angin apa kau menghubungiku?” tanya Antony yang baru saja tiba di kafe.Pagi ini Olivia menghubungi Antony memintanya untuk bertemu untuk membicarakan sesuatu. Antony bisa memperkirakan mungkin ini soal William karena apalagi kalo bukan tentang itu.“Kalau ini ada duitnya aku ikut saja, karena sepertinya ini rencana di luar kerja sama dengan Daniel.”“Tentu saja ada, orang sepertimu mana mau melakukan sesuatu secara sukarela,” cibir Olivia.“Woah kau... padahal aku dengar dari staff hotel di desa itu, kau dulu wanita yang lugu dan baik hati, sekarang lihatlah dirimu.”Antony benar, Olivia tidak seperti ini dulu, ia selalu baik pada semua orang dan bersikap ramah juga hangat walaupun sedikit gampang marah.Tetapi sekarang, entahlah mungkin rasa kecewa yang Olivia pupuk pada William terlalu besar dan lagi Olivia tidak bisa menjadi wanita lugu seperti sebelumnya jika ingin melakukan hal-hal kotor seperti ini karena dia harus sering-sering berhadapan dengan manusia gila dan menyebalk
Baca selengkapnya
BAB 37 Mengapa Harus Jimmy?
Olivia berdiri mematung di ambang pintu, melihat William bersama wanita lain. Olivia yakin seharusnya perasaannya baik-baik saja, ia tidak perlu terluka atau pun cemburu menyaksikan pemandangan itu karena yang ada dalam hatinya hanya tersisa kebencian pada William.Namun entah mengapa hati Olivia malah terasa seperti diperas, begitu pedih dan sesak, bahkan matanya mulai memanas hendak memancarkan air mata. Di dalam ruangan William yang tengah meronta-ronta beradu pandangan dengannya. Pria itu terlihat cemas dan takut begitu melihat Olivia.Tanpa bicara apa-apa Olivia berlari menjauhi ruangan itu seraya menahan kuat air matanya yang tidak bisa diajak kompromi. Oh sungguh Olivia tidak ingin menangisi pria berdarah dingin itu.“Olie....” seru William seraya mengenyahkan Sheila.William bergegas menyusul Olivia dengan kegundahan yang memenuhi hatinya.Olivia terus berlari menuju sudut gedung yang agak sepi untuk bersembunyi dan menenangkan hatinya.“Ini tidak benar Olivia apa yang kamu ra
Baca selengkapnya
BAB 38 Hubungan Jimmy dan Olivia
Selama sisa hari suasana hati William jadi buruk. Ia lebih banyak diam dan termenung, ia bahkan berusaha menghindari Jimmy sebisa mungkin. Namun tentu saja tidak selalu berhasil karena Jimmy adalah asisten pribadinya.Seperti saat ini William mau tidak mau harus berada satu mobil dengan Jimmy karena sebelumnya mereka harus menghadiri rapat penting.Jimmy tentu saja merasakan perubahan sikap William padanya, tapi ia juga tidak ingin banyak bertanya dan membiarkan situasi canggung terus terjadi.“Apa hubunganmu dengan Olivia,” celetuk William tiba-tiba hingga membuat Jimmy menginjak pedal rem secara mendadak.Pria itu terdiam dengan wajah yang tegang seolah sedang menghadapi masalah besar.Sedangkan William tidak punya pilihan lain selain menanyakannya ia pendam pun tidak akan membuat semuanya menjadi jelas dan hanya akan menambah beban pikiran.“Kau diam tapi ekspresimu begitu. Kau tidak mau mengatakannya?” tanya William dingin.Jimmy tahu hari ini pasti akan datang, hari di mana ia ha
Baca selengkapnya
BAB 39 Fitnah Kejam
“Apa aku boleh memilih asistenku sendiri? Kamu tau kan tidak bisa nyaman dengan semua orang, harus orang-orang tertentu,” tanya Olivia penuh harap.Berharap William masih bisa membatalkannya dan membiarkan Olivia memilh sendiri“Hmm... boleh saja kalau itu lebih nyaman untukmu.”Yap kalau begitu artinya akan lebih menguntungkan Olivia mau bagaimana pun ia tidak bisa membiarkan pihak yabg William bawa masuk ke dalam hidupnya supaya tidak menjadi hambatan baginya dalam merencanakan balas dendamnya.Dengan senang Olivia memeluk tubuh William walaupun sebenarnya Olivia tidak ingin melakukannya.“Oh iya tentang Jimmy kenapa kamu tidak mengeluarkannya saja?” tanya Olivia penasaran.Olivia pikir william akan memecat Jimmy. Setelah apa yang dia ceritatakn tentang kejadian malam itu disertai tambahan bumbu agar ceritanya lebih dramatis dan memihaknya.“Aku ingin melakukannya, tapi lebih baik aku memberinya sanksi terlebih dahulu.”***Keesokkan paginya William memeriksa laporan keungan yang ba
Baca selengkapnya
BAB 40 Apa Kau Ingin Bermain Denganku?
Sebuah mobil hitam terlihat memasuki pekarangan rumah William. Terlihat Daniel turun dari dalam mobil itu dan bergegas masuk ke dalam rumah William begitu saja karena tidak ada petugas keamanan yang berani menghentikan pria itu, entah sebab apa semua pekerja di keluar Savero selalu takut pada Daniel.Di sudut lain ruangan rumah itu Olivia terlihat baru saja selesai mandi, ia masih menggunakan handuk kimononya keluar dari kamar mandi seraya mengeringkan rambutnya yang masih basah.Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan tampak Daniel sudah bediri di ambang pintu. Olivia terperanjat dan dengan refleks langsung mengeratkan handuknya kimono yang ia kenakan.“Apa yang kau lakukan di sini?! Menerobos masuk ke rumah orang!” pekik Olivia dengan geram.“Mencarimu tentu saja,” balas Daniel singkat.Pria itu kemudian melangkah masuk ke dalam kamar dan ia kunci pintu ruangan rapat-rapat. Olivia yang melihat hal tersebut panik bukan kepalang ia berlari ke arah pintu berusaha menghentikan Daniel.“Kau gi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status