All Chapters of Pembalasan Dendam Istri Baik Hati: Chapter 51 - Chapter 60
70 Chapters
BAB 51 Air dan Binar Matanya
“Pak, saya dengar Anda memberikan sapu tangan Anda pada seorang staff hari ini. Kenapa Anda memberikannya? Bukankah itu kenang-kenangan dari Ibu Anda?” tanya Jimmy ragu-ragu. William yang tengah memandangi ponselnya melepaskan pandangannya dari benda canggih itu dan menoleh ke arah lautan luas di sisi kiri jalan. “Dia lebih membutuhkannya,” balas William singkat, “Kenapa tumben sekali menanyakan hal seperti itu? Kau ingin juga? Atau....”“Tentu saja tidak saya hanya penasaran karena itu barang yang berharga untuk Anda,” sela Jimmy dengan cepat tidak ingin atasannya berpikir yang aneh-aneh tentangnya. “Apa Anda mau kembali ke hotel?” tanya Jimmy sebelum belokkan di depan. “Ya aku akan menginap di sana.” Jimmy pun memutar kemudinya dan berbelok ke jalan berikutnya kembali menuju hotel. Sedangkan di area hotel terlihat Olivia sedang berdiri di halaman bela
Read more
BAB 52 Sempurna Tanpa Cela
Tubuh William dan Olivia basah kuyup tapi mereka terlihat sangat bahagia, saling tertawa-tawa seolah meluruhkan semua beban dalam hati mereka.“Siapa namamu?” tanya William setelah mematikan keran air.Rasanya sudah cukup main air untuk malam ini, jika mereka teruskan mereka bisa-bisa kedinginan dan jatuh sakit.“Olivia, Pak.” jawab Olivia singkat wajahnya masih berseri-seri karena asyik bermain, bahkan Olivia tidak ingin semuanya berakhir dulu tapi apa mau dikata ia tidak berani membantah ucapan William.William tersengir malu, “Berhenti memanggilku, ‘Pak’. Kamu boleh memanggilku dengan nama saja kalau tidak dalam jam kerja. Kamu ini sama seperti asistenku saja.”Olivia langsung terdiam, William jelas membicarakan Jimmy karena siapa lagi asisten William yang ia maksud, Jimmy melakukan semua hal untuk pria itu dan sangat menghormatinya.Dulu Olivia tidak pernah cerita yang Jimmy sampaikan tenta
Read more
BAB 53 Membebaskan Olivia Dari Jerat Penyiksaan
“Olivia! Mana payung untukku?! Kau msu membiarkan kulitku terbakar sinar matahari?” pekik Anya seraya mengerut-ngerutkan keningnya karena kepanasan. Olivia buru-buru menghampirinya dan memayungi wanita menyebalkan itu. Olivia berharap wanita itu lenyap saja menjadi butiran debu seperti vampir ketika terkena sonar matahari agar tidak membuatnya kesulitan lagi. “Aduh panas sekali, ayo kipasi aku,” perintah Anya lagi. Tanpa banyak berkomentar Olivia segera melakukan tugasnya. Tapi tiba-tiba saja Anya menepiskan kipas di tangan Olivia. Huh apa lagi sekarang? “Kau ini bisa becus ga ngerjain sesuatu? Kamu pikir cara kamu mgipasin orang bisa bikin seger? Cuma ngipasin doang ga bisa!” gerutu Anya bersungut-sungut. Ingin sekali Olivia menghajar wanita itu, tentu saja angin tidak terasa dia baru mengibaskan kipas itu beberapa kali, apa yang Anya harapkan? Namun lagi-lagi walaupun bukan kesalahannya Olivia terpaksa meminta maaf. “Maaf doang ga akan bisa benerin kinerja kamu! Kok bisa sih ho
Read more
BAB 54 Terlalu Berbahaya Untuk Hati
Kekhawatiran sontak menyeruk dalam hati Olivia. Ia tidak ingin William terlibat masalah hanya karena dirinya. Tentu saja Olivia ingin terbebas dari Anya, tapi kalau harus menyulitkan orang lain rasanya tidak perlu.“Pak, saya bisa merekomendasikan staff lain yang lebih bagus kinerjanya dari....”William menganggkat sebelah tangannya, “Aku tidak ingin staff lain, dan biarkan aku menyelesaikan masalah ini, kau tidak perlu khawatir.”“Tapi....”“Lebih baik sekarang kau siapkan destinasi menarik sebelum kita pergi,” sela William ia ingin Olivia tidak terlibat dalam urusannya dengan Anya.Olivia tahu William ingin ia pergi supaya tidak ikut campur dalam urusannya dan Olivia tidak bisa membantah. Ia pun beranjak sesaui perintah William dan melakukan apa yang perlu ia lakukan sebagai pegawai.“Bukankah aku sudah mengatakannya, aku tidak akan rugi kalau Papamu ingin mencabut kerja sama kita dan s
Read more
BAB 55 Ketahuan
William tautkan bunga itu di sela kuping Olivia hingga membuat wajah Olivia memerah. Olivia mematung terpaku pada William. Sebuah perasaan yang begitu besar bergejolak dalam hatinya.Mau bagaimana pun Olivia harus segera mengakhiri semua ini, karena kalau tidak bisa-bisa ia tidak bisa mengendalikan perasaannya lagi. Olivia pun mengerjap lalu dengan cepat membalik tubuhnya seraya menangkup wajahnya yang sudah semerah tomat matang.William sontak tekejut dan membuatnya menatap bingung wanita itu. “Olie, kau baik-baik saja?” tanya William.Alih-alih menjawab Olivia malah berlari menuju toilet umum terdekat. William yang khawatir ikut berlari mengikutinya, tapi Olivia malah bersembunyi di dalam kamar mandi.“Olivia, kau baik-baik saja? Apa kau sakit?” seru William seraya mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.Bukannya menjawab Olivia malah sibuk dengan isi pikirannya sendiri. ‘Apa ini? Aku tidak boleh memiliki perasaan apa pun
Read more
BAB 56 Apa Mereka Tidur Bersama?
“Aku tidak sengaja melihatnya karena kebetulan lewat, sunggu,” seru Adela meyakinkan. “Jadi apa tebakanku benar? Kamu bertanya soal Pak Will kan?” tanya Adela menyelidik.Mengelak saat ini pun bukankah percuma saja? Semuanya terlalu jelas, tspi Olivia juga tidak ingin mengatakannya.“Hey tenang aja aku akan mendukungmu dengan siapa pun itu, walaupun terasa tidak mungkin tapi coba saja dulu,” imbuh Adela.Olivia tertegun ia tidak menyangka Adela akan bersikap biasa saja dan malah mendukungnya.“Kenapa kamu mendukungku?”“Apa aku harus menyebarkan rumor dan membuatmu jadi buruk? Aku tidak begitu, aku tau rasanya berkencan dengan atasan sendiri. Orang-orang akan memandangmu buruk karena mereka iri padahal kalau memang pria itu menyukai kita ya mau bagaimana?”Senyuman akhirnya terukir di bibir Olivia, hatinya terasa sedikit lega, beruntung karena Adela yang mengentahuinya bukan staff lain. Namun walaupun begitu Olivia tetap tidak bisa percaya sepenuhnya pada rekannya itu.****Keesokan h
Read more
BAB 57 Menjauh
Bagai dihujam oleh pedang, hati Olivia terasa pedih. Sesak memenuhi jantungnya. Mata Olivia mulai terasa panas dan berkaca-kaca. Saat mendapati Sheila berada di kamar William.Tanpa banyak berbicara lagi Olivia segera pamit dan langsung berlari meninggalkan tempat itu menuju sudut lain gedung yang tidak ada banyak orang berlalu lalang untuk menyembunyikan tangisnya yang sudah tidak bisa Olivia tahan lagi.Tangisan Olivia pecah tepat setelah ia tiba di atap gedung. Hatinya hancur berkeping-keping. Olivia kesal dan mengutuk dirinya sendiri.Seharunya sejak awal ia tahu diri. Seperti yang dikatakan Adel, pria seperti William tidak memiliki alasan untuk jatuh cinta pada seorang yang biasa-biasa saja dan miskin seperti Olivia sedangkan di depannya ada Sheila yang jauh lebih cantik, pintar, kaya dan menggoda. Tentu saja William akan memilih Sheila dibandingkan Olivia yang bukan siapa-siapa.“Aku benar-benar bodoh dari awal pun aku tidak boleh memiliki perasaan apa pub pada William, tapi aku
Read more
BAB 58 Mengapa Anda Peduli?
Jimmy terdiam tentu saja William curiga kepadanya karena yang ungkapnya terlalu spesifik, padahal niat hati ia ingin membantunya walaupun dengan hati terluka. Karena siapa yang menduga atasan yang sangat ia hormati malah jatuh cinta pada wanita yang Jimmy cintai.Jimmy menggigit bibirnya mencoba berpikir, “Oh kami menjadi teman dekat saat Anda menugaskan saya di hotel itu satu tahun yang lalu jadi sedikitnya saya tau tentang Olivia. Dia juga wanita yang baik.”“Oh benarkah, kalau begitu saya bisa bertanya banyak padamu. Kau memang selalu bisa diandalkan,” sahut William tanpa rasa curiga sedikit pun.Setelah menutup panggilan William pun bergegas kembali ke hotel. Ketika tiba di sana William berpapasan dengan Olivia yang tengah berjalan dengan terburu-buru dari ujung koridor. Namun begitu wanita itu melihat William, Olivia langsung memutar aeah dan kembali masuk ke dalam lift yang hampir tertutup.“Apa dia melupakan sesuatu?&r
Read more
BAB 59 Hanya Olivia dan Dirinya Sendiri
  William terdiam, seolah sulit mengutarakan perasaan yang sudah meluap-luap dalam hatinya.“Bisakah Anda tidak bersikap seperti ini? Yang Anda lakukan hanya membuat saya salah paham....”“Saya menyukai Anda. Lebih dari sekedar teman.”Olivia sontak termangu demi mendengar apa yang baru saja diucapkan pria itu. Gejolak perasaan dalam hati Olivia semakin membucah, tetapi semua ini masih terasa tidak nyata untuknya dan semua kemungkinan masih bisa terjadi.“Tidak mungkin,” celetuk Olivia.“Apa maksudmu tidak mungkin? Aku benar-benar merasakannya....”“Apa menurut Anda ini semua masuk akal? Bagaimana bisa seorang seperti Anda menyukai saya yang tidak punya apa-apa. Anda pasti keliru terhadap perasaan Anda.”Dengan keras Olivia menyanggah semuanya. Karena dilihat dari sisi mana pun seorang seperti dirinya tidak mungkin pantas untuk William.Willia
Read more
BAB 60 Kenapa Kau Melakukannya?
Olivia berlari semakin kencang hingga tubuhnya kehilangaan keseimbangan dan terjerembab di aspal. Darah segar perlahan mengucur dari sikut dan lututnya karena gesekan yang cukup keras dengan permukaan aspal yang kasar. Namun Olivia terlanjur mati rasa, ia tidak merasakan apa pun dan kembali bangkit begitu saja.Di saat yang bersamaan sebuah mobil mencegat Olivia. Dengan tak acuh Olivia berusaja melewati mobil di hadapannya, tetapi dengan cepat seseorang menarik tubuhnya.“Aku akan mengantarmu.”Olivia mengalihkan pandangannya, mata beningnya kembali beradu pandang dengan bola mata legam nan hangat milik William. Tanpa mengatakan apa-apa Olivia berusaha melepaskan genggam tangan pria itu.“Berhentilah bersikap keras kepala, kau harus segera menemui ibumu kan?” pinta William dengan gemas.“Saya tidak memerlukan bantuan Anda!” Olivia mendorong tubuh William sekuat tenaganya.Namun William tidak menyerah, ia m
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status