Semua Bab Diduakan Suami Dipinang Hot Duda: Bab 21 - Bab 30
47 Bab
Jantungan atau Jatuh Hati?
“Ada apa denganku, perasaan apa ini?” batin Zayn.Sepanjang jalan ke masjid ia bahkan sibuk dengan pikirannya yang berkecamuk sedangkan Andre yang memperhatikannya juga heran karena tidak biasanya Zayn mengabaikan si kembar, pasti akan membuka pembicaraan meski hanya pembicaraan yang tidak penting.Tidak mungkin menanyakan di depan anak-anak, Andre akan menanyakannya nanti.“Bos, aku tunggu di warung itu saja ya.” Andre berhenti di pagar masjid.“Loh, Om Andre kenapa tidak ikut?” tanya si cerewet Davin.“Om dan kalian itu beda agama, Om ibadah bukan di masjid. Om titip dia ya, jaga baik-baik jangan sampai dia nakal,” ujar Andre sebelum kabur karena melihat delikan tajam Zayn.“Sialan. Dia membuatku seperti bocah di depan anak-anakku,” geram Zayn, untung saja Davin dan Devan tidak mendengar.“Ayo masuk, Om.”Suara Davin menyadarkan membuat Zayn ikut melangkah masuk. Ia bahkan lupa kapan masuk ke dalam tempat suci ini.Kehadiran Davin dan Devan sudah pasti akan membawa dampak baik untuk
Baca selengkapnya
Karma Perih Yang Harus Ditelan
“Sendiri di sini?” tanya Andre lalu menarik kursi duduk di hadapan Rendra.“Barusan kekasihku pulang. Kau sendiri sedang apa disini, Bang?”“Biasa, urusan bisnis. Tidak lama, sebentar lagi juga balik.”Andre dan Rendra saling mengenal karena mereka bertetangga. Setelah ditinggal menikah oleh Livia, Rendra memang pindah ke rumah tantenya dan rumahnya berdampingan dengan rumah Andre. Di sana juga Rendra bisa tahu soal Livia yang sudah menikah dengan Zayn. Karena Zayn dan Livia pernah datang saat istrinya Andre melahirkan.Dunia memang sangat sempit. Dari situ Rendra mulai merencanakan semuanya sampai sekarang ada di titik ini. Sepertinya memang takdir menginginkan Rendra untuk kembali ke dalam kehidupan sang mantan.Untuk saat ini Rendra tidak langsung membongkar semuanya pada Andre yang pasti akan langsung menyampaikan pada Zayn. Rendra tahu siapa sosok Zayn yang dihadapinya, takutnya jika Zayn murka malah nyawa Rendra yang melayang.
Baca selengkapnya
Mendadak Jadi Istri CEO Dingin
Tok! Tok! Tok!"Om, Om Zayn."Zayn yang baru saja akan terlelap langsung membuka matanya mendengar ketukan pintu. Ia mengenal pemilik suara itu. Buru-buru turun dari ranjang untuk membuka pintu. Hanya ada ia sendiri di rumah karena Andre disuruh ke kota untuk menyelesaikan masalah di sana dan diperkirakan akan kembali paling cepat seminggu lagi.Wajah Davin yang terlihat cemas membuat Zayn mengernyitkan kening, "Ada apa?"Sudah pasti ada sesuatu apalagi jika malam-malam begini datang mengetuk pintu rumah. "Ibu ... Ibu sakit, Om.""Apa?" Zayn terbelalak.Tanpa memperdulikan pintu rumah yang tidak ditutupi, ia bersama dengan Davin bergegas untuk melihat Mila yang ditemani Devan.Jam sudah menunjukkan sebelas malam, anak-anak itu tahu Mila sakit saat Mila yang merasa kehausan tidak sengaja menyenggol gelas dan membuat si kembar bangun. Mereka sangat mudah terbangun jika mendengar sesuatu begitu apalagi di malam hari.Benar saja. Saat sampai di kamar Mila, wanita itu terbaring dengan waja
Baca selengkapnya
Musibah Berujung Berkah
"Kau pulanglah. Aku bisa sendiri di sini," ujar Mila yang merasa risih dengan keberadaan Zayn.Lelaki itu tergelak mendengar penuturan Mila, "Mungkin belum terbiasa jadi lupa ya. Aku ini suamimu jadi dimanapun kau berada aku akan selalu di sampingmu.""Pernikahan ini ...." Mila menggantung ucapannya."Pernikahan ini bukan pernikahan kontrak, tidak ada perjanjian tertulis diantara kita. Jadi kau tidak bisa mengelak, saat ini kau sudah sah menjadi istri dari Zayn Niskala Hartanto. Ingat itu, kau bukan lagi wanita biasa."Sesal yang dirasakan sudah tidak berguna sekarang. Pilihan yang diambil dalam kondisi genting, tidak dipikirkan matang-matang karena fokusnya hanya tidak ingin sampai anak-anak menjadi korban dari masalah yang sebenarnya tidak benar adanya ini. Yang ada dalam bayangan Mila hanya anak-anak yang akan malu jika sampai dirinya diarak keliling kampung. Mila tahu betul seperti apa warga kampungnya.Diantara mereka memang tidak ada perjanjian sebelumnya dan hal itu yang sangat
Baca selengkapnya
Fakta Masa Lalu
Mata Mila membulat sempurna, ia bukan anak kemarin sore yang tidak tahu apa maksud Zayn.“Kita terpaksa menikah ya, jadi jangan main-main!” Mila memberi peringatan pada Zayn yang terus berjalan mendekat.“Siapa yang main-main hm? Aku hanya ingin memberikan hakmu sebagai istriku.”“Jangan mendekat atau aku teriak!” ancamnya.Melihat itu Zayn terkekeh, wajah Mila yang merah padam terlihat begitu menggemaskan di matanya. Zayn merasakan kebahagiaannya sudah begitu lengkap, apalagi ditambah jika nanti Mila sudah mulai ada rasa.“Aku akan kembali lagi.” Zayn mendekat hanya untuk mengelus puncak kepala sang istri sebelum keluar dari rumah itu.Mila masih mematung sambil merasakan detak jantung yang tidak karuan.“Kenapa aku seperti ini?” gumamnya dengan tangan yang menyentuh dada.Ia mencoba menepis apa yang dirasakannya, beranjak membawa barang-barangnya ke kamar. Kondisinya sudah sangat sehat jadi sudah bisa melakukan pekerjaan seperti sebelumnya tapi memang dokter mengatakan pada Mila unt
Baca selengkapnya
Rasa Bersalah Zayn Karena Masa Lalu
"Aku melakukan itu padanya?" Zayn terperangah mendengar semua penuturan Andre."Iya, Bos.""Tunggu, tunggu."Zayn mencoba mengingat kejadian belasan tahun lalu. Tidak akan mudah bagi orang mengingat kejadian apalagi hanya sekilas lewat dalam hidupnya. Tidak hanya ada satu atau dua wanita yang pernah singgah dalam kehidupan Zayn, saking banyaknya bahkan sampai tidak terhitung.Lelaki itu tampak menghela napas saat sebuah ingatan sudah tersusun sempurna setelah sebelumnya berantakan seperti puzzle yang tak berurutan. Kalau tidak mendapatkan informasi tambahan dari Andre mungkin Zayn akan benar-benar melupakan kejadian itu.Belasan tahun lalu ada salah satu orang yang memasukkan obat perangsang ke dalam minuman Zayn berniat untuk menjebak Zayn agar bisa tidur dengan adiknya, berharap bisa menikmati kekayaan keluarga Zayn tapi rencana itu sama sekali tidak berhasil malah Zayn berakhir merenggut kesucian Mila yang kala itu bekerja membantu bibinya di sebuah penginapan. Zayn pikir akan sel
Baca selengkapnya
CEO Arogan Takluk Oleh Istri Baru
“Bu, ini dari Om Zayn.” Dengan gembiranya Davin memberitahu dan menaruh barang-barang itu di meja.Mila menatap Davin dengan kening berkerut, “Bukan Davin yang minta?”Davin langsung menggeleng, “Bukan, Bu. Mana pernah Davin minta-minta,” sangkalnya.Memang benar tidak mungkin. Mila tidak pernah mengajarkan anaknya untuk meminta sesuatu pada orang lain, meski Zayn bukanlah orang lain sekarang, lelaki itu sudah menjadi suami Mila dan ayah untuk anak-anak wanita itu.“Boleh dibuka ya, Bu? Aku penasaran.” Davin lebih dulu meminta izin, jika sang ibu tidak mengizinkan maka ia tidak akan membukanya.“Tapi benar Om Zayn yang memberikannya?” Mila mengulang pertanyaan.“Iya, Ibu. Coba lihat isinya, pasti untukku dan Devan.” Davin mengerucutkan bibirnya kesal.“Sini, biar Ibu lihat dulu.” Mila mengambil satu paper bag untuk melihat isinya.Mata wanita itu terbelalak.“Itu jaring-jaring apa, Bu?” tanya Devan.Buru-buru Mila kembali memasukan ke dalam paper bag, “Oh, ini mungkin untuk Ibu. Bukan
Baca selengkapnya
Kedekatan Pengantin Baru dan Kehamilan Livia
Mila terbelalak mendengar tuduhan yang dilayangkan padanya.“Lihat saja nanti, Bu. Kalau sembilan bulan saya masih belum melahirkan berarti Ibu fitnah,” ujar Mila lalu beranjak menghampiri Nita yang sibuk menyiangi kangkung.Terkadang Mila tidak nyaman juga jika ada ibu-ibu macma Bu Dini yang bicaranya seenak jidat tanpa memikirkan perasaan orang. Masalahnya bicara di depan banyak orang bukan di depan Mila sendiri.“Kenapa mukamu ditekut begitu, Mil? Kemana pangeranmu,” goda Nita.“Tidak usah bahas itu, Nit. Aku ingin pergi ke sini agar bisa liburan sejenak, membuat adem pikiran bukan malah jadi tidak nyaman begini.” Mila mencebik kesal.“Aish! Ibu-ibu itu memang minta dijahit mulutnya, Mil. Sudahlah, tidak usah didengarkan. Mereka hanya iri karena kau mendapatkan suami tampan, panas dan tajir melintir sementara mereka tidak.”Setidaknya ada Nita yang satu jalan pikiran dengan Mila dan tidak pernah ikut menyudutkan seperti yang lain. Meskipun tidak semua ibu-ibu seperti itu, hanya beb
Baca selengkapnya
Pengganti Yang Lebih Segalanya
Tanpa membalas pesan itu, Zayn memasukkan kembali ponsel ke dalam saku celana.“Sampai mana tadi?” Ia beralih menatap sang istri.“Hah? Apa?” Mila langsung gelagapan, diam-diam memperhatikan wajah Zayn dari dekat dan takut ketahuan.Mungkin ia baru menyadari jika suaminya memang tampan, meski sudah tidak muda lagi. Zayn itu juara jika dinilai dari fisiknya, hanya saja minus lelaki itu sikapnya yang kasar dan dingin. Namun semenjak jatuh hati pada Mila dan menemukan anak-anaknya. Zayn mencoba untuk merubah dirinya lebih lembut lagi agar bisa mendekatkan diri pada mereka.“Apa kau begitu terpesona padaku?” goda Zayn sambil mengulum senyum.“Hanya dalam mimpimu! Cepat lepaskan aku.”“Kau harus tepati janjimu untuk membiarkanku berusaha agar membuatmu cinta padaku. Jangan curang!”“Tapi aku tidak ingin ada pemaksaan! Kalau aku tidak mau jangan memaksa.”“Oke. Aku tidak akan memaksa.” Zayn melepaskan tangannya membuat Mila bisa bangkit.Wanita itu tampak mengatur napasnya yang memburu, jan
Baca selengkapnya
Livia Merusak Momen
“Sudah kub-” Mila langsung mengatupkan mulutnya saat menyadari ada Tito di sana.Tadinya ingin mengomeli Zayn tapi diurungkan niatnya.“Sudah belum? Kita harus segera berangkat.” Dengan santainya Zayn merangkul mesra pinggang Mila.Andai saja tidak ada Tito sudah pasti dengan cepat Mila menghempaskan tangan Zayn.“Sudah,” jawab Mila dengan senyum lebar, ia beralih menatap Tito, “ada apa, Mas?”“Kalian ....” Tito menggantung ucapannya saking tidak percayanya dengan apa yang saat ini dilihatnya.“Suamiku mengajakku dan anak-anak liburan. Apa Mas Tito ada urusan penting ke sini?” tanya Mila dengan penuh penekanan, ia merasa ada untungnya juga Tito datang dan tahu jika sekarang Mila sudah menjadi istri orang, dengan itu Tito tidak akan lagi mengusik Mila.Tito terbelalak, “Su-suami?”“Tadi aku bilang tidak percaya sih,” celetuk Zayn dengan senyum puas.“Kalau tidak ada yang dibicarakan kami harus pergi.” Mila kembali buka suara lalu dengan cepat mengunci rumahnya.Tito masih terdiam di te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status