All Chapters of Fargo & Carol: Chapter 11 - Chapter 20
49 Chapters
Bab 11. Lying Again
“Momny, I want Daddy. I want Daddy, Mommy. Please, I want Daddy.” Arabella menangis seraya menarik-narik dress Carol. Balita kecil cantik itu meraung meminta bertemu dengan ayahnya. Terlihat jelas bahwa Arabella begitu merindukan ayahnya.“Sayang, sabarlah. Daddy pasti akan pulang.” Carol menghela napas dalam, sudah lebih dari lima kali dirinya menghubungi Fargo tapi suaminya itu tak menjawab ponselnya. Waktu menunjukan pukul 8 malam. Harusnya Fargo sejak tadi sudah pulang. Pun Carol sudah melihat radar pesawat kalau pesawat pribadi milik suaminya telah mendarat di Los Angeles. Tapi entah kenapa malah Fargo tak kunjung pulang.Arabella berguling di lantai, mengamuk ingin bertemu dengan ayahnya. Sontak Carol dibuat terkejut. Carol hendak menggendong Arabella, namun Arabella menolak. Balita kecil itu tak henti memanggil ‘Daddy’.Carol berdecak kesal. Arabella adalah anak yang pintar. Carol sudah berjanji pada Fargo kalau Fargo akan pulang, jadi wajar saja kalau Arabella menagih janjinya
Read more
Bab 12. Disappointment
Fargo menegak vodka di tangannya. Raut wajah Fargo sangat kacau, akibat pikiran yang menghantui dirinya. Pagi ini, Fargo memang sengaja berangkat ke kantor lebih awal, demi menghindar dari sang istri. Setiap kali Fargo melihat Carol, maka yang timbul hanyalah sebuah rasa bersalah. Fargo tak pernah mengira kalau dirinya memiliki anak dari Debora. Kesalahan satu malam di masa lalunya, membuat masa depannya sekarang dipertaruhkan. Hal yang paling rumit adalah Fargo bingung bagaimana menjelaskannya, pada Carol. Fargo terlalu takut Carol tak bisa menerima semuanya. Ditambah dirinya harus berkali-kali bohong demi menutupi tentang kenyataan yang ada.“Tuan?” Gene melangkah menghampiri Fargo.“Ada apa, Gene?” tanya Fargo seraya menatap Gene dingin.“Tuan, hari ini Anda memiliki jadwal bertemu dengan—”“Gene, kosongkan jadwalku hari ini. Aku tidak mau bertemu dengan siapa pun. Tunda semua pertemuanku.” Fargo langsung memotong ucapan Gene.Gene mengangguk sopan. “Baik, Tuan.”“Gene, apa mungki
Read more
Bab 13. Messed Up
Fargo menatap Andrew yang kini tengah tertidur pulas di ranjang. Setelah puas bermain, Andrew akhirnya tertidur. Bocah laki-laki itu nampak begitu nyenyak terlelap dalam pelukan Fargo. Ya, Fargo menemani Andrew bermain sampai bocah itu terlelap.Fargo tak sendiri. Di samping Andrew tepat di sisi kiri ada Debora yang juga menemani Andrew bermain. Andrew tak hanya bermain dengan Fargo saja, tapi Debora pun menemani sesuai dengan keinginan Andrew.Posisi kecanggungan terjadi. Fargo berada di kamar Andrew bersama dengan Debora, layaknya pasangan suami istri yang telah menidurkan anak mereka. Sungguh, kondisi seperti ini membuat Fargo sangat tak nyaman. Hati Fargo terus merasa bersalah pada Carol.“Debora, Andrew sudah tidur. Aku harus pulang sekarang,” ucap Fargo dingin dan penuh ketegasan. Nadanya pelan, tapi menekankan.“Apa tidak lebih baik kau menginap saja, Fargo? Ini sudah malam,” ujar Debora menawarkan Fargo untuk menginap. Tatapan mata wanita itu tak lepas menatap Fargo penuh keri
Read more
Bab 14. DNA Test Request
Fargo menatap Carol dan Arabella yang tertidur pulas. Carol tertidur di kursi seraya memeluk Arabella yang terlelap di atas ranjang. Selang infus yang ada di tangan mungil Arabella membuat hati Fargo benar-benar merasa sesak. Penyesalan melingkupinya. Fargo tak tega melihat putri kecilnya sakit sampai harus dirawat.Sepuluh menit lalu, Fargo baru saja berbicara dengan dokter. Sang dokter menjelaskan bahwa Arabella demam tinggi dan tensi darahnya pun rendah. Hal itu yang membuat dokter memutuskan Arabella harus dirawat guna pemeriksaan lebih lanjut.Fargo membelai pipi Arabella, dan mengecupi pipi bulat Arabella. Mata putri kecilnya itu sembab. Fargo yakin pasti di kala putrinya ingin diinfus, putri kecilnya itu menangis. Sungguh, mengingat itu membuat rasa bersalah Fargo kian menelusup ke dalam dirinya.Tatapan Fargo teralih pada Carol yang terlelap. Kondisi Carol yang tengah hamil muda, membuat pria itu semakin khawatir. Fargo tak mungkin membiarkan Carol tidur dalam kondisi tak nyam
Read more
Bab 15. DNA Test Results
“Carol? Kenapa kau di sini?” Kimberly yang baru saja tiba di rumah sakit, terkejut melihat Carol ada di taman rumah sakit. Tujuan Kimberly mendatangi rumah sakit, karena untuk menjenguk Arabella.“Kim?” Carol buru-buru menyeka air matanya. Wanita itu duduk di taman rumah sakit, karena ingin menenangkan diri. Carol tak menyangka Kimberly akan datang ke rumah sakit. Sebelumnya, Kimberly tak menghubungi Carol kalau akan datang. “Carol, kau menangis? Apa terjadi sesuatu hal buruk pada Arabella?” Kimberly duduk tepat di samping Carol, menatap Carol dengan penuh kekhawatiran. Kimberly bisa melihat dengan jelas wajah sahabat baiknya itu, seperti tengah dilanda masalah.Carol tersenyum, menahan sesak di hatinya. “Aku baik-baik saja, Kim. Arabella juga baik-baik saja. Kau tidak usah cemas.” Carol berusaha menampilkan ketegarannya.Kimberly menghela napas dalam. “Carol, aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja. Katakan padaku, ada apa? Jangan membuatku khawatir.”“Kim—”“Carol, kita bersahaba
Read more
Bab 16. Forgive Me
Tubuh Fargo membeku di tempatnya melihat hasil test DNA antara dirinya dan Andrew. Kertas hasil test DNA itu diremas Fargo, seakan ingin menghancurkan. Benak Fargo terisi dengan wajah Carol dan Arabella serta Andrew dan Debora.Fargo memiliki harapan bahwa hasil test DNA-nya dengan Andrew tidaklah cocok, tapi ternyata apa kenyataan yang harus dirinya terima adalah dirinya memiliki anak dari wanita di masa lalu.Kerumitan terjadi. Fargo seperti berada di ambang jurang maut. Hanya satu kali melangkah, maka Fargo pasti akan masuk ke dalam jurang tersebut. Rasa bersalah dalam diri Fargo kian melingkupi. Andai saja Debora datang sebelum dirinya menikah dan memiliki anak dari Carol, maka tidak akan jadi seperti ini.Fargo sangat mengenal Carol dengan baik. Carol tak mungkin bisa menerima keberadaan Andrew. Shit! Fargo mengumpati keadaan rumit yang menerpa dirinya. Fargo ingin membuang kenyataan, tapi tidak mungkin.Andrew adalah darah dagingnya. Seberengsek-brengsek dirinya, tak mungkin Far
Read more
Bab 17. Painful Reality
Debora memejamkan matanya seraya meremas ponselnya. Debora ingin kembali menghubungi Fargo, tapi tadi pagi Fargo memintanya untuk tidak mengganggunya. Bukan Debora, tak mau mengerti, namun Andrew terus merengek meminta bertemu dengan Fargo. Hal itu yang membuat hati Debora resah.Waktu menunjukan pukul sembilan malam. Debora yakin pasti Fargo sedang bersama dengan Carol menjaga Arabella yang dirawat di rumah sakit. Sebelumnya, Debora sudah mencari tahu kalau Arabella demam tinggi, hingga membuat balita kecil itu dirawat di rumah sakit.“Mommy.” Andrew melangkah menghampiri Debora, tatapan mata bocah laki-laki itu menatap Debora dengan penuh kecewa.“Hey, Sayang? Kenapa belum tidur?” Debora menatap lembut Andrew yang ada di hadapannya.“Mommy, aku ingin bertemu Daddy. Aku merindukan Daddy, Mommy.” Mata Andrew berkaca-kaca, hendak mengeluarkan air mata. Nampak jelas Andrew sangat merindukan Fargo.“Oh, Sayang. Jangan menangis. Daddy sedang sibuk.” Debora menyeka air mata Andrew, namun b
Read more
Bab 18. Shattered Hope
“Fargo?” Debora sumiringah bahagia melihat Fargo ada di hadapannya. Sebelumnya, Debora sudah yakin bahwa Fargo akan datang ke apartemennya. Fargo tak mungkin membiarkan Andrew yang tengah sakit.“Kenapa Andrew bisa demam?” Fargo menatap Andrew yang tidur di ranjang dengan pulas. Jauh dari dalam hati Fargo, dia merasa kasihan pada Andrew. Selama ini, Andrew tak pernah tahu tentang dirinya.Debora bangkit dari tempat tidur perlahan, melangkah mendekat pada Fargo. “Aku tidak tahu. Tadi saat aku pulang dari kantor Andrew tidak demam, tapi saat Andrew merengek ingin bertemu denganmu, suhu tubuhnya mulai demam.”Fargo langsung mendekat pada Andrew, dan memeriksa suhu tubuh Andrew—yang memang benar—bahwa Andrew tengah demam. Debora sama sekali tidak berbohong, atau mencari alasan padanya.“Apa kau sudah memberikan obat penurun demam?” tanya Fargo seraya menatap Debora.Debora menggelengkan kepalanya lemah. “Belum, Fargo. Aku belum sama sekali memberikan obat pada Andrew. Sejak tadi dia menol
Read more
Bab 19. The lies that Begin to Unfold
Carol menatap Fargo yang kini tengah bermain dengan Arabella. Terdengar suara pekikan riang Arabella membuat hati Carol terasa nyeri luar biasa. Jika dulu Carol selalu bahagia melihat kedekatan antara Fargo dan Arabella, kali ini Carol merasakan sakit luar biasa.Semua wanita di dunia ini, akan hancur melihat suami yang teramat dicintainya mengkhianatinya. Carol tak pernah mengira akan merasakan sesakit ini. Berkali-kali Carol meyakinkan bahwa dirinya terjebak dalam mimpi buruk, namun ini semua adalah kenyataan. Apa yang Carol alami adalah nyata, bukanlah mimpi.Fargo telah mengkhianatinya. Ini adalah kenyataan yang harus Carol terima. Tak mudah, tapi fakta yang ada memanglah demikian. Berjuang berjalan di atas pecahan kaca, tidaklah mudah, tetapi Carol harus menghadapi kenyataan menyesakan.“Mommy, come here, Mommy.” Arabella meminta Carol untuk mendekat padanya.Carol menurut. Wanita itu kini duduk di sisi kanan Arabella. Sedangkan Fargo duduk di sisi kiri Arabella. Sedari tadi, Ca
Read more
Bab 20. Hurt
“Tuan, dari hasil informasi yang saya dapatkan selama ini Nona Debora tinggal dengan putranya di Romania. Selain itu, kabar yang saya dengar, Nona Debora meninggalkan keluarganya, karena keluarganya meminta Nona Debora untuk menggugurkan kandungannya.” Gene melaporkan hasil informasi yang telah didapatkannya, tentang kehidupan Debora.Ya, laporan Gene sukses membuat Fargo terdiam. Fargo sengaja meminta Gene untuk mencari tahu kehidupan Debora di masa lalu. Selama ini, Debora tak pernah menceritakan pada Fargo tentang apa saja yang telah dilewati oleh wanita itu.Fargo tak pernah mengira kalau Debora melewati masa-masa yang sangat berat. Ada rasa bersalah dalam diri Fargo. Jika saja, Fargo tahu tentang kehamilan Debora lebih awal, maka Fargo tak mungkin membiarkan Debora hidup di luar sana berjuang sendirian. Bagaimanapun, dirinya tetap bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya di masa lalu.“Apa selama ini, Debora pernah menjalin hubungan dengan pria lain?” tanya Fargo dengan
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status