บททั้งหมดของ Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran: บทที่ 41 - บทที่ 50
106
BAB 41 Sup Pereda Mabuk
"Jianli, kamu benar-benar gila," desah Li Jianli seraya menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Andai dia bisa, dia ingin menggali sebuah lubang dan bersembunyi di dalamnya. Bagaimana dia bisa bertindak secentil itu? Dia bahkan memprovokasi seorang pria!Belum sempat rasa malunya menghilang, tiba-tiba selimut yang menutupi kepalanya dibuka. Li Jianli sedikit terkejut, apalagi ketika melihat siapa orang yang membuka selimutnya."Lin, apa yang kamu lakukan di sini? Bagaimana kalau sampai Kakak masuk ke kamar?" tanya Li Jianli. "Tenanglah, aku sudah memastikan semuanya aman. Lagi pula telingaku tajam. Aku akan tahu ketika seseorang datang," jawab Guan Lin.Seketika adegan demi adegan saat dirinya mabuk kembali melintas di kepala Li Jianli. Wajahnya terasa panas dan tanpa sadar dia kembali menyusup ke dalam selimut untuk menghindari tatapan Guan Lin.Guan Lin melihat reaksi Li Jianli. Dia tahu kalau gadis itu pasti mengingat kejadian tadi malam. Namun Guan Lin tetap mempertahankan ekspr
Read More
BAB 42 Merasa Sedikit Tidak Nyaman
Xue Nuan menatap langit setelah menyelesaikan pekerjaannya, "sudah waktunya kita berangkat, atau kita akan membuat semua orang menunggu.""Baik," jawab Li Jianli patuh. "Di mana Baobao?""Tuan Guan datang pagi ini. Dia masih berlatih kuda-kuda di halaman depan," jawab Xue Nuan."Aku dengan Tuan Guan ikut pergi ke kota pagi ini. Apakah Baobao akan ikut juga?" tanya Li Jianli.Xue Nuan menggeleng, "tidak. Tuan Guan sudah meminta Baobao untuk berlatih kuda-kuda hingga jam makan siang. Dia boleh beristirahat sebentar setiap 15 menit.""Oh, baiklah," jawab Li Jianli.Setelah itu keduanya mencuci tangan mereka dan masuk ke dapur. Masing-masing dari mereka langsung menggendong sekeranjang apel. Li Jianli juga membawa beberapa apel dan memasukkannya ke dalam kantong kain kecil lalu membawa mereka bersamanya. Setelah semuanya siap, mereka berpamitan kepada Jing Yue dan Xue Bao.Xue Bao menatap mereka dengan tatapan sedih. Kali ini dia sedikit menyesali keputusannya berlatih seni bela diri. And
Read More
BAB 43 Es Kacang Hijau dan Bihun Dingin
"Baiklah, pastikan kalian kembali sebelum sore hari. Aku dan gerobakku akan menunggu di sini," teriak Xue Dafu ketika semua orang menuruni gerobak satu persatu.Li Jianli, Xue Nuan dan Guan Lin berjalan bersama menuju Toko Buah Zhao Hong untuk menjual apel yang mereka bawa. Xue Nuan sudah mengetahui kalau Guan Lin akan menemani mereka untuk membawakan barang belanjaan hari ini. Jadi dia tidak keberatan.Mereka tiba di Toko Buah Zhao Hong dan menyelesaikan keperluan mereka dengan cepat. Seperti biasa, Zhao Hong selalu merasa puas dengan buah yang dibawa oleh Li Jianli. Setelah menyelesaikan akun, ketiganya berjalan keluar menuju pasar."Apa yang akan kita beli lebih dulu?" tanya Xue Nuan."Daging!" jawab Li Jianli cepat."Baiklah, kalau begitu kita pergi ke kios daging terlebih dahulu," kata Xue Nuan.Guan Lin tidak memiliki apapun untuk dikatakan. Hari ini dia hanya akan berperan sebagai tukang pembawa barang.Mereka membeli daging, sayuran, tepung, beras dan beberapa bibit sayuran. L
Read More
BAB 44 Hasutan
"Apakah aku benar?" tanya Mei Ning lagi ketika semua orang terdiam dan menatap Li Jianli.Sudut bibir Li Jianli berkedut, lalu berkata di dalam hatinya, 'wanita tua ini! Aku tidak ingin membuat masalah dengannya, tapi dia selalu mengejarku!'Setelah beberapa saat, Li Jianli tersenyum, "Bibi, apa yang kamu katakan? Meskipun aku bukan berasal dari Desa Xueda kalian, tapi aku sangat berterima kasih karena kalian telah menerimaku dengan baik. Apabila ada hal baik di masa depan, bagaimana mungkin aku tidak membawa kalian?"Mei Ning mendecih dan berkata dengan kesal, "cih, kalau memang seperti itu, mengapa kamu tidak membagi uang yang kamu hasilkan dari ginseng itu dengan kami? Bagaimanapun kamu menemukannya di gunung belakang desa kami."Beberapa penduduk desa yang ada di atas gerobak sapi awalnya sedikit ragu, tiba-tiba menjadi berubah. Mereka menatap Li Jianli dengan wajah gelap.Xue Nuan yang biasanya bersikap lemah lembut ikut merasa kesal dengan hasutan Mei Ning. Dia segera berkata ke
Read More
BAB 45 Ide Menghasilkan Uang
"Li'er, kamu mau ke mana?" tanya Xue Nuan ketika mereka akhirnya berhadapan."Bagaimana dengan Paman, Bibi, dan Feng'er? Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Li Jianli."Ya! Hari ini mereka selesai membalik tanah. Ayah mengatakan kalau besok mereka akan mulai memupuk ladang," jawab Xue Nuan."Paman, Bibi, dan Feng'er sudah berusaha keras," kata Li Jianli seraya tersenyum senang. "Baiklah, aku akan pergi ke sana dan melihat mereka. Kakak, kamu bisa pulang dan membantu memasak makanan untuk semua orang.""Ya," jawab Xue Nuan. Dia lalu menarik Li Jianli mendekat dan mengingatkannya, "berhati-hatilah. Semalam hujan turun cukup deras, jadi tanahnya sedikit licin.""Kamu tidak perlu khawatir, Kak," jawab Li Jianli. Setelah beberapa saat, keduanya berpisah.Li Jianli menyusuri tanah sekat di ladang. Setelah beberapa saat berjalan, dia akhirnya bisa melihat 3 sosok manusia yang sedang bekerja."Paman Xue! Bibi Liu! Feng'er" Li Jianli berteriak seraya melambaikan tangannya.Tiga orang yang d
Read More
BAB 46 Ingin Pergi Berburu
"Ha! Ha! Ha! Ternyata Lin kita bisa malu juga," ejek Li Jianli ketika melihat telinga Guan Lin yang memerah.Guan Lin berdiri dan mengabaikan Li Jianli. Dia berlalu pergi begitu saja menuju rumah."Hei, Lin! Tunggu aku!" Li Jianli berteriak seraya berlari menyusul Guan Lin. Ketika tiba di sebelah Guan Lin, dia melambatkan langkahnya dan berjalan berdampingan. Wajah Li Jianli terlihat berseri-seri dan senyuman mengembang di bibirnya."Apa yang membuatmu terlihat begitu bahagia?" tanya Guan Lin datar."Tentu saja karena hidupku semakin terasa baik akhir-akhir ini," kata Li Jianli."Apa yang akan kamu tanam ketika ladang sudah siap?" tanya Guan Lin. "Saat ini, sudah terlalu terlambat untuk menanam gandum."Li Jianli mengangguk, "benar. Gandum ditanam di musim semi dan dipanen saat musim panas. Sekarang kita sudah di awal musim panas, ini terlalu terlambat."Pada awalnya, Li Jianli ingin menanam gandum. Namun, tanaman gandum akan siap panen dalam waktu 4 hingga 5 bulan setelah ditanam. In
Read More
BAB 47 Pertarungan Sengit
"Kamu yang mengatakannya, maka, aku akan menunggu hingga saat itu tiba," kata Li Jianli."Baik," jawab Guan Lin seraya mengangguk."Apa kamu sudah membawa makanan dan minuman untuk bekal? Tunggulah sebentar, aku akan menyiapkan sesuatu untukmu," tanya Li Jianli seraya berbalik."Tunggu!" Guan Lin menghentikan langkah Li Jianli. Dia menggeleng pelan, "tidak diperlukan. Aku bisa berburu atau mencari buah-buahan liar untuk dimakan. Aku sudah membawa botol air bersamaku."Li Jianli melirik ke arah botol minum yang tergantung di pinggang Guan Lin, "botol minumnya tidak besar."Guan Lin tertegun. Hatinya berdesir hangat karena perhatian yang diberikan oleh Li Jianli. Dulu, siapa yang akan mengkhawatirkan hal-hal sekecil ini untuknya?"Kamu tidak perlu khawatir. Hal-hal sepele ini tidak menggangguku," kata Guan Lin lembut.'Khawatir?' Li Jianli tertegun ketika mendengar perkataan Guan Lin. Alisnya sedikit berkerut, 'apakah aku benar-benar mengkhawatirkan Lin?'"Baiklah, aku pergi sekarang,"
Read More
BAB 48 Kawanan Serigala
"Baik!" jawab Hao Yu cepat. Dia tidak tahu apa yang akan direncanakan Guan Lin, namun dia akan bisa segera melihatnya.Hao Yu menarik nafas dalam ketika dia merasakan rasa sakit yang menusuk dari luka-lukanya. Keningnya sudah mengeluarkan keringat dingin. Dia hanya ingin Guan Lin segera menyelesaikan semuanya.Sebagai pembunuh bayaran, para pembunuh terlatih dari Sekte Jin Jian memang dilatih untuk siap mati setiap saat dalam tugas. Namun Hao Yu tidak rela bila dia mati dan membiarkan Sekte Jin Jian runtuh bersamanya.Guan Lin melompati satu pohon ke pohon lainnya. Bau darah sudah menyeruak di udara. Seharusnya akan ada hewan buas yang terpancing karenanya.Benar saja, Guan Lin bisa melihat sekawanan serigala yang berlari ke arah tempat bekas pertarungan berlangsung.Sudut bibir Guan Lin sedikit terangkat ketika dia mengatakan, "bagus. Ini menyelamatkanku dari masalah mencari hewan buas."Guan Lin diam-diam mengikuti kelompok serigala itu dari atas pohon hingga mereka tiba di mana tub
Read More
BAB 49 Bisakah Mimisan Membuat Seseorang Mati?
"Ini sudah larut, mengapa dia belum juga kembali?" Li Jianli tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berjalan bolak-balik di depan mulut gua. Dia mendongak dan melihat jutaan bintang menghiasi langit. Untungnya malam ini bulan purnama bersinar sangat terang, jadi keadaan di sekitarnya tidak terlalu gelap."Lebih baik aku menunggu di dalam," gumam Li Jianli. Dia akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam gua. Meskipun posisi gua itu tidak terlalu masuk ke dalam hutan, namun Li Jianli tetap merasa tidak nyaman bila harus berdiri di luar terlalu lama. Selain karena malam ini terasa dingin, dia juga takut akan ada hewan seperti ular, atau binatang liar lainnya akan muncul tiba-tiba dari balik kegelapan.Li Jianli mengumpulkan kayu bakar yang sudah tersedia di dalam gua dan meletakkan mereka di tempat dimana Guan Lin biasa membuat api. Dia melirik ke arah pemantik batu api yang terletak tidak jauh dari posisinya, "lupakan saja. Aku tidak mungkin bisa membuat api dengan cara tradisional. Lebi
Read More
BAB 50 Salah Paham
"Ah, tanganmu yang lainnya baik-baik saja. Kamu bisa mengobati lenganmu sendiri. Tapi temanmu ini, lihatlah luka di punggung dan lainnya? Harus ada seseorang yang mengoleskan obat untuknya," jelas Li Jianli polos.Melihat Li Jianli yang bersikap santai, Guan Lin langsung memperingatkan Hao Yu dengan tatapan tajam. Wajah Hao Yu memucat ketika melihat tatapan Guan Lin, dia merasa seakan ribuan pedang sedang diarahkan kepadanya. Hao Yu memalingkan wajahnya dengan cepat. Dia ingin menangis, tapi tidak mampu mengeluarkan air mata.'Nona Li, apakah kamu ingin membuatku benar-benar mati kali ini?' keluh Hao Yu di dalam hatinya. Dia lalu segera menoleh dan menatap Li Jianli lalu berkata dengan suara gemetar, "No—Nona Li, lebih baik kamu … lebih baik kamu mengobati luka Guan Lin terlebih dahulu. Aku … aku baik-baik saja kalau harus menunggu.""Pintar," puji Guan Lin. Dia mengulurkan tangannya untuk menarik Li Jianli mendekat. "Kamu oleskan obat untukku dulu. Setelah selesai, aku akan mengolesk
Read More
ก่อนหน้า
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status