All Chapters of Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran: Chapter 31 - Chapter 40
106 Chapters
BAB 31 Guru!
Gerakan sumpit Guan Lin terhenti di udara untuk sesaat, lalu kembali bergerak seolah-olah tidak ada yang terjadi, "aku bekerja sebagai guru bela diri.""Guru bela diri? Benarkah?" Semua orang terkejut. Tidak mudah untuk menjadi ahli bela diri. Dilihat dari perawakan Guan Lin, mereka bisa menebak kalau dia memang menguasai ilmu bela diri.Namun Xue Bao adalah satu-satunya orang yang tampak paling bersemangat. Dia kembali menatap Guan Lin dengan tatapan mata bersinar, "Tuan Guan, bisakah aku menjadi muridmu?"Jing Yue dan Xue Nuan ingin menghentikan niat Xue Bao. Dia baru akan berusia 3 tahun dalam 1 bulan. Dia terlalu kecil. Namun mereka tidak ingin Xue Bao kecewa. Biarlah Guan Lin yang menentukan dia ingin menerimanya atau tidak.Guan Lin melirik ke arah Xue Bao. Dia menatap perawakan kurus anak laki-laki kecil di depannya. Anak ini sangat kecil, dia bahkan membayangkan Xue Bao bisa terbang tertiup angin ketika angin berhembus.Guan Lin ingin menolak. Dia tidak menyukai anak-anak. Mer
Read more
BAB 32 Dimana Mereka Tinggal?
Guan Lin tidak mengharapkan banyak dari Xue Bao. Anak itu baru berusia 2 tahun, apa yang bisa dia harapkan di hari pertamanya? Melihatnya sudah siap ketika dia datang dan juga tekad kuat di matanya saja sudah cukup menghibur.Tapi meskipun begitu, Guan Lin tidak mengendur. Dia duduk dengan santai seolah-olah tidak melihat keberadaan Xue Bao.Sementara itu, Jing Yue dan Xue Nuan tanpa sadar mempercepat waktu memasak mereka. Ini hari pertama, Guan Lin tidak mungkin akan bersikap terlalu keras kepada Xue Bao.Hanya dalam waktu setengah jam, semua makanan sudah siap. Mereka memasak beberapa masakan sederhana dan ringan untuk sarapan di pagi hari."Li'er, cepat panggil Tuan Guan dan Baobao untuk makan," kata Jing Yue.Li Jianli yang sedang mengeringkan wajan, menoleh lalu menjawab, "ya." Ketika Li Jianli keluar, angin berhembus pelan. Tatapan matanya jatuh pada Guan Lin yang sedang memejamkan matanya. Kedua tangannya terlipat di dadanya.Li Jianli berhenti sesaat. Laki-laki itu sangat tam
Read more
BAB 33 Tatapan Permusuhan
Kedua alis Ang Bei berkerut, dia berusaha mengingat apa yang dikatakan oleh Li Jianli sebelumnya. Setelah beberapa saat, dia bisa mengingatnya, "sepertinya Nona Li mengatakan kalau mereka tinggal di Desa Xueda.""Desa Xueda? Itu tidak terlalu jauh," kata Zhao Hong. "Ang Bei, siapkan kereta kuda. Kita akan pergi ke sana sekarang.""Baik," jawab Ang Bei. Dia segera menyerahkan tugas menimbang kepada pelayan lainnya dan berjalan pergi untuk menyiapkan kereta kuda. Setelah beberapa saat, dia kembali dan melaporkan kepada Zhao Hong.Zhao Hong berjalan masuk ke dalam kereta kuda seraya mengipasi dirinya. Setelah tuannya masuk, Ang Bei segera memerintahkan kuda itu untuk berjalan. Karena mereka menggunakan kereta kuda, perjalanan tentu saja tidak selama menggunakan gerobak sapi.Ang Bei menghentikan kereta kuda di pintu masuk Desa Xueda. Kereta kuda merupakan pemandangan yang sangat langka di Desa Xueda, jadi tentu saja kehadirannya menarik perhatian penduduk desa. Seorang laki-laki tua berj
Read more
BAB 34 Apa Itu Playgirl?
"Tuan Muda Zhao maafkan aku. Aku harus kembali untuk mengurus kebun," kata Xue Nuan."Baiklah." Zhao Hong tidak memaksanya dan hanya melemparkan senyuman lembut.Xue Nuan baru saja pergi ketika tiba-tiba sosok lain ikut duduk untuk bergabung bersama keduanya. Guan Lin duduk dengan sikap acuh tak acuh, seolah-olah tidak ada yang salah."Apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah seharusnya kamu mengajari Baobao berlatih?" tanya Li Jianli heran."Aku lelah. Dia baik-baik saja," jawab Guan Lin. Dia mengambil cangkir teh, mengisinya, lalu menyesapnya dengan ringan.Suasana benar-benar terasa canggung.Zhao Hong memutuskan untuk mengabaikan Guan Lin dan berbicara kepada Li Jianli, "Nona Li, aku merasa bosan karena terus berada di kota. Jadi aku memutuskan untuk pergi mengunjungimu.""Ah, begitu." Li Jianli tersenyum. "Aku harap kamu tidak keberatan dengan keadaan kami."Zhao Hong melambaikan tangannya dengan santai ketika mendengar perkataan Li Jianli. "Tuan Muda Zhao, sebenarnya aku ingin b
Read more
BAB 35 Hewan Buruan
Guan Lin menghilang setelah mengatakan hal itu. Dia tiba di pintu belakang rumah Jing Yue dalam waktu singkat lalu mengetuknya pelan, "Bibi Yue, bisakah aku masuk?""Tuan Guan? Masuklah." Jing Yue mengenali suara Guan Lin dan menyuruhnya untuk masuk dari dalam dapur.Guan Lin mendorong pintu dapur, dan melihat Jing Yue yang sedang sibuk merapikan kayu bakar. Dia menoleh dan bertanya, "Tuan Guan, apa yang kamu butuhkan?""Bibi, aku pergi ke gunung untuk mencari hewan liar. Namun aku bertemu dengan Nona Li di sana. Dia menemukan sebuah pohon apel dan meminta tolong agar aku bisa mengambilkan keranjang punggung lainnya," jelas Guan Lin."Dia menemukan pohon apel?" Jing Yue terkejut ketika mendengarnya. Meskipun begitu dia segera berjalan ke salah satu dinding dan mengambil 2 buah keranjang yang tergantung, "ayo, ayo cepat. Kamu bisa membawa 2 keranjang punggung ini bersamamu.""Terima kasih, Bibi Yue," kata Guan Lin."Mengapa kamu berterima kasih? Aku lah yang seharusnya berterima kasih
Read more
BAB 36 Mengunjungi Keluarga Xue Nuan
"Bibi, Kakak, kami pulang. Lihatlah apa yang kami bawa!" teriak Li Jianli ketika dia dan Guan Lin berjalan memasuki halaman.Guan Lin menurunkan hewan buruannya dan meletakkannya di tempat yang teduh, "aku pergi memeriksa Baobao dulu. Setelah itu aku akan membuatkan kandang untuk hewan-hewan ini.""Terima kasih," kata Li Jianli.Jing Yue dan Xue Nuan keluar dari dapur tepat ketika Guan Lin meninggalkan halaman belakang."Wah, apa ini? Apakah Tuan Guan yang mendapatkan ayam pegar dan kelinci-kelinci ini?" tanya Jing Yue terkejut."Li'er, apakah dia akan menjualnya ke kota? Bisakah kita membeli beberapa darinya? Sup ayam pegar sangatlah enak," kata Xue Nuan. Ketika dia kecil, ayahnya pernah tanpa sengaja mendapatkan seekor ayam pegar jantan yang sekarat karena kalah bertarung. Dia membawanya pulang sehingga keluarganya bisa makan ayam malam itu. Itu adalah makan malam terenak yang pernah dia rasakan.Jing Yue melihat perubahan emosi Xue Nuan. Tentu saja dia mengerti apa yang ada di piki
Read more
BAB 37 Sambutan Hangat
"Nuan'er?" Seorang wanita setengah tua menatap ke arah pintu dengan penuh kerinduan. Wajahnya sangat mirip dengan Xue Nuan, namun sudah mulai dipenuhi keriput. Kesusahan hidup membuat seseorang lebih cepat menua."Ibu, bagaimana kabarmu?" tanya Xue Nuan hampir tersedak oleh air matanya. Meskipun jarak mereka dekat, dia jarang mengunjungi rumah kelahirannya. Meskipun keluarganya tidak mempermasalahkannya, namun dia merasa malu karena tidak bisa membawa apapun ketika pulang."Nuan'er, itu benar-benar kamu!" Liu Zhi segera meletakkan ember kayu di tangannya dan berjalan menghampiri putrinya. Ketika dia tiba di hadapannya, dia membelai lembut wajah Xue Nuan, sorot matanya dipenuhi dengan kelembutan, "apakah kamu baik-baik saja?" Liu Zhi sudah mendengar kalau kehidupan keluarga Jing Yue semakin membaik. Seluruh penduduk Desa Xueda membicarakan Xue Nuan yang telah membawa pulang seorang anak gadis yang membawa keberuntungan. Beberapa penduduk desa menyarankan agar Liu Zhi mendatangi Xue N
Read more
BAB 38 Tabib?
"Ibu, Ayah, Feng'er, sepertinya kami harus segera pulang," kata Xue Nuan setelah mereka menyelesaikan makan siang bersama."Nuan'er, tunggu sebentar!" Liu Zhi menghentikan Xue Nuan yang hendak menggendong tas punggungnya. Dia bergegas ke dapur dan membawa setumpuk besar berbagai jenis sayuran. Dia memasukkan semuanya ke dalam keranjang, "kami hanya memiliki sayuran-sayuran ini di rumah. Bawalah mereka bersamamu. Sayuran-sayuran ini besar dan gemuk. Masaklah hidangan enak untuk Ibu Mertuamu, Baobao dan Li'er."Xue Nuan hendak menolak pemberian keluarganya. Tidak berbeda dengan keluarga Jing Yue, Xue Kong dan keluarganya hanya memiliki sepetak tanah untuk ditanami. Mereka biasanya mengandalkan sayuran-sayuran itu untuk menyambung hidup. Dia tidak tega untuk menerima sesuatu dari keluarga kelahirannya. Namun, ketika melihat Li Jianli menyentuh tangannya seraya menggeleng pelan, dia mengurungkan niatnya. Benar. Dia harus menerima pemberian tulus dari orang tuanya, kalau tidak mereka akan
Read more
BAB 39 Mengapa Begitu Keras?
"Tuan, apakah kamu ingin membeli obat atau bertemu dengan Tabib?" Tao Erfu menghampiri Guan Lin yang baru saja memasuki Balai Pengobatan Lao Can."Tabib," jawab Guan Lin."Baiklah. Kalau begitu kamu bisa menunggu di sini untuk mengantri. Aku akan memanggilmu ketika giliranmu tiba," kata Tao Erfu lagi.Guan Lin menoleh ke arah kursi tunggu. Hanya ada 2 orang lelaki tua yang masih mengantri. Keduanya melihat ke arah Guan Lin.Guan Lin duduk dengan acuh tak acuh dan mengabaikan tatapan penasaran mereka. Dia menyandarkan tubuhnya ke dinding dan memejamkan matanya. "Anak muda, kamu terlihat sangat sehat dan kuat. Kamu tidak terlihat seperti orang yang sakit." Salah seorang pria tua mulai mengajaknya berbicara. Guan Lin melirik ke arahnya. Dia paling malas untuk berbasa basi dengan orang asing. Setelah beberapa saat, dia memilih untuk memejamkan matanya kembali dan tidak menjawab pertanyaan pria tua itu.Pria tua itu sedikit kesal karena Guan Lin mengabaikannya. Namun dia tidak menyerah,
Read more
BAB 40 Jianli, Kamu Pasti Gila!
"Lin, mengapa arak ini keras sekali?" tanya Li Jianli. Dia bahkan mengernyit ketika merasakan Arak itu berjalan memasuki tenggorokannya. Setelah beberapa saat, dia menatap kembali kendi arak di tangannya, "bagaimana bisa aku membawa 2 botol kendi sekaligus?"Guan Lin mendesah, "toleransi tubuhmu terhadap alkohol sangat rendah, mengapa kamu masih nekat meminumnya?""Siapa bilang toleransi tubuhku rendah. Lihatlah, aku akan menunjukkannya padamu lagi," kata Li Jianli kesal seraya mengangkat kendi arak di tangannya.Guan Lin menyambar kendi arak dari tangan Li Jianli secepat kilat, "cukup. Kamu tidak bisa minum lagi, atau kamu tidak akan bisa bangun untuk pergi ke kota besok.""Kenapa kamu selalu bersikap menyebalkan? Kembalikan kendi arak itu kepadaku." Li Jianli berdiri dan tersandung kakinya sendiri. Tubuhnya jatuh tepat ke arah Guan Lin yang masih duduk "ah!"Bruk!Guan Lin tidak siap dengan gerakan ceroboh Li Jianli. Pada akhirnya dia hanya bisa pasrah ketika menjadi bantal Li Jianl
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status