All Chapters of Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran: Chapter 71 - Chapter 80
106 Chapters
BAB 71 Apa yang Kalian Lakukan Kepada Istriku?
Guan Lin menyelesaikan mandinya dengan terburu-buru. Setelah itu dia segera berpakaian dan berjalan keluar kamar mandi.“Lin, kemarilah. Rambutmu masih sangat basah,” kata Li Jainli seraya melambaikan tangannya.Li Jianli sedang duduk di atas tempat tidur dengan Baihu yang tertidur di pangkuannya.Guan Lin tidak membantah. Dia langsung duduk di atas lantai, memudahkan Li Jianli untuk mengeringkan rambutnya. Keduanya menikmati saat-saat berharga mereka dalam diam. Terutama Guan Lin. Dia tidak pernah menyangka akan ada hari di mana dia akan mencintai seorang wanita dalam hidupnya.Setelah beberapa saat, sepasang wanita dan pria muda yang sangat cantik dan tampan, dengan seekor rubah putih, berjalan keluar dari penginapan. Pemandangan ini, bagaimanapun sangat menarik perhatian siapa saja yang berpapasan dengan mereka.“Lin! Ayo kita membeli topeng di sana!” seru Li Jianli seraya menarik tangan Guan Lin.“Li’er, pelan-pelan,” kata Guan Lin seraya tersenyum. Dia merasa hangat dengan sikap
Read more
BAB 72 Tamparan Dibalas Tamparan
Banyak orang terkejut dengan kedatangan Guan Lin yang tiba-tiba. Namun hampir semua orang mengerutkan keningnya ketika mendengar apa yang dikatakan laki-laki itu.“Istri? Apakah dia Istrimu?”“Lalu mengapa wanita muda itu menuduhnya sebagai simpanan dari Kakaknya yang dipelihara di luar rumah? Apakah dia tidak tahu kalau kata-katanya bisa merusak reputasi wanita itu?”“Untung saja dia sudah memiliki suami. Kalau tidak, bagaimana bisa wanita itu menikah di masa depan?”“Hei, bukankah itu gadis dari kediaman Bangsawan Zhao? Dia hanya anak selir, tetapi dia selalu sangat arogan dan sombong ketika di luar. Bukankah itu dia?”Wajah Guan Lin sudah berubah mengerikan ketika mendengar kata-kata itu. Dia langsung menatap tajam ke arah gadis yang berdiri di samping Zhao Hong, yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh kekaguman. Guan Lin sama sekali tidak menyembunyikan niat membunuh di matanya.Zhao Hong merasa terkejut dengan pernyataan Guan Lin. Dia bergumam di dalam hatinya, “sejak kapan N
Read more
BAB 73 Tegang
“Ah … hari ini sungguh melelahkan!” kata Li Jianli seraya menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur.“Pergilah bersih-bersih terlebih dahulu sebelum tidur,” saran Guan Lin.Li Jianli menggeliat pelan, “aku sudah terlalu lelah.” Namun, seenggan apapun Li Jianli, dia akhirnya tetap berangkat untuk membersihkan dirinya. Setelah beberapa saat, dia kembali, dan Guan Lin bergantian untuk membersihkan dirinya.Ketika Guan Lin kembali, dia melihat Li Jianli sudah tertidur lelap. Li Jianli menghadapi ke dalam tempat tidur dengan Baihu di dalam pelukannya.Baihu sedang dalam suasana hati yang baik dan merasa sangat hangat di dalam pelukan Li Jianli, tiba-tiba saja merasakan tubuhnya melayang. Dia membuka mata rubahnya dengan terkejut.“Kamu tidur di atas lantai,” kata Guan Lin pelan. Dia bahkan menjatuhkan Baihu tanpa aba-aba. Untung saja dia siap dan menapak dengan stabil dengan keempat kakinya. Kalau tidak, dia pasti sudah rata dengan tanah.Baihu melihat ke arah Guan Lin dengan tatapan permus
Read more
BAB 74 Berbelanja
Bibi yang ditanya oleh Li Jianli menoleh dan segera terlihat sangat bersemangat untuk bergosip, “seorang Pelayan Kecil terbangun dengan wajah yang bengkak seperti kepala babi. Tapi menurutku Pelayan Kecil itu sangat bodoh. Dia bahkan tidak ingat siapa yang menghajarnya sampai seperti itu!”Li Jianli mengangkat kedua alisnya karena terkejut, “dia tidak mengetahui siapa pelakunya?”“Ya,” jawab Bibi itu seraya mengangguk penuh semangat.“Orang yang menghajarnya, pasti luar biasa,” decak Li Jianli penuh kagum.Guan Lin yang berdiri di sampingnya, “....”Perlukah dia mengaku agar Li Jianli semakin kagum padanya?Li Jianli semakin bersemangat untuk mencari keberadaan pelayan kecil itu. Dia berhasil! Dia bisa melihatnya terduduk di tanah seraya menangis.“Hu! Hu! Hu! Manager Wu, tolong carikan keadilan untukku! Siapa bajingan yang telah menyerangku diam-diam?! Ah!” Pelayan kecil itu mendesis pelan karena terlalu banyak menggerakkan otot wajahnya yang bengkak. Bahkan dia berkata dengan kata-k
Read more
BAB 75 Menyemai Bibit
“Bibi!” Xue Bao berteriak sambil berlari ketika melihat Li Jianli datang. Wajahnya yang semula kuyu karena lelah berlatih sepanjang hari, langsung sirna.“Li'er, kamu sudah pulang.” Jing Yue yang kebetulan keluar dari dapur melihat Li Jianli datang dan menghampirinya.“Bibi, apa yang kamu bawa?” Mata Xue Bao berbinar ketika melihat seekor hewan lucu berwarna putih di dalam gendongan Li Jianli.“Apakah itu seekor rubah?” tanya Jing Yue ragu-ragu. Dia ingat ketika dia kecil, ayahnya pernah menemukan seekor rubah yang sekarat dan menjual bulunya ke kota. Namun dia ingat, bulu rubah itu berwarna coklat kemerahan, tidak putih seperti yang ada dalam sekapan Li Jianli saat ini.“Ya, ini seekor rubah,” jawab Li Jianli. Dia mengulurkan Baihu ke arah Xue Bao, menyuruhnya untuk menggendongnya, “namanya Baihu. Jangan takut, dia sangat baik. Mulai sekarang, dia akan menjadi bagian dari keluarga kita juga.”“Waaahhh …” Xue Bao segera menggendong Baihu tanpa ragu. Dia sedikit terkejut, “Bibi, buluny
Read more
BAB 76 Apakah Pendapat Kakakku Penting?
Satu bulan berlalu dengan cepat. Musim panas hampir berakhir, dan sesekali terasa kesejukan angin gugur berhembus. Warna-warna dedaunan yang semula berwarna hijau, mulai berganti warna lain.Rumah yang dibangun Li Jianli dan juga rumah milik Guan Lin telah selesai dibangun 1 minggu yang lalu. Rumah milik Li Jianli dan Guan Lin adalah rumah terbesar dan terbagus di Desa Xueda. Entah berapa banyak orang yang merasa iri dengan peruntungan keluarga Jing Yue. Mereka bahkan diam-diam berharap bisa memutar waktu agar bisa menemukan Li Jianli dan menampungnya di rumah mereka.Li Jianli dan Guan Lin telah selesai merayakan perayaan rumah baru. Perayaan rumah yang mereka rayakan merupakan perayaan rumah terbesar yang pernah ada di Desa Xueda. Ladang milik Li Jianli terlihat sangat subur. Penduduk desa yang sering melewati ladang Li Jianli sering merasa bingung ketika melihat tanaman miliknya. Meskipun mereka sudah tahu tanaman-tanaman itu bukan berasal dari Dinasti Gong, bentuk mereka tetap a
Read more
BAB 77 Acuh Tak Acuh
“Gadis, kamu pandai mengatakan omong kosong,” celetuk Hao Yu seraya cemberut. Dia berjalan pergi ke arah gerobak, tidak ingin memperdulikan perkataan Li Jianli lagi.Li Jianli terkekeh, dia merasa sangat senang karena berhasil menggoda Hao Yu. Di sisi lain, Guan Lin hanya tersenyum seraya menggelengkan kepalanya pelan. Gadisnya ini benar-benar sangat usil.Karena mereka akan ke kota untuk menjual hewan buruan, mereka tidak akan menggunakan kereta kuda. Mereka akan menggunakan sebuah gerobak, seperti gerobak sapi, namun gerobak itu tidak akan ditarik oleh seekor sapi, melarikan akan ditarik oleh Heima.Guan Lin dan Hao Yu membereskan hewan buruan mereka ke dalam gerobak, sedangkan Li Jianli pergi untuk mencari Xue Nuan ke dalam dapur.Benar saja, Xue Nuan sedang membantu Jing Yue membereskan dapur, dan Xue Bao sibuk berceloteh, membuat Jing Yue dan Xue Nuan sesekali tertawa.Dapur yang dirancang oleh Li Jianli sangat praktis, hampir menyerupai dapur modern. Toples-toples tanah liat ber
Read more
BAB 78 Teman
“Hanya beberapa camilan untuk Baobao,” jawab Xue Nuan datar.“Bagaimana kalau kita pergi membeli beberapa jepit rambut?” tanya Hao Yu penuh semangat. Selama ini, dia mengumpulkan cukup uang dari hasil berburu. Setiap kali mereka pergi berburu, Guan Lin selalu membagi rata uang yang didapatnya. Dia dengar, seorang gadis sangat menyukai jepit rambut, apalagi jepit rambut perak dan emas. Xue Nuan pasti sama, bukan?Li Jianli tercengang ketika mendengar perkataan Hao Yu. Dia benar-benar ingin membuka kepala Hao Yu dan melihat isi kepalanya. Bagaimana bisa Hao Yu mengatakan ingin membelikan jepit rambut untuk Xue Nuan? Hanya seorang kekasih yang membelikan jepit rambut untuk seorang wanita! Li Jianli menggeleng, mendesah pelan, sedikit menyesal. Hao Yu benar-benar bodoh dalam hal hubungan pria dan wanita!Benar saja, Xue Nuan langsung bertambah dingin ketika menyikapi Hao Yu, “Tuan Hao, kami tidak perlu repot-repot. Lebih baik kamu memberikan kepada salah satu gadis yang mendekatimu.” Set
Read more
BAB 79 Sakit Hati
“Mungkin Kakak takut jika Hao Yu hanya ingin mempermainkannya,” jawab Li Jianli. Namun dia sendiri bahkan merasa tidak yakin dengan jawabannya ini.Guan Lin menggeleng tegas, tanpa sadar membela Hao Yu, “tidak. Hao Yu jelas terlihat bukan orang yanh seperti itu.”“Maka … itu mungkin karena status Kakak sebagai seorang janda,” kata Li Jianli lagi. Ya, alasan ini memang terasa lebih memungkinkan.Guan Lin mengangguk. Dia juga sudah memikirkan kemungkinan ini di dalam hatinya. Di zaman kuno, siapa yang tidak memandang sebelah mata status seorang janda? Entah itu karena perceraian atau kematian suami, status janda selalu menjadi status yang tabu. Bahkan banyak wanita yang lebih memilih mati daripada diceraikan dan dikembalikan ke keluarga kelahirannya. “Lin, Kakak tidak mengetahui asal-usul kalian. Sepertinya dia berpikir kalau kalian adalah Tuan Muda dari suatu tempat yang datang ke sini hanya untuk bersenang-senang,” desah Li Jianli. Dia lalu melanjutkan, “Kakak juga mungkin takut ka
Read more
BAB 80 Pria Bertopeng
“Lin, bagaimana?” Hao Yu berjalan dengan tergesa-gesa mendekati Guan Lin ketika melihatnya masuk. Dia bahkan mengguncang tangan Guan lin dengan tidak sabar.Guan Lin menatap tangan Hao Yu yang menyentuhnya lalu menatapnya dengan aura membunuh, “apa kamu ingin mati?”“Ah.” Hao Yu segera menyadari kesalahannya, melepaskan tangan Guan Lin dan tersenyum canggung, “maaf, maaf. Aku terlalu bersemangat.”Guan Lin mendengus kasar, lalu mengatakan apa yang dikatakan Li Jianli sebelumnya.Wajah Hao Yu berkerut tidak senang setelah mendengarkan penjelasan Guan Lin, “mengapa Nona Xue memiliki pemikiran yang bodoh?”Guan Lin menghela nafas pelan. Faktanya, dia dan Hao Yu sama-sama bodoh mengenai dunia percintaan. Mereka diajarkan untuk tumbuh sebagai manusia tanpa perasaan. Hampir semua anggota Sekte Jin Jian mati dalam tugas. Sangat sedikit yang berhasil hidup sampai tua, itu pun mereka mati dalam kesendirian.“Dunia wanita memang rumit. Mengapa mereka tidak langsung mengatakan apa yang mereka pi
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status