All Chapters of Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran: Chapter 81 - Chapter 90
106 Chapters
BAB 81 Memilih Pelayan
Guan Lin menghentikan kereta kudanya tepat di depan sebuah bangunan yang berukuran cukup besar. Bangunan itu bernuansa coklat dan berada di bagian barat Kota Teratai.Bagian barat kota tidak sebagus bagian lainnya dan lebih sering disebut sebagai daerah terkumuh di Kota Teratai. Namun bangunan ini terlihat baik dan tidak kotor, dengan sebuah plakat bertuliskan “Fuwu Sheng” tergantung di bagian terdepan.Guan Lin melompat turun, bergegas menurunkan sebuah tangga pijakan. Setelah itu, dia mengulurkan tangannya untuk membantu Li Jianli. Seorang pria berusia 40 tahun, dengan tubuh gemuk, duduk di belakang konter dengan malas. Namun suara kereta kuda yang berhenti di luar menarik perhatiannya. Dia mengulurkan lehernya yang gemuk ke depan dengan antusias. Ketika dia melihat sepasang pria dan wanita di luar pintunya, hatinya menjadi semakin bersemangat.Pria gemuk itu segera berjalan keluar dari konter, berhenti tepat di depan pintu, mengamati tamu yang berjalan mendekat. Dia bergumam di da
Read more
BAB 82 Nyonya Tolong Terima Aku!
Keempatnya mengangkat wajah mereka dengan patuh. Li Jianli menilai penampilan mereka. Selain kuat, pelayan yang dipilihnya harus berpenampilan menarik dan bersih. Kalau dilihat-lihat, keempatnya berada di usia sekitar 14 hingga 16 tahun.Di antara keempat pelayan pria itu, 3 orang diantaranya memiliki penampilan menarik, sedangkan yang lainnya memiliki penampilan biasa.Li Jianli kembali menunjuk orang yang tidak dia pilih, dan menggelengkan kepalanya. Zhu mengerti dan meminta pelayannya untuk membawa orang itu pergi.Li Jianli menilai 3 orang yang tersisa, “bisakah kalian mengangkat tangan kalian?”Ketiga pelayan pria yang tersisa mengerutkan kening mereka. Mereka merasa sedikit aneh dengan permintaan Li Jianli, namun mereka tetap mematuhi perintahnya dan mengangkat tangan mereka.Li Jianli tangan ketiga orang itu. Salah satu diantaranya terlihat sangat bersih, bahkan orang ini memperhatikan kebersihan sela-sela kukunya.Secara umum, selama para pelayan ini belum dijual, mereka selal
Read more
BAB 83 Xiyou Hua
Mendengar perkataan gadis di depannya, Li Jianli hanya terkekeh pelan seraya bertanya, “mengapa aku harus menerimamu?”“Aku … aku ….” Ketika dihadapkan pertanyaan Li Jianli, gadis pelayan itu sedikit tergagap. Ya, kenapa dia harus menerimanya? Dia tidak mungkin mengatakan agar dia bisa mendekati prianya bukan?“Sudahlah. Lebih baik kamu kembali dengan Tuan Zhu,” kata Li Jianli datar.“Nyonya! Aku pasti akan bekerja dengan sangat keras. Aku … aku tidak mungkin mengecewakanmu,” kata gadis pelayan itu sedikit panik. Meskipun kedua orang yang datang ini tidak terlihat berasal dari keluarga bangsawan, namun mereka terlihat cukup kaya. Selain itu, pria itu sangat tampan. Itu jauh lebih baik daripada menikah dengan sesama pelayan.“Nona, aku tidak menginginkanmu. Jadi lebih baik kamu menyerah,” kata Li Jianli.“Aku ….” Gadis itu melirik ke arah Guan Lin dengan tatapan memohon. Ada sedikit air mata di kedua bola matanya. Bisa dikatakan penampilannya tidak buruk, jadi dia berusaha menggunakan
Read more
BAB 84 Tinggal di Toko
Li Jianli membuka pintu toko dan mereka memasuki ruangan dengan dekorasi yang didominasi dengan warna hijau muda. Ruangan itu tidak begitu luas. Ada beberapa meja dan rak yang tertata rapi. Meja dan rak ini akan digunakan Li Jianli sebagai tempat memamerkan bunga-bunganya. Sebuah meja kasir terlihat di dekat pintu. Beberapa lampion berwarna merah dan payung-payung kertas berwarna hijau tergantung di langit-langit.“Ikuti aku,” ajak Li Jianli seraya berjalan menuju halaman tengah.Huang Dou, Ming An, dan Xiao Jiao mengikuti Li Jianli menuju halaman tengah. Sedangkan Guan Lin memilih merapikan meja kasir.Ketika mereka tiba di halaman tengah, mereka sangat terkejut. Halaman tengah itu jauh lebih luas daripada ruangan toko, dengan banyak bangku berukuran panjang.“Nona, mengapa ada banyak bangku di sini?” tanya Ming An tidak bisa menutupi rasa penasarannya.“Kita akan membiarkan tanaman-tanaman itu mendapatkan sinar matahari di sini. Setelah cukup, kita bisa membawa mereka di sana untuk
Read more
BAB 85 Memperkenalkan Bunga Bagian 1
“Li'er, dimana kamu mau meletakkan ini semua?” tanya Xue Dafu seraya menunjuk isi barang di dalam gerobak sapinya. Untuk membawa pot-pot tanaman dari Desa Xueda, Li Jianli harus menyewa gerobak sapi milik Xue Dafu dan sebuah gerobak sapi dari Kota Teratai.“Huang Dou, Ming An, Tolong letakkan semua ini di halaman tengah,” kata Li Jianli memberi perintah.“Baik, Nona,” jawab Huang Dou dan Ming An secara bersamaan. Mereka bergegas membantu Xue Dafu memindahkan pot-pot ke halaman tengah satu persatu.“Nona, bagaimana dengan tanaman-tanaman ini?” tanya pengendara gerobak sapi lain.“Tolong letakkan di ruang toko,” jawab Li Jianli. Dia lalu menoleh dan melihat ke arah Xue Nuan, “Kakak, bisakah kamu memberitahu Paman Tang dimana dia harus meletakkannya?”“Ya, aku akan melakukannya,” jawab Xue Nuan seraya bergegas memimpin jalan.“Biarkan aku membantu,” kata Hao Yu berlari menghampiri gerobak milik paman Tang.“Nona, apa yang harus aku lakukan?” tanya Xiao Jiao. Dia sudah menunggu perintah
Read more
BAB 86 Memperkenalkan Bunga Bagian 2
Ketika semua orang mendengar nama bunga itu, mereka menjadi heboh. Apalagi bunga ini memiliki makna yang dalam, beberapa nona dan tuan muda mulai berpikir untuk membelinya.Tuan muda bermata segitiga segera berteriak, “aku menginginkan bunga ini! Berapa harganya?”Li Jianli tersenyum, lalu mengangkat 10 jarinya.“Sepuluh tael perak?” tanya pemuda itu terkejut. Dia tidak menyangka sebuah pot bunga yang langka akan dihargai dengan sangat murah.Li Jianli menggeleng pelan, “tidak. Harganya seratus tael perak.”“Seratus tael perak?” seseorang mengulang perkataan Li Jianli dengan terkejut. “Itu hanya satu buah pot tanaman. Mengapa harganya begitu mahal?”Bibi yang menggunakan riasan tebal segera menoleh dengan wajah marah, “satu buah pot tanaman langka hanya seharga seratus tael perak, kamu berani mengatakan itu mahal? Apakah kamu tidak tahu berapa harga tanaman langka di Ibu Kota? Kamu bisa mati karena terkejut!”Kakek tua di sebelah pemuda bermata segitiga mengangguk, “ya. Aku baru saja
Read more
BAB 87 Kalian Akan Membuatku Mati Tenggelam Dalam Madu!
“Apakah semua orang sudah pergi?” Tiba-tiba, terdengar suara seorang wanita dari arah halaman belakang.Huang Dou, Ming An, dan Xiao Jiao menoleh ke arah sumber suara secara bersamaan. Mereka melihat seorang wanita paruh baya, menggunakan satu set pakaian berwarna hijau dan merah cerah, begitu mencolok mata. Wajahnya tampak polos tanpa riasan.Tunggu … sepertinya mereka pernah melihat baju ini sebelumnya?“Ibu, kamu belum mengganti pakaianmu.” Xue Nuan tiba-tiba saja muncul dari belakang Jing Yue dan menariknya pergi.Xiao Jiao, “....”Ming An, “....”Huang Dou, “....”Bukankah itu Bibi Jue? Mengapa dia memakai pakaian bibi beriasan tebal tadi?Sepuluh menit kemudian, Jing Yue kembali ke halaman tengah bersama Xue Nuan. Dia sudah mengganti pakaiannya menjadi hanfu sederhana berwarna biru tua. Bertepatan dengan itu, Li Jianli juga berjalan masuk ke halaman tengah.Jing Yue mendekati Li Jianli seraya menepuk-nepuk dadanya sendiri, “Li'er, kamu benar-benar hampir membuatku mati karena ke
Read more
BAB 88 Berbicara
Di dalam toko kue, Xue Nuan menyibukkan diri dengan memilih beberapa jenis kue kering. Sedangkan Hao Yu mengikutinya dengan patuh. Setelah dia selesai membeli empat kotak kue kering, Xue Nuan berjalan menuju kasir dan hendak membayarnya.Hao Yu ingin membayarnya dan bergegas mengeluarkan kantong uangnya. Dialah yang mengajak Xue Nuan untuk membeli kue, mengapa dia malah ingin membayarnya sendiri?Xue Nuan menolak, bersikeras untuk membuatnya sendiri. Namun Hao Yu terus saja memaksa.Penjaga toko kue adalah seorang wanita berusia sekitar empat puluh tahunan. Alisnya mengernyit ketika melihat pemandangan di depannya. Dia pikir pasangan muda di depannya ini adalah pengantin baru, dan masih bersikap malu serta sungkan satu sama lain. Namun dia merasa sedikit kasihan kepada Hao Yu, lalu berkata, “Nyonya, Suamimu ingin membayarnya. Tidak perlu menjadi begitu malu dan keras kepala.”Xue Nuan tercengang, bibirnya bahkan sedikit terbuka. Dia buru-buru berkata, “Bibi, dia bukan ….”Kata-katanya
Read more
BAB 89 Kegelisahan Xue Nuan
“Aku tahu kamu seorang janda, dan aku menyukai Baobao. Aku sama sekali tidak keberatan dengannya. Lalu apa masalahnya?” tanya Hao Yu bingung seraya mengerutkan alisnya.Xue Nuan menarik nafas dalam sekali lagi, lalu berkata, “Tuan Hao, kamu tidak mengerti. Kamu mungkin setuju, tapi keluargamu pasti tidak akan setuju! Bagaimana kamu bisa membawa seorang janda dan anak orang lain untuk pergi menemui orang tua dan keluargamu? Mereka pasti tidak akan menyukaiku.”Wajah Hao Yu seketika berubah cerah. Dia bertanya dengan penuh semangat, “Nona Nuan, apakah ini masalahnya? Kalau begitu kamu tidak perlu khawatir! Aku seperti Guan Lin, seorang yatim piatu! Tidak ada penatua di keluargaku. Hanya diriku sendiri.”Xue Nuan membeku. Seorang yatim piatu? Dia pernah mendengar dari Li Jianli kalau Guan Lin adalah seorang yatim piatu. Tapi dia tidak menduga jika Hao Yu juga seorang yatim piatu. Xue Nuan mengerutkan alis, berpikir di dalam hatinya, “apakah Hao Yu bisa menjadi teman Guan Lin yang bersik
Read more
BAB 90 Calon Pembeli
“Katakan pada Ibu, apakah ini mengenai Hao Yu?” tanya Jing Yue.Xue Nuan mengangguk, “Ibu mengetahuinya.” Setelah itu, Xue Nuan menceritakan semua yang dikatakan oleh Hao Yu kepadanya saat mereka sedang di kedai teh.Jing Yue tidak menyela, dia hanya mendengarkan semua cerita Xue Nuan dengan sabar, membiarkannya menyelesaikan ceritanya sebelum akhirnya dia bertanya, “dia menyukaimu, dan mau menerima Baobao. Dia juga bersedia menurunkan egonya dan tinggal bersama kita. Lalu, dimana masalahnya?”Xue Nuan menunduk, menahan air matanya agar tidak jatuh, “aku … aku tidak ingin mengkhianati Gong.”Jing Yue menghembuskan nafas panjang ketika mendengar nama putranya disebut oleh Xue Nuan. Dia menoleh, menatap keluar melalui jendela. Melihat langit gelap yang berbintang. Hatinya terasa sakit, teringat masa-masa sulit ketika anaknya sekarat.Xue Nuan tahu perkataannya telah membuat Jing Yue mengingat kesulitan Xue Gong. Dia mengeratkan genggaman tangannya lalu berbisik, “Ibu, maafkan aku.”Jing
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status