All Chapters of Budak Malam CEO Arogan : Chapter 191 - Chapter 200
281 Chapters
189
Sore hari.Sudah saatnya Nathan dan Talia kembali ke asrama. Sama seperti sebelumnya, Michel, Diana dan Ayu ikut serta mengantarkan Nathan dan Talia ke asrama.Jika sebelumnya mereka ke asrama membawa banyak barang, kali ini mereka tidak membawa apa-apa selain makanan ringan untuk Nathan dan Talia.Tidak ada raut wajah kesedihan yang tampak dari wajah kedua anak Diana tersebut.Sesampainya di depan asrama, Nathan dan Talia menyuruh orang tuanya untuk segera pulang dan menolak permintaan orang tua mereka yang ingin mengantarkan mereka ke kamar. Mungkin mereka akan menangis karena sedih harus berpisah lagi dengan orang tua mereka. Itu sebabnya mereka tidak ingin melihat orang tua mereka pergi.Lagi pula, mereka juga senang berada di sekolah dan bermain bersama teman dan guru mereka."Mommy dan daddy pulang saja. Kami akan masuk ke kamar kami sendiri." Talia berjalan masuk ke gerbang asrama dan melambaikan tangan ke arah orang tuanya diikuti oleh Nathan. Diana dan Michel juga melambaika
Read more
190
Langkah Ayu terhenti dan seketika itu juga tubuh Ayu membeku kaget. Ayu menoleh ke arah Aldo dengan tatapan yang tidak bisa dideskripsikan."Kak Aldo, kamu bercanda kan?" Ayu memaksa tertawa walau Ayu sedang tidak ingin tertawa karena tiba-tiba saja Ayu merasa gugup."Aku tidak bercanda, Yu." Aldo menatap dalam mata Ayu dan memegang satu tangan Ayu dan menaruhnya tepat di dada Aldo. Ayu dapat merasakan dari tangannya bahwa benar jantung Aldo berdetak sangat cepat. Ucapan Aldo yang biasa terdengar formal kali ini terdengar lebih akrab.Ayu lagi dan lagi membisu mengingat dirinya tidak pantas untuk Aldo dan Ayu takut merasakan cinta kembali. Ayu takut jika Aldo tau bagaimana kondisi Ayu, Aldo pasti akan jijik padanya."Kak, aku tidak tau harus menjawab apa. Aku tidak tau apa yang membuat kamu menyukai aku. Tapi aku ini kotor, Kak. Aku tidak pantas untuk kamu." Ayu memegang tangan Aldo dan berusaha melepaskan tangan Aldo dari tangannya."Yu, aku suka kamu bagaimana pun kamu. Bahkan jika
Read more
191
Aldo dan Doni menoleh ke arah Ayu yang tersenyum cerah. Doni yang melihat Ayu datang hanya diam dan memasang wajah datar sedang Aldo berdiri tersenyum dan berjalan ke arah Ayu hingga hal itu membuat Doni kaget."Pagi, Cantik." Balas Aldo mendekati Ayu yang semakin membuat Doni bingung dan tak percaya.Bagaimana bisa lelaki kaku, datar nan dingin seperti Aldo bisa bertingkah manis seperti ini? "Kalian pacaran?" Tanya Doni bingung ke arah Ayu dan Aldo.Aldo dan Ayu sama-sama menoleh ke arah Doni dan menjawab serentak, "Tidak!" "Lalu kenapa kalian hari ini terlihat sangat aneh? Biasanya kalian tidak seperti itu," ujar Doni lagi."Oh ya, Kak Doni. Aku ke sini mau ngasih surat pengunduran diriku secara resmi dan mulai besok aku uda gak kerja lagi di sini sabagai asisten Kak Doni. Semalam aku memang uda bilang melalui chat, tapi biar terlihat lebih profesional dan agar tidak ada gosip yang tersebar, aku membuat surat ini." Ayu mendekati meja Doni dan memberi Doni sebuah map yang isinya ba
Read more
192
Diana menyuruh Tatang mengeluarkan makanan yang tadi ia suruh simpan untuk Ayu. "Duduk aja, Yu. Saya bercanda tadi, makanannya sengaja saya simpan untuk kamu." Diana menyuruh Tatang mengambil makanan yang tadi ia suruh simpan dengan memberi Tatang kode melalui tangannya.Karena rasa lelah dan lapar, Ayu hanya diam dan menurut. Ayu mulai menikmati makanannya saat makanan dihidangkan."Terima kasih," ujar Ayu pada Tatang seraya mendekatkan piringnya. "Makan yang banyak, Yu. Besok kamu masih ospek kan. Jangan lupa pakai sunscreen," ujar Diana mengingatkan Ayu."Iya, Nyonya." Setelah makan, Ayu berlalu masuk ke dalam kamarnya dan tertidur. Biasanya Ayu tidak pernah tidur siang. Tapi mungkin karena Ayu lelah, jadi Ayu lebih mudah dan lebih cepat tidur. Saat Ayu tidur, Diana masuk ke dalam kamar Ayu dan melihat wajah polos Ayu yang lelah lalu tersenyum. Tidak tahu apa alasan Diana tersenyum melihat Ayu, tapi setelah itu Diana keluar dari ruangan Ayu.Mungkin Diana merasa senang bisa mer
Read more
193
Setelah mendapat penolakan dari Michel, Diana menjadi murung dan tampak mengabaikan serta menghindari Michel. Dan itu terlihat saat Michel mulai masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Dan saat makan malam pun, Diana tidak terlihat seperti biasa dan hanya makan tanpa bersuara.Bahkan malam ini Diana membawa baby Oesama tidur di kamar Ayu karena Michel tidak mungkin berani masuk kamar Ayu. Michel yang sedang menunggu Diana di dalam kamar untuk Michel ajak mengobrol mulai bosan saat Diana tak kunjung masuk ke dalam kamar setelah 30 menit. Michel yang mulai kesal mulai menebak-nebak kemana Diana dan apa yang sedang Diana lakukan saat ini. Padahal awalnya Michel ingin membicarakan soal keinginan Diana tersebut, tapi Diana malah tak kunjung datang. Michel berjalan keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga menuju ruang makan lalu melanjutkan langkahnya ke ruang utama setelah Michel tidak dapat menemukan Diana di ruang makan.Michel mendesah kesal saat Michel juga tidak da
Read more
194
"Aku, sebenarnya ingin kembali ke Singapura untuk pemotretan. Kalau aku bilang sama kamu, kamu pasti tidak akan ijinkan. Jadi aku bilang saja kalau aku ingin liburan dengan teman-temanku." Akhirnya Diana menjawab jujur pada Michel."Bagaimana? Boleh ya?" Diana melepas tangan Michel dari wajahnya."Kenapa sih, Diana? Tidak bisakah hanya aku yang melihat kamu? Apakah rasanya sebahagia itu mendapat pujian cantik dari banyak orang?" Michel yang frustasi hampir tak bisa berkata-kata dan hanya menjambak rambutnya gemas.Benar, pasti ada suatu hal yang membuat Diana ingin kembali ke dunia modeling. Apakah benar itu hanya semata-mata karena Diana ingin mendapat pujian dan pengakuan dari banyak orang soal kesempurnaan fisiknya? Atau karena Diana bosan dan jenuh dengan hidupnya?"Kenapa? Katakan padaku? Kenapa kamu ingin kembali menjadi model? Apa aku kurang banyak memberi kamu uang?" Michel penasaran alasan dibalik rencana Diana tersebut yang sedikit tiba-tiba.Sejujurnya Diana tidak ingin Mic
Read more
195
Ayu berjalan ke arah kamar Nyonya Kelly seraya menggendong baby Oesama yang syukurnya sedang tidak rewel. Perlahan Ayu mengetuk pintu kamar Nyonya Kelly dan memanggil-manggilnya.Tokk ... Tokk ...Karena sedang menggendong baby Oesama, Ayu menjadi kesulitan untuk mengetuk pintu jadilah Ayu menggunakan kaki dan lututnya untuk mengetuk pintu kamar walau terasa sakit. "Nyonya, tolong buka pintunya. Nyonya belum tidur kan?" Ayu sedikit mengeraskan suaranya tapi menahannya juga di waktu yang bersamaan karena takut mengagetkan baby Oesama dan membuatnya menangis. "Masuklah," jawab Nyonya Kelly membuka pintu kamarnya dan menyuruh Ayu masuk lalu Nyonya Kelly menutup kembali pintu kamarnya karena Ayu tidak bisa menutup pintu kamarnya sebab Ayu menggendong baby Oesama. Ayu meletakkan baby Oesama perlahan ke atas ranjang Nyonya Kelly dan kemudian mengibaskan tangannya yang terasa kebas dan keram."Nyonya, baby Oesama tidur sama Nyonya saja ya. Saya tidak bisa mengurus bayi. Bagaimana jika nan
Read more
196
"Jauhi aku, Ray. Aku sudah punya pacar," ujar Ayu tegas tak memberikan Ray waktu dan kesempatan untuk mendekatinya lagi.Sejenak Rayhan terdiam kaku namun Rayhan tersenyum ramah pada Ayu."Aku cuman mau kita berteman kok, Yu. Jangan musuhin aku dong, Yu." Bujuk Rayhan lagi yang sebenarnya merasa terkejut dengan ucapan Ayu padahal Rayhan mengira jika Ayu sampai saat ini masih single. Dan jujur saja, Rayhan sedikit kecewa pada Ayu."Untuk sekarang, lebih baik kamu berbaur dengan teman yang lain. Bangun relasi dengan mereka. Oke?" Ayu berlalu masuk ke dalam kelasnya dan meninggalkan Rayhan dengan kekecewaannya.Padahal Rayhan telah bersusah payah untuk bisa pindah dan kembali ke Jakarta setelah sebelumya menetap di USA demi menemui Ayu dan agar bisa kembali dekat dengan Ayu.Entah apa yang terjadi dengan Rayhan, sudah 1 tahun lamanya namun Rayhan masih belum bisa move on dari Ayu. Padahal Rayhan sudah menemui psikiater untuk berobat namun ha
Read more
197
"Ayu!" Panggil Diana tak sabaran."Iya, Nyonya. Ada apa? Kenapa berteriak?" Ayu berlari panik ke arah Diana dan Michel yang sudah berada di depan pintu kamarnya."Kamu pergi jemput Nathan dan Talia, saya mau bawa kalian ke Singapura." Pinta Diana terdengar marah dan dari raut wajah Diana juga terlihat jelas bahwa Diana sedang marah."Sekarang, Nyonya? Tapi ini baru hari...." Ucapan Ayu tersekat."Sekarang, Ayu! Kamu gak dengar?" Sela Diana yang membuat Ayu kaget dan segera pergi tanpa berkata-kata lagi."Sayang, nanti aja ya tunggu weekend. Aku akan pergi dengan kalian." Michel membujuk Diana."Bukankah Jake sudah bekerja? Biarkan Jake dan Evellyn yang bekerja. Kamu kan bos! Kamu selalu begitu ya, kamu selalu mengekang dan mengatur aku. Aku sesak, aku rasanya muak lama-lama hidup seperti ini!"Nyonya Kelly yang takut mendengar suara pertengkaran Michel dan Diana memilih membawa baby Oesama masuk ke dalam kamarnya se
Read more
198
Diana, Ayu, Nathan dan Talia sudah bersiap-siap untuk segera berangkat menuju bandara dan diantar oleh Michel. Michel tidak bisa ikut Diana hari ini dan baru bisa menyusul Diana besok karena ada hal penting yang harus Michel lakukan."Hati-hati dan semoga selamat sampai tujuan. Ingat pesanku tadi, Sayang." Mameluk hangat Diana lalu mencium seluruh wajah Diana saat Diana dan yang lain sudah harus masuk ke dalam pesawat."Iya, Sayang." Diana menjawab singkat."Kalian jaga mommy sampai daddy datang. Oke?" Michel juga memeluk dan mencium kepala Nathan dan Talia."Iya, daddy." Serentak Nathan dan Talia."Yu, tolong jaga mereka ya. Saya titip mereka dengan kamu." "Baik, Tuan." Ayu mengangguk setuju."Kami pergi ya, Sayang. Sampai ketemu besok." Diana membawa rombongannya masuk ke dalam area penerbangan seraya melambaikan tangan ke arah Michel yang juga melambaikan tangan ke arah mereka dengan memaksa senyum dan menahan air ma
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
29
DMCA.com Protection Status