All Chapters of Hot Billionaire: Chapter 61 - Chapter 70
200 Chapters
Bab 61. Masih Kecewa
Pertanyaan yang lolos di bibir Ariel, membuat suasana menjadi hening layaknya tengah berada di tengah hutan gelap. Kesunyian membentang. Lidah belum ada yang merangkai kata. Hanya tatapan mata saling beradu. Tatapan begitu dalam yang memiliki makna luas. Sejuknya tatapan itu seperti aliran sungai yang entah berhenti di mana. Yang pasti tatapan yang membawa kedamaian jiwa.Ariel masih menunggu jawaban dari Shawn. Manik mata cokelat terang wanita itu memberikan tatapan menuntut pada sang kekasih. Tatapan yang mengisyaratkan meminta kekasihnya itu untuk jujur tak menutupi apa pun.Ariel membutuhkan validasi yang kuat. Dia lelah hidup tenggelam dalam kepalsuan. Dia ingin mendengar langsung dari bibir Shawn—akan pengakuan rasa kekasihnya itu. Dia sudah lelah akan permainan. Dia tak ingin terjebak akan kebahagiaan palsu yang berujung membuat hatinya kecewa.“Kau masih bertanya setelah apa yang aku lakukan untukmu, Ariel?” Shawn menatap dalam Ariel.Ariel membalas tatapan Shawn. “Menginginka
Read more
Bab 62. Tidak Akan Pernah Melepasmu
Jam dinding menunjukkan pukul dua belas malam. Shawn tidak bisa tidur. Dia hanya berjaga di samping Ariel yang sudah terlelap. Pria itu membelai pipi Ariel dengan lembut sambil mengecupi mata wanita itu yang sembab.Shawn menyesal membuat Ariel menangis. Andai dia memiliki mesin waktu, dia tidak akan pernah membiarkan Ariel menangis seperti ini. Semua terjadi karena kebodohannya.Perlahan, Shawn mulai berbaring di samping Ariel. Pria itu menarik perlahan tubuh Ariel, agar masuk ke dalam pelukannya. Awalnya Ariel menggeliat, tapi untungnya wanita itu kembali tertidur pulas dalam pelukan Shawn.Shawn mengecup bibir Ariel, menghirup napas kekasihnya itu. Tatapannya menatap teduh sang kekasih. Untungnya, Ariel terlelap tidak terganggu sama sekali di kala dia memeluk kekasihnya itu. “Kau sangat menggemaskan kalau cemburu,” bisik Shawn sambil membelai pipi Ariel. Mata pria itu mulai terpejam, dan tertidur dalam keadaan memeluk kekasihnya itu.***“Shawn Geovannn!!!” Suara Ariel memekik ken
Read more
Bab 63. Diawasi dari Kejauhan
Ariel sudah seperti nemiliki pengawal. Dia pergi ke mana pun selalu diikuti Shawn. Kebetulan, hari ini adalah hari di mana Ariel libur. Dia bermaksud ingin berdiam di apartemen, tapi sayang rencananya gagal total, karena Shawn mengikutinya pergi.Ariel sudah berkali-kali meminta Shawn untuk pergi dari hadapannya, tapi tetap pria itu keras kepala. Bahkan setiap kali Ariel bergerak, maka Shawn itu bergerak mengikutinya.Ariel dibuat pusing akan tingkah Shawn. Dia membutuhkan ruang untuk sendiri, tapi keinginannya tidaklah bisa terwujud. Sampai detik ini, Shawn tetap tidak menginginkan pergi darinya.“Shawn, aku ingin pergi ke supermarket. Kau juga akan membututiku?” seru Ariel jengkel pada Shawn yang terus mengikutinya.Shawn memasukan tangannya ke saku celananya. “Aku akan terus mengikuti ke mana kau pergi.”Mata Ariel melebar tak percaya mendengar apa yang Shawn katakan. “Shawn! Hari ini adalah hari liburku. Aku ingin berada di apartemenku sendiri. Kau pulanglah! Tadi kan kau bilang N
Read more
Bab 64. Penyatuan yang Tak Terpisahkan
Ariel pergi ke supermarket hanya bermaksud ingin membeli beberapa makanan dan bahan makanan yang kosong. Akan tetapi, semua keinginannya berbanding terbalik. Sekarang di hadapan Ariel adalah kantong plastik belanja yang banyak. Ya, dia sama sekali tidak menyangka kalau Shawn membelikannya banyak sekali makanan yang ada di supermarket.Ariel hanya tinggal sendiri. Dia tidak tahu cara bagaimana menghabiskan makanan sebanyak ini. “Shawn, kau bawa pulang saja sebagian. Ini terlalu banyak.” Shawn menyentil kening Ariel. “Kau jangan bodoh. Aku membelikan untukmu, bukan untukku.”Ariel mengusap keningnya pelan. “Kau yang benar saja, Shawn. Bagaimana caraku bisa menghabiskan makanan ini?”“Bisa kau jadikan stock.”“Kulkasku tidak muat menampung makanan ini.” Shawn tak banyak bicara. Pria itu mengambil ponselnya yang ada di dalam saku celananya, menghubungi sang asisten. Tampak kening Ariel mengerut menatap Shawn lekat-lekat.“Hari ini kau bawakan kulkas dengan ukuran besar dan kualitas terb
Read more
Bab 65. Rencana yang Selalu Gagal  
Setiap perdebatan selalu berakhir dengan percintaan panas. Bumbu-bumbu cinta yang kuat, membuat hubungan mereka layaknya telah diikat oleh rantai kuat dan kokoh. Rantai yang tak akan pernah bisa untuk terlepaskan. Senyuman merekah di wajah Ariel terlukis di kala mendapatkan kecupan bertubi-tubi dari Shawn. Wanita itu memejamkan mata, menikmati setiap kali kecupan yang diberikan oleh sang kekasih.“Apa kau lapar?” Shawn membelai pipi Ariel.Ariel mengangguk. “Ya, aku sudah lapar.”“Aku akan meminta Jan mengantarkan makanan,” jawab Shawn memberikan ide.Ariel menggelengkan kepalanya. “Tidak usah. Aku akan memasak.”“Ariel, kau pasti lelah. Lebih baik aku meminta Jan mengantarkan makanan.”“Tidak usah, Shawn. Aku masak saja. Lagi pula, tadi kan Jan sudah mengantarkan kulkas.” Sebelumnya, tadi Jan mengantarkan kulkas yang diminta Shawn. Tentu saja Ariel tidak tega kalau meminta Jan balik lagi mengantarkan makanan. Pun bahan makanan sangat banyak. Jadi lebih baik, Ariel mengolah bahan ma
Read more
Bab 66. Bertemu dengan Nicole
“Dua hari lalu kau menangis. Sekarang kau tersenyum-senyum. Lama-lama kau seperti orang gila, Ariel.”Harmony menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat Ariel di pagi hari tersenyum tidak jelas. Padahal, dua hari lalu temannya itu menangis, tapi sekarang temannya sudha tersenyum-senyum. Mudah sekali ekspresi wajah berubah.Ariel duduk di kursi kerjanya, sambil meletakan tas dan ponselnya. “Aku sempat bertengkar dengan Shawn. Tapi sekarang kami sudah berbaikan.”Harmony mendesah kasar. “Aku sudah menduga, pasti kau bertengkar dengan kekasihmu. Kau dan Shawn ini seperti sedang berada di film saja. Sebentar bertengkar. Sebentar berbaikan.”Harmony takjub dengan Ariel. Dia ingat jelas bagaimana kerapuhan di wajah temannya itu. Tapi dalam sekejab, semua rasa sedih Ariel tergantikan dengan senyuman. Sepertinya Shawn benar-benar obat penyejuk rasa sesak Ariel.Ariel mengulum senyumannya. “Kau ini seperti tidak pernah menjalin hubungan saja. Bertengkar, lalu berbaikan lagi, bukankah itu bagian d
Read more
Bab 67. Film Horor Tak Lagi Horor
Ariel merasa dipermalukan oleh Shawn. Dia sama sekali tidak mengira kalau Shawn mengajaknya bertemu dengan Nicole. Ingin rasanya Ariel berlari sejauh mungkin, akibat tak sanggup menahan malu yang disebabkan oleh sang kekasih.Jika saja Ariel tahu tentang dia bertemu dengan Nicole, maka dia akan benar-benar mempersiapkan diri. Cemburu adalah hal yang wajar. Ariel merasa bahwa apa yang dilakukannya sudah tepat. Dia marah karena Shawn membuatnya salah paham. Ariel tidak akan mungkin marah tidak jelas, kalau Shawn mengenalkan Nicole di awal. Tentu, Ariel akan berusaha mengerti. Tapi kondisinya kemarin Shawn benar-benar membuat Ariel berpikir bahwa Shawn masih mencintai Nicole.Saat ini Ariel dan Shawn tengah berada di jalan pulang. Mereka baru saja kembali dari makan siang bersama Nicole. Tadinya Nicole ingin pulang bersama dengan Shawn dan Ariel, tapi Nicole dijemput oleh sopir.Keheningan membentang. Raut wajah Ariel nampak sangat jengkel dan kesal. Shawn tetap tenang melajukan mobil.
Read more
Bab 68. Jauhi Ariel DiLaurentis
“Tuan Kaya, aku terlambat! Aaaaaaa!” Ariel memekik terkejut melihat jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi. Dia bangun kesiangan! Harusnya dia bangun pada pukul enam pagi, tapi sialnya malah dia bangun pukul delapan pagi.Shawn yang ada di samping Ariel terbangun sambil memegang telinganya. “Ariel, kau pagi-pagi sudah seperti orang utan berteriakan!” tukasnya kesal. Ariel panik. “Tuan kaya, aku memiliki jadwal operasi jam sebelas nanti. Astaga! Harusnya aku sudah ada di rumah sakit jam sembilan. Tapi malah aku baru bangun sekarang. Ini semua karenamu!”Sebelah alis Shawn terangkat. “Kenapa kau bilang ini karenaku? Tadi malam kan kau yang tidak tahan.”Ariel menepuk lengan kekar Shawn. “Tapi kau yang mulai. Harusnya tadi malam kita menonton film horror! Kau yang lebih dulu menyerangku, Tuan Kaya.”Ariel tidak mau disalahkan. Yang pertama kali menyerangnya adalah Shawn. Jika bukan karena Shawn menyerang, maka tidak akan mungkin terjadi malam panas seperti tadi malam.Shawn menarik
Read more
Bab 69. Kau Tidak Mengenalku!
Sepasang iris mata Shawn berkilat tajam, membendung rasa marah tertahan. Sorot matanya terhunus tajam. Rahangnya mengetat. Tangannya mengepal begitu kuat. Perasaan marah dalam diri Shawn melebur menjadi satu dengan rasa tersingung.Napas Shawn memburu. Aura kemarahan di wajahnya menunjukkan seperti singa hutan yang murka. Akan tetapi, dia berusaha keras untuk tidak meledakan kemarahan dalam dirinya.“Berani sekali kau meminta seperti itu padaku.” Nada bicara Shawn terdengar menunjukkan geraman kemarahan tak tertahan.“Permintaanku mudah, bukan? Kau cukup menjauhi Ariel DiLaurentis, maka project besar ini menjadi milikmu. Usiamu masih sangat muda. Aku yakin kau pun bisa mencari wanita lain untuk menemanimu.” Abel membalas ucapan Shawn dingin, dan penuh tuntutan. Tatapannya tanpa rasa takut menatap Shawn tajam.Shawn terenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Abel. “Kau pikir project ini akan membuatku miskin? Tuan Black, kau sama sekali tidak mengenalku sepertinya.”Abel meletakan gel
Read more
Bab 70. Kau Mengenal Abel Black?
Shawn mengajak Ariel di salah satu restoran mewah yang ada di Brooklyn. Restoran itu tidak terlalu ramai akan pengunjung. Hanya beberapa pengunjung yang datang. Yang lain berpakaian terlalu mewah dan berlebihan. Hanya Shawn dan Ariel yang terbilang memakai pakaian yang santai.Namun, meskipun pakaian santai, tetap saja Shawn dan Ariel nampak sangat tampan dan cantik. Pakaian santai atau sederhana, akan tetap terlihat mewah jika Shawn dan Ariel yang memakainya.Menu makanan special dari restoran tersebut sudah ada di hadapan Shawn dan Ariel. Mereka mulai menikmati makanan yang terhidang, yang ada di hadapan mereka. Tampak Ariel sedikit lahap, namun tidak dengan Shawn.“Shawn, apa makanannya tidak enak?” tanya Ariel merasa ada yang aneh. Dia kini menyadari ada sesuatu hal yang mengusik pikiran Shawn.Shawn mengembuskan napas panjang. “Tadi aku meeting.”Ariel mengangguk. “Apa meeting-mu membuatmu sangat lelah?”“Tidak.”“Lalu?”“Meeting-ku membuatku sangat emosi. Aku hampir membunuh rek
Read more
PREV
1
...
56789
...
20
DMCA.com Protection Status