Semua Bab Sugar Daddyku Ayah Muridku: Bab 71 - Bab 80
89 Bab
71 Dalam Penguasaan Ricky
"Bagus. Lakukan semua itu," tegas Evan. "Siap, bos.""Pantau bandara, dan stasiun kereta api dan bus. Jangan sampai Ricky membawa orang yang penting bagiku itu keluar dari kota ini.""Baik, bos."Setelah memutuskan hubungan telepon dengan Fariz, tiba-tiba handphone milik Evan berdering. Ternyata yang menelpon adalah Umay.Evan putuskan untuk tidak mengangkat telepon dari Umay ini.Evan sadar kalau tidak ada gunanya dia menunggu di sini karena nampaknya Valen sudah dibawa pergi oleh Ricky.Karena itu, dia segera keluar dari apartemennya Valen ini untuk menuju ke arah tangga darurat.Sambil naik lift ke arah lantai 1, Evan sudah supirnya untuk siap sedia di depan pintu masuk apartemen. Sesampainya di mobilnya, dia secepatnya keluar dari kawasan apartemen ini. Handphone milik Evan berdering. Evan sempat melirik sebentar dan ternyata panggilan handphone itu berasal dari Flora.Lagi-lagi Evan tidak mengangkat teleponnya dan lebih memilih untuk menunggu telpon dari Fariz. Evan menginstr
Baca selengkapnya
72 Berharap sang Pangeran Datang
"Aku ingin tidur dengan kamu bidadariku," kata Ricky sambil menyeringai dengan tatapan mesum ke arah Valen.Mendengar kata-kata Ricky ini, Valen tahu kalau Ricky mengharapkan dia untuk menjadi pemuas nafsu Ricky pada saat ini dan Valen tidak mau menjadi pemuas nafsu Ricky.Sekarang ini, Valen sudah terlalu mencintai Evan. Dia cuma ingin memberikan tubuhnya kepada Evan, dia tidak mau memberikan tubuhnya kepada Ricky.Apalagi setelah keinginan Evan untuk meninggalkan Jojo dan mendekati Valen serta menawarkan kehidupan berdua pada Valen yang membuat Valen semakin tidak mau berhubungan dengan Ricky ini.Kalau beberapa bulan sebelumnya, mungkin Valen masih akan menerima cinta Ricky, tapi sekarang ini, doa tidak mau lagi menerima Ricky karena hatinya cuma untuk Evan. Valen akan merasa dirinya berselingkuh kalau harus menerima cinta Ricky.Walaupun selama bertahun-tahun Valen berharap akan cinta Ricky untuknya tetapi semua itu tidak tersisa lagi pada saat ini setelah dia menemukan sosok Eva
Baca selengkapnya
73 Rencana Ricky
Baik Valen maupun Ricky, sama-sama tidak mengenal satupun dari orang-orang yang sekarang ini berada di depan pintu apartemen yang sudah terbuka itu.Sebelumnya Ricky pikir yang datang adalah pengurus apartemen ini, tapi ternyata bukan, dan dia tidak mengenal satupun dari wajah-wajah yang berada di depannya ini.Sementara itu, Valen berusaha melihat-lihat ke arah luar. Dia sedang mencari wajah tampan milik Evan yang dia harapkan berada di depan sana untuk menjadi pangeran penolong bagi dirinya, tapi, ternyata tidak ada wajah Evan di depan sana.Satu hal yang diduga oleh Ricky adalah, orang-orang ini kemungkinan salah alamat, dan karena takut Valen akan memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur darinya, karena itu, Ricky langsung bergerak ke depan Valen untuk menghalangi Valen dari pandangan orang-orang di depannya ini."Siapa kalian?" tanya Ricky dengan tatapan mengancam."Anda tidak perlu tahu siapa kami, Pak Ricky," kata salah seorang diantara orang-orang itu yang memiliki kumis tebal
Baca selengkapnya
74 Saling Todong
Ricky mengambil senjata api genggam dari dalam tasnya. Setelah itu, dia segera mengacungkan senjata apinya ke arah Jarot sambil membuka bajunya untuk memperlihatkan peledak di tubuhnya. Jarot jadi sangat kaget melihat senjata api yang diacungkan Ricky ke arahnya itu. Lebih kaget lagi saat melihat kabel-kabel di balik baju Ricky. Teman-teman Jarot juga kaget. Beberapa di antara mereka nampak mulai merogoh ke balik bajunya tetapi Djarot memberikan isyarat kepada mereka untuk tidak melakukan itu.Ricky mengeram dan dengan tangannya yang satu, dia memberi isyarat kepada Djarot dan yang lainnya untuk menjauh dari posisi mereka sebelumnya.Jarot dan beberapa temannya yang sebelumnya berada di dekat pintu apartemen yang disewa Ricky ini, kini mulai menjauh setelah melihat senjata api yang terarah ke arah mereka.Setelah itu, Ricky mulai melangkah keluar apartemen sambil menarik tangan Valen.Djarot dan orang-orangnya langsung menjauh saat Ricky, dengan membawa senjata api itu, terus berjal
Baca selengkapnya
75 Ditolong Evan
Valen jadi sangat kaget dan sekaligus gembira karena orang yang keluar dari dalam lift itu adalah Evan.Di lain pihak, begitu Evan hendak keluar dari pintu lift, Evan melihat Valen hendak masuk ke dalam lift. Sekilas Evan melihat ke arah depan, melihat dua orang yang menodongkan senjata ke arah dua arah yang berbeda.Di belakang sana, ada banyak pria bertampang sangar yang nampak sedang fokus untuk melihat ke arah dua orang yang saling todong yang terjadi di depan mereka itu."Evan," kata Valen setelah sempat terdiam sejenak.Evan tahu apa yang harus dia lakukan di saat ini. Karena itu, dia tidak jadi keluar dari lift. Dia segera menarik tangan Valen untuk masuk ke dalam lift. Setelah itu, tangannya langsung bergerak untuk menekan tombol ground floor atau lantai dasar di apartemen ini."CEWEK ITU PERGI! KITA NGGAK BOLEH KEHILANGAN CEWEK ITU!" teriak Mus saat dia melihat Valen masuk ke dalam lift.Tapi pintunya sudah tertutup, Valen sudah tidak terlihat lagi.Mendengar teriakan dari
Baca selengkapnya
76 Mati-Matian Berusaha Menolong Valen
Evan mengeluarkan handphonenya dan menelpon Fariz. Saat ini, dia dan Valen sudah berada di depan pintu lift.Orang-orang dengan tampang tidak bersahabat, kini sudah mengelilingi Evan dan Valen dari segala arah.Evan tidak terburu-buru menerobos ke depan karena orang-orang yang berada di depan ini sangat banyak mungkin ada 20 orang dan beberapa orang diantaranya nampak merogoh di balik bajunya sepertinya ada senjata api atau senjata tajam yang mereka sembunyikan di situ."Halo, bos besar," Terdengar suara Fariz di ujung telpon."Di mana orang-orang yang kamu kirim? Kenapa aku belum melihat mereka di sini? Kamu bilang tadi mereka sudah ke sini. Iya kan?""Maafkan aku, bos besar. Mereka sempat salah melihat titik posisinya orang yang bernama Ricky itu sehingga mereka sempat pergi ke menara yang di sebelah dari gedung yang seharusnya.""Hah? Bodoh sekali mereka itu! Huh!""Tapi jangan khawatir, bos besar. Karena mereka sekarang ini sudah menyadari kesalahan mereka dan mereka sudah turun d
Baca selengkapnya
77 Mendekati Evan dengan Pusau di Tangan
Tepat saat pintu keluar apartemen terbuka dan saat orang-orangnya Djarot sudah berhasil sampai di luar apartemen, saat itulah banyak orang masuk ke apartemen ini. "KAMI DATANG BOS BESAR.""MAAFKAN KAMI YANG TERLAMBAT DATANG, BOS BESAR.""BIAR KAMI YANG BERHADAPAN DENGAN MEREKA, BOS BESAR.""KAMI AKAN MELINDUNGIMU, BOS BESAR."Itulah teriakan-teriakan dari puluhan orang yang jumlahnya lebih dari dua kali lipat dari jumlah keseluruhan orang-orangnya Djarot.Setelah berteriak-teriak seperti itu, mereka langsung bergerak memukuli orang-orangnya Djarot yang sedang melindungi Evan dari cecaran lawan-lawannya Evan ini.Orang-orang yang baru datang ini yang ternyata adalah anak buahnya Jontor, tidak saling mengenal dengan anak buahnya Djarot.Mereka adalah kelompok yang terpisah dengan anak buahnya Djarot. Yang saling kenal, hanyalah bos mereka, yaitu Jontor dan Djarot. Orang-orangnya Jontor ini, masing-masing sudah mengantongi foto dari Evan, menganggap Evan sebagai bos besar mereka, sehi
Baca selengkapnya
78 Berhadapan dengan Ricky
Ricky berteriak kencang saat posisinya sudah sangat dekat dengan Evan.Kilatan pisau besi putih milik Ricky yang hendak menusuk Evan dari belakang itu sempat dilihat oleh Valen yang sedang memeluk Evan sehingga dia berteriak kencang.Teriakan kencang dari Valen itu, membuat Evan tahu kalau sedang ada bahaya yang mengancamnya dari belakang.Evan tidak mau lengah, dia memilih untuk bergerak cepat.Tanpa menoleh ke belakang, dia sadar kalau ada bahaya yang sudah mengancamnya dari belakang, karena itu langkah yang dilakukannya adalah memeluk tubuh sintal Valen dan berlari ke arah depan.Karena gerakan yang dilakukan Evan secara tiba-tiba ini, membuat tusukan yang dilakukan Ricky hanya mengenai tempat kosong.Tusukan itu tidak berhasil mengenai punggung Evan yang sebenarnya Ricky incar itu.Evan membawa Valen menjauhi pintu keluar apartemen ini dan setelah agak jauh barulah dia menoleh ke arah belakang.Dia melihat Ricky masih mengejarnya sehingga Evan menurunkan tubuh Valen yang sempat di
Baca selengkapnya
79 Bermesraan
Pria ini baru saja menyelamatkan nyawanya. Jadi, tentu saja Valen mengangguk mantap. "Kalau memang kamu tidak perlu ke rumah sakit maka aku yang akan merawatmu," Valen tersenyum ke arah Evan. Evan langsung memacu mobilnya tidak tahan untuk langsung tiba di apartemennya "Aku telah mengalami minggu yang panjang dengan rapat dan sebagainya. Aku pikir kita harus menghabiskan malam yang tenang di apartemen saya untuk bersantai dan bersantai." komentar Evan saat jalan di depan agak macet. "Kedengarannya seperti ide yang bagus dan mungkin saya akan memberikan salah satu pijatan khusus saya" kata Valen."Kamu bisa memijat?" tanya Evan antusias. "Aku biasa melakukannya dengan teman-teman kuliahku dulu saat di tempat kost putri. Kami semua, sesama cewek, akan saling pijat. Tapi tentu saja tidak ada yang menjurus ke hal-hal lainnya. Semuanya murni hanya saling pijat.""Tentu saja. Dan aku sudah tidak sabar untuk merasakan pijatanmu," kata Evan sambil tersenyum. Valen mendengar Evan menari
Baca selengkapnya
80 Dimanjakan Valen
Sambil tersenyum ke arah mata Evan dengan seringai jahat, Valen perlahan-lahan mengelus batang Evan, membuatnya semakin keras dan dia berkata, "Aku tahu tempat di mana dia akan aman dan hangat."Kata-kata Valen itu membuat Evan mengerang lagi saat tangan Valen bergerak naik dan turun di batang Evan hingga mulai membuat Evan menggila. "Saya rasa saya tahu di mana tempat itu," jawab Evan sambil mencelupkan tangannya ke bawah permukaan dan menyentuh gundukan Valen. Valen menggeser jari-jari saya ke atas dan ke bawah batangnya Evan yang licin oleh air dan sabun. Ketika Evan menyelipkan jarinya ke dalam liang, erangan gairah Valen memenuhi ruangan kecil ini. Evan mendorong jarinya lebih dalam dan merasakan otot-otot liang Valen meremas-remas jarinya. Tangan Valen meremas batangnya Evan lebih erat, semakin dalam Evan masuk ke dalam liangnya Valen. Erangan berat mereka berdua bercampur bersama saat mereka saling menikmati sentuhan mereka. "Aku ingin bercinta dengan liangmu yang seksi da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status