All Chapters of Sepupu Rasa Suami: Chapter 91 - Chapter 100
103 Chapters
Bab 90- Sebuah rencana
"Apa kami ini hanya figura, dari tadi kau tak memberi kesempatan berbicara pada kakakku," Kata Daffa sedikit kesal. Rayyan terkekeh, lelaki itu memang tak sadar, dia ingin selalu di dekat Ara setelah tau istrinya sedang hamil, dia bersyukur jika sang janin selamat dan tak terpengaruh dengan obat tidur itu. Karena khawatir pada Ara, Rayyan tak memperdulikan Daffa dan yang lainnya. Rayyan pun berdiri menepuk pundak Daffa, "Sorry, brother. Aku sangat menghawatirkan kakakmu, jangan masam gitu." Kekeh Rayyan. Daffa abai, dia duduk disisi Ara, tatapannya menunjukkan kekhawatiran, setiap Ara sakit maka Daffa akan merasa bersalah karena gagal menjaga keluarga satu-satunya yang ia punya. Daffa menggenggam tangan Ara. Entah apa yang membuatnya meneteskan air mata. "Jangan khawatir, aku baik-baik saja, Daf." Ara mengusap kepala Daffa yang menunduk. Meski Daffa seorang CEO tetap saja dia bisa sedih jika menyangkut keselamatan kakaknya. "Aku berjanji akan menuntaskan dendam mereka semua, Ka
Read more
Bab 91- Akhir dari sebuah rencana
"Mereka memiliki banyak anak buah, dan hasil penyelidikan kami, yang menguntit kemarin tidak hanya satu orang."Semuanya terdiam. "Aku akan menambah personil, kalian lakukan apa yang sudah kita rencanakan, timku akan membantu, dan untuk urusan Bondan di Medan biar aku yang urus, aku harus menghadap ke Kapolda Medan untuk menangkap nya, semua bukti yang sudah kita dapat bisa menjadi senjata untuk meringkus Bondan, karena dia juga sudah termasuk dalam DPO."Mereka pun setuju, Rayyan lega bahwa polisi pun akan membantu rencana mereka. Pras pun akan menurunkan beberapa pengawalnya untuk menjaga Ara.Sehari setelah Ara di rawat dia diperbolehkan pulang dengan catatan tidak boleh lelah karena kondisi janin yang lemah, dokter merepkan obat penguat, obat anti mual dan juga vitamin ibu hamil.---Seperti biasa Daffa menjalani tugas hari-hari nya dengan bekerja di kantor, hari ini pikirannya terbagi antara pekerjaan dan keselamatan Ara. Rafli datang dengan dua orang anak buahnya, Sebastian pun
Read more
Bab 92 - Sensitif
"Aku harap setelah ini, Aldo benar-benar di hukum dengan berat, aku sudah lelah menghadapi mereka, Om. Kasihan Ara apalagi saat ini tengah hamil.""Kau tenang saja, Om pastikan pengadilan akan menambah hukuman yang berat untuk Aldo dan Albert." Kata Pras menepuk-nepuk pundak Daffa.'Semoga saja, ini adalah akhir...' Batin Daffa.Dia pun kembalil ke mobil, dilihatnya Ara yang masih gemetaran. Rayyan mengusap-ngusap kepala Ara agar tenang."Apa semuanya sudah di tangkap?" Tanya Rayyan."Alhamdulillah, semuanya sudah beres. Aku harap tidak ada orang lagi yang mengganggu hidup kita, kak."Ara mengangguk."Berapa orang mereka, Daf. Kenapa seperti di kejar-kejar komplotan penjahat, berasa main film." Kekeh Rayyan mencairkan suasana yang tegang tadi."Sepuluh orang,""Waw... Banyak juga.""Maafkan aku, Bang. Karena aku hidupmu pun jadi berbahaya." Liri Ara."Hei, kenapa bicara seperti itu, aku yang selalu merasa bersalah, karena tak dapat melindungimu.""Sudah sudah, sebaiknya kita pulang. K
Read more
Bab 93- Sebuah harapan
Rafli menyeringai, "Aku ingin mendengar langsung jawaban darimu.""He he he... Aku tak akan menjawab," Kekeh Bondan."Baiklah, jika kau tak ingin bekerjasama dengan kami, maka jangan salahkan kami jika anak dan istrimu dalam bahaya." Bondan terdiam, sorot matanya memancarkan kemarahan. tangannya mengepal erat."Aku hanya memberi solusi padamu, Bondan. Katakan siapa yang menyuruhmu, atau... Anak dan istrimu akan celaka." Kata Rafli lagi.Di balik wajahnya yang tenang, Rafli sedikit kesal karena Bondan masih juga diam. Rafli pun menggunakan cara terakhir, ia mencambuk tumbuh Bondan hingga tersungkur, dara keluar dari sudut bibirnya yang terluka, saat hendak memukulnya sekali lagi akhirnya Bondan menyerah kemudian menceritakan semua rencanya yang Aldo susun dan juga menyebut orang-orang yang terlibat dalam penyerangan malam itu. Aldo bekerja sama dengan salah satu sipir yang bertugas memberi perintah padanya, lalu Bondan menggerakkan anak buahnya, Dua orang mengintai Ara, Tiga orang me
Read more
Bab 94- Ngidam
"Semoga saja, Aldo dan Albert sadar setelah kejadian ini." Kata Sebastian, Sebagai asisten Daffa dia juga merasakan lelah, karena selalu merombak jadwal kerja Daffa yang harus bolak-balik Jakarta-Pekanbaru."Ya... Semoga saja." Ucap Daffa.Namun, Pras masih ragu, jika Aldo diam saja setelah ini, apalagi Albert adiknya juga sudah diserakan ke polisi. Dalam diam, lelaki paruh baya itu sudah meletakkan bodyguard untuk Ara dan Rayyan. Mereka akan mengawasi Ara dari jarak jauh, Pras tau Ara sangat tak nyaman jika ada orang yang mengawasinya. --- Di Penjara Aldo mendengus kesal, saat tahu jika Albert juga berada di sel tahanan yang sama. Setelah putusan dibacakan, Aldo hanya bisa pasrah dengan hukuman yang harus dia jalani. Namun, hatinya masih belum menerima kekalahan. Berbeda dengan Albert yang hanya terduduk lesu.Selama ini hidupnya mewah, bekerja sebagai ahli IT tentu membuatnya memiliki banyak uang, dia terbiasa hidup bebas, tapi semua itu hilang karena mengikuti keinginan kakaknya.
Read more
Bab 95 - Menjenguk janin
Ara hanya menunggu dari mobil, dia memperhatikan sekitar, dengan senyuman joker Ara turun dari mobil dan duduk disisi penjual sekoteng. Ara memesan satu gelas dan menikmati minuman hangat tersebut. Sedangkan suaminya masih menunggu pesanan mi goreng.Saat Rayyan hendak kembali, dia melihat Ara sedang asik minum sambil tersenyum.'Hmmm... Memang aneh nih bumil, tadi katanya minta mi goreng, tapi dia nongkrong di tempat mamang sekoteng," Lirih Rayyan.Rayyan pun mendekati istrinya, melihat Ara menimati minuman hangat sambil terpejam membuat Rayyan bahagia, wajah Ara yang tenang seperti yang sangat dirindukan Rayyan. Beberapa minggu kemarin suasana hatinya memang tak baik. "Apa sekotengnya begitu nikmat? sampai-sampai tak sadar dengan kehadiran abang." Ara membuka mata dan memandang Rayyan, "Hmm... Sudah lama aku tak menikmati suasana malam seperti ini, Bang. Dulu... saat kuliah aku sering nongkrong bersama teman-temanku, menikmati angin malam sambil berbagi cerita. Semua itu sirna set
Read more
Bab 96 - Hidup lebih tenang
"Aw, sakit cinta... Abang kan ingin memenuhi keinginan anak kita, dia ingin ayahnya menjenguknya, sayang." Kata Rayyan tersenyum jahil.Ara pu tertawa, Rayyan memang sudah merindukan Ara, setelah rentetan kejadian mereka belum pernah melakukan ritual suami istri lagi, dan malam ini Rayyan menginginkannya. Dengan pasrah Ara melayani suaminya, apalagi dia juga merindukan sentuhan sang suami.Ara memandang wajah suaminya yang terlelap, dia mengusap lembut wajah Rayyan dan menyunggingkan senyum, berlahan mendekat dan memeluk suaminya dengan erat. Malam ini, dia seperti kehilangan kendali, bukan hanya Rayyan yang merindukannya, tapi Ara lebih merindukan belaian suaminya itu.---Satu bulan berlalu...Kandungan Ara sudah semakin membesar, hari ini dia sengaja mendatangi Daffa di kantornya, sekaligus memantau perkembangan perusahaan peninggalan ayahnya itu. Di lobi, tanpa sengaja dia melihat Elma bersama Adam dan juga seorang asisten, Ara pun mendekat."Mbak El..." Sapa Ara ramah.Elma menol
Read more
Bab 97- Rayyan jenior
Ara lega, jika Daffa sudah bisa mengendalikan kontrol emosinya terhadap keluarga Elma. Dilihatnya Elma dan Adam yang tersenyum bahagia, Ara pun dapat merasakannya. Dia tak ingin merasakan dendam yang berlebihan, bagi Ara semua itu akan sia-sia hanya karena dendam. Toh, Allah sudah membalas apa yang mereka lakukan.Daffa menghempaskan tubuhnya di atas shofa, lalu memijat pelipis yang terasa berat. AKhir-akhir ini pikirannya terkuras dengan banyaknya pekerjaan yang tertunda. Beruntung dia memiliki asisten yang selalu setia mendampinginya.'Apa aku butuh sekretaris satu lagi ya? ah... rasanya kepalaku mau pecah.' Batin Daffa.Lelaki muda itu pun terlelap di shofa kantornya, hari ini tubuhnya memang sangat lelah.---Ara terbangun saat alarm ponselnya berbunyi, dia menelisik wajah suami disampingnya, tidurnya sangat nyaman dan nafasnya teratur. Tadi malam, Rayyan seakan-akan melampiaskan segala kerinduannya karena sudah beberapa minggu tak mendapat jatah.Ara membelai wajah Rayyan, kemudi
Read more
Bab 98- Saling merindu
"Anakku..." Lirih Ara."Selamat datang ke dunia Ghazy al Fatih..." Ucap Rayyan semangat.Ara hanya tertawa, tawa yang selama ini dia tunggu, melihat suaminya dengan wajah yang begitu bahagia karena kehadiran seorang anak.'Terimakasih Ya Allah... Engkau titipkan ia pada kami.' Rayya mencium kening Ara bergantian mencium anaknya, Ara pun menyusui anaknya, dengan di bantu seorang suster, dia pun merasakan betapa sempurnanya menjadi seorang wanita.---Berita kelahiran Rayyan junior membuat semua karyawan Anggara Group bersuka cita, dengan cepat Manager Famili karaouke membuat persiapan dalam menyambut sang bayi ke rumah tuannya.Tak kalah heboh, Pras sang kakek langsung terbang dari Suawesi ke Jakarta untuk melihat cucu pertamanya, Pras membawa banyak hadiah, apalagi cucu pertamanya seorang lelaki, berkali-kali Pras meneteskan air matanya karena haru.Sesampainya di rumah sakit, dia langsung masuk dan memeluk Rayyan."Selamat, Boy. Kau sudah menjadi Ayah sekarang." Ucap Pras menepuk-ne
Read more
Bab 99- Mengulang romansa
Plaaak... Ara memukul pundak Rayyan pelan, "Ada-ada saja, aku baru seminggu melahirkan lo, Bang. Kau harus puasa empat puluh hari." Kata Ara tertawa. Rayyan mendesah lesu, memikirkannya saja dia sudah kesal, tapi demi Ara dia tak akan berpaling meski hasrat menggebu ingin dituntaskan. "Aku akan sabar menunggumu, cinta." Bisik Rayyan Keduanya pun tertawa, bayi kecil mengeliat seakan meminta perhatian juga, tak lama suara tangis bayi terdengar, membuat Rayyan terkekeh. "Apa kau cemburu, boy? Ayah hanya merindukan ibunda mu saja, cinta ayah padamu lebih besar." Kata Rayyan. Ara hanya geleng-geleng kepala, ajaibnya Ghazy terdiam, dia memandang manik ayahnya, Rayyan pun tersenyum, pandangan si kecil membuat hati Rayyan terenyuh. "Semoga dia tumbuh menjadi lelaki yang hebat dan Sholeh. Cepat besar ya, nak... Ayah akan mengajakmu keliling dunia." ---Acara aqiqah sudah dipersiapkan Reno, di rumah Ara dan Rayyan, tepatnya di Anggara Residence, setelah pindah dari Pekanbaru kini mereka
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status