Mendadak Dinikahi Om-Om의 모든 챕터: 챕터 61 - 챕터 70
105 챕터
Bab 61. Cara Lain
Rasa khawatir yang sejak tadi rasakan Nala mendadak pudar kala membuka sebuah pesan yang baru saja masuk dalam ponselnya.(Pict.Sorry, Bastian lagi ada di sini nemenin gue. Lo sendiri dulu, ya malam ini.)Lemas, otot-ototnya mendadak terasa lemas, bahkan ponsel yang tadi dipegangnya pun terlepas dari genggaman tangannya. Dadanya mendadak terasa begitu sesak, nafasnya tak berjalan dengan baik, pandangan matanya pun sudah mulai buram.TesTiba-tiba saja air matanya jatuh begitu saja membasahi pipinya, bibirnya bergetar sebelum isakan tangisnya semakin kencang terdengar. Malam ini begitu sunyi dan sepi, angin masih terus berhembus hingga menjadikan temperatur suhu semakin rendah. "Jahat banget."Nala kalah, ia kalah dalam sebuah perang tak berdeklar ini. Lagi-lagi suaminya mengecewakannya, tanpa ragu berlari pada wanita lain dan meninggalkan dirinya sendiri di sini. Memberi peluk hangat pada perempuan sana dan membiarkan dirinya sendirian kedinginan di sini. Sekali lagi, ia kalah.***"
더 보기
Bab 62. Join Nggak?
Akhirnya, Bastian bisa keluar dari apartmennya sendiri dengan usaha yang terbilang susah. Pasalnya, Alettha terus berniat menahannya di sana, usai sarapan, perempuan itu masih memintanya ini dan itu. Tentu saja Bastian sadar jika itu hanyalah alasan Alettha saja agar ia selalu ada di sampingnya, mungkin karena perempuan itu masih terlalu kesepian, hingga membutuhkan sosok teman lain. Namun, di rumah juga ada Nala, perempuan yang semalam tiba-tiba ia tinggalkan begitu saja.Perempuan itu baru melepasnya setelah sebuah janji lolos begitu saja dengan mudahnya dari bibirnya. "Nanti aku ke sini lagi." Entah akan betulan dipenuhi atau tidak, janji itu keluar begitu saja karena desakan dan tanpa pertimbangan.Dari semua pesan yang dikirimkan pada Nala, perempuan itu hanya membalas beberapa, singkat pula. Untuk membangun suasana sebelum nantinya meminta maaf, Bastian lebih dahulu menepikan mobilnya ke sebuah kedai yang terbilang lumayan ramai oleh anak muda terutama perempuan. Seblak, yah, Ba
더 보기
Bab 63. Mas! Aku Takut!
Menjelang sore Nala berada di sini, sebuah cafe yang dahulu menjadi langganannya ketika masih duduk di bangku SMA. Segelas jus alpukat dan juga udang chrispy menjadi hidangan favoritnya, Oh jangan lupakan juga nasi mie aceh yang sudah lama tak silaturahmu di mulutnya.Sejak duduk di sini sekitar setengah jam yang lalu, ia hanya bisa mengumpat dua sejoli di depannya ini. Ingin marah, tapi dirinya sendiri juga yang mau ikut, niat yang tadinya ingin mencari udara segar berubah seperti tengah menghirup polusi kota."Udahlah, Nal. Jangan ngambek gitu, sih. Yang penting kan keluar dari rumah. Ambil aja sisi positifnya."Nala melepaskan sedotan yang tadi terjepit di mulunya, menyandarkan tubuhnya dengan kasar pada sandaran kursi sembari melipat kedua tangannya. "Halah, apaan. Himah aja nggak dapet apalagi yang lainnya."Mendadak perhatian Nala teralih pada ponselnya yang tiba-tiba menyala dan memperlihatkan sebuah notif pesan masuk. Tangan kecilnya langsung terulur meraih benda itu, membaca
더 보기
Bab 64. Jadi, Gimana?
Hujan masih turun membasahi bumi, namun sedikit lebih baik karena petir tak lagi menyambar. Hujan kembali tenang tanpa membawa ketakutan bagi si manusia takut petir.Entah apa yang Nala pikirkan, belum genap dua puluh menit Nala berubah pikiran. Tiba-tiba saja ia menyetujui ajakan Bastian yang Nala yakin seharusnya sudah tak berlaku."Hp kamu, Mas." Nala menoleh ke arah laki-laki yang masih berusaha fokus pada jalanan di depannya. Tak terlalu laju, karena sadar jalanan masih licin dan ditambah jarak pandang yang terbatas. Antisipasi agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan."Biarin aja."Nala bukan tak tau siapa yang terus-terusan menghubungi suaminya. Ingin sekali rasanya ia meraih benda pipih itu dan berkata "Iyaa, ini masih dijalan, Cok!" Ah, tapi itu hanya bisa Nala lakukan dalam angan-angan saja. Menurutnya sudah lebih dari cukup Bastian lebih memilih tinggal dengannya, menenangkan dirinya dan mengeluarkan sejuta kata maaf. Entah bagaimana reaksi Alettha nanti saat Bastian da
더 보기
Bab 65. Serpihan Ilmu
Ternyata di sini hujannya tak begitu deras, juga tak terdengar adanya suara petir atau apapun itu. Sepertinya Alettha memang hanya sengaja memancing Bastian untuk datang ke sini. Parasit."Makasih, Bas." Nala tersenyum senang menerima semangkuk mie yang masih mengeluarkan asap tebal, setelahnya Bastian ikut mendudukkan bokong di sampingnya. "hmmm, baunya enak banget."Bastian terkekeh pelan, tangannya pun langsung tergerak untuk mengacak-acak pelan puncak kepala istrinya. "Kamu makannya banyak banget, nanti jadi mampir ke tempat tadi nggak? Beli bakso.""Sebenernya aku tuh udah feeling kalau bakalan habis. Tadi aku mau minta langsung mampir aja pengennya, tapi nggak jadi.""Ya sudah, besok sebelum berangkat kita mampir dulu beli baksonya sebentar, ya?" Nala menganggukkan kepala setuju, perhatiannya kini telah teralihkan kala sumpitnya berhasil menjepit mie tersebut dan segera memakannya.Loh, kok malah seperti ini? Disini kok malah dirinya yang jadi obat nyamuk? Padahal tadi Alettha s
더 보기
Bab 66. Malah Kepancing Balik
"Harusnya ada yang aku omongil lagi. Biar dia sadar.""Udah, Nal-- kamu nggak lihat gimana dia udah marah banget sama kamu?" Bastian langsung memasangkan sabuk pengaman untuk Nala, mengecup sekilas bibir itu agar sang puan lekas diam.Ah, padahal cuma hal kecil seperti ini, namun berhasil membuat perut Nala dipenuhi oleh kupu-kupu yang beterbangan. Buru-buru ia memalingkan wajahnya ke samping, tak sudi jika Bastian sampai melihat wajahnya yang memerah.Telat, Bastian sudah melihatnya walaupun hanya beberapa detik. Ia memainkan lidahnya di dinding mulut karena terlalu gemas. Menyalakan mesin mobil lalu melajukannya dengan kecepatan sedang, meninggalkan lokasi awal.Masih hujan, tapi tidak selebat tadi. Jarak yang lumayan jauh ternyata memberikan curah hujan yang berbeda. Untung saja tadi ia berhasil mengendalikan diri, memposisikan dirinya dengan benar dengan bantuan alam semesta.Andai saja tadi hujan lebat dengan disertai petir, tentu saja ia tak akan tega membiarkan Alettha sendiria
더 보기
Bab 67. Going To....
Kesadaran Nala masih begitu tipis, namun ia dipaksa naik dari alam bawah sadarnya begitu mendengar suara bisikan. Nihil, tetap saja beberapa detik kemudian alam bawah sadar serta mimipi indahnya kembali menyeretnya.Terlalu banyak makan hingga membuatnya tidur kurang dari tengah malam tanpa sempat mengganti pakaiannya, bahkan melupakan rutinitas malamnya untuk menaburkan skincare rutin malamnya.Ada sesuatu yang membungkus lengannya, hingga akhirnya merasakan tubuhnya terangkat. Samar-samar ia mendengar seseorang bicara, sampai akhirnya semua pendengaran itu lenyap kala sesuatu terasa menenangkannya, membuatnya kembali jatih sejatuh-jatuhnya dalam dunia mimpi."Nala, bangun." Tepukan pelan pada permukaan pipinya membuat Nala mengerutkan keningnya, terusik selama beberapa saat sebelum kembali lelap. "hei ... bangun dulu, nanti tidur lagi kalau udah di pesawat."Hah? Sebentar. Suara itu berhasil menembus alam bawah sadar Nala, hingga kemudian ia merasakan tepukan di pipinya terjadi lagi
더 보기
Bab 68. Labuhan Bajo
Entah kapan Bastian mempersiapkan semua ini dengan baik, Nala sendiri tak tau akan hal itu. Keduanya dijemput oleh seorang laki-laki paruh baya dengan senyuman manis, menampakkan gigi putihnya. Ahh, kulitnya tuh eksotis, hitam-hitam manis, sungguh Nala senang sekali melihatnya. Ada aura tersendiri yang memancar dari laki-laki itu.Perjalanan diiringi dengan percakapan ringan yang tentu saja didominasi oleh Bastian dan laki-laki yang baru Nala ketahui namanya Pak Damar. Dari mana suaminya mengenal laki-laki ini? Kok kelihatan akrab sekali?Perjalanan itu harus terhenti sejenak karena perut Nala berontak ingin segera diisi sesuatu, sebuah restoran yang ditemui di pinggir jalan menjadi objek pemberhentian. Aneka olahan Seafood menjadi menu yang dipilih Nala, seperti biasa, dua laki-laki itu juga manut, menuruti si Tuan Putri."Ohh, jadi dulu Pak Damar merantau di Jakarta juga?" Pertanyaan Nala terlontar setelah berhasil menelan habis makanan dalam mulutnya.Restoran ini memang berada di
더 보기
Bab 69. Lupa Belum Waxing
Karena gorden ditutup dan lampu tidak dinyalakan membuat suasana dalam kamar tampak remang-remang, membuat dua anak manusia yang terbaring di bawah gelungan selimut semakin nyenyak dalam tidurnya.Posisi keduanya seperti janin yang meringkuk, dengan Bastian memeluk Nala dari belakang, menempelkan tubuh keduanya sedekat mungkin.Sayup-sayup Bastian mendengar suara rintihan hujan, membuatnya sedikit membalikkan tubuh dan melihat dari jendela yang tak sepenuhnya tertutup bahwa hujan memang turun."Hujan, ya?""He'em. Udah bangun?"Pertanyaan itu diabaikan Nala, pandangannya langsung beralih pada ponselnya yang tertindih lengannya. Meraihnya dan melihat jam yang telah menunjukkan pukul lima sore, ternyata keduanya tidur dalam durasi yang terbilang lama.Nala merubah posisinya menjadi menghadap suaminya, keduanya bertatapan selama beberapa detik sebelum Bastian yang mengulurkan tangan, menarik tubuh Nala agar lebih dekat dengannya."Tadi Mas lihat di dapur udah disiapin bahan makanan sama
더 보기
Bab 70. Dicukur Suami
"I-ini Mas yakin? Nanti malah ilfeel, loh?" Sekali lagi Nala bertanya, berharap kali ini suaminya berubah pikiran. Padahal biasanya ia tak tau malu, namun kali ini urat malunya seperti tersambung kembali.Yang ditanya pun menoleh ke arah sumber suara, menghela nafas jengah sebelum kembali berucap, "Yakin. Nggak ada Mas ilfeel kayak gitu.""Ini tempiknya lagi banyak bulunya, loh?""Nggak masalah, semua bentuk tempik udah Mas lihat. Ayo." Bastian menarik pelan tangan Nala, mengarahkan perempuan itu untuk masuk ke dalam kamar mandi. Awalnya memang Nala menahan bobot tubuhnya agar tak terbawa arus Bastian, namun tetap saja akhirnya Bastian bisa membawanya dengan mudah.Kamar mandi dalam kamar ini terbilang cukup luas, meskipun tak seluar kamar mandi di rumah. Di sana ada bath up berukuran besar yang menghadap langsung ke alam terbuka jika tirai kayu dibuka, menyenangkan sekali ketika berendam, tapi mata juga dimanjakan dengan pemandangan alam yang indah ini.Tubuh Nala didudukkan dengan p
더 보기
이전
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status