All Chapters of Mendadak Dinikahi Om-Om: Chapter 71 - Chapter 80
105 Chapters
Bab 71. Let's Play, My Wife
Hembusan angin yang masuk melalui celah jendela mampu membuat anak rambut Nala menari-nari di hadapan Bastian. Namun, sama sekali tak bisa membuat keduanya menghentikan aktivitas yang sudah berlangsung selama kurang dari lima menit ini.Tangan Bastian pun tak lagi bisa tinggal diam, bergerak gelisah meraba setiap inci tubuh Nala sementara ciuman keduanya masih tertaut. Suara decapan khas menjadi pengisi suara di ruangan ini.Sampai pada akhirnya ciuman itu harus terlepas kala Nala memukul dada Bastian dengan kepalan tangannya, menciptakan benang saliva diantara keduanya yang pada akhirnya terputus oleh sapuan tangan Bastian."Akh!"Belum sempat nafas Nala kembali normal, ia langsung dibuat terkejut kala Bastian membanting tubuhnya di ranjang, lalu menindih tubuhnya dan melayangkan ciuman pada ceruk lehernya."Eugh." Lenguh Nala kala tangan besar Bastian meremas gundukan sintal miliknya, membuatnya membusungkan dada dan bergerak gelisah.Seolah ingin mempersingkat waktu, Bastian langsu
Read more
Bab 72. Area Suami-Istri(Cw//🔞)
Nala sudah berbaring tepat di bawah kendali Bastian, tubuh mungil itu terus bergerak gelisah ketika di bawah sana Bastian terus memasukkan dan mengeluarkan jarinya. Basah, hangat, ketat, itulah yang Bastian rasakan."M-mas. Eughhh." Dada Nala membusung, membuat Bastian mendaratkan bibirnya pada dada sintal tersebut, mengecupnya berkali-kali dan meninggalkan jejak kepemilikan di sana. Bibirnya mendarat tepat pada puncak dada Nala, memainkan benda cokelat itu dengan lidah gigitan gemas. "aahhh." Nala mendorong kepala Bastian dengan gelisah.Sial! Rangsangan pada dada dan miliknya di bawah sana benar-benar membuat Nala melayang. Ada rasa aneh yang baru didapatkannya beberapa kali ini atas ajaran Bastian. Rasanya jiwa Nala melayang tinggi, menertawakan raganya yang terus menggeliat bagai cacing kepanasan."M-mas aku mau kel-lu-arghhh.""Iya, sayang, keluarin aja," balas Bastian usai melepaskan bibirnya dari puncak dada Nala. Ia juga merasakan bagaimana dinding vagina Nala berkedut kuat hi
Read more
Bab 73. After Ngewita
"Okay, makasih banyak. Bonus gue transfer."Tut!Panggilan pun berakhir, Bastian menatap lurus ke arah langit yang tampak cerah. Jutaan bintang bertabur di sana, menemani si raja malam. Dihisapnya kuat-kuat rokok yang terjepit diantara jari telunjuk dan jempolnya, menghembuskan asap rokok tersebut dengan perlahan sebelum putung rokok tersebut dimatikan di atas asbak.Ada senyuman yang menggambarkan kebahagiaan tersendiri untuk Bastian, dirinya berhasil memerawani Nala. Iya, dia berhasil menjalankan tugasnya sebagai suami dengan sempurna, akhirnya ia berani mengambil keputusan besar itu."Setelah ini Mas janji sama kamu, Nala. Mas bakalan berjuang lebih keras buat masukin kamu sepenuhnya di hati Mas." Bastian menyentuh dadanya sendiri, menepuknya pelan. "hati ini cuma boleh diisi dan dipenuhi sama kamu, sayang. Cuma kamu."Merasa sudah puas menghirup udara segar, Bastian pun memutuskan untuk kembali masuk ke dalam villa. Tak lupa ia juga mematikan semua lampu yang dirasa tak perlu diny
Read more
Bab 74. Cekrek
Setelah menikmati sesi berendam dan sekalian mandi pagi, Nala merasa tubuhnya jauh lebih segar. Nyeri dan ngilu pada area kewanitaannya pun berkurang banyak."Mas." Bastian menoleh ke arah sumber suara, di mana Nala yang tengah menurunkan bagian bawah dress yang tadinya sempat terlipat. "kok yang dibawa baju-baju ginian, sih? Harusnya kayak yang biasa aku pakai aja.""Iya, maaf. Tadinya mau bawa itu, tapi terlalu makan tempat karena jadi banyak yang musti dibawa."Mau marah dan ngomel bagaimana juga, tidak akan membuat dress yang ada di koper berubah menjadi kaos dan celana jeans kesukaannya. Terlalu membuang tenaga, Nala pun hanya mengangguk pasrah. Kakinya melangkah menuju balkon kamar, menjelang pagi, udara masih begitu dingin.Senyumannya terbit kala netra cokelatnya menangkap bintang kejora yang ada di bagian barat, bintang itu bersinar paling terang. Hanya ia yang masih tetap tinggal bersama dengan bulan, kala jutaan bintang-bintang telah menghilang dari langit.Nala tersentak k
Read more
Bab 75. Pantai Pasir Pink
Tepat sekali! Satu bidikan yang pas menangkap potret Bastian mencium bibir Nala dengan latar keindahan sunrise di pantai.Beberapa detik ciuman itu bertahan, karena Nala tak memberi balasan akan ciuman tersebut, Bastian pun berinisiatif untuk melepaskannya. Belum benar-benar terlepas, Nala langsung mengalungkan tangannya pada leher sang suami. Memutar kepalanya ke kiri dan mulai menyesap bibir tipis Bastian, memberikan lumatan-lumatan serta gigitan gemas di sana.Tentu saja Bastian senang bukan main, senyumnya terbit disela-sela ciuman kali ini. Kameranya langsung ia lepaskan dari genggaman tangan, beralih menahan tengkuk sang istri untuk memperdalam ciumannya.Kepala keduanya berputar ke kiri dan kanan guna mencari titik kenikmatan yang pas. Jika dipikir-pikir adegan kali ini mirip dengan scene dalam drakor atau film romantis lainnya.Beradu bibir dengan background suasana pantai di pagi hari dan soundtrack suara gemuruh ombak yang terus datang dan pergi ditambah kicauan burung yang
Read more
Bab 76. Terserah!
"Mas, kamu yakin kita pulang sekarang? Kita baru sampai kemarin, loh?"Tanpa menghentikan kegiatannya yang tengah memasukkan semua pakaian ke dalam kopernya, Bastian berkata, "Iya, nanti kita liburan lagi. Mas beneran harus pulang, Teta sakit dan kamu tau sendiri kan dia nggak punya siapa-siapa lagi selain Mas? Jadi, kita pulang dulu, ya."Nala mengerjabkan matanya pelan. Suaminya ini terlalu perduli dengan orang lain lantaran orang itu adalah masa lalunya atau memang sifat asli Bastian yang juga begini kepada orang lain. "Dia udah gede, Mas. Dia bisa pergi ke dokter sendiri. Ngapain Mas yang repot kayak gini, sih? Mas masih cinta ya sama dia?"Berhubung dengan kegiatan berkemasnya yang sudah selesai, Bastian pun menegakkan kembali tubuhnya dan menghadap Nala. "Dia tetep perempuan, Nala. Kamu bisa nggak sih jangan tanya yang aneh-aneh dulu, nggak tepat waktunya. Sekarang ayo, kita pulang." Bastian langsung menarik tangan Nala dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya telah bers
Read more
Bab 77. Dua Wanita Masa Lalu
Saja menginjakkan kakinya di Jakarta, Bastian langsung sibuk merogoh ponselnya, menghubungi seseorang yang menjadi alasan utamanya untuk kembali ke ibu kota."Iya, Bas?"Suara lemah dari seorang di seberang sana langsung menyapa rungu Bastian, kakinya masih sibuk melangkah dengan pandangan lurus ke depan, sebelum menoleh ke sana ke mari guna mencari taksi. "Kamu di mana? Gue udah pulang ke Jakarta, parah nggak sakitnya?""Masih sama kayak dulu, Bas. Sakit banget.""Tunggu, gue jalan ke sana."Benda pipih itu kembali di kantongi, ketika pandangan matanya berhasil menemukan taksi kosong di pinggir jalan. Tanpa menunggu lama lagi ia pun masuk ke dalam."Pak apartmen Bulan."Laki-laki paruh baya yang telah duduk di kursi kemudi itupun lekas menganggukkan kepalanya, sebelum menyalakan mesin mobil dan melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang.Sepanjang perjalanan, kaki Bastian terus bergerak gelisah. Jujur, hatinya tak tenang dengan pikiran terus tertuju pada Teta. Rahangnya beberapa
Read more
Bab 78. Ternyata Kita Bukan Rival
Ada akhirnya Nala memustuskan untuk pulang keesokan harinya. Tentu saja liburan kali ini tak lagi menarik untuknya, bahkan selepas kepulangan Bastian saja Nala terus menangis di dalam kamar. Kini, pada akhirnya Nala sudah berada dalam kondisi tak lagi ingin menangis, sudah lelah rasanya dan tentu saja karena pasokan air matanya telah habis."Makasih, Pak.""Sama-sama, titip salam buat Bastian, ya, kok pulang nggak bilang-bilang dulu." Nala hanya tersenyum menanggapinya.Setelahnya Nala pun melangkahkan kaki meninggalkan laki-laki itu, sebentar lagi penerbangannya akan segera tiba. Tentu saja Nala tak ingin kejadian di Bali waktu itu terulang lagi, apalagi saat ini mood-nya jauh lebih buruk dari pada saat itu.Setelah mendudukkan bokongnya di kursi pesawat, Nala pun langsung memejamkan matanya, berharap kantuknya akan segera datang agar otaknya kembali bisa beristirahat. Semoga selamat sampai tujuan."Elo?"Belum sampai satu menit Nala memejamkan matanya, rungunya mendengar suara yang
Read more
Bab 79. Andai....
"Yakin mau nginep sini?" tanya Bella memastikan. Sebenarnya tak masalah jika Nala benar-benar mau menginap di sini, tapi, mengingat masa lalu keduanya agaknya tak mungkin keduanya menjadi dekat hanya karena telah berbagi cerita selama dipenerbangan.Yang ditanya pun langsung menoleh ke arah sumber suara. "Ya, sebulan.""Lama banget, tai." Meskipun mengomel, tapi Bella langsung menekan beberapa digit sebelum pintu apartmennya terbuka.Nala mengikuti langkah kaki perempuan di depannya ini, memasuki apartment yang terbilang cukup luas, apalagi hanya dihuni oleh satu orang.Saat memasuki apart Bella, pandangan mata Nala tak pernah berhenti berkeliling. Semuanya terlihat bersih dan rapi, dapat Nala tebak jika sosok Bella ini menyukai pekerjaannya, menjadi seorang model terkenal.Ahh, rupanya bakatnya ini sudah terbentuk dari lama. Netra cokelat Nala melihat beberapa potret saat Bella mengenakan pakaian sekolah, sepertinya tengah menjadi model cilik dari produk tas punggung. Wajahnya masih
Read more
Bab 80. Baju Yang Paling Kusayang
"Eugh." Lenguh Nala sembari menggeliat pelan, kelopak matanya perlahan mulai terbuka, hingga warna putih langit-langit kamar menjadi yang pertama kali dilihatnya. Suara dengkuran halus dengan tangan besar yang melingkar di perutnya membuat Nala lekas menoleh ke arah sumber suara.Iya, itu adalah Bastian, suaminya. Tengah tertidur pulas menghadapnya, sementara tangan dan kakinya menumpang di tubuhnya, seperti tengah memeluk guling. Senyuman Nala langsung mengambang melihat pemandangan indah ini, ia menyingkirkan tangan dan kaki Bastian dengan perlahan, dilanjut dengan mengubah posisinya menjadi miring, berhadapan dengan sang suami."Suamiku ganteng banget." Jari telunjuk kecil itu tergerak untuk menyentuh kening Bastian, menyingkirkan anak rambut yang mengganggu pemandangannya. Berlanjut turun menyusuri pipi itu hingga akhirnya berhrnti pada rahang yang tampak menonjol tersebut, inilah salah satu daya pikat seorang Bastian.Tak cukup puas dengan itu, tangan Nala kembali menelusuri area
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status