Share

Bab 78. Ternyata Kita Bukan Rival

Ada akhirnya Nala memustuskan untuk pulang keesokan harinya. Tentu saja liburan kali ini tak lagi menarik untuknya, bahkan selepas kepulangan Bastian saja Nala terus menangis di dalam kamar. Kini, pada akhirnya Nala sudah berada dalam kondisi tak lagi ingin menangis, sudah lelah rasanya dan tentu saja karena pasokan air matanya telah habis.

"Makasih, Pak."

"Sama-sama, titip salam buat Bastian, ya, kok pulang nggak bilang-bilang dulu." Nala hanya tersenyum menanggapinya.

Setelahnya Nala pun melangkahkan kaki meninggalkan laki-laki itu, sebentar lagi penerbangannya akan segera tiba. Tentu saja Nala tak ingin kejadian di Bali waktu itu terulang lagi, apalagi saat ini mood-nya jauh lebih buruk dari pada saat itu.

Setelah mendudukkan bokongnya di kursi pesawat, Nala pun langsung memejamkan matanya, berharap kantuknya akan segera datang agar otaknya kembali bisa beristirahat. Semoga selamat sampai tujuan.

"Elo?"

Belum sampai satu menit Nala memejamkan matanya, rungunya mendengar suara yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status