All Chapters of Bekas Bini: Chapter 71 - Chapter 80
103 Chapters
68. Sayang ....
Naya kembali terdiam setelah mendengar penjelasan dari Dimas, suaminya. Mungkin dia kini sedang menduga duga apa yang menjadi amanat dari Rizal ke mereka. "Dim, apakah kamu ikhlas kita berada di rumah mama, bukannya di rumah yang kamu siapkan buat kita?" tanya Naya tiba tiba. Hingga membuat Dimas sontak menatapnya, tajam."Kenapa? Apakah kamu meragukan ucapanku?" tanya Dimas, terdengar tak mengenakkan."Tidak ... aku hanya ingin memperjelas jawabanmu saja, secara kamu kan sudah mati matian membuat rumah dengan berisi perabotan yang kau pilih dengan Papa Adi, masak iya kamu nggak ada rencana untuk di tinggalin?" Naya menjawab sekaligus bertanya. "Ikhlas, asalkan kamu bahagia. Lagian, aku mempunyai rencana, nanti selesai tujuh harinya Papa Adi, aku ingin sesekali mengajak Mama, dan mas Faris untuk menginap di rumah kita, bagaimana, apakah kamu setuju dengan apa yang aku rencanakan?" tanya Dimas sambil tetap fokus pada penglihatan"Atau kalau kau keberatan, atau mungkin takut Mama kec
Read more
69. Tentang Amanah
Phone on[Halo, Dim ada di mana? Di rumah sakit, apa di rumah?] tanya Faris saat mendengar nada sambung di seberang sudah terjawab. [Ada di rumah sakit, Mas. Tapi sepuluh menit lagi aku sudah selesai. Ada apa, Mas?] Terdengar jawaban Dimas.[Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, dan ini tidak bisa di omongin di rumah, bakalan kurang pas rasanya. Apakah kita bisa ketemu di luar dulu, sebelum kau pulang?][Bisa! Share lokasi saja, Mas. Nanti aku datangi kalau sudah selesai di rumah sakit, nggak pa pa kan?][Kalau kamu sudah selesai, kamu telpon aku aja, biar aku nggak nunggu terlalu lama, gimana?][Siap, Mas! ][Makasih ya Dim, aku tunggu panggilanmu! ] Faris tampak berseri saat mendengar kesanggupan adik iparnya.Phone off****"Siapa Ris?" tanya seorang perempuan cantik, dengan busana berjilbab, sangat menarik, terlihat seperti perempuan masa kini."Dimas, aku mengajaknya untuk bicara di luar rumah," jawab Faris pada perempuan yang pernah dia perkenalkan bernama Rika pada Mamanya.
Read more
70. Janganlah dong, Mas ....
Mendengar ucapan mas Faris yang membahas tentang Papa Adi, Dimas teringat saat saat terakhir, ketika dia bersama dengan Papa mertuanya sedang membahas tentang Faris dan Naya."Mas Faris tahu nggak apa yang sebenarnya Papa Adi inginkan?" Tiba tiba Dimas menyelutuk begitu saja."Maksudmu? Tentang apa?" Faris balik bertanya, karena masih kurang paham dengan pertanyaan Dimas."Tentang mas Faris dan Naya, tentunya Mas!" jawab Dimas gemes karena mas Faris masih nanya juga."Kalau tentang aku, aku paham sekali, karena beliau juga selalu mengatakan ini kepadaku, yaitu menjaga Ivana dan si kembar, serta harus membahagiakannya." Dengan begitu percaya diri, Faris menjawab."Mas Faris tahu nggak? Kenapa Papa dan Mama sangat mencintai Ivana?" Lagi, seolah tak puas dengan jawaban yang mas Faris lontarkan, Dimas kembali mengajukan pertanyaan."Karena dia bersedia menjadi pengantin pengganti untuk keselamatan nama baik keluarga bukan, semua orang juga sudah tahu, Dan. Aku juga tidak bisa memungki
Read more
71. Assalamualaikum Baba ...
"Ivana mana, Nek? Kok nggak kelihatan?" tanya Naya begitu mereka bertiga sudah tiba di rumah si kembar."Ada di kamarnya, Nay. Kasihan sepertinya dia sedih banget dengan kepergian Rizal, susah makannya, kayaknya sih nangis terus," jawab Nenek dengan wajah sedih."Aku samperin ke atas, boleh ya Nenek?" pamit Naya."Kok masih pakek pamit segala sih, Nay, kayak yang baru ke sini aja. Cepetan deh ke atas, agar cucu Nenek bisa segera senyum lagi."Naya mengangguk dan terus melangkah menaiki anak tangga menunju kamar Ivana, meninggalkan Faris dan Dimas di bawah."Kalian mau ketemu dengan Damar kan, ya?" tanya Nenek pada dua lelaki yabg sedang menunggu di ruang tamu."Iya Nenek, Ayah Damar ada di mana?" tanya Dimas. "Sepertinya tadi ada di kamar si kembar, lagi rewel rewelnya, mungkin nyetrum dengan kondisi hatinya si Ivana kali, ya? Ikut sedih juga." Nenek berkata dengan wajah yang muram."Kalian sudah sampai ternyata." Terdengar tiba tiba suara bariton khas milik Ayah Damar yang sedang m
Read more
72. Harus malam ini ?!
Semenjak si kembar ada di rumah keluarga Adi, seluruh keluarga kompak bergantian merawat dan melayani keperluan si kembar, apalagi Faris sebagai Papa kandung dari si kembar, dia senantiasa siaga setiap saat, sepulang kantor langsung pulang, hanya untuk menatap dan bercanda dengan si kembar.Secara bergantian pula Faris, Dimas dan Naya ke rumah Ivana untuk mengambil stock asi buat si kembar."Ris, kamu pindah sana ke kamarmu sendiri, nggak enak kalau kamu tidur di sini," kata Mama sambil melirik Nanny si kembar yang sedang tertidur di sofa sebelah Ghani, malam itu tanpa sengaja Faris tertidur di sofa sebelah Ghina, karena terlalu senang hingga sedikit mengabaikan istirahatnya.Faris hanya mengangguk tanpa membantah terus melangkah pergi dari kamar si kembar menuju kamarnya sendiri, beberapa kali terlihat Mama Via menggelengkan kepalanya, saat melihat Faris berulang kali mengangkat tangannya menutupi mulut yang menguap karena mengantuk dengan kemeja dan dasi yang sudah tidak rapi lagi.
Read more
Bab 73
"Ke mana Naya, Dim? Kenapa dia membiarkanmu sendirian saja, turun ke bawah?" tanya Mama Via yang sedang membenahi meja makan dengan lauk dan nasi yang di bawa oleh seorang asisten rumah tangga, saat di lihatnya Dimas sendirian, sedang berjalan turun dari anak tangga."Tadi sehabis sholat subuh, tidur lagi, Ma. Mungkin masih kecapekan," jawab Dimas sambil menatap meja makan, tak berani berbalas pandang dengan Mama. Hanya menganggukkan kepala sebentar, kemudian Mama Via beranjak dari dapur, naik anak tangga ke lantai atas."Aku tinggal ke kamarnya si kembar ya, Dim. Nggak papa kan?" pamit Mama yang berhenti di tengah anak tangga, sambil membalikkan badannya menghadap ke arah Dimas. "Iya, Ma. Silahkan!" jawab Dimas sambil cengar cengir sendiri.Setelah punggung Mama Via tidak kelihatan lagi dari tempat Dimas berada, segera tangannya meraih piring dan meletakkan beberapa pilihan lauk di piringnya.Baru saja Dimas menyuapkan makanan ke dalam mulut, terdengar langkah sepatu turun dari ta
Read more
Bab 74
"Ris, nanti sore ada waktu nggak?" tanya Rika yang kebetulan sengaja datang ke kantor Faris, siang itu."Aku harus pulang cepat, karena Mama tidak ada yang bantu untuk menjaga si kembar, bagaimana kalau kamu ikut ke rumah saja? selain bisa lebih dekat dengan saudara dan Mamaku, juga biar bisa lebih akrab lagi dengan si kembar. Bukankah nantinya mereka akan menjadi anak -anakmu pula." jawab Faris, sambil terus menanda tangani berkas berkas yang berada di hadapannya. Tentu saja dia tak melihat bagaimana perempuan yang sekarang dekat dengannya itu, sedang memasang raut muka yang tak mengenakkan."Tidak bukan seperti itu yang aku mau, maksudku kita berdua saja tanpa di ganggu," jawab Rika, dengan tangan kanan menarik salah satu kursi yang berada di depan meja Faris."Apa maksudmu dengan di ganggu, siapa yang mengganggu?" Seketika itu pula, Faris menghentikan aktifitasnya, kemudian mengalihkan pandangan yang semula pada kertas di atas meja, terganti ke wajah cantik di depannya."Kamu ber
Read more
75. Terbaik
Baru saja ponselnya di letakkan di atas meja, benda pipih itu kini bergetar dan berbunyi lagi. [Assalamualaikum, Ma. Ada apa?] sapa Faris saat ada nama Mama di layar ponselnya.[Ris, apakah kamu meminta seseorang untuk mengirimkan orang ke rumah ini? Sebab orang yang dulu menjaga rumah di Damar, sekarang ada di sini.][Iya, Ma. Tadi Faris yang meminta pada pak Parman. Pokoknya Mama sekarang tenang saja, nanti kalau aku sampai di rumah, akan ku jelaskan kenapa aku mengundang mereka, ok!"] jawab Faris. [Iya, Mama menunggumu. Hati hati dalam perjalanan pulang, Ris.][Iya, Mama, aku akan selalu ingat nasehatmu, Mama juga jangan lupa istirahat, apa perlu aku tambah Nanny buat si kembar.] [Tidak! Tidak perlu. Mama sudah sangat senang sekali bisa merawat dan mengurusi mereka dengan menggunakan tangan Mama sendiri.] Mendengar apa yang di katakan Mamanya, seketika pula terbersit senyum di bibir Faris. [Baiklah, Ma. Apa pun asalkan kau senang, aku akan usahakan.][Hahaha ... Makasih ya Ris.
Read more
Bab 76
"Kau sudah pulang Ris?" tanya Mama Via yang sedang berada di ruang makan, langsung menoleh pada Faris yang sedang melintasi ruang makan hendak menaiki tangga."Iya, Ma," jawab Faris yang menghentikan langkah menuju anak tangga Namun berbalik ke ruang makan, menemui Mama Via dulu, memeluk dan menciumi kedua pipi wanita yang sudah melahirkannya."Mandi dan turunlah makan, mama tunggu di sini," titah Mama sambil tersenyum."Iya, Ma." Faris menjawab sambil terus melangkah menaiki anak tangga menuju lantai atas di mana kamarnya berada.Sedangkan mama Via meneruskan aktifitas menyiapkan makan malam, yang tadi sempat terhenti karena kedatangan anak lelakinya.Selang beberapa saat, Faris sudah turun dari lantai atas dengan menggunakan kaos dan celana pendek, santai sekali."Naya dan Dimas ke mana, Ma? Dinas malamkah?" tanya Faris sembari duduk di kursi tempat biasanya kalau dia makan."Hari ini, hari ke tujuh Rizal meninggal dunia. Tadi Dimas dan Naya sudah pamit mau datang ke pengajiannya.
Read more
77. Bagaimana jawabmu?
Hari yang indah, setelah beberapa tahun lamanya Naya dan Ivana berkutat di perkuliahan akhirnya hari ini mereka akan resmi menyandang gelar kehormatan.Keluarga Naya dan keluarga Dimas serta keluarga Ivana berkumpul menjadi satu, tak lupa si kembar bersama Nanny dan pengawalnya. Ada yang berbeda saat nama Ivana di sebut, air mata semua keluarga tak terbendung, mengingat jasa almarhum Rizal yang telah banyak membantu dan mendukung Ivana hingga bisa mendapatkan gelar akademiknya saat ini. "Ayah Damar, maaf ada sesuatu hal penting yang ingin saya bicarakan pada Ayah dan Ivana, kalau berkenan setelah acara ini selesai, kita berkumpul dulu di rumah saya, bagaimana?" pinta Faris yang secara khusus menghampiri ayah Damar setelah selesai foto, bersama putrinya."Penting sekali kah Faris?" Ayah Damar bukannya memberikan jawaban malah balik bertanya."Menurut saya iya, karena ini tentang keinginan terakhir Papa Adi yang ingin saya sampaikan." Faris memberikan sedikit keterangan tentang pent
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status