All Chapters of Pembuktian Pria yang Terbuang: Chapter 31 - Chapter 40
60 Chapters
Hasrat Ingin Menghabisi
Dua hari telah berlalu, Barnard melihat dan menjenguk Shua di rumah sakit karena mendengar kabar kecelakaan yang berada tidak jauh dari bar, awalnya Barnard berpikir kalau pelakunya adalah Jack tapi saat ia melihat keadaan Shua pikirannya berbalik pada Xiauli, Barnard begitu yakin kalau Xiauli yang telah membuat Shua seperti sekarang ini. Tubuh shua masih terbaring tidak berdaya sementara Xiauli kini telah berada di kantor Shua dan memindahkan semua data-data penting perusahaan. Daripada memikirkan adiknya Xiauli lebih memikirkan harta orang tuanya yang tidak boleh jatuh ke tangan adiknya sepeserpun. Sebenarnya Barnard tidak ingin ambil pusing dengan urusan Xiauli dan adiknya tapi Xiauli yang menginginkan Barnard hadir dalam perseteruan antara kakak dan adik yang begitu seru. Barnard kini memiliki ide cemerlang, melalui temannya ia akan mencari tahu siapa orang di balik kecelakaan Shua dan memeras Xiauli, jika pun Xiauli enggan memberikan uang untuknya setidaknya ia bisa lepas dari
Read more
Jebakan
"Apa Anda sendirian tuan, Jack?" tanya Barnard sesaat setelah menghampiri Jack yang baru saja keluar dari dalam kamar. Jack baru saja menikmati kehangatan bersama beberapa orang wanita sekaligus, itu membuatnya lelah. Jack mengabaikan Barnard yang berada di depannya lalu berjalan meninggalkan Barnard begitu saja. "Tuan Jack!"Jack menghentikan langkahnya saat suara Barnard terdengar meninggi, sementara Barnard memberikan kode pada asistennya untuk mengantarkan segelas air ke pada Jack, air itu tak lain adalah bir. "Silakan diminum, itu permohonan maaf dari saya, bagaimana kalau malam ini saya yang mentraktir Anda untuk minum sepuasnya?!" Barnard mengangkat alisnya saat melihat Jack menerima minuman yang disuguhkan oleh Frans padanya. "Ide bagus, aku harus memberimu pelajaran." Jack tersenyum sinis lalu berjalan terhuyung menuju salah satu pintu yang tertera nomor setelah mengatakan itu di dalam hatinya. Barnard mengusap rambutnya lalu mengikuti langkah Jack yang berjalan sempoyon
Read more
Menerima Misi Lagi
Dua hari berlalu, Jack terbaring di rumahnya. Jack sama sekali tidak di bawa ke rumah sakit karena pesan Jack pada anak buahnya jika ia terkena peluru atau dalam masalah ia tidak akan bisa berobat ke rumah sakit karena tidak akan aman, walau pun anak buahnya menjaga dengan ketat karena Jack begitu banyak musuh di setiap pelosok kota. Hari ini Jack sudah sedikit membaik, namun tidak dengan perasaannya saat ini. Jack memikirkan putrinya yang saat ini entah di mana. "Kemarilah!" perintah Jack saat melihat Elvaro berada di ambang pintu. Menantu yang sebelumnya ia banggakan itu terlihat begitu takut, dengan langkah ragu Elvaro mendekati Jack yang masih terbaring di ranjang. Saat melihat Elvaro mendekat, Jack segera bangkit lalu mencekik leher Elvaro dengan gerakan cepat. Walau dalam keadaan sakit tapi Jack begitu kuat, ia mampu membuat Elvaro tidak dapat berkutik karena cekikan yang begitu mematikan. "Ergh .... lepaskan aku, Daddy." Suara Elvaro terdengar lirih. "Katakan di mana kau
Read more
Tuduhan
Barnard seolah tidak percaya, saat ini dia berada di kota Zeile setelah dua hari perjalanan. Ada rasa menyesal di hati Barnard saat menerima tawaran dari Xiauli, bagaimana bisa ia akan membunuh satu keluarga hari ini, terlebih Barnard harus melupakan janjinya pada Frans untuk kembali lebih awal. "Permisi." Barnard berada di ambang pintu. Benar saja, dirinya di sambut oleh seorang wanita tomboy, Barnard sejujurnya kagum namun ia harus bisa membuat misi ini selesai demi perhiasan dengan harga yang fantastis. "Kau mencariku atau mereka?" tanya wanita yang ada di foto yang ditunjukkan oleh Xiauli. "Kalian semua." Barnard mengeluarkan pistol lalu menembak ke arah Jhesi. Diiringi dengan suara tembakan Barnard Jhesi pun menundukkan kepalanya hingga Jhesi mampu menghindari tembakan Barnard. Tidak puas di situ, Barnard justru mendekati Jhesi lalu menembak dari arah dekat namun Jhesi yang lincah segera melompat ke balik sofa untuk bersembunyi. Barnard berpikir, jika Jhesi di balik sofa ma
Read more
Barnard Tertembak
Barnard melemparkan beberapa beberapa patung berharga do depan Xiauli, "Bagaimana? Kau masih meragukanku?" "Wah, kupikir kau akan mati di tangan wanita itu." Xiauli meraih patung kuno yang Barnard lemparkan di depannya lalu melihat-lihat. Semua perhiasan patung terlihat begitu mewah dengen desain kuno, harga yang ditawarkan oleh musium begitu fantastis namun tujuan Xiauli yang sebenarnya bukan itu, ia ingin membuat Barnard terjebak dalam satu masalah namun Barnard tidak menyadarinya. "Jadi aku sudah bebas dari kontrak yang kau buat bubukan?" Barnard menatap Xiauli lalu beranjak dari tempatnya. Memberanikan diri lagi datang ke rumah Xiauli setelah beberapa lama Barnard tidak datang ke rumah itu, mata Barnard menatap kamar yang sebelumnya berpintu baja namun kini sudah berganti dengan pintu biasa. "Apa yang kau lihat?" tanya Xiauli saat ia menyadari Barnard menatap pintu kamar. "Tidak ada." Barnard meninggalkan Xiauli begitu saja. "Tunggu!" Langkah Barnard terhenti saat mendengar
Read more
Rahasia Masa Lalu
Di ruangan gelap kini Barnard berada, ia telah sadar dari pingsannya, beberapa jam yang lalu George membawanya pada Carlos dan berharap Carlos segera membuat Barnard tunduk pada salah satu bosnya namun pikiran George tidak sama dengan apa yang Carlos pikirkan. Mata Barnard menatap sekeliling, ada cahaya remang-remang di sudut ruangan, ruangan yang ia tempati saat ini begitu dingin dan tidak memakai penutup tubuh sama sekali selain pakaiannya. Barnard menggerakkan kakinya namun ia tidak bisa melakukannya sama sekali. Tak lama terlihat cahaya begitu terang, nyatanya seseorang membuka pintu namun Barnard justru memejamkan matanya kembalikembali sampai lampu ruangan telah dinyalakan. "Masih saja tertidur padahal sudah 24 jam lebih, kupikir kau akan segera sadar setelah ini." Suara yang cukup ia kenal membuat Barnard bertanya-tanya kenapa sampai ia bisa ada di ruangan gelap seperti ini. Berlahan Barnard menyipitkan matanya, ia melihat Carlos menggantikan perban yang membalut kakinya ya
Read more
Musuh Lain
Sebulan telah berlalu, setelah penyiksaan yang membuat Starla kini berada di ruang operasi Jack justru mencari cara untuk membuat Barnard jatuh ke dalam kemiskinan kembali. Sampai saat ini Jack tidak ingin hartanya jatuh ke tangan Barnard walaupun itu sudah hak Barnard sepenuhnya. "Bangsat! keluar kau!" Jack saat ini bertolak pinggang di depan perusahaan KENKO. Berharap Barnard yang keluar namun justru seseorang yang tidak ia harapkan keluar dari dalam perusahaan itu. "Panggil Barnard, aku akan membuatnya meregang nyawa detik ini itu juga," kata Jack lalu mengambil pistol di dalam saku jasnya. "Bos sedang ada di luar kota untuk pemu ...." Nyaris saja Frans mengatakan kalau Barnard sedang berada di luar kota untuk pemilihan kondisi kesehatannya yang smakin menurun. "Pemu? Apa dia pemuja wanita? Haha ini lebih bagus, aku akan lebih mudah membuatnya jatuh." Jack terkekeh lalu melangkah meninggalkan perusahaan yang dulu begitu ia pertahankan. Penanaman modal atas janji palsu yang ia
Read more
Dipertemukan Kembali
Siang telah berlalu, kini malam mulai menyambut dalam peristirahatan. Tubuh Barnard terkapar di bibir pantai, wajahnya pucat sementara satu kakinya penuh luka gigitan predator. "Arghh ...." "Seseorang. Tolong!" Barnard merintih lalu mencoba menyeret kakinya menjauh dari air yang begitu asin. Semakin sesekali air asin itu menyirami kakinya maka semakin terasa perih yang begitu merusak setiap sel dalam tubuhnya. Namun Barnard tidak bisa menyeret kakinya menjauh dari bibir pantai untuk lebih jauh lagi, hingga napasnya kembali tersenggal lalu ia kembali pingsan. Terlalu lama berada di dalam air dan kehabisan darah karena gigitan predator membuat Barnard kehilangan banyak darah hingga membuat ia begitu lemah. Seseorang dari kejauhan menatap Barnard begitu dalam, melepas lelah sepulang dari memuaskan orang-orang yang haus akan nafsu membuatnya merasa menyesal dan ingin menyendiri dari hiruk pikuk perkotaan. "Apa Anda baik-baik saja?" tanya wanita cantik itu sambil menguncang tubuh Barn
Read more
Rahasia Yang Belum Terkuak
Hari ini di rumah temannya Flow, laki-laki yang ia tolong terbaring tak berdaya. Barnard tidak ingin di bawa ke rumah sakit lagi, ia lebih memilih menyembuhkan lukanya dengan membayar dokter mahal untuk mengunjunginya setiap waktu. Saat ini Barnard benar-benar tidak bisa beraktivitas, ia bahkan sulit untuk berjalan ke kamar mandi. Flow mendekati Barnard lalu duduk di tepi ranjang, lama wanita itu memandang wajah Barnard yang masih terlelap, "tampan." Wajah Flow kian dekat dengan wajah Barnard hingga napas Flow dapat Barnard rasakan sampai membuatnya terbangun. Maaf, lanjutkan tidurmu. Aku akan pergi." Flow hendak beranjak dari duduknya namun satu tangan Barnard mencegah kepergian Flow. "Kau ... kenapa kau menolongku?" tanya Barnard pada wanita yang hanya memakai tanktop tipis di depannya. "Aku ingin, apa aku harus mengulang kata-kata yang aku ucapkan kemarin, Tuan?!" terlihat Flow memandang kesal ke arah Barnard. "Tidak ... aku masih tidak percaya kalau kau mencintaiku setelah p
Read more
Kerja Sama
Hujan membasahi kota, saat beberapa bulan telah berlalu. Kesehatan Barnard telah kembali membaik setelah Carlos mengobati diri Barnard dengan beberapa ramuan trobosan yang Carlos buat. Namun seseorang menatap Barnard dengan tatapan nyalang di ujung jalan saat Barnard hendak masuk ke dalam perusahaannya, hari ini Barnard mulai kembali aktif di perusahaannya namun sangat di sayangkan pertambangan batu bara miliknya harus di hentikan karena fitnah seseorang yang telah merugikan dirinya namun Barnard akan tetap mencari tahu siapa di balik usaha yang terus menerus membuat dirinya jatuh. Tatapan Barnard tertuju pada meja yang ada beberapa laptop dan komputer yang tidak terpakai karena karyawannya tidak dapat hadir ke perusahaan dengan segala alasan yang mereka berikan. Semenjak Barnard sakit, perusahaan miliknya telah banyak memberikan perubahan yang tidak baik, beberapa waktu lalu perusahaan itu naik pesat, penjualan pil penenang yang mereka geluti itu laku keras walaupun keuntungannya
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status