All Chapters of Ayah Beranak Tiga yang Hebat: Chapter 151 - Chapter 160
790 Chapters
Bab 151
Akan tetapi, Daniel tidak bertanya apa-apa lagi.Yasmin bersandar ke dada Daniel dengan lemas. Kepalanya terasa berat.Dulu dia adalah keponakan Klara dan dia sudah sering disiksa.Kalau dia menjadi anak kandung Klara, bukankah Daniel akan menjadi sangat membencinya sehingga ingin dia mati?Hal itu membuat Yasmin sangat takut. Dia pun gemetaran di dalam pelukan Daniel.Daniel mengambil jas di samping, lalu menutupi bahu Yasmin yang terekspos dan tubuhnya yang menggigil.Dalam mobil yang tertutup ini terasa hening.Karena kelelahan, Yasmin tertidur.Saat dia terbangun, dia sudah di Taman Royal.Langit di luar tampak cerah. Yasmin melirik ke arah jam dan ternyata sudah hampir jam sepuluh.Bisa-bisanya dia ketiduran di pelukan Daniel.Ada satu set baju baru di samping tempat tidur.Setelah Yasmin berpakaian, dia keluar dari kamar dan turun ke bawah.Saat Tony melihat Yasmin, dia buru-buru menghampiri Yasmin. "Nona Yasmin sudah bangun, ya. Aku sudah menyiapkan makanan untukmu. Apa kamu mau
Read more
Bab 152
Sebenarnya, pria itu terlihat seperti pria bajingan yang tidak bisa dipercaya.Selama Yasmin bertanya, dia bisa mengetahui kebenarannya.Dia mengangkat telepon, lalu berkata, "Tante ....""Malam ini Tante akan memasak untukmu. Apa yang ingin kamu makan? Tante akan membeli bahan-bahannya." Terdengar suara ceria Klara. Memasak untuk keponakannya seolah-olah adalah hal yang sangat gembira.Kalau dulu, Yasmin pasti akan merasa sangat hangat. Namun, sekarang ...."Yasmin?""Ya?""Kenapa nggak berbicara?""Apa kamu sudah makan siang?" tanya Yasmin. "Bagaimana kalau kita makan bersama di luar?""Sekarang? Tante mencari restoran, lalu pesan ruangan dulu, ya?""Oke."Ketika Yasmin masuk ke ruangan, Klara sedang menuangkan teh ke dua cangkir.Padahal itu tugas seorang pelayan, tapi Klara malah ingin melakukannya sendiri."Hai, Yasmin!" Klara meletakkan menu di meja, kemudian berkata, "Cepat lihat. Pesan makanan kesukaanmu."Yasmin berjalan mendekat, lalu dia menyingkirkan tasnya. Dia berkata den
Read more
Bab 153
Seorang pelayan masuk. Ketika dia melihat Yasmin sedang menangis, untuk sesaat dia tidak tahu seharusnya dia masuk atau keluar.Yasmin merasakan ada orang lain di ruangan. Dia menegakkan tubuhnya, lalu menghapus air mata di wajahnya.Ketika melihat makanan di tangan pelayan, Yasmin tahu dia tidak bisa mengembalikan makanan tersebut, tapi dia benar-benar tidak ada selera makan sedikit pun.Pada saat ini, menolak kebaikan Klara adalah satu-satunya cara Yasmin menunjukkan sikap keras kepalanya.Yasmin berkata, "Berikan aku tagihannya.""Apa Anda mau membawa pulang makanan-makanan ini?"Yasmin berdiri dan menjawab, "Nggak perlu. Kalian makan saja."Ketika pelayan itu terkejut, Yasmin keluar.Ketika dia ingin membayar tagihan, dia baru tahu ternyata Klara sudah membayarnya.Yasmin pun tidak menunjukkan reaksi apa pun. Dia langsung pergi.Sinar matahari tidak terik, tapi dia merasa pusing.Siapa yang bisa memberitahunya kenapa orang tua kandungnya saja bisa palsu? Apa lagi yang benar?Setela
Read more
Bab 154
Yasmin jelas-jelas tidak berteriak, 'kan?"Ya. Apa ada lagi yang ingin kamu katakan?" tanya Daniel sambil menggigit telinga Yasmin.Yasmin mengernyit kesakitan. Lalu, dia tiba-tiba menundukkan kepalanya untuk menggigit telunjuk Daniel dengan kuat.Daniel mengerutkan alisnya, tapi dia tidak menarik jarinya dari gigitan Yasmin. Dia malah tersenyum sambil bertanya, "Kamu mau mematahkan jariku, hm?"Ya, Yasmin ingin sekali mematahkan jari Daniel.Bagaimana tidak?Apa takdir Yasmin adalah melunasi utang ibunya?Ya, Daniel makin mempunyai alasan!Bagi Daniel, seorang putri lebih dekat dengan garis keturunan orang berdosa itu daripada seorang keponakan.Ketika Yasmin bangun, hari sudah siang.Sebelum dia dapat menggerakkan tubuhnya, dia sudah merasakan nyeri di mana-mana.Setelah dia memakai pakaiannya, dia menyeret tubuhnya yang lemas ke bawah.Dia duduk di sofa aula, kemudian melihat sekeliling.Yasmin mengingat ketika dia pulang semalam, Daniel memperlakukannya dengan kasar dan Yasmin meni
Read more
Bab 155
"Yasmin, kamu yang memberi tahu Jason, 'kan?" tanya Klara dengan panik. "Sekarang Jason bertanya padaku apakah dulu aku pernah melahirkan. Apa kamu yang memberitahunya? Aku sudah memberi Steven uang. Seharusnya dia nggak akan memberi tahu Jason!""Bukan aku." Yasmin tidak ingin berbicara dengan Klara lagi, jadi dia berkata, "Sudah, ya."Dia meletakkan ponselnya di samping, kemudian lanjut makan.Daniel tidak menunjukkan ekspresi apa pun.Akan tetapi, Yasmin tahu kalau Daniel sudah tahu segalanya."Apa kamu yang memberi tahu Keluarga Guntur?" tanya Yasmin.Daniel balik bertanya, "Apa ada masalah?" Dia meraih rahang Yasmin, kemudian berkata dengan tenang, "Inilah yang kutunggu. Aku ingin dia melihat wanita seperti apa yang dia sudah berusaha nikahi."Yasmin merasa tertekan ketika dia ditatap oleh tatapan mata tajam Daniel, jadi Yasmin menurunkan pandangannya."Apa kamu membenciku?" Daniel memaksa Yasmin untuk menatapnya. Senyuman di wajah Daniel membuatnya terlihat seperti iblis. Tanpa m
Read more
Bab 156
Di luar, Klara terus-menerus memanggil nama Yasmin. Itu membuat suasana hati Yasmin makin kacau.Klara tahu Yasmin tidak akan membuka pintu. Setelah lelah berteriak, Klara pun pergi.Yasmin bersandar ke pintu dengan mata berkaca-kaca.Di dalam kekacauan ini, dia memikirkan kejadian yang nanti akan terjadi.Perceraian Jason dan Klara akan membuat orang-orang fokus pada Yasmin.Yasmin yang sedang menyembunyikan ketiga anak takut akan hal itu.Makin Yasmin memikirkannya, dia makin panik.Oleh karena itu, Klara tidak boleh bercerai dengan Jason, 'kan?Namun, apa yang bisa dilakukan Yasmin? Apa dia benar-benar harus mencari Daniel dan menyuruh Daniel berbicara dengan ayahnya?Bukankah itu terlalu konyol?Kalau bukan karena Jason dan Daniel mempunyai marga yang sama, mereka pasti sudah berkelahi.Selain itu, perceraian Jason dan Klara disebabkan Daniel. Bagaimana mungkin Daniel akan ikut campur?Yasmin menyandarkan kepalanya ke pintu. Kepalanya tidak berhenti berpikir.Peluangnya kecil, tapi
Read more
Bab 157
Awalnya dia ingin mencari Daniel dan membicarakan soal Klara, tapi sepertinya sudah tidak bisa lagi.Yasmin hanya bisa pergi.Di sebuah restoran mewah.Irene menatap pria yang sedang duduk di seberangnya itu. Selama ini dia menyukai pria itu. Meskipun dia sudah pergi ke luar negeri, dia tidak pernah melupakan pria itu.Beberapa tahun sudah berlalu dan pria itu makin menawan.Untungnya, Irene juga telah menjaga penampilannya."Pencapaianmu nggak mengejutkanku sedikit pun," kata Irene. "Bagiku, kamu memang pria yang luar biasa."Daniel menatap Irene sambil berkata, "Kamu masih sama."Irene tertawa dengan anggun. "Kenapa?"Daniel tidak menjawab dan hanya tersenyum. Dia mengangkat gelasnya, lalu berdenting dengan gelas Irene. Setelah Daniel meminum anggurnya, bibirnya basah sedikit.Irene meletakkan gelasnya, lalu bertanya, "Dengan pencapaianmu yang sekarang, apa kamu sudah punya orang yang kamu sukai?""Nggak ada."Irene pun tidak bertanya lagi. Tampaknya ada suasana yang tidak dapat dije
Read more
Bab 158
"Apa?" Wajah Yasmin pun memucat. "Apa lukanya parah?""Hanya sebesar ibu jari. Klinik sekolah sudah menanganinya. Aku meminta maaf atas nama sekolah. Ini kelalaian kami," kata Raymond dengan tulus. "Sekarang Julia sedang bermain di kantorku. Kemarilah setelah kamu punya waktu kosong."Yasmin memijit pelipisnya. Tubuhnya menjadi dingin karena tadi dia terkejut. "Nggak apa-apa. Aku akan pergi ke sana setelah makan siang karena aku sedang di luar.""Baik."Rachel yang diam-diam menguping segera kembali ke kursinya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Setelah Yasmin mengakhiri panggilan, dia kembali.Rachel bertanya, "Ada apa?""Seorang rekan kerja mencariku. Nggak ada apa-apa."Setelah Yasmin dan Rachel selesai makan, mereka pergi.Rachel menawarkan mengantar Yasmin, tapi Yasmin menolaknya.Yasmin bukan mau pergi ke Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita. Dia naik taksi langsung ke sekolah.Selama perjalanan, dia tidak sadar kalau dia telah diikuti.Rachel menghentikan mobilnya di se
Read more
Bab 159
Yasmin membiarkan anak-anak menginap di sekolah malam ini, kemudian dia pergi ke Taman Royal.Saat Yasmin memasuki gerbang, dia sudah melihat mobil Daniel dari kejauhan. Rasa takut pun menyelimuti hatinya.Akan tetapi, dia hanya bisa memberanikan diri.Dia memasuki aula.Ketika Yasmin mendongak dan melihat pemandangan itu di aula, dia langsung berhenti.Daniel sedang duduk di sofa dan dia sedang merangkul wanita yang Yasmin lihat di Grup Naga.Ketika Daniel melihat Yasmin, Daniel tertegun sesaat. Akan tetapi, dia tidak melepaskan wanita itu.Irene merasa ada yang tidak betul, jadi dia menoleh. Ketika dia melihat seorang wanita cantik muncul di aula, dia segera menegakkan punggungnya. Namun, Irene tidak tampak canggung. Ini seakan-akan hal yang normal.Irene menatap Yasmin dengan bingung. Dia tidak mengerti kenapa bisa ada wanita lain di tempat ini."Ma ... maaf ...." Yasmin merasa seperti seorang penyusup. Setelah dia meminta maaf, dia berlari ke luar.Selama dia berlari keluar dari Ta
Read more
Bab 160
Yasmin tidak pernah menghapus nomor Martin karena Yasmin tidak begitu memedulikannya.Terlebih lagi, setelah terjadi kejadian itu, mereka pasti tidak akan pernah berhubungan lagi.Sekarang kenapa Martin meneleponnya?Julius mendekat, kemudian bertanya, "Mama, apa itu orang jahat?"Yasmin tersadar. Dia mengelus kepala Julius sambil berkata, "Bukan." Agar anak-anak tidak khawatir, Yasmin pergi ke balkon dengan normal untuk mengangkat telepon. "Ada apa mencariku?""Aku berada di luar kompleksmu. Ayo ketemu," kata Martin."Aku merasa nggak perlu?" tanya Yasmin."Bagaimana nggak perlu? Aku punya suatu hal menarik yang ingin kubagikan denganmu."Yasmin pun mengerutkan alisnya. Hal apa yang bisa dibagikan Martin dengannya?"Aku nggak tertarik," ucap Yasmin.Martin dapat merasakan Yasmin ingin mengakhiri panggilan, jadi dia berkata, "Kalau kamu nggak turun, aku akan mengetuk pintumu."Ekspresi Yasmin menjadi jengkel. Semua orang Keluarga Guntur sama saja dengan Daniel!Dia tidak bisa membiarka
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
79
DMCA.com Protection Status