Semua Bab Hidup Bersama Yang Tak Terduga!: Bab 51 - Bab 60
131 Bab
Bab 51 - Kampung Halaman Steven
Melihat ayahku duduk sendiri untuk pertama kalinya setelah 15 tahun, membuatku hampir saja menangis terharu dan berbagi kebahagiaanku dengan Lintang yang selalu berjaga di rumah sakit bersama 4 bawahannya dengan bergantian.Oh, bukan hanya dengan tim pembaca pikiran saja. Tentu aku lebih dulu memberitahu Steven, hanya saja status pesanku masih tertunda sampai hari ini. Bahkan setiap hari aku selalu mengirimkan pesan padanya, entah hanya ucapan “selamat pagi”, “semoga harimu menyenangkan”, dan yang paling sering tentu saja “Hubby... cepatlah pulang, aku sangat merindukanmu”. Begitulah... Mungkin karena terlalu merindukan dirinya, aku sampai berani memanggilnya seperti itu. ‘Hiks... aku benar-benar merindukannya...’❀❀❀Hari sudah sore ketika Sofi datang menjemputku pulang dan dia mengajakku berhenti di tanah berukuran 30x30 meter di depan gang rumahku untuk melihat proses pembangunan yang dilakukan di tempat itu.Dulu Steven mengatakan jika ia ingin membeli tanah ini dan berniat memba
Baca selengkapnya
Bab 52 - Rasa Rindu
♤Steven Steve♤“Sial! Kenapa harus mendadak seperti ini? Benar-benar mengganggu!”Aku berjalan menuju mobil hitam milik Sofi sambil terus mengumpat kesal. Bagaimana tidak, di saat aku sedang lapar karena gairah pada istriku, seenaknya saja dia meneleponku.‘Si terlalu berhati nurani brengs*k itu...!’Aku bahkan nyaris ingin membanting ponselku karena mereka sudah merusak momen terindah yang sudah lama kunantikan. Untung saja tidak kulakukan, aku tak ingin menakuti istri cantikku.‘Key... Dia sangat memesona,’ tanpa sadar aku tersenyum membayangkan wajahnya tadi yang tampak merona. ‘Apa dia malu?’Walau masih diliputi rasa kesal, aku tetap melajukan mobil menuju bandara, karena pesawat pribadi milik Sofi sudah menunggu sejak lama dan harus segera lepas landas. ‘Tsk… Untung saja Sofi tempo hari menyarankan kami untuk membawa pesawat pribadinya.’Harusnya aku berangkat pagi tadi, hanya saja aku menundanya sebelum sore karena ingin menjemput Key sepulang dari kantor dan pamit padanya. Ent
Baca selengkapnya
Bab 53 - Perjalanan Menyiksa
Kegaduhan yang terjadi di mansion membuatku membatalkan niat untuk langsung menghubungi Keysa setibanya helikopter kami di komplek rumahku.“Apa yang terjadi?” tanyaku pada salah satu petugas penjaga mansion yang bahkan hampir tidak mengenaliku.“T-tuan Steve?!”“Ada apa ini? Kenapa semua orang terlihat panik?”“Nyo-nyonya dalam masalah tuan!” serunya dengan wajah pucat.“Nyonya? Nyonya siapa?” tanyaku bingung.Tentu saja aku bingung. Tidak ada nyonya di mansionku. Hanya ada aku pemilik tunggalnya setelah ayahku meninggal. Keysa juga tidak berada di sini bahkan masih belum tahu tempat ini, jadi belum ada nyonya atas mansion ini.Tapi jantungku langsung berdebar lebih kencang karena panik yang tiba-tiba saja kurasakan setelah melihat Sofi sedang duduk dengan wajah frustrasi di sebuah kursi kayu yang ada di gazebo —bersama beberapa pelayan yang sepertinya sedang berusaha menenangkannya.“K-kenapa Sofi ada di sini? Jangan-jangan…”Tanpa berpikir panjang lagi aku berlari menghampiri Sofi y
Baca selengkapnya
Bab 54 - Nyonya Steve
Semua usaha dan upaya terbaik telah kuberikan dengan segenap hati pada presentasiku, dan aku baru saja menyelesaikan presentasiku tanpa adanya kebohongan atau embel-embel keuntungan berlebih, tidak seperti yang biasanya rekan-rekanku lakukan saat berusaha memacu minat para penyuplai dengan melebih-lebihkan persentase keuntungan yang akan calon mitra bisnis kami dapatkan. Aku tidak ingin membuat masalah di kemudian hari sehingga tidak melakukannya.Hanya dengan memperhatikan ekspresi wajah orang-orang dari perusahaan Green Borneo setelah menyelesaikan presentasiku, aku menyadari bahwa mereka tidak terlihat penuh minat.Mungkin karena persentase keuntungan yang baru saja kutawarkan terkesan apa adanya, padahal memang sebesar itulah kenyataan yang mampu perusahaan kami tawarkan.Namun demikian aku tidak terlalu kecewa. Sebenarnya aku sudah bisa menebak reaksi dan tanggapan mereka akan seperti ini sejak tadi malam hingga membuatku tidak berharap lebih.Jujur saja, walau pikiranku berkata t
Baca selengkapnya
Bab 55 - Apa Aku Sedang Bermimpi?
“Kota ini sangat bagus, aku sampai merasa seperti sedang berada di negeri dongeng,” aku berbicara pada Sofi yang duduk di sampingku sembari memandangi bangunan-bangunan megah di luar sana.“Semua ini dibangun oleh Ayah mertua Anda, Nyonya,” sahut Lintang yang sedang mengemudikan mobil.‘Hah?! Mertua? Astaga...’ Aku sampai tidak bisa menanggapinya. Aku hanya membuka mulutku lebar saat membalas tatapan Lintang dari kaca spion.“Tapi mau ke mana kita sekarang?” tanyaku setelah Lintang melewati hotel tempat kami menginap kemarin.“Ke rumah Anda, Nyonya,” Sofi menjawab pertanyaanku.“Y-ya?”“Rumah Tuan Steve, yang berarti rumah Anda juga.”“Steven tinggal di kota ini?!” tanyaku terkejut.“Ya, Nyonya. Kami semua tinggal di sini.”Aku menatap kembali ke luar jendela. Apa yang kulihat sejauh ini hanyalah sebuah kota modern yang bahkan lebih bagus dari pemandangan ibu kota, dan tentunya sangat bersih.‘Jadi dia bukan orang kampung.’ Mengingat bagaimana aku mengira Steven sebagai orang kampung,
Baca selengkapnya
Bab 56 - Pemandangan Menjijikan
“Senang bertemu Anda, kakak sepupu. Saya Lilian...,” sapa Lilian sembari mengulurkan tangannya padaku. “Kakak bisa memanggil saya Lili.”“Halo Lili, aku Keysa. Senang bertemu denganmu. Kau juga bisa memanggilku Key saja,” sahutku sembari membalas senyum ramah Lili yang sangat manis.Aku sebenarnya hendak menyapa si wanita keturunan Eropa juga, namun entah kenapa ia masih membuang muka bahkan akhirnya pergi meninggalkan kami dan berjalan ke arah bunga-bunga yang tampak baru bermekaran.“Bunga ini sudah mekar? Ini sangat indah?” ucap wanita itu dalam bahasa Inggris, hingga awalnya kukira kalau dia tidak bisa berbicara dalam Indonesia.Namun tebakanku ternyata salah karena aku mendengar Lili memintanya untuk berbicara bahasa Indonesia saja karena ada aku di sini, namun langsung wanita itu tolak dengan nada ketus.‘Hmmm... ada apa dengannya? Apa sikapku menyinggungnya? Padahal kan baru bertemu.’Seperti merasa tidak enak padaku Lili pun berusaha menjelaskan padaku kalau wanita itu tidak b
Baca selengkapnya
Bab 57 - Penculikan
“Ah, akhirnya... Hari ini benar-benar hari yang melelahkan,” aku menghela napas lega setelah menutup rapat pintu kamar Steven. Saking lelahnya, tubuh dan pikiranku seolah berubah menjadi magnet yang dengan cepat menarikku tepat menuju tempat tidur besar yang ada di tengah ruangan.“Yuhu, kasur... aku datang, aku merindukanmu sejak tadi,” aku langsung melompat ke atas tempat tidur milik Steven, lalu berbaring terlentang sambil menggesekkan kedua tangan dan kakiku merasakan betapa halus dan lembutnya kain sprei di bawah tubuhku.‘Wah... kasurnya besar sekali, benar-benar nyaman. Andai Steven ada di sini...’Bergegas kuambil ponselku begitu aku memikirkan Steven, lalu mencoba memeriksa kembali pesan di ponselku dan berharap semoga saja ada kabar dari pria yang sangat kurindukan itu. Tapi begitu melihat semua pesan yang sudah lama kukirim masih belum juga terbaca, aku langsung membisukan ponselku.“Huh... sampai kapan sih di hutan sana?” gerutuku kesal, lalu menatap nyalang langit-langit
Baca selengkapnya
Bab 58 - Mencari Keberadaan Nyonya Steve
◇Sofia Jørgensen◇“Luv, kemarilah. Menurutmu mau ke mana mereka?” pertanyaan Lintang, suamiku, membuat konsentrasiku sedikit terganggu. Aku mengalihkan tatapan dari tablet yang sedang kupegang pada dirinya lalu berjalan menghampirinya ke balkon ruang kerja kami yang berada di lantai 5 mansion kediaman keluarga Steve.Ingin tahu siapa yang dia maksud, aku mengikuti ke mana arah tatapannya. Di bawah sana, aku melihat Nyonya Steve sedang berjalan bersama Bu Roseta menuju gerbang di tembok belakang mansion.“Mungkin mereka mau ke taman yang ada di luar tembok sana,” sahutku akhirnya.Aku memperhatikan kalau Nyonya Steve sepertinya sangat menyukai taman beserta isinya ketika kami sedang berada di taman tengah mansion. Raut wajahnya tampak bahagia saat melihat bunga-bunga yang bermekaran dan aku menebak kalau dia ke taman yang berada di luar tembok sana juga karena tertarik pada bunga dan pepohonan yang tumbuh alami karena memang tampak lebih indah dipandang mata dibandingkan taman yang ber
Baca selengkapnya
Bab 59 - Panik
Aku bertengkar dengan asisten pribadi Tuan Wise melalui panggilan telepon saat ia menolak untuk membuat janji bertemu antara aku dengan bosnya hingga aku pun memutuskan untuk datang langsung dan memeriksa sendiri ke kediaman keluarga Wise bersama 30 pasukan bersenjata yang berada di bawah kepemimpinanku —juga bersama Robet dan Anto tentunya.Situasi tembak menembak hampir saja terjadi andai saja pemimpin keamanan dari keluarga Wise tidak bersedia mengalah dan mengizinkan kami untuk masuk memeriksa ke dalam mansion.“Pak Ronald, Anda mengenal siapa bos Anda, kan?” ucapku pada pemimpin pasukan keamanan keluarga Wise.Dia pasti mengerti maksudku. Bosnya yang terkenal c*bul itu mungkin sudah menculik Nyonya kami setelah —kulihat dengan sangat jelas— tampak terpikat padanya.“Kau juga tahu kan, sebagai tim keamanan kami tidak boleh mengizinkan orang lain, apalagi yang memiliki pasukan dan bersenjata lengkap seperti Anda untuk masuk? Itu tugasku. Sama seperti tugas yang suamimu lakukan di ke
Baca selengkapnya
Bab 60 - Tersiksa
♤Steven Steve♤Aku sebenarnya hanya berusaha terlihat tenang dan berusaha untuk bisa berpikir jernih agar dapat memahami situasi yang sedang terjadi supaya bisa mengambil langkah-langkah yang sangat tepat untuk segera menemukan keberadaan istriku. Tanpa mereka ketahui, aku sebenarnya sedang kalut dan menahan kemarahan besar dalam hatiku setelah tahu penculikan yang terjadi pada Keysa.Ketika melihat Sofi tampak sangat putus asa, seketika itu juga aku berusaha menekan amarah dalam diriku agar tetap bisa mempertahankan akal sehatku.Kepanikan dan keputusasaan Sofi telah membantuku berpikir jernih untuk mencari jalan keluar dari masalah ini, sebab aku tidak ingin kepanikan yang dirasakan semua orang juga memengaruhiku hingga membuat istriku semakin lama untuk ditemukan.Setidaknya aku jadi tahu kalau Sofi benar-benar sangat menyayangi istriku karena sebelumnya ia tidak pernah kehilangan akal sehatnya sejauh ini. Sofi biasanya sangat tenang, bahkan tidak larut dalam kesedihan berkepanjang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status