All Chapters of Kasih Aku Kesempatan Sekali Lagi: Chapter 91 - Chapter 100
284 Chapters
Bab 91
Hati Rossa menjadi kacau, tetapi dia tidak menunjukkannya. Dia menatap Viki dengan dingin dan berkata."Sejak kapan kamu dan Neilsen menjadi teman baik? Apakah kamu menjadi makcomblangnya?"Viki terdiam, menyadari sesuatu yang acak."Mana ada! Aku tidak menjadi makcomblangnya. Tidak benar itu, aku hanya berbicara omong kosong. Sebenarnya, orang yang paling disukai Neilsen adalah dirinya sendiri, kan? Hei, Nona, apakah kamu ingin mempertimbangkan aku?" Viki membungkuk dan tersenyum.Rossa mencibir dan berkata."Masih menganggu?""Sungguh tidak mengganggu. Nona, aku hanya menyukaimu."Viki berkata bahwa dia ingin mencuri hatinya, tetapi dia tidak menduga bahwa Rossa mengetahui niatnya. Viki hampir jatuh ke laut, tetapi untungnya Rossa menariknya."Aku akan pergi! Atau kamu tahu jika kamu merasa tidak enak untukku, aku tahu kamu menyukaiku."Mulut Viki masih berbasa-basi. Rossa juga tidak ingin memperdulik
Read more
Bab 92
Neilsen awalnya ingin menemui Rossa, tetapi ketika dia melihat pemandangan ini, kakinya tidak bisa melangkahkan lagi. Dia masih ingat apa yang dikatakan Wandy kepadanya ketika dia linglung di meja operasi. Meskipun anak itu sedikit tidak nyaman, dia dapat menyumbangkan darah untuk dirinya pada waktu yang paling kritis, yang membuat pikiran Neilsen tak terlukiskan. Ini putranya!Rossa tidak ada di dalam ruangan. Tidak tahu kemana dia pergi. Neilsen duduk di samping ranjang dan mencoba memisahkan kedua saudara itu. Dia mengambil Ryu dan menempatkannya di sebelah Wandy. Namun, Ryu tidurnya sangat buruk. Begitu dia berbaring, dia melangkah turun kemudian berbaring tepat disebalah pinggang Wandy. Lengan kecilnya melekat erat ke tubuh Wandy. Dia bergumam, "Bos, aku tidak akan membiarkanmu pergi!"Melihat penampilan Ryu yang murni, mata Neilsen melembut.Meskipun dia dilahirkan oleh Messie Chu, dia benar-benar tidak seperti Messie Chu, yang membuat Neil
Read more
Bab 93
Mata Rossa terlihat bahagia. Tidak peduli siapa yang datang, Neilsen adalah penanggung jawab di sini, dia pasti akan pergi.Saat Neilsen harus pergi, dia dan anak-anak akan makan lebih nyaman. Saat ini, Rossa tidak bisa memikirkan mengapa dia begitu menolak untuk bersama Neilsen, Rossa hanya tidak ingin bersamanya, terutama setelah mengalami hal-hal seperti itu.Wajah Neilsen sedikit cemberut, sementara Wandy sedikit mengernyit, tetapi Ryu tidak terlalu peduli. Mungkin bagi Ryu, Neilsen sedang sibuk, biasanya juga dia tidak punya banyak kesempatan untuk melihat Neilsen ketika berada di rumah mereka, apalagi makan di meja yang sama.Rossa terbatuk dan berkata."Apakah kamu tidak ingin keluar untuk melihat?""Apakah kamu ingin aku pergi?"Neilsen menatap lurus ke Rossa. Meskipun dia tidak mau mengakuinya, mata Rossa mengkhianatinya, jadi Neilsen merasa sangat terluka. Bagaimana bisa seorang wanita yang dulu sangat mencintai dirinya
Read more
Bab 94
Rossa sedikit menolak."Aku tidak punya apa-apa untuk dikatakan kepadamu."Rossa tidak ingin merespon Neilsen. Meskipun cerita yang baru saja diceritakan Neilsen membuatnya tersentuh, tapi pria itu bukan dia. Kenapa dia harus mengikutinya. Neilsen tidak memperdulikan perkataan Rossa tetapi meraih tangan Rossa kemudian bangkit dan pergi."Hei, Neilsen, apa yang kamu lakukan? Aku belum selesai makan."Kekuatan Rossa tidak sekuat Neilsen, yang paling utama adalah, dia bahkan memikirkan luka Neilsennsaat ini. Bagaimana jika dia berusaha keras, dan luka Neilsen terbuka? Dalam keadaan ragu-ragu seperti itu, Rossa langsung diseret oleh Neilsen."Neilsen, jangan terlalu berlebihan!"Meskipun Rossa, dia tidak memiliki terlalu banyak kekuatan. Melihat ini, sudut bibir Neilsen sedikit terangkat. Wanita ini memiliki mulut yang keras tetapi hati yang lembut. Siapa bilang dia melewatkan masalalu?Melihat Neilsen keluar, Santo Song ber
Read more
Bab 95
"Segera kembai ke Manado!"Neilsen langsung membuat keputusan. Santo Song tidak tahu kapan Neilsen terluka. Setelah mendengar perintah Neilsen, dia dengan cepat mengatur pesawat untuk kembali ke Manado.Ketika Rossa mendengar berita itu, dia segera keluar. Dia memiliki beberapa pertanyaan dan ingin dia tanyakan langsung pada Neilsen, tetapi dia menyadari Wandy datang padanya dengan pikiran yang berat."Ada apa? Wandy? Apa kamu bertengkar dengan Ryu?"Ini adalah satu-satunya masalah yang bisa dia pikirkan, dan dia tidak berpikir Ryu bisa menggertak Wandy. Wandy melihat Rossa dan bertanya dengan ragu."Mami, apakah Mami punya orang tua? Apakah aku punya kakek dan nenek?"Mengapa kamu bertanya seperti itu?" Rossa juga sedikit sedih.Dalam lima tahun terakhir, dia tidak pernah memberi tahu anaknya tentang masalah orangtuanya. Dia bukannya tidak ingin mengatakannya, tetapi dia tidak tahu bagaimana mengatakannya. Selain itu, R
Read more
Bab 96
"Ah!" seru Rossa, badannya dipeluk oleh Neilsen.Ketika badan mereka berdua bersentuhan, perasaan rindu tiba-tiba muncul, membuat mereka sekilas merasakannya. Luka pada Neilsen sebenarnya sangat sakit, tetapi di situasi seperti ini, tidak merasakan sakit apapun. Pesawatnya masih berguncang, Santo yang ada didepan dengan buru-buru berkata."Tuan Neilsen, ada turbulensi di udara, pesawat sedikit berguncang, kalian ...."Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, dia berbalik untuk melihat Neilsen dan Rossa yang berpelukan, langsung berhenti berbicara, dan terus diam, tapi ucapannya membuat Rossa dan Neilsen melepaskan diri masing-masing.Neilsen biasanya sedikit segan, disamping lima tahun menjadi tak menentu, dan sekarang yang dipeluknya adalah istrinya sendiri, dia tidak bisa melakukan apa-apa, dan juga tidak berani melakukan apa-apa.Rossa merasa sedikit canggung, dengan cepat duduk, dan memasang sabuk pengamannya. Kalau bukan karena ingin
Read more
Bab 97
"Pa, Ma ..." panggil Rossa dengan suara lembut, tapi Neilsen menggenggam tangannya lagi.Dia berkata dengan suara kecil."Aku ingin kamu mengerti, kalau kamu mengakui identitas aslimu sekarang, mungkin kamu bisa meyakinkan mereka untuk pergi ke luar negeri, dan juga membuat orang yang ingin menggunakan orang tuamu gagal. Kalau kamu mau, aku bisa membuktikan ke mereka, kalau kamu anak perempuan mereka," mata Neilsen melihat kedepan.Tidak ada orang lain di dunia ini yang ingin dia mengakui identitasnya lebih dari dia, karena kalau dia mengakuinya, dia sudah menjadi Nyonya di Keluarga besar Neilsen, juga sudah menjadi istri dari Neilsen. Merasakan mata Neilsen yang hangat dan penuh harapan, untuk sesaat Rossa sangat ingin mengakuinya. Tidak peduli karena Neilsen atau tidak, hanya melihat orang tua-nya di depannya seperti ini, dia tidak bisa menahan air matanya.Lima tahun tidak bertemu, rambut orang tuanya sudah beruban semua, wajah dari i
Read more
Bab 98
Itu adalah gelang giok hijau, dari ulang tahun Rossa yang ke dua puluh, ibunya pergi ke ujung kota memilihnya untuk dia, ketika dia menikahi Neilsen, hanya itu yang dia ambil sebagai mahar. Sekarang bertahun-tahun sudah berlalu, bagaimana ibunya tidak bergembira setelah melihat gelang ini lagi? Itu adalah barang yang tidak akan ditinggal Rossa."Bagaimana kamu bisa memiliki barang Rossa? Dimana anak perempuanku?"Ibunya memeluk bahu Rossa dengan erat, air mata yang di ujung matanya tidak bisa berhenti, bahkan badannya sedikit bergetar. Rossa benar-benar dalam masalah, dia sangat ingin memberi tahu wanita di depannya bahwa dia adalah putrinya! Tetapi mata Neilsen terlihat berharap, mata ayahnya pun terlihat bingung langsung menyadarkannya. Mereka tidak lagi muda, juga sudah merasakan kehilangan anak perempuan, sudah pasti tidak membiarkan mereka merasakannya lagi.Rossa menahan sakit di hatinya, dengan suara kecil berkata."Dia ada di tempat aman d
Read more
Bab 99
Ibu-nya tanpa sadar ingin mengangkatnya, tapi Rossa menghentikannya."Tante, biar aku saja." Mata Rossa terlihat berat.Tiba-tiba ibu-nya terasa akrab dengan mata itu, tahu kalau dia sedang gemetaran, sesuatu terlewat di pikirannya, tapi dia tidak bersuara, dengan pelan menarik tangannya kembali. Rossa tidak memperhatikan gerakan ibu-nya, pikirannya semua ada pada ponsel yang di depannya.Siapa yang menelepon? Apa mungkin ini orang yang ingin menipu orangtuanya untuk pergi keluar negeri kah?Rossa mengangkat teleponnya dengan tampang yang serius."Siapa ini?" suara Rossa dingin dan tanpa kehangatan, orang yang ada disisi lain terdengar bingung, dengan cepat menutup panggilannya.Ponselnya mengeluarkan suara "tut-tut", hati Rossa seperti tenggelam. Kalau itu salah sambung, tidak mungkin menutup panggilannya tanpa berkata apa-apa, kecuali tidak ingin mereka mendengar suaranya, atau karena alasan lain, tetapi apapun alasannya, Rossa
Read more
Bab 100
Di depannya bertuliskan "Anak dari keluargaku."Keluargaku!Tangan dari ayah-nya sangat bersemangat, tetapi dengan senyum dia berkata."Anak ini sangat tampan.""Benar sekali, sejak dia dilahirkan sudah tampan, sejak kecil sudah perhatian dengan orang lain, sangat bijaksana." Rossa mengatakan tentang kesombongan anaknya.Ayah-nya membuka galerinya, dengan pelan melihat-lihat, semakin dilihat semakin suka."Rossa sendiri ke luar negeri tentu bukan hal yang mudah, bukan?" Ayah-nya tiba-tiba mengganti topiknya.Rossa dengan suara kecil berkata."Tidak juga, karena ada anak-anaknya, dia hidup dengan bahagia."Ibu-nya dengan cepat berkata."Cooba saya lihat, dasar kamu tua, kenapa hanya melihatnya sendiri.""Aku masih belum selesai melihatnya juga."Ayah dan ibu-nya seperti dua anak kecil yang lengket terus. Mellihat mereka seperti itu, Rossa pun tersenyum. Dia bersumpah akan menga
Read more
PREV
1
...
89101112
...
29
DMCA.com Protection Status