Semua Bab Kasih Aku Kesempatan Sekali Lagi: Bab 181 - Bab 190
286 Bab
Bab 181
"Nyonya, sudah sangat malam, kemana kamu akan membawa Nona Lulu?"Kedatangan dokter telah membuat Nyonya Besar menyadari bahwa dia mungkin tidak bisa pergi, tetapi dia sudah berada di Keluarganya selama puluhan tahun sedikit banyak sudah cukup banyak makan asam garam kehidupan. Dengan sikap tenang dan tersenyum, berkata."Lulu dalam keadaan sehat, saya berencana untuk membawanya ke taman belakang untuk melihat-lihat, terus menerus berada di dalam ruangan juga tidak baik.""Itu tidak boleh Nyonya, selama beberapa tahun Nona Lulu belum pernah keluar terkena cahaya, daya tahan tubuhnya lemah, apalagi besok sudah akan menjalani operasi, kami perlu memberikan suntikan kepada Nona Lulu, untuk memastikan bahwa tingkat keberhasilan operasinya akan berjalan dengan sangat baik." Selesai dokter berbicara, ada dua tiga perawat yang menahan mereka untuk pergi keluar.Lulu terhadap suntikan dapat menyebabkan sakit kepala, tapi semua itu untuk kebaikan dirinya s
Baca selengkapnya
Bab 182
Nyonya Besar dengan cepat menutup jendela, membalikkan badannya lalu melihat punggung seseorang. Dokter membawa perawat, lalu yang pertama kali dicari adalah bayangan Lulu, ketika tidak menemukan Lulu didalam kamar, dalam sekejap wajahnya langsung berubah."Nyonya, dimana Nona Lulu?""Bercanda! Cucu perempuan dari Keluargaku pergi kemana, apakah perlu memberitahu kalian?" Nyonya Besar kali ini sudah benar-benar memulihkan keadaannya, bersikap sangat dingin."Gawat, Nona Lulu mungkin telah melarikan diri, cepat kejar dia!"Wajah dokter berubah menjadi tidak baik, menyuruh perawat yang disamping pergi, tapi mereka mendengar Nyonya Besar berkata."Siapapun tidak boleh pergi! Jika ada yang berani keluar, saya akan langsung menembaknya." Nyonya Besar sama sekali tidak bercanda, langsung mengisi pistolnya dengan peluru, sosok pembunuh yang terpancar dalam dirinya membuat semua orang menjadi takut."Nyonya, apa yang Anda ributkan? Tubuh
Baca selengkapnya
Bab 183
Terhadap pemeriksaan ulang Lulu, ibunya sangat mendukungnya, juga memahaminya, tapi ketika Neilsen juga meminta dia untuk melakukan pemeriksaan seluruh tubuh, ibunya sedikit terkejut."Aku seorang wanita tua, apa yang perlu diperiksa?" ibunya menolaknya.Neilsen memegang tangan ibunya dan berkata. "Ibu, sudah bertahun-tahun kamu berada di luar negeri. Aku tidak tahu bagaimana kondisi tubuhmu. Meskipun sekarang terlihat sehat, tapi aku masih tidak merasa tenang, dengarkan aku, pergilah melakukan pemeriksaan seluruh tubuh, bolehkan?"Ibunya sebenarnya tidak senang pergi ke rumah sakit. Jika bukan karena Lulu, dia mungkin tidak akan datang. Sekarang melihat Neilsen seperti ini, dia berpikir sejenak dan bertanya."Apakah ada yang salah dengan tubuhku?""Tidak, hanya pemeriksaan rutin saja, ibu tidak perlu memikirkan terlalu banyak." Neilsen berusaha untuk mengabaikan masa lalunya.Tapi siapakah Nyonya Besar? Dia menatap Neilsen, soro
Baca selengkapnya
Bab 184
Setelah sementara menyelesaikan urusan Lulu, Nyonya Besar juga sudah keluar, tapi laporannya memerlukan dua hari baru dapat keluar, Neilsen hanya bisa menunggu. Nyonya Besar tidak menanggapi terlalu banyak, seakan-akan dia tidak memikirkan ada masalah dengan tubuhnya, ini yang membuat Neilsen sedikit bingung.Pada waktu menerima panggilan telepon dari Mike, Neilsen sedang makan bersama dengan anak-anaknya, ketika dia mendengar Mike mencari dia, lalu dia dan ibunya menyapanya dan langsung bergegas pergi. Mike mengundang Neilsen di sebuah klub rekreasi."Sudah datang?"Mike duduk dipojokan dan tidak mengatakan apa-apa tentang kehadiran Neilsen. Sebaliknya, malah Neilsen yang seperti Tuan rumah memutuskan mengambil yang diinginkannya.Ketika orang-orang yang disekitarnya melihat sikap Mike, mereka langsung mengetahui posisi kedudukan Neilsen, dia pasti adalah saudara seumur hidupnya Mike."Perkenalkan, mereka semua adalah teman-temanku, yang
Baca selengkapnya
Bab 185
Berpikir sampai disitu, Rossa mencoba mencari cara bagaimana dia harus bunuh diri. Kaki dan tangannya masih terikat. Bahkan jika dia ingin menggigit tali yang mengikatnya juga tidak akan bisa, mulutnya juga masih tertutup. Bahkan jika dia ingin menggigit lidahnya, itu juga tidak mungkin dia lakukan. Jadi dia harus bagaimana? Menabrak dinding? Tetapi jika dia menabrak dinding, jaraknya juga tidak terlalu jauh, bahkan tubuhnya tidak leluasa untuk bergerak. Rossa merasa dirinya terlalu kasihan, dia ingin mencoba bunuh diri tapi juga tidak bisa.Ternyata, Tommy Tang sangat ganas. Dia sedikit kecewa lalu memandang ke langit-langit, melihat-lihat tiba-tiba merasa matanya berkunang-kunang, seolah-olah seperti ada seseorang yang telah membuka langit-langit. Tetapi bagaimana mungkin? Disini adalah ruang bawah tanah, yang disebut dengan langit-langit paling tepat di bawah lantai saja. Rossa berkedip lagi, seolah-olah ubin di langit-langit benar-benar bergerak."Uhuk ... uhuk
Baca selengkapnya
Bab 186
Ketika Neilsen masih ingin mengatakan sesuatu kepada Rossa, tapi dia sudah kebingungan. Neilsen agak sedikit terkejut, dengan cepat mengeringkan tubuh Rossa, setelah mengenakan baju piyama langsung keluar. Piyama yang dipakainya agak kebesaran pada tubuh Rossa, seperti sebuah jubah, ini yang lebih menarik perhatian Neilsen. Dia dengan cepat mengusap air matanya dan memanggil dokter.Dokter melakukan pemeriksaan pada seluruh tubuh Rossa, tidak menemukan luka lain atau luka dalam selain bekas luka pada tubuhnya. Hanya karena tubuhnya masih lemah jadi bisa seperti ini kondisinya. Selain itu kondisi pencernaan Rossa juga masih terganggu. Beberapa hari ini, dia tidak disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang berminyak. Mendengar perkataan dokter, Neilsen langsung bisa membayangkan seberapa banyak penderitaan yang dialami oleh Rossa.Bagaimana bisa mengalami gangguan pencernaan? Santo Song mendengar bahwa Rossa telah kembali, dia bermaksud ingin menghampirinya, tapi dit
Baca selengkapnya
Bab 187
Neilsen membuat bubur telur pitan dan daging tanpa lemak kesukaan dari Rossa, tetapi ketika dia masuk, dia tidak menemukan Rossa. Jantungnya seperti tersedak ke dalam tenggorokannya. Apakah ada seseorang yang tanpa sepengetahuan dia kembali membawa Rossa pergi?"Rossa, Rossa!" Teriak panik Neilsen.Dia meneriaki nama Rossa, mencari Rossa di mana-mana, akhirnya terdengar suara yang sangat kecil di dalam ruangan itu."Aku di sini."Neilsen tertegun. Dia jelas-jelas mendengar suara Rossa, tapi bagaimana bisa dia tidak melihat Rossa?"Rossa, kamu di mana?"Neilsen meletakkan bubur di tangannya ke atas meja, diam-diam mendengarkan darimana suara Rossa berasal, tapi setelah menunggu lama, dia tidak menunggu jawaban dari Rossa. Dia mengira dirinya pasti salah mendengar. Rossa tidak berada di sini, tidak tahu siapa yang membawa Rossa pergi. Neilsen dengan cemas ingin berdiri, tapi tiba-tiba menyadari ada seseorang yang memegang kakinya.
Baca selengkapnya
Bab 188
Santo Song melangkah mundur, tapi Neilsen malah tidak masuk ruangan. Dia tahu bahwa pikiran hati Rossa masih sangat kacau. Siapapun yang mengalami semua itu pasti tidak dapat menerimanya dengan tenang, seperti Rossa saat ini, sudah bisa dikatakan jauh lebih baik, paling tidak masih tidak begitu depresi. Neilsen berusaha menghibur dirinya terus-menerus, tapi malah merasakan hatinya sakit semakin parah.Dia ingin pergi merokok, tetapi akhirnya menyerah tidak jadi. Ibunya datang dan melihat putranya seperti itu, lalu berkata."Ada apa? Bertengkar?"Neilsen menggelengkan kepalanya dan menjawab. "Alangkah baiknya jika bisa bertengkar. Sekarang dia meringkuk di dalam kamar seperti kura-kura dalam cangkang, tidak ingin keluar.""Beri dia waktu, wanita manapun akan sangat terpukul jika dia mengalami kejadian seperti itu. Dalam beberapa hari ini, aku akan membiarkan Ryu membawa Lulu pergi agar tidak datang ke sini, biarkan dia dengan tenang menjaga kesehat
Baca selengkapnya
Bab 189
Rossa merasa tenang, tapi menurut Neilsen itu semuanya belum seberapa bahagia, dia dapat merasakan dalam hati Rossa yang masih terdapat pertentangan, tetapi demi Neilsen, dia mau berkompromi. Sifat Rossa seperti inilah yang mirip pada waktu lima tahun yang lalu. Sama sekali tidak egois, semua kebahagiaan hidupnya bersandar pada Neilsen. Neilsen juga pernah menikmati waktu-waktu seperti ini, pernah merasakan dicintai oleh seorang wanita tersebut yang merupakan suatu kehormatan.Tetapi sekarang dia juga sudah terlanjur jatuh cinta, baru menyadari bahwa demi orang yang dicintainya sampai kehilangan jati dirinya. Kejadian yang sangat begitu tidak berdaya dan menyedihkan. Neilsen berdiri di depan tempat tidur tidak bergerak, lalu Rossa merasa sedikit kaget."Ada apa?""Tidak perlu mengkhawatirkan aku. Kamu ingin melakukan apapun boleh, yang aku inginkan adalah seorang istri, yang terlihat sangat sempurna, justru bukan karena aku malah melepaskan jati dirimu. Ti
Baca selengkapnya
Bab 190
Rossa merasa ragu untuk waktu yang lama, tapi setelah melihat ketenangan Neilsen, dia memutuskan untuk mengatakan kepadanya. Jika selesai berbicara, Neilsen tidak bisa menolerir atau menerimanya, maka dia harus pasrah. Mungkin jodohnya dengan Neilsen tidak setangguh dengan apa yang dia pikirkan, atau mungkin tidak ada seorang laki-laki pun yang bisa menerima ini smua.Rossa bertaruh, tapi malah dia merasa bahwa Neilsen bukan seperti orang yang dangkal pikirannya, memperkirakan ke dua hal ini membuat dia selalu bingung, sangat tertekan. Melihat Rossa yang saat itu tertekan, Neilsen berkata."Aku katakan, jangan memaksakan diri sendiri, tunggu kamu benar-benar ingin memberitahuku, baru katakan saja, aku juga tidak perlu tahu sekarang. Bagaimana? Apa perlu makan sesuatu untuk mencobanya lagi?" Melihat dukungan dari Neilsen, Rossa sedikit banyak jadi terdorong hatinya."Baiklah."Neilsen tersenyum kemudian berdiri, lalu pergi membuat semangkuk bubur u
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
29
DMCA.com Protection Status