All Chapters of Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik: Chapter 211 - Chapter 220
257 Chapters
Bab 211. Perkenalan Secara Resmi
Elvan tersenyum melihat wajah Diva yang terkejut itu. “Kamu sudah menyiapkan sebelumnya?” tanya Diva dengan membelalakan mata. “Menurutmu?” Elvan kembali tidak menjawab, melainkan membuat pertanyaan balik untuk Diva. “Iih, kamu ini suka bikin aku makin ….” Diva menggantung kalimatnya. “Makin apa?” tanya Elvan. “Adalah pokoknya!” ucap Diva padanya, padahal dia ingin bilang kalau, “Elvan makin membuatnya jatuh hati!” tapi hal itu tidak diteruskan olehnya karena bisa jadi membuat harga dirinya sudah tergadai sepenuhnya! Diva makin terkejut saat mereka sudah ada di lantai atas. Di sana hanya ada beberapa orang saja dan semuanya dia mengenalnya kecuali ... satu orang wanita cantik yang saat ini sedang ngobrol asyik dengan Alisha. 'Siapa dia ya?' tanya Diva dalam hati, namun fokusnya pecah saat Anita melambaikan tangannya pada mereka berdua, Diva lalu membalasnya dengan tersenyum lebar dari kejauhan. “Van, kamu menyewa semua tempat di atas ini?” tanya Diva dengan berbisik. Alih-ali
Read more
Bab 212. Pertegangan
Diva langsung meneguk air liurnya, karena terkejut dengan hal barusan. Dia tahu dia akan diperkenalkan oleh Elvan pada keluarganya, tapi dia tidak menyangka secepat ini dan … entah kenapa sekarang ini terasa sangat sakral untuknya.Elvan meraih tangan Diva dan menggenggamnya dengan lembut di atas meja, membuat laju darah di tubuh Diva kian deras. Apalagi perlakuan Elvan jelas dilihat oleh anggota keluarganya semua. Sekarang, Elvan pasti merasakan keringat dingin yang keluar di telapak tangannya itu.‘Ya Tuhan, dia memang benar-benar serius,’ batin Diva.Mengingat hal sebelumnya, Nico juga pernah memperkenalkan dia pada keluarganya, tapi sambutannya cukup dingin, apalagi saat mereka tahu Diva ini bukan siapa-siapa. Tidak berasal dari kalangan kelas atas dan juga hanya pegawai biasa yang bekerja di perusahaan yang sama dengan Nico.‘Tenang Diva, itu dulu.’ ucap Diva dalam hati menyemangati dirinya sendiri. ‘Ini keluarga Elvan, mereka tidak seperti itu, kemarin saja sambutan mereka cukup
Read more
Bab 213. Papa Siap Menemani
Mendengar ucapan Elvan yang cukup serius itu membuat yang ada di sana saling lempar pandang lalu detik berikutnya Anita berkata dengan santai, “Elvan, kamu serius sekali. Apa kita di sini ada yang protes siapa orang yang kamu bawa? Tidak ada kan? Kita seneng-seneng aja kok, apalagi Diva ini anak gadis dari keluarga baik-baik, yang kita khawatirkan itu kamu.” Elvan hanya diam. Diva mengerutkan keningnya mencoba untuk memahami kalimat yang dilontarkan oleh Anita.“Kita hanya ingin memastikan saja, karena memutuskan untuk menikah itu, tidak mungkin secepat itu, apalagi kamu bilang akan membuat persiapan secepat kilat! No! Jelas mama tidak setuju dengan ucapanmu itu!” Anita berkata dengan tegas.Pernyataan barusan juga membuat Diva makin tidak mengerti, apa maksudnya? Apa dia direstui atau tidak? Hal ini benar-benar membingungkan.Wajah Diva yang bingung ini membuat Anita akhirnya menepuk perlahan pundak Diva. “Diva, sekarang mama tanya, apa kamu mau menikah dengan Elvan hanya dengan acar
Read more
Bab 214. Pastikan Lagi dengan Elvan
Ucapan Darma barusan tidak seperti sedang merendahkan anaknya, tetapi dia terdengar berkata dengan sungguh-sungguh untuk membantu Elvan. Namun, saat mendengar hal seperti itu Elvan merasa kalau ayahnya mungkin sedang meremehknnya.“Kenapa aku harus ditemani? Aku bukan seperti Aldo yang masih anak-anak.” Elvan berkata dengan sedikit kesal sambil melihat ke arah keponakannya yang saat ini sedang makan buah apel. Anak ini berhenti mengunyah saat Elvan menyebut namanya.“Ow-om panggil Aldo?” Anak itu melihat ke arah Elvan dengan mata hitam bulatnya itu.“Ah, tidak anak kecil, ini hanya perumpamaan orang dewasa saja.” Elvan menjawab pertanyaan anak itu dengan wajah datarnya, hal itu membuat Diva yang melirik ke arah Elvan.“Diva, katakan padaku, apa Elvan ini berlaku baik padamu?” tanya Arkam padanya, dia berusaha untuk membuat suasana menjadi cair.Diva hanya menjawab dengan mengangguk, karena untuk mengeluarkan suara sekarang ini masih memerlukan energi yang cukup besar.“Apa dia akan min
Read more
Bab 215. Kecurigaan Kedua Keluarga
Beberapa saat sebelumnya. “Kita lihat saja nanti apakah anakmu itu benar-benar tidak main-main atau tidak.” Hartono berkata dengan Darma saat mereka semua sedang berkumpul menunggu kedatangan Elvan. “Aku hanya ragu dengan Elvan, menurutku tidak mungkin hubungan mereka bisa berjalan secepat itu, ditambah lagi … Elvan ini orang yang cukup ambisius, Yah.” Darma berkata dengan suara rendah pada Hartono. “Tapi menurutku, Sayang, anak kita itu benar-benar serius. Lagipula, dia bahkan sampai masuk rumah sakit karena …." Anita menghela napas sejenak, "maksudku, dia bahkan rela melakukan apapun demi Diva, kan?” Anita membantah argumen Darma tentang perasaan Elvan. “Ya, tapi apa kamu lupa, Ma, dia adalah Elvan, kadang kita tidak tahu mana yang benar-benar serius dan tidak darinya, bahkan satu tahun lalu sebelum ini, dia nyaris menyetujui lamaran dari anak teman kamu itu, karena dia ingin mengakuisisi perusahaan orang tuanya. Apa kamu yakin secepat itu dia menemukan Diva ini?" Darma berka
Read more
Bab 216. Kasih Aku Waktu
Dalam perjalanan ke rumah sakit, Diva tak henti melihat ke arah Elvan dengan tatapan dalam. “Kenapa melihatku seperti itu, nanti wajahku akan berlubang dilihat dengan tajam seperti itu.” Elvan berkata pada Diva seperti biasanya. “Van, apa kamu pernah berpikir kalau ini nyata?” tanya Diva dengan suara rendah. Elvan mengerutkan keningnya. “Lagi-lagi berpikir begitu, apa tidak cukup nyata dengan mencubit orang lain dan orang menjerit sakit?” “Orang lain? Bukannya kamu itu bukan orang lain?” Diva tersenyum lalu menekan pipi Elvan dengan jari telunjuknya. “Diva, kamu ini kenapa sih?” Elvan makin heran dengan tingkah Diva ini. “No, aku gak kenapa-napa, cuma memastikan aja kalo kamu itu bukan makhluk hologram yang tak bisa kusentuh.” Diva terkekeh senang. “Ada-ada saja,” gumam Elvan menyadari tingkah Diva yang seperti anak kecil ini. “Van, ternyata Chef Cantika itu kakak ipar kamu, ya?” Diva kali ini berkata dengan nada serius. “Ah, tentang tadi, kamu mengenalnya dari mana? Setahuku
Read more
Bab 217. Mari Kita Bicara Malam Ini
Diva merasakan kekecewaan tatapan yang diisyaratkan di wajah Elvan, dia sadar kalau dirinya sangat egois. Namun, dia lebih paham dengan apa yang akan mereka hadapi kalau terlalu cepat mengambil langkah seperti ini. Kemudian, dia menghela napas berat beberapa saat lalu menggenggam tangan pria itu. “Maaf, aku benar-benar minta maaf, tapi bisakah kamu bersabar sedikit lagi padaku?” Diva berkata dengan suara yang sedikit berat. Elvan masih diam, dia lalu meraih wajah Diva dan menangkupkan kedua tangannya dan menatap dalam. “Kamu mengatakan kalau sampai Ratri pulih ‘kan? Kalau begitu, harusnya kamu mengizinkanku agar aku bisa mengusahakan cara apapun agar adikmu itu cepat pulih, bukan begitu, Diva? Ini cara paling adil diantara kita.” Kilat mata Elvan itu memberikan penekanan pada wanita itu. “Maksudmu?” Diva tidak mengerti dengan ucapan Elvan barusan. Pria itu hanya tersenyum miring penuh arti melihat Diva yang kini menuntut jawab darinya. “Tenang, aku tidak akan melakukan hal gila, y
Read more
Bab 218. Permulaan di Kantor
Prisya begitu terkejut saat ibunya berkata kalau ayahnya ingin bicara dengannya menggunakan nada yang cukup tegas.Wanita itu mulai bertanya-tanya dan menebak, ‘Apa ini berhubungan dengan Kak Diva, ya?’“Pris? Apa kamu dengar Ibu?” tanya wanita itu dengan lembut.“I-itu … apa boleh agak sore sedikit? Prisya sedang ada kerjaan mendesak yang harus keluar sekarang, Bu.” Prisya terdengar gugup, tapi apa yang dikatakannya adalah sebuah kejujuran, dia memang ada urusan yang perlu segera dilakukan sekarang dan itu berkaitan dengan tugasnya sebagai salah seorang personal assistant Elvan.“Baiklah, tapi ingat jangan terlalu sore, karena ayah benar-benar ingin bicara padamu.” Ibunya berkata dengan suara tegas.*** Sementara itu di tempat lain.“Tidak perlu terlihat gugup seperti itu, apa rasa percaya dirimu itu sudah luntur?” Elvan berkata santai pada Diva saat mobil yang dikendarai Elvan memasuki lobi Tekno In Tower.Diva menghela napas sejenak, tak berselang lama mobil itu berhenti. Elvan tur
Read more
Bab 219. Peringatan untuk Winda
DIva yang mendapatkan perkataan tersebut langsung mengernyitkan keningnya, tidak ada angin dan hujan tiba-tiba rekannya ini malah berkata hal demikian. Diva mencoba tenang menanggapinya, dia lalu keluar dari dalam lift dan berjalan mendekati rekannya itu.“Kamu kenapa, Win? Apa kepalamu terbentur sesuatu?” tanya Diva dengan santai, tetapi tatapan matanya melihat ke arah Winda dengan sangat tajam, berjalan mendekatinya dan membuat wanita itu melangkah mundur.“Diva aku tidak menyangka ternyata kamu adalah orang yang seperti itu.” Dia kembali berkata dengan penekanan yang cukup dalam lalu tersenyum sinis pada Diva. Winda menghentikan langkah kakinya dan berdiri tegak mencoba untuk melawan Diva. Saat ini mereka berada dengan jarak yang cukup dekat. Diva masih mencoba untuk menenangkan dirinya. Menghadapi orang seperti ini untuk bertindak anarkis, rasanya tidak sesuai kelas.“Terserah apa yang ada dalam pikiranmu, lagipula aku tidak mengerti apa yang dimaksud trik kotor itu. Tapi, Win, ka
Read more
Bab 220. Calon Kakak Ipar Mohon Kerja Samanya!
“Kamu mengancamku?!” Winda berkata dengan suara yang tidak suka.“Aku tidak tahu apa aku ini mengancammu atau tidak, tapi bekerja secara profesional, sudah dua kali kamu melakukan hal buruk terkait pekerjaan padaku! aku ingatkan kalau-kalau kamu lupa, pertama saat aku baru masuk, kedua kejadian kemarin! Kalau saja file itu tidak kuberikan lebih dulu, mungkin pekerjaan kita akan kembali tertunda karenamu! Jadi, jangan melibatkan rasa tidak sukamu itu di pekerjaan kita, karena kamu bisa menghambat kerjaan banyak orang. Apa kamu mengerti?” Diva berkata dengan nada tegas dan melihat ke arah Winda dengan tatapan tajam.Setelah melakukan hal itu, Diva menggeser pintu ruangan mereka dan masuk sendiri meninggalkan Winda yang masih terpaku di tempat itu.“Maaf, aku terlambat,” ucap Diva pada semuanya saat dia masuk ke ruangan ini.Ruangan ini awalnya hanya senyap karena beberapa karyawan ada yang belum pulang dari makan siang tiba-tiba menjadi gaduh karena kedatangan Diva.“Hei Diva! Aduhh kam
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
26
DMCA.com Protection Status