All Chapters of Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik: Chapter 191 - Chapter 200
257 Chapters
Bab 191. Cerita Diva dari Miko
Diva sebenarnya tidak tahu darimana keberaniannya barusan itu tiba-tiba muncul, apa mungkin hal itu berasal dari dirinya yang diprovokasi oleh wanita itu secara tidak langsung? Entahlah, dia juga tidak tahu kenapa dia barusan bersikap nekat.Diva dan Elvan berjalan menuju ruangan mereka, tetapi saat di tangga, Diva langsung melepaskan lengan Elvan dan berkata, “Maaf, tadi itu benar-benar menyebalkan!” Diva berkata datar tanpa melihat lawan bicaranya, jelas saja dia malu, barusan dia bertindak nekat, hal ini tidak pernah dia tunjukkan pada Elvan sebelumnya.Elvan diam, lalu kemudian tersenyum. “Apa kamu memang seberani ini sebenarnya?” tanya Elvan memperhatikan wajah Diva yang mulai merona.“Sudah, jangan melihatku begitu, aku jalan duluan! Kamu masuk dua menit setelah aku masuk ke ruangan itu!” Diva berkata dengan tegas pada Elvan.“Lalu, ini minumanmu kenapa tidak dibawa sekalian?” tanya Elvan dengan mengulas senyum.“Itu aku pesan memang untukmu! Aku tahu kamu suka itu, anggap permin
Read more
Bab 192. Jangan Mencuri Perhatiannya Dariku
Mendengar jawaban dari temannya itu, Elvan sadar dia baru saja menyentuh titik sensitif seseorang. “Sorry aku gak maksud untuk membuatmu merasa rendah diri.” Elvan berkata dengan nada sedikit penyesalan atas apa yang baru saja dilontarkan dari mulutnya. “Tidak masalah. Lagipula, kebetulan kamu menyinggungnya, maka aku akan cerita saja. Dia adalah anak cewek yang lucu! Cewek yang dengan berani mengajakku berkenalan terlebih dahulu saat anak-anak cewek lainnya hanya melihatku dari kejauhan.” Miko berkata dengan tersenyum dan pandangannya lurus ke depan. "Agresif dong kalo gitu! Aku sih ya kalo cewek begitu mending mundur aja!" Elvan menimpali. "Haha! Ini tidak seperti yang kamu bayangkan, El! Dia ini cukup berani dan sangat terus terang, tidak munafik dan apa adanya." Miko berkata dengan mata yang berbinar menceritakannya. “Dia … salah satu yang sangat berbeda dari yang lain, entah darimana dia bisa mendapatkan banyak informasi tentangku. Kamu tahu, bahkan dulu, aku pernah beberapa
Read more
Bab 193. Tidak Boleh!
Mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Elvan itu membuat Miko terkekeh ringan. Dia benar-benar geli mendengar respon elvan ini. “Jangan terlalu keras, bersikap santailah sedikit, El. Kalau urusanmu selesai di luar, kamu masuk saja! Lagian ngapain sih kamu di luar?” tanya Miko. “Aku hanya menuruti kata calon istriku, dia bilang aku harus masuk setelah dia masuk terlebih dahulu, jadi aku sedang menunggu waktu yang tepat saja! Lagipula aku datang bukan untuk mengamati proyek itu! Aku datang untuk pekerjaan yang lain.” Elvan berkata santai. “Ya aku tahu kamu datang untuk pekerjaan menempel padanya, kan?” Miko berkata merujuk pada Diva. “Ada apa sebenarnya? Katakan saja jangan banyak basa-basi.” Elvan berkata sambil menyedot minumannya itu, dia tahu benar, tidak mungkin Miko hanya sekadar menghubunginya kalau tidak ada alasan dibaliknya. Miko tidak sekurangkerjaan itu. “Semua sudah selesai. Apa kamu tidak mau memberikan arahan pada mereka?" Pertanyaan Miko ini, membuat Elvan me
Read more
Bab 194. Sikap Diva
Ucapan Elvan membuat suasana di ruangan ini menjadi dingin, apalagi Diva melihat kilatan tegas dari mata Elvan terhadap Miko. Diva tidak menyangka kalau kisah roman picisan tentang kecemburuan seorang pasangan malah terjadi padanya! Diva berusaha tenang, 'Diva cepat pakai otakmu untuk memisahkan dua orang ini!' teriak dirinya yang lain dari dalam. “Van, kamu jangan begitu dong ….” Diva berusaha untuk mencairkan suasana. “Kamu kenapa? Kamu mau bicara dengan Kak Zaydanmu ini?” Elvan berkata dengan nada tidak suka dan tatapan tajam ke arah Diva. “Itu aku ….” Diva makin merasa serba salah, dia sebenarnya juga tidak tahu perasaan gila yang sekarang ada dalam hatinya ini. “Iya-iya aku mengerti, jangan memarahi Diva, dia tidak mungkin melenceng dari garis yang dia buat!” Miko berkata dengan serius, Miko tahu sifat Elvan yang satu ini. Elvan tidak akan melunak dengan apapun yang sudah dia putuskan. “Bagus kalau kamu tahu,” ucap Elvan masih dengan menatap tajam ke arah Miko. Diva menghe
Read more
Bab 195. Aku Menyesal Diva
Jelas sekali hal ini membuat Elvan sangat terkejut, sedangkan Miko hanya menganggukan kepalanya. “Maaf, aku tidak bermaksud untuk tidak menjaga perasaan calon suamimu ini tapi–” “Aku juga ingin mengatakan padamu, kalau aku tidak tertarik dengan cerita masa lalu dan hal yang berkaitan dengan itu. Aku tidak ada minat untuk mengenang, bagiku hal yang terlewat adalah sesuatu yang berjalan menjauh, sedangkan hal sekarang yang sedang dijalani harus dihargai dengan sebaik mungkin.” Diva memotong ucapan Miko. Elvan masih diam dia masih sedikit terkejut dengan ucapan yang keluar dari mulut Diva ini. “Aku hanya tidak ingin ada kesalahpahaman dengan hubungan kami yang belum lama ini. Jadi, kuharap kamu mengerti.” Diva melanjutkan dengan tegas dan menatap Miko dengan lekat. Diva menghela napas dalam lalu mengalihkan pandangnua ke arah Elvan. "Kamu ke sini dengan siapa?” tanyanya pada Elvan. “Ah?!” Elvan terkesiap, tersadar dari pikirannya sendiri. “Kami diantar Andi ke sini. Mungkin sebenta
Read more
Bab 196. Paparazi
Diva benar-benar pasrah kali ini, dia sukses menahan laju air matanya untuk tidak keluar, dia menarik napas dalam untuk menciptakan ruang besar agar dadanya tidak terasa sesak. Sekujur tubuhnya terasa membeku. Dia juga tidak bisa menyalahkan Elvan atas apa yang dia perbuat, kalaupun tidak sekarang, Elvan lambat laun juga pasti akan tahu tingkahnya ini. Ternyata, sikapnya yang seperti inilah yang membuat pria tidak menginginkannya, terlalu terang-terangan bahkan sangat terkesan agresif. pria lebih menyukai wanita anggun yang pemalu dan lemah lembut, sedangkan dirinya? Ah! Mungkin kemarin Elvan belum menyadarinya. “Dengarkan aku,” Elvan kembali mendekatkan wajahnya ke arah Diva lalu menyelipkan rambut Diva ke belakang telinganya, dan berbisik, “Aku menyesal karena tidak bertemu denganmu sejak lama. Jadi, sekarang jangan pernah berpikir untuk kabur dariku!” Setelah mengatakan hal itu, Elvan membawa Diva dalam dekapnya. Diva yang awalnya sudah berpikiran buruk ini kembali tidak bisa
Read more
Bab 197. Tentang Puisi
Di dalam kendaraan ini, Elvan terus melihat kearah Diva, tatapannya tidak bergeser sedikit pun, membuat Diva merasa sedikit risih. “Kamu kenapa sih?” Diva berkata dengan mengerucutkan bibirnya. Elvan hanya menggeleng dan tersenyum, kalau saja tidak ada Andi saat ini sudah dipastikan Elvan akan langsung membawa wanita itu dalam pelukannya, entah kenapa sepertinya memeluk Diva sudah menjadi candu baginya, terasa sangat nyaman dan menenangkan. “Van, jangan bilang kamu mulai sedikit menggila karena senyum-senyum aneh seperti orang mesum begitu!” Diva berkata dengan menunjuk ke arahnya. Elvan langsung mengangguk cepat, “Ya benar, aku makin menggila karena kamu! Tapi, kamu harus catat, aku tidak pernah berpikiran mesum. Apa kamu ... sedang membicarakan diri sendiri, hehm?” goda Elvan. Hal ini spontan membuat Diva terkejut. “Kamu bisa bersikap normal gak sih? Jangan ngomong yang aneh-aneh ya, kamu sedang menggukan teknik serang balik, ya?” Diva menyipitkan sebelah matanya melihat ke arah
Read more
Bab 198. Aku Cemburu
Mendengar permintaan tidak masuk akal dari Zaydan itu membuat Nina jelas tertawa sinis dan meremehkan Diva.“Tapi, kalau kamu tidak sanggup melakukannya, jangan pernah sekalipun terlihat di depanku! Karena aku tidak suka!” Zaydan berkata dengan ketus dan sangat pedas.Namun, reaksi Diva justru berbeda, dia menganggap ucapan Zaydan ini seolah dirinya mendapatkan secercah harapan, Diva tersenyum pada anak laki-laki itu dengan sangat manis sekali, membuat Zaydan untuk sesaat menatapnya heran.“Baiklah! Terima kasih kesempatannya, Kak! Sekarang, apa aku boleh tidak melanjutkan lagi wawancara ini dan melanjutkan misi yang Kak Zaydan berikan padaku saja?” tanya Diva padanya dengan mata yang berbinar lebar.Zaydan melihatnya lagi dengan mengerutkan keningnya lalu berpikir sejenak kemudian mengangguk mengizinkan Diva untuk keluar dari tempat itu. "Silakan saja, tapi ingat jika besok pagi kamu tidak memberikannya maka-""Iya-iya aku tahu konsekuensinya, jangan diulang-ulang terus," ucap Diva. S
Read more
Bab 199. Miko Mengenang Masa Lalu
Miko kembali ke ke rumah sakit tempat neneknya dirawat. Dia melihat ke arah wanita tua yang sangat lemah itu terbaring di sana dengan alat bantu medis. “Nek, nenek ingat dengan anak perempuan yang dulu itu? Sekarang dia benar-benar bersinar seperti bintang! Bahkan sudah memiliki planet sendiri yang selalu memutarinya.” Miko berkata dengan suara lemah dan terdengar getir di sana. “Entah aku harus senang atau sedih, tapi yang jelas, aku harus mendukungnya! Mereka memang pasangan yang cocok.” Kembali Miko berkata dengan suara rendah, kali ini terdengar seperti ingin menumpahkan luapan emosinya. Miko terbayang kegigihan Diva saat mendekatinya. Diva menyerahkan sebuah buku tulis bewarna biru dengan gambar boneka beruang di depannya. Dia dengan sangat percaya diri mengatakan kalau semuanya sudah selesai dikerjakannya dalam waktu satu malam. Zaydan terkejut melihat tulisan-tulisan Diva ini, lalu saat istirahat tiba dia menyuruh seorang adik kelas yang melintas di depannya untuk memanggil
Read more
Bab 200. Pesan Diva di Grup Obrolan Kantor
Miko menghubungi Diva, tetapi panggilannya tidak dijawab. “Ya ampun! Bisa gila aku kalo begini! Elvan, ya aku harus hubungi Elvan saja.” Sayangnya panggilannya juga tidak dijawab oleh Elvan, membuat Miko mengumpat kesal, “Apaan sih dua orang ini! Padahal aku mau bilang hal yang penting, malah mereka gak ada yang terima teleponku. Nanti kalo masalahnya sudah besar malah memaksa untuk melakukan ini itu!” Kembali Miko menghubungi Elvan, berkali-kali juga panggilan itu belum diangkatnya. Mau tidak mau dia harus mengirim pesan! [Cek Grup kantor sekarang! Apa kalian harus memberi kejelasan dengan berita gila ini?] Setelah mengirimnya Miko menekan tombol silent. “Aku akan konsentrasi dengan kegiatanku malam ini!” ucapnya santai lalu memasukkan benda pipih itu kembali ke saku kemejanya. “Nenek, Miko pulang dulu, nanti Miko akan datang ke sini kalau sudah selesai urusan pekerjaan.” Miko lalu mencium wanita tua itu dan segera pergi dari tempat itu. Sementara itu, masih di dalam mobil mil
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
26
DMCA.com Protection Status