All Chapters of Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris: Chapter 161 - Chapter 170
263 Chapters
Mengusir Fatma
“Tunggu, aku yakin ini gara-gara istrimu itu. Dia pasti sudah mengadu yang bukan-bukan padamu ‘kan?” Fatma menyimpulkan, tidak mungkin keponakannya itu tiba-tiba menarik kembali ucapannya tanpa sebab. “Bukan karena dia mengadu, tapi karena Tante sama sekali tidak menghormatinya sebagai istriku.” Hilbram mengingatkan wanita itu. Jika dia masih membutuhkannya, seharusnya juga menghormati istrinya. “Apa yang perlu dihormati dari wanita pelacur sepertinya?” Fatma jadi emosi saja mengetahui sebab Hilbram menarik kembali bantuannya, karena membela wanita itu. Hilbram menatap tajam Fatma mendengar wanita itu menghina istrinya dengan kemarahan. “Tarik kembali ucapan, Tante! Minta maaf pada Ayesha!” tukas Hilbram, namun melihat Fatma seolah tidak mau melakukannya. “Untuk apa aku meminta maaf, sejak kedatangan wanita yang kau ambil dari tempat pelacuran itu, keluarga kita berantakan, Bram!” Fatma tidak berhenti mempengaruhi Hilbram. Rahman sudah menyampaikan bahwa dokter mengatakan kem
Read more
Menu Yang Berubah
Ayesha terlihat berjalan masuk ke kantor. Dia melihat Dannil dan Verni sedang bersama. Entah mengapa mereka sepertinya sengaja berhenti untuk menunggunya.“Selamat pagi?” sapa Ayesha pada dua orang itu.“Sha, kau diantar siapa?” Dannil bertanya dengan raut menyelidik.Ayesha menatap dua orang itu dan menyembunyikan keresahan tentang apakah mereka melihatnya turun dari mobil yang mengantarnya tadi?Dia menoleh ke belakang melihat sebuah mobil berhenti di depan daycare untuk menurunkan seseorang. Ketika berlalu, orang yang diturunkan tidak terlihat dari tempatnya berdiri.Ayesha pikir, mereka juga tidak akan melihat saat supir menurunkannya di depan daycare tadi. “Kenapa? Aku setiap hari memang ada teman searah yang menumpangi. Apa penting untuk memberitahu dengan siapa aku diantar?”Verni yang sejak tadi terdiam jadi ikutan menyahut.“Pak Dannil ini kemarin melihatmu masuk ke mobil mewah, jadinya dia tadi mencoba memastikan apakah penglihatannya benar. Kami merasa mobil mewah yang
Read more
Membawa Adam Ke Kantor
Ayesha merapikan beberapa dokumen yang sudah selesai dikerjakannya. Sudah saatnya untuk pulang. Dia menekuk—nekuk jemarinya yang tegang karena seharian harus wara-wiri di atas keyboard.“Akhirnya selesai juga, Alhamdulillah!” ucap Ayesha terlihat lega mengambil ponselnya di meja untuk dimasukannya ke dalam tas. Namun benda pipih itu terlihat berkedip. Ayesha menahannya sejenak untuk melihat pesan dari siapa yang masuk.“Astaga, Adam?!” Ayesha terkejut melihat foto putranya yang duduk di meja kerja Hilbram di kantor ini.“Kenapa, Sha?” Nola yang sudah siap pulang terlihat menjinjing tasnya, namun masih menyempatkan menanyakan mengapa Ayesha tampak terkejut menerima pesan seseorang.“Anakmu kenapa?” tanya Nola memastikan lagi.“Ahaha, anakku tidak apa-apa kok. Tadi hanya lihat fotonya yang belepotan dari pengasuh daycare.” Ayesha jadi terpaksa berbohong karena temannya yang selalu kepo itu.“Oh, aku kira ada apa? Ya sudah aku duluan baliknya!”“Baik, hati-hati Nola!”Ayesha melambaikan
Read more
Panggilan Dari Thalita
“Astaga, aku kira Mas yang hebat bisa buat dia anteng di depan meeting tanpa rewel.”Ayesha baru tahu bagaimana pria ini bisa membuat anaknya tidak rewel. Ternyata ada layar bersebelahan yang membuka channel cocomelon. Meski suaranya di mute, tentu gambar-gambar lucu itu menarik perhatian Adam.“Sini anak aku, enak saja masih kecil sudah dieksploitasi untuk meeting!” gumam Ayesha mengambil Adam dari tangan sang papa yang hanya tertawa kecil itu.Tapi Hibram serius, Adam adalah putranya. Dia sudah akan mengenalkan dunianya ini sejak dini pada sang putra. Karena pada akhirnya dialah yang harus mengambil alih tanggung jawab.“Enak saja, kalau Adamnya pengen jadi penyanyi atau yang lain bagaimana?” Ayesha mengomentari ucapan suaminya yang sudah lebih dini menyatakan bahwa sang putra adalah big bos perusahaan ini pada akhirnya.“Waaah, berarti kita harus bikin anak banyak biar tidak bingung cari penerus.” Hilbram mentowel pipi istrinya itu, lalu menciumnya karena sudah kangen.“Ahhhhh....
Read more
Merasa Cemburu
Niat hati hanya ingin mengalihkan fokus perhatiannya saat sang suami menelpon mantan istrinya itu, Ayesha iseng menghubungi Hanin.Tidak tahu apa yang ingin dibicarakannya, asal dia bisa mengalihkan pikiran negatifnya saja. Supaya, tidak juga terkesan masih ingin tahu apa yang dibicarakan dua orang itu. “Ada apa, Sha?” Hanin terlihat masih repot tapi mengangkat ponsel temannya itu.“Ah, enggak apa-apa, hanya nanya kabarmu saja!”“Jangan iseng deh, katakan ada apa?” Hanin mendesak, Ayesha jadi bingung harus membahas apa?“Kau ada masalah lagi dengan suamimu?” Hanin hanya menerka-nerka.“Oh, Tidaklah!” Ayesha menjawab cepat. Mereka tidak ada masalah.“Lalu kenapa menghubungi aku....” Hanin terlihat sebal dengan Ayesha. Tidak biasanya dia iseng begini.“Apa itu, temanmu yang EO itu, apa sudah punya penyanyi?” Sedikit belibet menyampaikannya. Hanya itu hal yang diingat Ayesha yang belum dibahasnya dalam setiap kali dia dan Hanin ngrumpi.“Oh, aku baru ingat, Sha. Dia masih nanyain
Read more
Gosip
“Aduh, Nin. Gimana ini?” Ayesha jadi bingung karena Hanin menelponnya untuk mengkonfirmasi bahwa temannya yang EO itu sudah menyetujui Ayesha yang akan menjadi singer di acara yang di handle.Waktu itu, dia sedang kesal dan resah hingga tidak sengaja mengiyakan. Setelah berpikir jernih, Ayesha tentu saja tidak bisa melakukan hal itu tanpa seizin suaminya.“Gimana apanya? Kan kamu sendiri yang menyanggupinya waktu itu?” Hanin jadi keheranan dengan sikap Ayesha.“Ini sudah mepet, lho, Sha? Jangan macam-macam deh!” Hanin yang malah tegang sendiri.“O-oke, aku akan coba ngomong baik-baik ke Mas Bram, barangkali dibolehin! Aku enggak mungkin Nin bisa keluar tanpa izin Mas Bram. Kamu kan tahu sendiri kemana-mana kita dikawal!” Ayesha meminta pengertian temannya itu. Dia pasti tahulah keadaan Ayesha.“Hhg, buruan, aku tunggu ya, jangan lama-lama, biar kalau kamunya enggak jadi temanku itu bisa cari gantinya!”“Oke, Sayangku! Kau memang yang paling pengertian. Aku mencintaimu!” ujar Ayesha
Read more
Hampir Dilecehkan
Hilbram diberitahu bahwa Ayesha mendatangi lantainya saat masih ada tamu di ruangannya. Lalu dia bergegas menghubungi istrinya itu.“Ada apa tadi ke ruanganku?” tanya Hilbram. Saat itu Ayesha sudah di daycare mengunjungi Adam putranya.“Hanya ada perlu sedikit, tapi tidak apa nanti saja di rumah aku sampaikan.”“Sudah makan siang kamu?” tanya Hilbram mengingatkan Ayesha.“Sudah, Mas. Mas sudah belum?”“Ini baru mau makan siang. Nanti pulangnya dijemput supir saja, ya. Aku harus ninjau proyek bersama Taher.”“Baik, Mas!”“Adam tidak rewel ‘kan?”“Tidaklah, Papa. Adam habis makan siang sama Sus Nur, ya, Nak?” Ayesha memangku anaknya agar bisa ikut mengobrol dengan sang papa.“Papapapa...” celoteh anak itu. Membuat sang papa di seberang sana terdengar tertawa kecil.“Ya sudah, makan siang papa sudah siap. Sampai ketemu di rumah ya?”“Daah, Papa!” Ayesha memungkasi panggilan. Adam yang sudah tidak bisa lama-lama dipangku itu merosot maunya belajar merangkak.“Sebentar dong, Nak. Mama
Read more
Curiga
Semalam Hilbram pulang larut saat Ayesha sudah terlelap dalam tidurnya. Jadi mereka belum membicarakan tentang apa yang ingin Ayesha sampaikan. Pagi ini kelihatannya pun suaminya tidak bisa diganggu karena Taher sudah membuatnya sibuk di ruang kerjanya dengan beberapa dokumen yang membutuhkan tanda tangannya. “Adam sudah halum?” Ayesha menimang putranya yang sudah rapi itu. “Bentar, tunggu papa dulu ya, kita berangkat bareng papa!” “Papapapap!” Adam seolah sudah tidak sabar. Melihat mamanya sudah rapi, dia tahu bahwa akan segera berangkat ke tempat bermainnya di daycare. Sedikit siang mereka baru berangkat karena Hilbram masih ada yang harus dikerjakan. Dia juga tidak mengizinkan Ayesha berangkat duluan. Jadi Ayesha harus bersabar menunggu sang suami. “Aku pikir kau sudah tidak mau ke kantor karena kejadian kemarin?” ujar Hilbram yang duduk di belakang, membiarkan Taher menyupirinya. Karena setelah ini mereka akan ke luar kota untuk sedikit urusan. “Oh, jadi Mas sudah tahu hal it
Read more
Selingkuh
“Astaghfirullah!” Ayesha yang baru masuk benar-benar terkejut melihat beberapa orang duduk dengan serius mendengar arahan suaminya, lalu kompak menatap ke arahnya dengan tatapan yang mengerikan sekali baginya. “Maaf, aku—aku sudah salah masuk!” ujar Ayesha yang kemudian menyadari kebodohannya. Mana mungkin dia bisa salah masuk ke ruangan big bos. Mata-mata itu semakin menelanjangi dirinya. Dia benar-benar sudah gegabah. Sudah sukses membuat orang di sana menjadi semakin terheran-heran penuh hal buruk tentangnya. “Ya sudah, kalian bisa keluar dan lanjutkan pekerjaan. Aku akan mengurus karyawan yang nakal yang sudah salah masuk ruangan ini!” ucap Hilbram menahan senyum. Sementara justru membuat pikiran di kepala pegawainya itu sudah kemana-mana. Hanya bisa saling menatap dan tanpa banyak bicara bangkit keluar. Curi-curi lirik pada wanita berhijab yang berdiri canggung itu. “Jadi gosip di kantor ini benar, kalau Tuan kita memang ada affair dengan salah satu karyawan di sini?” tuka
Read more
Sang Penyanyi
“Bangun, Sayang. Bukankah ini masih jam kerja?” Ayesha membelai wajah suaminya yang begitu lelap dalam tidurnya itu. Perlahan mata itupun terbuka lalu menatap wanita yang sudah habis-habisan memuaskannya itu. Dia merasa mulai nampak familiar dengan semuanya. “Terima kasih, Sayang” ucapnya mengecup kening Ayesha penuh sayang. “Ini tidak gratis, lho!” Ayesha mencebik manja dan mengingatkan kesepakatan mereka. Hilbram terkekeh, Ayesha benar-benar menyelami perannya sebagai seorang selingkuhan. Apa yang sebenarnya dia mau? Toh dia sudah pasti mendapatkan semua yang Hilbram miliki. “Waktu itu aku sudah tanpa sengaja mengiyakan tawaran Hanin untuk bernyanyi di acara pernikahan yang dihandle temannya. Boleh ya?” Hilbram menatap Ayesha dengan terkejut. Bagaimana mungkin dia akan mengizinkan istrinya menjadi penyanyi di sebuah acara pernikahan? “Ingat, sudah janji lho tadi?” Ayesha menandaskan, sebenarnya sudah was-was saja pria ini tidak akan mengizinkannya. “Kali ini saja, bol
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
27
DMCA.com Protection Status