All Chapters of Perjalanan Si Gadis Penyihir Angin: Chapter 31 - Chapter 40
61 Chapters
Bab 31 : Sepasang Bunga yang Layu
Tolvanstad, Vitania Utara.Petang itu cuaca sangat gelap seperti akan ada badai besar yang menerjang. Angin pantai bertiup kencang.Dan bukan hanya itu, tersiar kabar juga pada penduduk desa selatan bahwa desa utara ‘dalam bahaya’. Masyarakat pun berkumpul di balai desa selatan.“Kenapa ini bisa terjadi?”“Apa yang harus kita lakukan?”“Kepala desa, kenapa ini?”“Kita harus segera selamatkan orang-orang di utara,”Balai desa selatan nampak dipenuhi oleh masyarakat yang berkumpul disana. Mayoritas dipenuhi oleh para kepala keluarga dan pemuda, termasuk ayah Rikka. Sementara itu putrinya tengah menunggu di teras rumahnya sambil menjaga ibunya di dalam. Gadis itu sebenarnya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi di desa utara, namun sang ayah melarangnya untuk keluar dari rumah itu.Di tengah suasana yang cukup mencekam tersebut, terdengar suara sayup-sayup dari semak-semak di dekat rumahnya. Kebetulan semak-semak itu berada di dekat hutan di belakangnya.“Eh, apa itu?”Sebenarnya Rikka
Read more
Bab 32 : Terbang Melayang
Di bawah rintik hujan, para pengungsi dari Tolvanstad berjalan menyusuri jalan kecil berlumpur. Entah kemana lagi mereka akan pergi setelah kampung halamannya tergusur oleh proyek pertambangan mineral itu. Ganti rugi yang diberikan juga tidak cukup untuk mengganti semuanya. Kini mereka terpaksa mencari tempat tinggal yang baru.Kelompok mereka terpecah, dan salah satu kelompok mereka bergerak menuju selatan. Mereka sekarang berjalan menuju jalan raya dan mencari angkutan murah untuk mengangkut mereka semua. Adapun tujuan mereka menuju ke Trossbourgh, Matrotshaven, ataupun mungkin ke ibukota Chekovia.Mereka melewati sekumpulan ibu-ibu yang tengah berbincang di sebuah kedai. Sekilas mereka terdengar sedang membicarakan suatu hal.“Wah, kau dengar itu? Katanya pas penggusuran di Tolvanstad itu ada gadis kecil yang dipukuli Kochi gara-gara lempar molotov ya?”“Iya, itu. Memang tindakannya berlebihan, tapi ya harusnya para Kochi tidak perlu sampai memukuli bocah itu juga,”“Eh iya, katanya
Read more
Bab 33 : Hembusan Angin
Mereka menghentikan pertarungan. Keduanya saling melompat mundur begitu menyadari bahwa mereka pernah bersama sebagai sepasang sahabat yang berasal dari Tolvanstad.“Anne?”“Rose?”Keduanya seakan tak percaya dengan pertemuan yang tak terduga itu.“Tidak mungkin. Sejak kapan kau jadi gadis penyihir?” tanya Antilles.“Mustahil, kau juga,” ujar Rikka.Rikka Gallipolia alias Rose dan Antilles Samarchia alias Anne itu saling menatap satu sama lainnya. Keduanya tak menyangka bahwa mereka akan bertemu kembali setelah sekian lama terpisah, dan kini mereka dalam satu organisasi yang sama.“Sungguh, aku tidak percaya kalau kita bisa bertemu kembali disini,” ujar Rikka.Rasa rindu yang telah ia pendam sekian lama akhirnya tuntas sudah. Antilles atau Antillia sudah ada di depan matanya. Disatu sisi ia benar-benar bahagia bisa kembali bertemu dengan sahabat lamanya itu. Namun disisi lain ada satu pertanyaan yang terbesit di benaknya.“Anne, kenapa kau melakukan semua ini?”Rikka bertanya pada wan
Read more
Bab 34 : Pelarian
Tak terasa mentari sebentar lagi terbenam di ufuk barat Vitania. Lampu-lampu di rumah warga dan jalan-jalan yang sering dilalui kendaraan mulai dinyalakan, menyambut kegelapan malam yang sebentar lagi akan tiba.Suasana Matrotshaven sebenarnya cukup ramai dan damai seperti biasanya. Namun kali ini tidak bagi Floria. Keberadaan Alisa yang merupakan seorang gadis penyihir Karelia sudah diketahui oleh Brigade Penyihir. Dirinya juga sudah dirapalkan sebagai ‘pengkhianat Vitania’ yang artinya dirinya sudah sah sebagai target pembunuhan gadis penyihir Vitania lainnya.BRUMM BRUMMUntuk menghindari kerumunan masyarakat, mereka pun terpaksa melewati jalan lingkar timur yang lebih sepi di tengah gerimis.“Sekarang kita harus kemana, Flo? Kita sudah tak bisa kembali lagi ke Selenaberg?” tanya Alisa.“Entahlah, aku juga tidak tahu,” jawab Floria. Keduanya nampak kebingungan untuk memutuskan pergi kemana. Sekarang mereka sudah tak bisa hidup dengan da
Read more
Bab 35 : Sang Penebas Waktu
“Ti-tidak mungkin. Dia disini?”Flo benar-benar ketakutan melihat wanita bergaun putih itu. Sebagai bagian dari divisi spionase, dia hampir tau betul siapa saja gadis penyihir petinggi Brigade Penyihir yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Tapi karena dirinya yang sekarang telah dicap sebagai pengkhianat, berhadapan dengan mereka adalah mimpi buruk baginya.“Floria Fresilca, peringkat 165 dari divisi spionase. Aku terkejut bisa bertemu lagi denganmu disini. Tapi kita sepertinya sudah berbeda posisi ya,” ucap wanita itu.Flo masih bergeming disana, tak mampu menjawab perkataannya.“Hei, wanita bergaun putih. Sebaiknya kau pergi sana sebelum kami bertindak tegas padamu,” ujar Mayer pada wanita itu.“Ah, sepertinya kalian terlalu bersemangat, ya. Aku pun belum memperkenalkan diriku loh,” katanya dengan tangan di pipi.“Jangan banyak tingkah. Sekali lagi kau mendekat maka kau akan kami habisi,”Mayer terlihat mengancam wanita itu, tapi ia malah tersenyum padanya. Entah apa yang dipikirk
Read more
Bab 36 : Memori
WUSHHPertarungan sengit antara mereka bertiga pun dimulai tepat setelah Floria melepaskan sihir perisainya.WUSHH WUSHH WUSHHAlisa bergerak dengan sangat cepat kesana kemari layaknya angin topan. Saking cepatnya, Isabel tak mampu melihat pergerakannya. Namun hal itu rupanya masih belum apa-apa di mata wanita itu.“Percuma saja, gadis Karelia,”TOKKIsabel menghentakkan tongkatnya kembali ke tanah. Waktu pun seketika berhenti beserta seluruh objek yang ada di sekitarnya. Alisa yang terlihat bersiap menyerang wanita itu dengan belatinya juga nampak diam melayang.Hal itu pun dimanfaatkan Isabel untuk menghabisinya, sama seperti yang ia lakukan pada Mayer.“Sayang sekali kau kurang cepat,”Isabel menyayat leher Alisa dengan pisaunya. Hal itu pun membuat lehernya mengeluarkan cairan. Namun cairan yang keluar dari lehernya itu bukanlah darah, melainkan air biasa. Hal tersebut sontak membuat Isabel terkejut.“Apa? Sihir bayangan?”Isabel menghentakkan tongkatnya kembali ke tanah dan membua
Read more
Bab 37 : Di Rumah Keluarga Campania
Distrik Schtiria, Kota Trossbourgh, Vitania Utara.Wilayah itu merupakan distrik paling selatan diantara 5 distrik yang membentuk kota tertua di Vitania tersebut. Berbeda dengan Distrik Helzenburg dan Wiensmark yang merupakan daerah urban, Distrik Schtiria merupakan wilayah suburban dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu banyak. Wilayah pemukiman penduduknya juga tidak terlalu padat karena lebih dari 50% wilayah distrik ini merupakan perkebunan milik warga.Dengan didukung tanahnya yang lebih subur dibandingkan distrik lain di Trossbourgh, masyarakat Schtiria kebanyakan berprofesi sebagai petani di kebun-kebun mereka. Hasil perkebunan itu yang nantinya mereka jual di beberapa sudut kota.Hal ini juga dilakukan oleh dua orang gadis muda yang tinggal bersama ibu mereka. Dengan menanam berbagai jenis sayuran, mereka juga menjualnya ke pusat kota untuk membiayai kehidupan keluarganya.Terlihat seorang gadis muda yang menghampiri gadis lain yang merupakan kakaknya sembari menunjukkan seb
Read more
Bab 38 : Awal Dari Segalanya
Distrik Schtiria, Kota Trossbourgh, Vitania Utara.Beberapa hari berlalu semenjak peristiwa aneh yang mempertemukan mereka berdua dengan gadis penyihir misterius itu. Kini Isabel dan Renata kembali menjalani rutinitas mereka sehari-hari.“Huh, hari ini lebih dingin ya, Kak,” ujar Renata.“Wajar saja, semalam 'kan hujan deras sekali,” jawab Isabel.Mereka berdua pun berniat untuk pergi ke pusat kota demi kembali berdagang. Namun disaat mereka baru saja keluar dari halaman rumah, tetangga mereka Paman Ricardo yang tengah duduk di halaman depan rumahnya menyahut Isabel.“Isabel, tolong kesini dulu,”Ia pun menghampiri pria itu yang tengah memijat-mijat kakinya yang terkilir kemarin.“Iya, ada apa Paman Ricardo?” tanya Isabel.“Paman boleh minta tolong ke kamu tidak?”“Minta tolong apa, Paman?”“Kaki paman 'kan masih sakit ini, jadi paman tidak bisa mengantarkan barang-barang itu pada Bibi Estelle di Wiensmark. Paman boleh minta tolong ke kamu untuk mengantarkannya gak? Kamu bisa mengendar
Read more
Bab 39 : Kelahiran Sang Penyihir Waktu
Distrik Constantina, Vitania Tengah.Di sebuah distrik kecil di tengah hutan taiga yang berjarak 10 kilometer sebelah timur kota Salzyburg itu, sekelompok gadis remaja berkumpul di sebuah lapangan untuk dirapalkan. Mereka berasal dari berbagai daerah yang cukup dekat dengan base camp tersembunyi itu, salah satunya dari Trossbourgh. “Ibunda, maafkan aku karena aku tak bisa menyelamatkannya. Maafkan aku yang tak bisa menyelamatkan keluarga kecil kita. Sekarang Ibunda lebih baik tinggal bersama Paman Arnold saja. Maafkan aku karena ketidakmampuanku ini,”Isabel Campania juga ikut dalam kelompok itu. Setelah kehilangan adiknya yang sangat ia sayangi, gadis itu memutuskan untuk menjual seluruh peninggalan mendiang ayahnya, termasuk rumah dan kebun. Dirinya juga memutuskan untuk pergi ke selatan dan meninggalkan sang ibu.“Aku akan pergi ke tempat yang cukup jauh dari sini, dan entah kapan diriku akan kembali lagi, aku tidak tahu. Yang jelas, sekarang aku akan berjuang untuk menebus semua d
Read more
Bab 40 : Sang Pemimpin
Distrik Constantina, Vitania Tengah.Isabel Campania, seorang gadis penyihir senjata yang mampu menghentikan waktu seketika berubah 180 derajat di mata semua orang. Gadis bergaun putih yang awalnya benar-benar diremehkan hingga sempat terusir dari base kini berubah jadi sosok yang paling ditakuti di tempat itu.Bukan tanpa alasan. Hanya dalam waktu kurang dari satu bulan saja, ia sudah jauh melampaui kemampuan Alexa ‘De Cutter’ yang awalnya merupakan gadis penyihir terkuat di base itu. Sihir waktunya yang mengerikan dan kemampuannya dalam bermain pisau menjadikannya tak terkalahkan. Dan hanya dalam waktu kurang dari satu tahun, Isabel kini dikenal sebagai salah satu gadis penyihir terkuat di Brigade Penyihir Garis Depan Vitania.Kecakapannya dalam bertarung akhirnya membuat dirinya menjadi petinggi Base Constantina, menggantikan Alexa yang dipindahkan ke base lain. Namun dalam gaya kepemimpinannya, ternyata ia lebih bengis daripada pengguna gunting raksasa itu.BRUKK“Aghh...”“Lemah s
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status